20180107

Kebaktian Umum, Minggu 7 Januari 2018 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 4:5-6
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Tujuh obor ini bicara tujuh Roh Allah dan juga bicara tujuh mata Tuhan yang menggerayangi seluruh bumi ini. Aktivitas sorga yang dilihat dan disaksikan oleh rasul Yohanes adalah kilat. Kilat ini ada api. Bicara api kita mengerti kata Firman Tuhan agar gereja Tuhan di penghujung akhir zaman ini benar-benar serius dengan Tuhan (selalu menyala-nyala).

Penampilan Tuhan dalam Keluaran pasal 19 dan 20, itu juga disertai kilat dan api. Kemudian ada asap, ada awan dan ada nafiri. Itulah yang menjawab apa yang dikatakan Musa.
Keluaran 19:17-19
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.

Ini adalah penampilan Allah Bapa di tengah-tengah umat Israel. Ketika Musa berbicara, Tuhan jawab dengan kilat, dengan api, dengan asap dan dengan awan serta dengan nafiri atau sangkakala. Itu penampilan Tuhan, semua ini Tuhan lakukan bukan tanpa maksud. Karena ketika gereja mula-mula menerima pekerjaan Roh Kudus yaitu Allah Roh Kudus turun kepada 120 murid, juga disertai dengan angin yang menderu dengan keras, juga ada lidah-lidah api Roh Kudus serta bahasa-bahasa asing. Di sini ada persamaannya. Apalagi ketika gereja Tuhan menjadi satu dengan Kristus, terjadi persekutuan yang intim antara gereja Tuhan dengan Kristus maka hal yang sama terjadi. Goncangan seperti ketika Tuhan turun di gunung Sinai tadi, yaitu ada gempa bumi.
Wahyu 8:1
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Ini adalah persekutuan tubuh dengan kepala, ini adalah pernikahan gereja dengan Kristus. Dan sorga diam selama setengah jam, tidak ada aktivitas karena menghormati persekutuan kepala dan tubuh.

Wahyu 8:2-5
8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Itu pertemuan yang dinanti-nanti oleh gereja Tuhan. Bagaimana kita mau ke sana kalau kita tidak ada rasa gentar dan takut kepada Tuhan. Karena bunyi halilintar, guruh, kilat dan bunyi sangkakala itu tujuannya supaya umat Tuhan ada rasa takut dan gentar kepada Tuhan. Bukan takutnya pencuri kepada polisi tetapi rasa takut yang hormat  kepada Tuhan.

Makanya ketika Tuhan memulai gerejaNya, itu juga diawali seperti yang terjadi dalam Keluaran pasal 19 itu dan diakhiri dengan pertemuan dengan Kristus yang luar biasa. Kalau kita tidak ada rasa takut dan gentar kepada Tuhan maka kita tidak bisa ada di sana.

Peragaan Tuhan itu sama. Ketika Allah Bapa turun, Roh Kudus turun dan Anak Allah turun untuk bersekutu dengan gerejaNya, sama suasananya. Kita yang hidup di akhir zaman ini, biarlah kita ada rasa gentar, takut dan hormat kepada Tuhan, karena kalau tidak kita tidak akan ada pada Wahyu pasal 8, kita tidak akan sanggup menerima kepala, hanya menjadi anggota tubuh yang terbuang.

Wahyu pasal 4 ayat 5 tadi dimulai dengan kilat. Kilat diperlihatkan oleh Tuhan kepada kita agar kita tidak salah pilih. Sebab dia akan tampil dalam dua sisi.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,

Bicara awan ini menunjuk penampilan hamba Tuhan yang ada air, artinya yang dimuati Tuhan dengan Firman dalam hidupnya dan ada Roh Kudus di dalam dirinya. Maka hamba Tuhan seperti itu akan memencarkan kilatnya Tuhan. Itu persis seperti dalam Wahyu 4:5 serta Keluaran 19:17-18. Sebab ada hamba Tuhan seperti awan tidak berair.
Yudas 1:12
1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Jadi pelayanan dari pribadi yang dimuati Tuhan dengan air ini, dia bagaikan kilat yang menyambar ke seluruh penjuru dunia menurut aturan sorga. Bukan menurut maunya hamba Tuhan. Kalau mengikuti mau hamba Tuhan ke sana kemari maka tidak ada Firman dalam hidupnya. Tetapi kalau ada Firman dalam dirinya pasti dia akan belajar diatur oleh Tuhan. Sebab yang akan dia pancarkan itu adalah kilat atau api yang akan mengakibatkan dua sisi.

Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Bagi yang menolak itu menjadi pentung dan bagi yang menerima itu adalah kasih setia Tuhan. Ini yang dilihat oleh Yohanes ketika dia diajak naik ke sorga. Ini diperlihatkan untuk menjadi gambaran bagi kita. Diperlihatkan dua hal pada kita, jangan kita salah pilih. Diperlihatkan kasih setia dan pentung. Yang mendapat pentung ini termasuk orang Kristen yang tidak taat, kita tidak bicara orang luar. Justru kekasih Tuhan yang kena pentung, sebab dia tidak menghargai lawatan Tuhan.
Kidung Agung 5:6-7
5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.

Sangat disayangkan kalau kehidupan kita seperti yang dilukiskan dalam kidung agung ini. Kekasih datang melawati dia tetapi dia mengatakan “aku telah menanggalkan baju”. Berarti dia menganggap dia tidak perlu lagi melayani, sudah selesai dia melayani. Kalau ini yang terjadi pada gereja Tuhan, dilayani oleh kekasih tetapi tidak menghargai lawatan itu, akhirnya masalah yang dia temui. Bukannya kasih setia tetapi pentung.

Kidung Agung 5:7 (Terjemahan Lama)
5:7 Maka didapati oleh orang pengawal yang berkeliling di dalam negeri itu akan daku, dipukulnya dan dilukakannya aku, dan tudungkupun dirampas oleh orang pengawal yang di atas dewala.

Dipukuli dan dilukai berarti tidak ada keelokkan. Tidak ada kesempurnaan pada kehidupan itu. Sebabnya ketika kita menolak lawatan Tuhan, menolak hamba Tuhan yang ada muatan air dalam hidupnya maka hidup itu bakal tidak bisa sempurna. Yang dibawa hanya daging yang menganga yaitu luka. Ini yang tidak disadari oleh gereja Tuhan yang hidup pada akhir zaman sehingga kehidupan itu bukan kasih setia yang dia terima tetapi pentungan atau pukulan.

Setelah itu selendangnya dirampas. Selendang itu dileher, berarti memperat hubungan kepala dengan tubuh. Kalau namanya kain sutra, dia berubah sesuai suasana alam. Kalau dalam suasana dingin dia berubah menghangatkan. Kalau dalam suasana panas dia membawa kesejukan. Berarti kalau sekarang ini kita tidak menghargai lawatan Tuhan maka hubunganmu dengan Tuhan (Kepala) tidak akan ada kehangatan dan kesejukan. Yang saudara temukan adalah daging yang menganga karena dipukul peronda malam yaitu antikristus.

Awan itu juga menunjuk Roh Kudus. Hamba Tuhan harus ada Roh Kudus. Ini diatur oleh Raja Sorga karena kilat ini muncul dari takhta. Jadi saya sebagai hamba Tuhan harus bergerak dan berjalan dengan memohon pimpinan Tuhan, bukan mauku. Termasuk saya datang di sini bukan karena mauku. Apalagi isteriku, dia tidak mau pisah dengan papa mamanya yang ada di Makasar. Tetapi akhirnya menjadi KO karena Tuhan membuat anak kami yang sulung sakit dan berbau busuk dan hampir mati. Jemaat sudah membawa sana sini kepada dokter-dokter ahli anak tetapi tidak sembuh-sembuh. Begitu isteri saya berkata “saya mau ikut papa” tanpa diobati anak ini sembuh.

Kilat itu diatur oleh Tuhan, itu sebabnya kami harus berjalan dengan bimbingan Tuhan. Kilat bergerak menurut pimpinan Tuhan.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Ini adalah bentuk pelayanan hamba Tuhan yang diatur oleh kepemimpinan Raja di atas segala raja dari atas takhtaNya.

Kita di sini sudah ulang berulang mendengar Firman tetapi tidak urung niat. Kalau mau berbuat yang nakal, terobos saja. Jangan seperti itu! Saudara mau mendaftar di Babel atau di Yerusalem? Hanya ada dua tempat. Itu seperti dua hal tadi yaitu pentung bagi yang tidak taat/ dunia dan kasih karunia bagi yang menghargai.

Penampilan Allah Bapa dalam Keluaran 20:19-20, penampilan Allah Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul pasal 2, penampilan Anak Allah yaitu Mempelai Laki-laki Sorga semuanya ada kesamaan. Olehnya itu dari sekarang, mulai dari diriku sebagai hamba Tuhan, isteri dan anak-anakku beserta seluruh sidang jemaat, mari kita tancapkan rasa takut dan hormat akan Tuhan. Supaya kelak kita ada di sana/ menerima kasih setiaNya.

Keluaran 20:19-20
20:19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."
20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
Kalau takut akan Tuhan pasti membenci kejahatan.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Kata jangan takut dalam Alkitab itu ada 360 kali. Menurut kalender Yahudi, 1 tahun ada 360 hari. Berarti setiap hari Tuhan katakan kepada kita “jangan takut”, besoknya lagi Tuhan berkata “anakKu, jangan takut”. Tetapi Tuhan sengaja menakut-nakuti umat Tuhan agar ada rasa takut akan Tuhan. Hal ini akan Tuhan ulangi kepada gereja Tuhan, kepada siapapun. Kalau sekarang tidak ada rasa takut akan Tuhan maka Tuhan akan mempermainkan orang itu.

Dalam Wahyu pasal 6 ada ketakutan ketika Yesus datang di awan-awan yang permai. Raja-raja takut, panglima-panglima takut, pembesar-pembesar takut, kaya raya takut, hamba dan orang merdeka semua pada ketakutan pada waktu Yesus datang dan mereka lari ke gua-gua untuk bersembunyi. Tetapi di Yesaya 2:18-21 masih ada kemurahan karena Tuhan masih menakut-nakuti, belum peristiwa terakhir yang ada dalam Wahyu pasal 6.
Yesaya 2:18-19
2:18 Sedang berhala-berhala akan hilang sama sekali.
2:19 Maka orang akan masuk ke dalam gua-gua di gunung batu dan ke dalam liang-liang di tanah terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.

Saat kita mendengarkan Firman dan diberitahu begini dan begitu yang akan terjadi di atas bumi ini bagaikan kita ditakut-takuti oleh Tuhan lewat mulut hamba Tuhan. Kita harus menerima dan merangkul itu sebab itu adalah tanda kasih sayang Tuhan kepada kita.

Yesaya 2:20-21
2:20 Pada hari itu berhala-berhala perak dan berhala-berhala emas yang dibuat manusia untuk sujud menyembah kepadanya akan dilemparkannya kepada tikus dan kelelawar,
2:21 dan ia akan masuk ke dalam lekuk-lekuk di gunung batu dan ke dalam celah-celah di bukit batu terhadap kedahsyatan TUHAN dan terhadap semarak kemegahan-Nya, pada waktu Ia bangkit menakut-nakuti bumi.

Sekarangpun Tuhan hadir di tengah-tengah gerejaNya dengan kedahsyatan, dengan semaraknya Firman. Ini adalah bagian dari cara Tuhan untuk menyadarkan manusia itu. Berhala-berhala emas dan perak mereka akan dilempar kepada tikus dan kelelawar. Tikus dan kelelawar ini bentuknya ada kemiripan. Yang tikus merambat di permukaan bumi dan kelelawar terbang. Keduanya paling cinta kegelapan malam. Tikus keluar pada waktu malam dan kelelawar juga keluar pada waktu malam.

Jadi kehidupan yang menyembah berhala dan mendewakan emas dan perak, dia akan disergap oleh kegelapan malam, dia akan ada dalam lingkup kegelapan malam.
Menyembah berhala itu sama dengan bentuk perzinahan rohani. Dan memang kehidupan yang seperti itu selalu gerakkannya pada malam hari. Secara jasmani saja selalu gerakkannya pada waktu malam.
Ayub 24:15-17
24:15 Orang yang berzinah menunggu senja, pikirnya: Jangan seorang pun melihat aku; lalu dikenakannya tudung muka.
24:16 Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang,
24:17 karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka sekalian, dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.

Ini adalah kelelawar dan tikus. Kehidupan yang melakukan hal seperti ini adalah kelelawar dan tikus. Berarti mereka ada dalam perzinahan rohani. Perzinahan jasmani saja sudah buruk apalagi perzinahan rohani.

Sebabnya gereja Tuhan, di dalam kitab Wahyu ini kita diperhadapkan dengan kilat menyambar dari takhta Tuhan. Maksudnya supaya kita takut dengan kedahsyatan malam, bukannya justru gemar degan kedahsyatan malam. Banyak orang Kristen dan pendeta yang gemar dengan kedahsyatan malam, ngomongnya yang cabul seakan-akan membangkitkan gairah nafsu. Itu adalah tikus dan kelelawar yang tidak boleh ada pada kita kalau mau masuk dalam Wahyu pasal 8 yaitu persekutuan yang sangat indah selama setengah jam. Aktivitas sorga diam menghargai Mempelai Laki-laki Sorga dan Mempelai WanitaNya menjadi satu.

Mengapa Tuhan harus menakut-nakuti manusia? Karena dalam diri manusia tidak ada rasa gentar akan Tuhan. Dia berpikir bebas dia menggunakan dirinya, itu haknya. Dia tidak tahu satu waktu dia harus mempertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan terpaksa berbuat ini untuk menakut-nakuti supaya ada rasa gentar dan takut kepada Tuhan sebab gairah Tuhan besar kepada kita gereja Tuhan. Gairah Tuhan akan Yerusalem itu besar tetapi banyak kali tidak dihargai.
Zakharia 1:14
1:14 Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,

Usaha Tuhan untuk saudara dan untuk saya begitu besar, kenapa kita lecehkan. Kalau itu ada maka ayat 15 menjadi bagian orang itu!
Zakharia 1:15
1:15 tetapi sangat besar murka-Ku terhadap bangsa-bangsa yang merasa dirinya aman, yang, sementara Aku murka sedikit, telah membantu menimbulkan kejahatan.

Sekarang ini banyak anak Tuhan merasa aman, malas datang gereja dia berpikir aman-aman saja, tidak peduli soal pelayanan tetapi dia rasa aman. Tetapi awas! Murka Tuhan besar bagi orang itu nanti.

Saya rasa kasihan pada orang itu. Tidak mungkin saya paksa saudara supaya saudara selamat. Kerinduan hati Tuhan besar demi keselamatan kita, gairah Tuhan kepada saudara begitu besar. Tetapi wahai bagi orang yang melecehkan gairah Tuhan yang besar ini, murka Tuhan yang besar yang akan dia terima. Gairah Tuhan bukan main-main, kita tidak bisa mempermainkan Tuhan.

Kita ini hidup di penghujung akhir zaman dan Wahyu pasal 8 sudah dekat. Kalau saudara tidak mau ke sana maka ada orang lain yang isi. Tetapi saya mau berjuang dan bergumul supaya saya ke sana. Saya tidak mau hanya orang lain yang mengisi. Tetapi yang pasti Firman Tuhan sudah memberikan kita gambaran bahwa akan ada yang mengisi. Ada umat Tuhan, ada hamba Tuhan, ada persekutuan Tubuh Kristus yang akan mengisi ini. Apakah saudara tidak berminat dan tidak bergairah untuk ke sana.

Bunyi guruh yang menderu, dalam Kisah Para Rasul pasal 2 adalah suara angin yang keras. Bunyi guruh ini ada di wilayah takhta Tuhan. Tujuannya supaya telinga kita gereja Tuhan sudah harus dikuasai oleh bunyi guruh, dikuasai gema sorga. Jangan dikuasai oleh gema dunia, yang hura-hura, yang sorak-sorai, yang gegap gempita. Itu akan menyebabkan saudara terbuang dari rencana Tuhan.

Tetapi kalau telinga kita dikuasai bunyi guruh menderu dari takhta Tuhan maka secara otomatis aktivitas saudarapun akan mencontoh kerajaan Sorga, mencontoh apa yang dilakukan di sorga.
Wahyu 4:5
4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

Kilat itu bergerak menurut aturan dari Tuhan. Selanjutnya ada bunyi guruh yang menderu dan ada tujuh obor yang menyala-nyala. Kita akan dibawa oleh Tuhan pada pengalaman Gideon, karena ini bicara obor yang menyala.

Kalau kita perhatikan Hakim-hakim pasal 6 dan 7, Gideon itu menghadapi kejamnya orang Amalekh, kejamnya orang Midian dan kejamnya orang dari sebelah timur. Oleh seizin Tuhan, bangsa Israel dipecundangi oleh tiga bangsa ini. Tapi syukur bagi Tuhan, walaupun panen orang israel dirampas oleh Musuh, Gideon masih berhasil mengirik gandum di tempat tersembunyi. Mendadak Malaikat datang mengunjungi dia dan berkata “Aku akan mengutus engkau untuk melepaskan bangsamu dari cengkraman tiga bangsa ini”.

Yang lebih dahulu dilakukan oleh Gideon adalah membasmi semua berhala. Bahkan tidak peduli berhala orang tuanya dia hancurkan. Tengah malam Gideon menghancurkan berhala itu bersama 10 kawannya. Ayah Gideon justru diam. Ketika sekampung mengamuk, bapanya membela Gideon dan berkata “kalau memang baal itu tuhan, biarlah dia membela dirinya”.
Sesudah semua mezbah dirombak, kemudian Gideon menebang kayu yang ada di situ, dia mengorbankan anak kambing. Setelah itu dia mengorbankan anak lembu. Anak kambing dibandingkan anak lembu, tentu anak lembu lebih besar. Jadi pelayanan Gideon menanggapi panggilan Tuhan itu, dia tanggapi dengan pelayanan anak kambing lebih dahulu kemudian meningkat pada anak lembu. Berarti ibadah pelayanannya mulai dari kecil sampai pada puncaknya yang besar, dia tidak surut langkah dan tidak pernah melorot.

Kitab nabi Yehezkiel mengatakan anak kambing atau anak domba itu adalah korban penebusan dan lembu itu korban kesempurnaan. Jadi kita gereja Tuhan diarahkan oleh kisah Gideon dan kitab nabi Yehezkiel supaya kita isi dari bersekutu dengan korban penebusan Anak Domba Allah itu Yesus. Dan tidak boleh kita diam disitu, harus kita akhiri dengan korban lembu yaitu kesempurnaan, tujuan kita harus ke sana. Kalau kita hanya sampai pada korban penebusan dan tidak mengejar kesempurnaan, bukan salah tetapi akan tertinggal.

Singkat cerita Tuhan menyuruh memanggil rakyat itu. Gideon meniup sangkakala dan berkumpullah orang 32.000 banyaknya, tetapi Tuhan katakan terlalu banyak. Lalu dikatakan siapa yang ragu-ragu, ada ketakutan, ada kegentaran biarlah kembali, maka pergi 22.000 orang dan sisa 10.000. itupun Tuhan katakan masih terlampau banyak padahal musuh yang dihadapi ratusan ribu.

Singkatnya mereka dibawa untuk minum air maka terpilihlah 300 orang. Apa yang Gideon lengkapi pada 300 orang itu? Mereka membawa obor menyala yang ditutup dalam buyung beserta membawa pedang. Kata Gideon “ikut yang saya lakukan” itulah kepemimpin Gideon. Untuk merebut kemenangan maka 300 orang tadi harus dengar-dengaran dan harus meneladani Gideon. Berarti Gideon harus menjadi teladan, ini tantangan bagi saya!

Kemudian Gideon membagi 300 orang itu menjadi tiga yaitu 100 tiap pasukan. Sementara ratusan ribu musuh bergelimpangan di lembah. Singkatnya ketika 300 orang menghantamkan buyungnya ke atas bumi itu bagaikan bunyi guruh dan obor itu terlihat. Itu yang dilihat oleh Yohanes yaitu ada kilat (api), ada obor dan ada bunyi guruh yang menggelegar. Jadi saudara lihat, obor ini juga disebut tujuh mata Tuhan, disebut juga tujuh roh Allah.

Dengan menyalanya obor di tangan Gideon dan 300 tentaranya maka mereka bisa melihat ke mana berjalan dan ke mana musuh lari. Jadi adanya obor di hadapan hadirat Tuhan supaya kita melihat di mana dosa dalam diri kita dan kita harus menghancurkan dosa kita. Sebab dosa itu akan mengalahkan kita kalau tidak kita kalahkan.

Hanya orang yang menganggap iblis adalah musuh yang bisa melawan iblis yang adalah musuhnya. Kalau orang itu menganggap iblis bukan musuh maka akhirnya iblis akan memakai orang itu melawan kebenaranan. Akhirnya kemenangan yang tidak tanggung-tanggung dialami oleh Gideon. Buyung dihancurkan menunjuk hati yang pecah.
Apakah saudara lihat di mana dosa lari. Apakah dosa lari di mata saudara, apakah dosa lari di telinga saudara, di ujung jari saudara, apakah dosa lari ke kaki saudara, apakah dosa bersarang di perut saudara? Tetapi kalau obor menyala maka kita pasti terjadi penyucian karena kita bisa melihat ke mana dosa lari dan kita pasti berada dalam terang benderangnya Tuhan.

Ini yang saya gumuli. Jangan sampai ada dosa bersarang di pikiranku, jangan sampai ada di telingaku, jangan sampai ada dosa di lidahku. Tetapi kalau obor menyala maka kita bisa melihat di mana dosa itu menyelinap, di mana dosa lari, di mana dosa bersembunyi.

Kita semua masih membutuhkan pembersihan dari Tuhan. Kalau 7 obor sama dengan tujuh Roh Allah, sama dengan tujuh mata yang menjelajah seluruh dunia, berarti tidak ada satu sisi yang tidak disorot oleh Tuhan. Untuk apa? Supaya kita tampil Mempelai WanitaNya.

Betapa indahnya ketika saudara menyaksikan sorga diam selama setengah jam menghargai saudara bertemu dengan Yesus Mempelai Pria Sorga. Aktivitas sorga diam ketika melihat gerejaNya satu dengan Yesus. Kalau mau satu dengan Tuhan Yesus ingat Keluaran pasal 19 dan 20. Orang-orang yang bisa ke sana adalah orang yang takut akan Tuhan.
Amsal 8:13
8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

Kalau sekarang kita bukan membenci kejahatan maka nanti kejahatan yang dalangnya adalah iblis akan memperalat saudara untuk melawan kebenaran.

Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak ada roh sombong. Sombong diletakkan pada urutan pertama karena ini warna daging kita. Kalau kesombongan ini ada maka sukar disentuh dosanya. Kalau kesombongan mau dihancurkan maka dia bisa menerima pelayanan Firman yang bagaikan kilat. Kalau ia terima itu berarti kesombongan dihancurkan. Tetapi kalau kesombongan tidak mau dihancurkan maka amanlah orang itu dalam dosanya :
II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Dikunci dengan mulut yang penuh tipu muslihat karena kesempurnaan gereja Tuhan diakhiri dengan tidak lagi salah dalam perkataan.

Sekali lagi kenapa orang sukar kalau ditunjuk kesalahannya, bahkan berbalik marah, berbalik menyerang kepada orang yang menunjuk dosanya? Karena sombong! Semoga saudara di sini orang rendah hati, mau menerima teguran Tuhan. Orang yang tidak bisa menerima teguran, tidak bisa menerima koreksi sama dengan sombong! Ini jangan terjadi dalam diri kita.
Yakobus 3:1-2
3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Tidak salah dalam perkataan itu berarti sudah sempurna. Kita ini masih banyak salah. Itu sebabnya perlu tujuh obor, perlu tujuh Roh Allah, perlu tujuh mata Tuhan yang menggerayangi kehidupan kita. Mau bersembunyi ke mana kita!.

Kalau kita dikasihi Tuhan maka kita dibawa masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus yang nanti akan menikmati indahnya dan begitu mulianya bertemu Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Perkawinan Kristus dengan gereja sudah diawali dengan wanti-wanti Tuhan mulai dari Keluaran pasal 19 dan 20. Kita lihat pada pertengahannya Roh Kudus turun dalam Kisah Para Rasul yang kedua, disertai deru angin yang keras dan ada api yang menyala. Lalu diakhiri dengan Wahyu pasal 8. Berarti untuk masuk pada pernikahan dengan Kristus, kita sudah dingatkan lebih dahulu oleh Tuhan.

Semalam saya terganggu kesehatan. Walaupun demikian saya upayakan bangun sebelum jam 3 duduk di kaki Tuhan. Tuhan menolong saya dan semuanya sembuh, sebab Tuhan memberikan sesuatu. Setelah pagi selesai sembayang, saya membuka Alkitab dan Tuhan bawa pada perenungan ini.

Saya katakan pada isteri “saya sangat rindu ketemu dengan Tuhan” dan dia menjawab “tetapi kita ini masih dalam keadaan begitu”. Saya katakan lagi “iya, tapi saya sudah rindu”. Artinya kita memang banyak cacat tetapi sudah harus mulai ada kerinduan jumpa dengan Tuhan Yesus. Ini jadi pendorong disucikan, diubahkan.

Tuhan Memberkati.



JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar