20180120

Kebaktian Doa, Sabtu 20 Januari 2018 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 3:8-10
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
Seorang pengajar atau seorang pemimpin (Nikodemus), pelajaran dasarpun dia tidak pahami. Bagaimana untuk membawa umat kepada kesempurnaan. Kalau seorang pemimpin bahkan disebut seorang pengajaran tetapi tidak mengerti hakekat pelajaran mula-mula, pelajaran dasar, maka mustahil dari pelayanannya akan berhasil membawa umat menuju pada kesempurnaan. Padahal tujuan akhir, bahkan itu adalah rancangan Tuhan, Tuhan telah memprogramkan kesempurnaan itu. Bahkan sebelum dunia diciptakan Tuhan sudah program. Jadi bagaimana pemimpin-pemimpin sekarang yang seperti Nikodemus, tidak mengerti pelajaran dasar atau pelajaran mula-mula tetapi mau berbicara tentang kesempurnaan Tubuh Kristus, itu sangat disayangkan.

Dari belakang mimbar ini kita dibawa oleh Tuhan untuk mengenal 6 pelajaran dasar dan ditutup dengan pelajaran kesempurnaan. Itu sama dengan tangga yang menunjuk takhta Salomo yang disebut takhta Tuhan. Ada 6 anak tangga yang harus dilalui baru sampai di tempat duduknya. Demikianlah perjalanan peningkatan gereja Tuhan dalam hal tingkat kerohanian yang perlu dipahami.

Kita sudah mengikuti bagaimana tentang iman, pertobatan, baptisan air, penumpangan tangan, hidup kekal dan kebangkitan orang mati. Itu adalah pelajaran dasar. Salah satu tidak dimengerti dengan jelas sama dengan salah satu anak tangga terlepas. Bagaimana kita mau berpindah pada anak tangga kedua, ketiga, keempat sampai pada  kesempurnaan kalau tidak melewati trap-trap ini.

Kami sebagai hamba Tuhan, jangan seperti pemahaman Nikodemus waktu itu, walaupun akhirnya rohaninya meningkat setelah jumpa maha guru (Yesus). Gambaran kasat mata yang kita lihat di akhir zaman ini, betapa banyak pemimpin-pemimpin, pengajar-pengajar yang bolong tentang anak-anak tangga ini.

Kita sudah melewati 6 anak tangga itu, sekarang kita bicara tentang takhtaNya atau tempat dudukNya. Itu bicara sempurna, dalam bahasa Ibrani disebut Salem atau dalam bahasa Yunani disebut Teleyohi. Artinya kehidupan yang tanpa cacat dan kerut noda dosa. Tidak bakal kita mencapai ini kalau pelajaran dasar tidak mantap. Tentu harus mantap lebih dahulu pelajaran dasar. Kalau dia memahami dan mengerti pelajaran dasar maka dengan sendirinya kehidupan itu akan menyadari “aku sekarang masih dasar”. Tentu ada tujuan peletakan dasar ini. Tidak mungkin seseorang meletakkan pondasi tanpa tujuan. Tentu tujuannya adalah untuk membangun sebuah rumah.

Sekarang kita sampai pada persoalan kesempurnaan.
Ibrani 6:1 (Terjemahana Lama)
6:1 Sebab itu baiklah kita berhenti daripada menerangkan pengajaran Kristus yang mula-mula itu, langsungkanlah kepada kesempurnaan: Janganlah lagi kita membubuh alas, yaitu dengan pengajaran hal tobat daripada perbuatan yang membawa kepada mati, dan iman kepada Allah,

Jangan berhenti kalau belum mantap persoalan pelajaran mula-mula. Tidak mungkin ada pelajaran kesempurnaan kalau tidak mantap persoalan pelajaran mula-mula.

Ibrani 6:3
6:3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.

Ibrani 6:3 (Terjemahan lama)
6:3 Demikianlah kita berbuat kelak, jikalau diizinkan Allah.

Bahasa ini kalau menurut logika kita membingungkan. Artinya kesempurnaan itu tidak murahan, hanya dipahami oleh orang yang mantap pelajaran mula-mula. Apakah Tuhan tidak mengizinkan hidup tanpa cacat cela? Tuhan justru mendorong. Kalau menghadapi orang yang belum mengerti pelajaran mula-mula maka pelajaran mula-mula itu lebih dahulu diterapkan. Kalau orang yang sudah mengerti pelajaran mula-mula maka bisa lanjut, berarti sudah diizinkan. Tidak bisa dilanjutkan pada kesempurnaan kalau orang itu belum matang pelajaran mula-mula. Artinya tidak mungkin sampai kesempurnaan bila dasarnya salah.

Dipertanyakan sekarang apakah saudara sudah paham pelajaran mula-mula?  Ini tanggung jawab kami hamba Tuhan untuk memantapkan pelajaran mula-mula. Makanya persoalan baptisan air juga harus mantap. Karena percakapan Tuhan Yesus dengan Nikodemus itu persoalan kelahiran baru. Yang tidak jelas harus menjadi jelas. Penumpangan tangan yang belum jelas harus dijelaskan.

Hal ini sudah diprogramkan oleh Tuhan.
Efesus 1:4
1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Sebelum dunia dijadikan, Tuhan sudah memprogramkan gereja Tuhan yang sempurna. Setelah manusia diciptakan, mereka ditempatkan di dunia ini, akhirnya dunia ini rusah. Tuhan sudah melihat kerusakan yang akan terjadi. Karena adanya kerusakan ini maka Tuhan mencanangkan atau memprogramkan bahwa manusia yang rusak itu akan Tuhan benahi kembali. Lewat apa? Lewat Firman Pengajaran. Untuk ditempatkan kudus tanpa cacat dan cela, kembali ke Firdaus. Sebabnya kita gereja Tuhan jangan santai-santai sekarang ini.

Bagaimana caranya kita dikuduskan?
Efesus 5:26
5:26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,

Diawali dengan pengorbanan Kristus Yesus.
Kolose 1:22
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Dalam Efesus 5:25 diceritakan tubuh jasmani Kristus telah berkorban di Golgota. Tujuan pengorbananNya ini untuk membawa kita tidak bercela dan tidak bercacat. Untuk meraih ini caranya ada dalam Efesus 5:26 yaitu kita harus mandi air Firman. Berarti kita harus diguyur, harus disirami dengan hujan Firman di dalam gereja. Maksudnya supaya kita mencapai Efesus 5:27.
Efesus 5:27
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

Kesempatan-kesempatan yang Tuhan masih beri kepada kita untuk mendengar Firman adalah untuk kita manfaatkan di mana hidup kita digembleng lewat mandi air Firman pengajaran. Mari kita manfaatkan waktu yang ada pada kita hari-hari terakhi ini. Kalau tidak memananfaatan kesempatan di mana kita bisa mandi, di mana kita bisa digembleng oleh Firman itu diabaikan dan mencari keenakan serta kesenangan daging, mungkin bisa memperoleh hasil duniawi yang banyak tetapi saudara rugi besar. Karena kesempatan untuk kita mandi air Firman Tuhan terlewatkan bergitu saja.

Biarlah kita paham tujuan dari Tuhan dalam Efesus 1:4 dan Efesus 5:27 yang dikatikan Filipi 1:22,10.
Filipi 1:22,10
1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.
1:10 sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,

Tuhan mau meneguhkan kita.
I Korintus 1:8
1:8 Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.

Bagaimana Tuhan meneguhkan kita untuk mencapai kesempurnaan kalau kita meremeh waktu dan kesempatan yang Tuhan beri kepada kita untuk mandi air Firman Tuhan. Silahkan sekolah setinggi-tingginya, silahkan saudara berusaha tetapi jangan lupakan soal waktu untuk Tuhan. Persembahkanlah waktu bagi Tuhan.

71% orang Kristen di Asia Kecil sudah kehilangan. Tinggal 29% yaitu Smirna dan Filadelfia yang tidak kehilangan. Secara pribadi kita periksa, jangan-jangan waktu yang kita sediakan untuk Tuhan cuma 29%, 71% hanya digunakan untuk diri kita. Itu sudah salah, sudah keliru kita! Secara komunitas dunia Kristen sekarang, 71% sudah tidak mandi air Firman, tinggal 29% yang mandi air Firman.

Oleh sebab itu manfaatkan waktu. Sementara Tuhan berikan waktu kepada kita jangan kita korting, jangan kita rampas! Kalau saudara rampas lagi berarti saudara menghindar dari apa yang dicanangkan oleh Tuhan yaitu program yang besar yang mau menampilkan gerejaNya tanpa cacat dan kerut lewat mandi air Firman Tuhan.

Coba perhatikan waktu-waktu ibadah, itulah kesempatan untuk kita mandi supaya kelak tampil tanpa cacat dan cela. Cacat, cela dan kerut ini harus dibersihkan dan itu adalah tujuan akhir Tuhan. Harusnya itu sudah menjadi kerinduan hati kita.
I Tesalonika 5:23
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Tuhan bekerja mulai dari roh baru jiwa dan tubuh kita. Untuk kita bisa meraih ini maka Tuhan Yesus menyerahkan tubuhNya. Bagi anak Tuhan yang paham ini pasti dia akan merasa dan menikmati dalam batinnya.
I Korintus 1:8
1:8 Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.

Kalau anak Tuhan itu pilihan Tuhan maka dia akan merasa pekerjaan Roh Kudus dalam batinnya yang selalu memberi penekanan untuk dia mengejar kehidupan tanpa cacat cela dan kerut. Ada kerinduan hati, ada minat, ada permohonan dalam hidupnya, sehingga ibadah itu bukan dia tanggapi hanya sebatas upacara. Dari pihak Tuhan akan Tuhan teguhkan dan dari pihak kita ada kerinduan hati, berarti imbang.

Tanpa cacat cela dan kerut ini selalu digandeng dalam persoalan gereja Tuhan kelak berhadapan dengan Tuhan.
Efesus 5:27
5:27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

1.      Cacat
Cacat ini adalah sifat tidak jujur, tidak tulus. Saya melayani, kalau tidak jujur dan tidak tulus maka itu cacat di hadapan Tuhan.  Makanya kita menghadap Tuhan harus dengan tulus dan ikhlas.
Ibrani 10:22
10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

Kalau kita tidak tulus, tidak jujur, tidak ikhlas sama dengan kita mempertahankan rohani yang cacat. Ini yang tidak dikehendaki oleh Tuhan sehingga Yesus dalam tubuh jasmaniNya rela berkorban. Supaya kita yang cacat ini, yang tidak jujur, yang tidak tulus dan tidak ikhlas, dibersihkan lewat Firman pengajaran ketika kita datang beribadah dalam 3 macam ibadah.

Orang lain di luar sana menerima dan menghargai berkat Tuhan yang kita terima di tempat ini. Itu sebabnya yang membuat hati saya pilu bila jemaat Tuhan ada yang tidak menghargai. Ada yang tidak ikhlas, tidak tulus, tidak jujur, berarti mempertahankan cacat.

2.      Kerut
Itu menunjuk cara hidup lama. Ada kerut berarti hidup lama masih terbawa-bawa. Itu harus dibersihkan. Lipatan-lipatan dalam jubah pelayanan kita harus dibuka, harus transparan di hadapan Tuhan. Itu sifat bawaan yang lama, sifat tua, sifat dan cara hidup nenek moyang. Kalau masih dibawa-bawa itu berarti masih ada kerut di hadapan Tuhan. Jangan mimpi untuk bisa sempurna kalau seperti itu. Sebab sempurna itu tanpa kerut dan tanpa cacat serta tanpa cela.

3.      Cela
Cela itu adalah dosa-dosa yang tersembunyi yang terus dipertahankan. Bagaimana saya dan saudara bisa menghadap Tuhan dalam keadaan seperti itu.

Penyucian dari tiga hal itu kita peroleh ketika kita datang dalam ibadah. Kita diguyur air Firman pengajaran dan dibersihkan oleh Firnan, Roh dan Kasih Tuhan lewat perpanjangan tangan Tuhan di dalam pelayanan hamba Tuhan.

Kenapa kita sudah sampai pada poin ini? Karena saya yakin saudara sudah memahami pelajaran mula-mula. Buktinya banyak baptisan yang salah kembali dibenahi. Penumpangan tangan jangan asal saja minta siapa saja menumpangkan tangan. Yesus memberkati dan menumpangkan tangan murid-muridNya saat mau berpisah, ketika itu Yudas sudah tidak ada.

Setelah cacat, cela dan kerut ini dibersihkan oleh Tuhan maka Tuhan juga akan mengkuatkan hati kita.
I Tesalonika 3:13
3:13 Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

Olehnya itu ibadah kita harus murni.
Yakobus 1:27
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Jadi ada ibadah yang tidak murni, ada ibadah yang bercacat. Jadi apa gunanya kita beribadah tetapi cacat. Padahal ibadah itu tujuannya supaya kita tampil tidak bercacat. Namun ada ibadah yang malah menambah cacat.

Ø  Anak yatim piatu
Jangan sampai ibadah tidak murni dan bercacat. Kenapa? Karena membiarkan yatim piatu. Kita bisa pergi ke panti asuhan, orang dunia juga bisa melakukan itu. Namun jangan-jangan kita ini yatim piatu rohani, tidak ada hubungan dengan Bapa di Sorga. Sayapun bisa yatim piatu, makanya saya harus koreksi diriku, jangan-jangan saya pembicara tetapi yatim piatu, tidak ada hubungan dengan Bapa di Sorga. Padahal ibadah yang tidak bercacat adalah ibadah yang mentautkan diri dengan Bapa di Sorga. Kita sebagai anak, jangan putus hubungan dengan Bapa di sorga. Kalau putus hubungan dengan Bapa di sorga berarti yatim piatu.

Yesus dalam kata-kata perpisahanNya mengatakan “Aku tidak akan membiarkan engkau yatim piatu”.
Yohanes 14:18
14:18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

Dalam pasal 14 ini, kata Bapa itu dominan.
Yohanes 14:2,6-13,16,20,23,24
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.
14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Jadi Tuhan tidak akan membiarkan kita yatim piatu. Di mana bukti bahwa Dia tidak membiarkan kita yatim piatu? Berarti kita beribadah ada urapan Roh Kudus, ada Roh Kudus dalam hidup saudara. Itu yang menguatkan dan meneguhkan serta mendorong saudara untuk datang menyembah kepada Bapa Sorgawi. Jangan kita putus. Makanya kita berjuang!

Ø  Janda
Jangan sampai kita beribadah padahal kita janda rohani di hadapan Tuhan, berarti tidak ada hubungan mempelai dengan Tuhan. Itu sebabnya di dalam ibadah kita, penekanannya hari-hari terakhir ini selalu bicara hubungan nikah antara gereja dengan Tuhan. Kita jangan janda, suami atau kepala kita adalah Tuhan Yesus dan tubuh (istri).

Apa bukti kalau Tuhan itu adalah kepala kita? Kalau dalam gereja, pengajaran itu yang paling penting, paling utama, berarti itulah kepala, itulah suami. Berarti dalam gereja kalau tanpa Firman pengajaran itu berarti janda. Makanya jangan sampai kita janda. Yang berkepentingan, yang bertanggung jawab di sini adalah gembala, jangan sampai sidang jemaat menjadi janda sebab minus Firman pengajaran.  Jemaat tidak mau diatur oleh Firman pengajaran (Kepala).

Memilukan kalau menjadi janda.
Ratapan 1:1
1:1 Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Itulah Yerusalem yang menjadi janda karena putus hubungan dengan Tuhan, putus hubungan dengan suami, putus hubungan dengan pengajaran. Ayo kita yang sudah dalam pengajaran, jangan tinggalkan pengajaran, nanti saudara jadi janda di hadpan Tuhan! Sudah dalam pengajaran mau pilih yang bukan pengajaran. Mungkin kantong saudara dipenuhi, yang ada di meja tersedia, tetapi kalau tanpa Firman pengajaran berarti saudara putus hubungan dengan Tuhan, janda di hadapan Tuhan. Berarti ibadahmu bercacat cela dan tidak murni. Ini jangan terjadi pada kita semua.

Secara jasmani saya memang yatim piatu, tetapi secara rohani saya tidak mau yatim piatu. Secara jasmani di antara kita memang ada janda, tetapi secara rohani jangan jadi janda. Jangan putus dengan kepala, jangan putus dengan Firman. Saudara bisa hidup berkelimpahan secara jasmani, tetapi tanpa Firman pengajaran saudara janda di hadapan Tuhan.

Yesaya 54:5
54:5 Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

Inilah yang merancang supaya gereja Tuhan tanpa cacat dan cela diterima menjadi isteriNya. Kalau tanpa Firman pengajaran, walaupun beribadah bagaimanapun itu adalah ibadah yang cacat, ibadah yang tidak murni.

Yakobus 1:27
1:27 Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.

Rawat tubuhmu, lihat dirimu. Jangan sampai saudara tidak ada lagi hubungan dengan Bapa, tidak ada urapan, tidak ada Roh Kudus. Mungkin saudara belum dipenuhkan Roh Kudus tetapi minimal urapanNya sudah ada. Kita harus mengejar kepenuhanNya.

Ternyata janda dan yatim piatu ini dicemarkan oleh dunia. Kenapa banyak Kristen janda dan yatim piatu, karena dicemarkan oleh dunia. Ini jangan sampai terjadi dalam diri kita sebagai hamba Tuhan. Jangan mau putus hubungan dengan Kepala, dengan Firman pengajaran sekalipun digoda orang lain.

Jangan tinggalkan pengajaran. Pengajaran itu kepala saudara, pengajaran itu suami saudara.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar