20180110

Kebaktian PA Yeremia, Rabu 10 Januari 2018 Pdt. Bernard Legontu


Penyerahan anak

Mazmur 22:10-12
22:10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku.
22:11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku.
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

Ini pengakuan dari seorang raja yaitu raja Daud. Dia tahu dia ada di dunia dan dia menjadi raja di Israel, tetapi dia tidak lupa akan asal usulnya sehingga dia berkata “ya Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan”. Dari sana asalnya raja Daud, dari sepasang nikah (Isai dan isterinya).

“Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku”. Dia merasa ketika dia bayi, cerita orang tuanya bahwa di dada ibunya, di sana dia merasa aman. Ini secara jasmani. Secara rohani kita ini dikandung di Golgota dan dilahirkan oleh Golgota. Dan di sana juga dada ibu kita. Apakah kita merasa aman bila dekat dengan Golgota? Tidak hanya sebatas bayi aman pada dada ibunya, tetapi kalau benar kita adalah orang yang telah dilahirkan dalam keluarga Allah lewat kandungan Golgota maka tentu kita tidak akan menjauh dari korban Kristus, dari salib Golgota sebab di situ kita aman. Di dada ibu (gembala baik) kita aman.
1 Tesalonika 2:7
2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.

Mazmur 22:12
22:12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

Di sini raja Daud mengajak. Sebenarnya ajakan ini bagi jiwanya sendiri. Sebab tidak mungkin Tuhan menjauh kalau bukan manusia yang menjauh dari Tuhan. Manusia yang cenderung menjauh dari Tuhan. Ketika manusia menjauh dari Tuhan maka dikatakan “tidak ada yang dapat menolong”. Tetapi kalau kita dekat dengan Tuhan, kesusahan boleh datang tetapi ada yang membentengi kita. Begitulah pengalaman Daud.

Di sisi lain kita melihat peran orang tua kepada anak yang dikaruniakan Tuhan di dalam nikah. Biarlah anak itu merasa aman dalam dekapan ibunya. Karena banyak kali ibu kejam terhadap bayinya. Bahkan kita diperhadapkan lewat tayangan-tayangan televisi tentang ibu yang kejam, ada bayi yang dibuang oleh ibunya diletakkan di dalam kardus. Tetapi jika ibu dan bapaknya anak Tuhan maka tidak akan tega berbuat seperti itu.

Kalau kita tangani bayi sudah kita kasari maka berarti anak itu terjadi karena hawa nafsu, bukan karena doa! Tetapi kalau anak itu lahir karena doa papa dan mama, maka orang tua tidak akan tega untuk berbuat kasar kepada anaknya. Sebab itu pemberian Allah, jawaban doa saudara.

Bukan berarti tidak perlu dihajar, tetapi jangan dihajar dengan keterlaluan. Kalau keterlaluan itu berarti anak itu lahir karena hawa nafsu dosa. Ini jangan terjadi, sebabnya kalau seperti itu kita harus minta ampun kepada Tuhan dan kepada anak kita.

Kepada pasangan suami isteri, jagalah pemberian Tuhan ini dengan cara Alkitabiah. Menghadapi apa yang ada di depan ini yaitu kesusahan yang sudah dekat, maka anak itu akan aman, sidang jemaat akan aman di dalam dekapan Kekasih kita yaitu Mempelai Laki-laki Sorga yang sering kita katakan belahan jiwa kita. Kalau kita dekat dengan Dia maka kita dilindungi. Silahkan kesusahan bergerak di sekeliling kita, tetapi kita aman di dada Kekasih kita.


KEBAKTIAN PENDALAMAN ALKITAB

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yeremia 4:1-4
4:1 "Jika engkau mau kembali, hai Israel, demikianlah firman TUHAN, kembalilah engkau kepada-Ku; dan jika engkau mau menjauhkan dewa-dewamu yang menjijikkan, tidak usahlah engkau melarikan diri dari hadapan-Ku!
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
4:4 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"

Ungkapan “jika engkau mau kembali” ungkapan ini konotasinya adalah tawaran/ajakan Tuhan tanpa ada unsur paksaan. Ini bahasa sorga. Kepada siapa Dia suruh kembali? Alamatnya adalah “hai Israel”. Siapa mereka?
Yeremia 3:12
3:12 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.
Bagian untuk Yehuda ada pada ayat 3 dan 4.
Yeremia 4:3-4
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
4:4 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"

Berbeda nadanya Tuhan mengatakan kepada kerajaan di utara yang 10 suku yaitu kerajaan Israel adalah perempuan murtad. Kemudian Tuhan mengatakan kerajaan di selatan yang dua suku yaitu kerajaan Yehuda adalah perempuan tidak setia. Yang Tuhan himbau pada pasal 4:1 ini untuk kerajaan Israel. Tuhan tahu mereka sudah murtad, dewa-dewa yang mereka taruh di bukit-bukit berhamburan.

Yeremia 2:27
2:27 yang berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah bapaku! dan kepada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Sungguh, mereka membelakangi Aku dan tidak menghadapkan mukanya kepada-Ku, tetapi pada waktu mereka ditimpa malapetaka mereka berkata: Bangkitlah menyelamatkan kami!

Jadi yang mereka sebut bapa adalah kayu berarti kedagingan, ibu adalah batu berarti keras hati. Sehingga menghasilkan perempuan murtad. Kedagingan dan keras hati menjadi satu dan hasilnya kemurtadan.

Bila kita melihat pasal empat ini, ada himbauan dan tawaran Tuhan. Itu karena kasih Tuhan kepada mempelai wanitaNya yaitu isteriNya agar kembali tanpa ada paksaan. Jangan kembali karena dipaksa dan karena terpaksa. Tetapi kalau kembali dengan sukarela, datang dengan hati tulus dan ikhlas, itu yang dinantikan oleh Tuhan. Tetapi kalau datang dengan terpaksa, datang karena dipaksa, nanti akan kambuh kembali. Tuhan tidak ingin melihat kekasihNya ulang berulang kambuh dan kambuh terus. Apalagi gereja Tuhan yang disebut tunanganNya.
2 Korintus 11:2
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Pengertian tunangan ini beda tipis dengan isteri. Kalau disebut tunangan itu sama dengan disebut isteri. Contoh: keadaan Yusuf dan Maria.
Matius 1:18-19
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Ulangan 22:23-24
22:23 Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -- jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia,
22:24 maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

Berarti tunangan dan isteri itu hanya beda tipis.

Himbauan ini adalah tawaran kemurahan Tuhan yang terakhir bagi kita. Dulu ini buat Israel, tetapi sekarang bagi gereja Tuhan yang hidup akhir zaman.

Tujuh sidang jemaat di Asia Kecil itu yang menubuatkan gereja yang hidup di akhir zaman, 71% sudah tidak benar, sudah menyeleweng. 5 sidang sudah menyeleweng, tinggal 2 sidang yang masih eksis. Tetapi toh yang 71% ini masih dilawati, masih dihimbau supaya mereka kembali. Tuhan masih ketuk hati mereka.

Sedangkan 2 jemaat itupun tetap diganggu. Siapa yang mengganggu? Jemaat iblis. Jemaat yang 29% ini mandi-mandi fitnah dari jemaat iblis. Kalau ada jemaat berarti ada malaikat jemaat. Malaikat jemaat itu adalah gembala yang Tuhan angkat. Tetapi 5 sudah tidak menjalankan tugas dengan benar, tinggal 2 yang benar. Kalau ada jemaat iblis berarti ada gembalanya yang suka memfitnah ke mana-mana, yang coba menghancurkan dua sidang jemaat ini. Tetapi puji Tuhan, mereka dikawal oleh Tuhan. Tuhan tidak menginginkan mereka hancur. Sedangkan pada yang sudah hancur itu saja Tuhan masih tawarkan supaya kembali.

Tuhan masih himbau isterinya yang di utara itu supaya kembali, meskipun sudah Tuhan kasih surat cerai. Tetapi tanpa paksaan. Sebab kalau dipaksa nanti esok lusa salah sedikit langsung kambuh lagi. Itu yang Tuhan tidak ingin.

Gereja Tuhan/ umat Tuhan, kalau  kita tahu kita dipertunangkan dengan Kristus Yesus Mempelai Laki-laki Sorga mari kita galakkan rasa cinta kita kepada Tuhan dan kita katakan “Engkau belahan jiwaku” atau sigaraning nyowo (bahasa jawa).

Mempelai Laki-laki Sorga sudah dekat kembali, mengapa kita surut langkah, kita harus maju. Makanya tahun 2018 ini kita beri nama tahun ibadah pelayanan yang berkobar-kobar sampai garis akhir. Itu yang harus kita tingkatkan dan galakkan menanti kedatangan Tuhan.

Lihat saja sekeliling kita. Sekarang ini tidak ada yang dirahasiakan, semuanya diperlihatkan lewat tayangan televisi. Hal-hal yang dulu tabu sekarang diperlihatkan. Tidak ada lagi yang tabu sekarang. Ini mengingatkan dan memberi isyarat kepada saya dan saudara agar kita punya kesiapan yang matang menyambut kedatangan Tuhan kedua kali. Apa yang salah di tahun 2017 kita benahi pada tahun 2018 (jangan diulangi).
Kembalilah tetapi tidak dipaksa. Hanya jangan menyesal, sebab jika kembali ini punya berkat tersendiri.
Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Ada tiga kata sifat yang ditonjolkan oleh Tuhan di sini yaitu kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Ini berarti kembali sebelum peristiwa pasal 3, kembali pada suasana sebelum Tuhan menceraikan mereka di utara dan di selatan. Jadi kembali seperti sedia kala, yaitu Mempelai Laki-laki dan Mempelai Wanita diwarnai tiga kata sifat ini yaitu kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Ini yang dicari oleh Tuhan.

Sebelum kasus pada Yeremia pasal 3, di mana Tuhan murka karena menemukan isteriNya yang ada di utara yaitu kerajaan Israel dan yang di selatan yaitu kerajaan Yehuda sudah menyeleweng, pada pasal 2 Tuhan mengenang isterinya. Saat di mana diisi suasana kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Itu adalah sifat Mempelai Laki-laki Sorga.
Hosea 2:18
2:18 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Kalau mau kembali, ayo janjilah sebagaimana Tuhan ada dalam keadilan, kesetiaan dan kebenaran kepada kita maka kita juga harus adil, setia dan benar kepada Tuhan. Ini baru imbang, bagaikan baut dan mur itu pas. Kenapa bisa kembali pas, karena ulang dibentuk dratnya.

Ini cara Tuhan, ini adalah kasih Tuhan kepada kita gereja Tuhan. Mengapa kita bertahan dengan sifat kita masa lalu. Tuhan tampil sebagai Mempelai Laki-laki Sorga yang setia, adil dan benar. Dia mencari Mempelai Wanita yaitu anak Tuhan yang juga mewarnai hidupnya dengan kesetiaan, keadilan dan kebenaran.

Kalau masa lalu kita banyak bolong soal kesetiaan, yang lalu kita banyak alpa soal pelayanan, bahkan lebih banyak alpanya dari pada setianya. Sekarang kita balik harus lebih banyak setianya. Bahkan tidak usah ada lagi bolongnya.

Kesetiaan ini adalah poin yang diincar oleh iblis.
2 Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Ketika kita memiliki suasana tidak setia, berarti ekor naga mulai bermain dengan saudara. Sedikit hari lagi dia akan menelan. Kalau ekornya sudah membelit itu tinggal menunggu dia menelan. Olehnya kita harus menjaga roh kesetiaan kita.

Kita seringkali tidak setia. Apapun kerjamu di rumah harus utamakan ibadah pelayanan. Karena hidupmu bukan karena pekerjaan itu tetapi karena Yang di atas. Kapapun Tuhan bisa mengetuk pintu, bisa bunyi lonceng dan engkau kembali kepada Tuhan. Jadi kita hidup bukan karena kita kuat atau karena kita bisa mencari nafkah tetapi karena Tuhan.

Jangan ketika kita masuk tahun 2018, justru langsung bolong di tanggal 10 ini. Nanti kalau Tuhan merebut gereja dengan keras dan tegas dan diterbangkan ke padang belantara, lalu saudara tidak diambil karena tidak ada dalam suasana kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Sebab tidak mungkin diambil orang seperti itu karena dia bukan isteriNya. Kalau dia isterinya Tuhan pasti dia setia, dia adil dan dia ada dalam kebenaran.

Dalam 1 minggu ada 168 jam. Kalau sehari 1 jam saja berdoa dan 3 kali ibadah dalam seminggu itu sudah 14,5 jam. Waktu bagi saudara masih banyak, masih ada 153,5 jam. Sebenarnya belum adil tetapi Tuhan katakan “biar saja, anggap dacingnya sudah seimbang”. Sebetulnya kita harus malu! Dia yang sudah melahirkan kita, Dia sudah berkorban bagi kita, tetapi kita melayani dengan tidak setia, tidak adil, tidak lagi dalam kebenaran. Satu saat orang yang seperti itu akan menerima imbalannya. Dia berada di luar tempat kertak gigi.

Kita lihat usaha Tuhan begitu luar biasa bagi gerejaNya.
Zakharia 1:14
1:14 Berkatalah kepadaku malaikat yang berbicara dengan aku itu: Serukanlah ini: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sangat besar usaha-Ku untuk Yerusalem dan Sion,

Siapa Yerusalem dan Sion? Itulah gereja Tuhan. Secara kasat mata, secara jasmani itu menunjuk Yerusalem dan Sion yang dulu ada di Timur Tengah sana. Tetapi secara rohani menunjuk kita sekarang ini. Di Yerusalem ada Firman dan di Sion ada pengajaran. Di Yerusalem ada puji-pujian dan di Sion ada seruan nama Tuhan berarti ada pengajaran. Jadi baik puji-pujian maupun pengajaran itu marak di dalam gereja Tuhan. Itu bukti bahwa usaha Tuhan begitu luar biasa, sangat besar usaha Tuhan bagi gerejaNya.

Mazmur 102:22
102:22 supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,

Nama Tuhan itulah Firman Tuhan. Kalau dalam gereja Tuhan terasa usaha Tuhan maka ada penerapan untuk kita mengenal namanya lewat pengajaran dan ada pujian penyembahan di dalam gereja Tuhan sebab rasa syukur terima kasihnya tidak tanggung-tanggung.

Tadinya kita sudah menyeleweng tinggalkan jalan kebenaran kemudian Tuhan himbau supaya kembali. Sekarang bagaimana kita sebagai gereja Tuhan menanggapi. Selama Tuhan masih tawarkan, marilah kita isi seruan Tuhan ini.

Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Hasilnya jika kita kembali:
1.      Saling memberkati
Berarti ada damai. Itu berarti tanda kehidupan kembali kepada Tuhan dalam kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Terasa kehidupan itu saling memberkati, ada roh damai dalam kehidupannya mulai dari dalam nikah rumah tangga. Utamanya nikah kami hamba Tuhan.

Damai itulah bukti kehidupan ada dengan Tuhan. Tetapi kalau hidup itu selalu ribut, ada perang timur tengah, perang Vietnam, perang teluk, perang Korea, berarti mulutnya bilang kembali tetapi sebenarnya hatinya tidak kembali (bohong).

Itu sebabnya ayo kita saling memberkati, itu tanda kita kembali. Jadi ciri orang yang kembali itu saling memberkati. Dan tentu kepada yang sama-sama kembali ada saling memberkati.

2.      Bermegah di dalam Dia
Mengapa dikatakan bermegah di dalam Dia? Karena tadinya di sana ada dewa kejijikan yang dikepalai “mendewakan kekuatannya sendiri”. Kehidupan yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan merasa semua bisa dia lalukan sendiri itu sama mendirikan dewa kejijikan baginya. Raja Daud ketika mencari pertolongan kepada manusia, dia merasa sia-sia adanya.
Yeremia 4:1
4:1 "Jika engkau mau kembali, hai Israel, demikianlah firman TUHAN, kembalilah engkau kepada-Ku; dan jika engkau mau menjauhkan dewa-dewamu yang menjijikkan, tidak usahlah engkau melarikan diri dari hadapan-Ku!

Orang yang mendewakan kekuatannya itu kejijikan bagi Tuhan.
Habakuk 1:11
1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.
Terkutuk orang yang mengandalkan kekuatannya.
Yeremia 17:5,7
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

Mazmur 108:13
108:13 Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia.

Ternyata sia-sia, tidak bisa mendapat pertolongan dari manusia. Itu diakui oleh raja Daud. Bersandar pada kekuatannya itu sama dengan mendewakan. Dan dewa-dewa itu menjijikkan.

Dikatakan “bermegah di dalam Dia” berarti bermegah di dalam Tuhan. Bukan hal lain yang kita megahkan.
Yeremia 9:24
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Bermegah dalam Tuhan karena dia mengenal Tuhan dengan benar. Dia mengenal Tuhan karena ada kesetiaan, keadilan dan kebenaran dalam diri Tuhan. Itulah sifat Mempelai Laki-laki Sorga. Jadi kalau kita bersandar kepada Tuhan itu sama dengan kita bersandar pada suami kita. Coba kalau isteri saudara bersandar pada suami orang bukan pada saudara sebagai suaminya. Saudara tersinggung atau tidak? Sangat tersinggung!

Keadilan dan kebenaran itu sifat Mempelai Laki-laki Sorga, itulah tunangan kita, itulah belahan jiwa kita. Makanya Dia pasti cemburu kalau kita bersandar pada yang lain. Tidak ada yang lain yang sediakan sorga bagi kita, hanya Yesus. Kalau kita bersandar pada yang lain sama dengan kita menjauh dari Tuhan, itu sama dengan pelan dan pasti cempulung ke neraka. Sekuat apapun saudara, sepintar apapun saudara mari kita bersandar dan bermegah kepadaNya.

Semua ini disukai oleh Tuhan. Itu sebabnya Tuhan suruh bersumpah dalam keadilan, kesetiaan dan kebenaran sebab itu yang menjadi selera Tuhan. Kalau kita bersandar kepada Dia itulah kegemaranNya, Dia lebih senang. Dia tidak akan berkata ‘nyee’! Justru itu kesenangan dan kegemaranNya.

Ternyata kami salah, saya banyak salah. Padahal kesukaanMu kalau kami bersandar kepadaMu karena Engkau setia, adil dan benar. Makanya kita bermegahlah di dalam Dia.

3.      Mengenal Tuhan dengan benar
Kalau kita kenal selera hati Tuhan dan kesukaanNya. Pahami dan kenalilah Tuhan, dia adalah kekasihmu yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran. Semua itu Tuhan sukai.

Saya berbahagia. Makin tua saya harus makin bersandar kepada Tuhan. Sedangkan dulu saya masih kuat. Umur 30an tahun saya masuk di Tentena dengan isteri dan tiga orang anak yang masih kecil, anak ketiga masih 40 hari. Seandainya saya bersandar kepada orang tua dan saudara-saudara saya lalu saya minta beras maka saya tidak akan menikmati kemuliaan. Tetapi begitu kami berharap kepada Tuhan walaupun harus melalui proses maka kami menikmati kemuliaan, utama rahasia Firman makin dibukakan.

Rekan-rekan hamba Tuhan, utamanya yang masih muda-muda, bersandarlah 100% kepada Tuhan. Apalagi yang masih lajang, saudara belum repot. Saya datang di sini secara jasmani repot sekali. Saya harus timba air jam 11 malam atau jam 4 subuh di sungai. Tetapi bersama Tuhan, saya mau mati atau mau apa, saya pegang janjiMu.

Sebab kalau kita berharap dan bersandar kepada manusia, satu saat yang kita harapkan tidak kita peroleh maka kita kecewa. Kalau kita kecewa pada seseorang, bukan hanya kita kecewa namun juga mencerca orang itu di mana-mana sehingga akhirnya tambah jauh berkat Tuhan.

Yeremia 9:23
9:23 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,

Kalau bersandar pada hal-hal itu maka itu kejijikan. Tetapi kalau kita bersandar pada Tuhan, itu kesukaannya Tuhan. Kalau bersandar pada Tuhan maka aman sentosalah kita karena menyenangkan hati Tuhan. Kalau kita mengisi kesukaan Tuhan maka kita menyenangkan Tuhan. Masakan telur ayam, susu, daging bebek atau daging sapi tidak dikasih oleh Tuhan.

Yeremia 9:24
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Kenalilah dulu Tuhan. Kita harus mengenal Tuhan sampai pengenalan puncak yang isinya keadilan, kebenaran dan kesetiaan. Kenalilah Tuhan Mempelai Laki-laki Sorga, Dia setia, adil dan benar. Kalau kita sudah kenal Tuhan maka kita juga harus setia, adil dan benar. Itu baru klop saling kenal. Kalau sudah saling kenal maka akan saling rangkul dan tidak mau lepas lagi.

Jadi kembali kepada Tuhan seperti disebutkan dalam Yeremia 4:1 maka Tuhan tunjuk caranya yaitu kenali Tuhan sampai pada pengenalan puncak. Ukuran pengenalan kita kepada Tuhan adalah sampai mengenal Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga dan kita calon Mempelai WanitaNya. Kalau ini kita bahasakan kemudian kita jabarkan dalam kehidupan kita sehari-hari maka kita tidak akan ada masalah. Masakan tunanganNya dibiarkan telanjang dan diterlantarkan. Tidak! Karena di dunia ini ada tujuh mata Tuhan mencari di manapun saudara. Dia mengamati dan menjelahi. Dia pasti memperhatikan “itu tunanganKu, itu belahan jiwaKu begini. Aku tidak mau diam”
Yesaya 62:1
62:1 Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.

Hamba Tuhan pun yang mencintai Sion, mencintai Yerusalem, mencintai gereja Tuhan, mencintai Tuhan, dia tidak akan tinggal diam.

Yesaya 62:2
62:2 Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.

Sidang jemaat Filadelfia juga dijanji diberi nama baru. Itulah upaya Tuhan. Apalagi yang kurang. Kita ini yang seringkali tidak tanggap, tidak mengapresiasi. Padahal kasih Tuhan luar biasa kepada kita, namun kenapa kita anggap sepi! Orang seperti itu sangat keterlaluan! Satu waktu posisimu akan dicabut oleh Tuhan dan diganti oleh orang lain. Jangan berpikir Tuhan itu kekurangan jiwa.

Setelah pemahaman kita sudah begitu meningkat, maka ada pekerjaan yang harus kita kerjakan. Sama dalam Kejadian pasal 2, Adam disuruh kerja. Bukan berarti Adam ditempatkan Tuhan di taman Eden kemudian duduk pangku tangan.
Kejadian 2:15
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Jadi ada pekerjaan, bukan malas-malasan. Adam ada pekerjaan, ada yang dia harus kerjakan dan harus dia pelihara. Bukan dia hanya pangku-pangku kaki dan bersiul-siul. Sekarang kalau kita sudah kembali maka ada kerja yang harus kita kerjakan.
Yeremia 4:3
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.

Kita harus membuka kebun baru dan jangan menabur di tempat duri tumbuh. Kalau benar saudara sudah kembali kepada Tuhan, kembali pada citra Tuhan, kembali pada yang disukai Tuhan maka bukalah lembaran baru, buka tanah baru, buka bendang baru dan jangan menabur di tempat duri tumbuh.

1.      Saat membuka lahan baru ini diingatkan kembali kasus yang terjadi pada Kejadian pasal 3. Berarti jangan ulangi yang dulu, dulu banyak duri, sekarang jangan diulangi.
Kejadian 3:17
3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Jangan isteri suka dominan, suka mendikte. Itu penyebab duri tumbuh! Sayapun tidak setuju kalau isteriku suka dominan! Tidak bisa begitu. Isteri ada batasnya, suami juga ada batasnya.

Kejadian 3:18
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Buka ladang baru, jangan buat lagi sistem yang menyebabkan duri ada. Jangan bangun konsep, jangan bangun cara yang jelas-jelas menimbulkan duri dan onak. Sehebat bagaimanapun engkau sebagai isteri, tidak boleh engkau menguasai suamimu. Suami harus mengasihi isteri, maka aman rumah tangga.

Kalau komando datang dari isteri terus, maka tidak sadar itu tetap ladang lama dan ada duri di situ. Akhirnya dia bekerja dengan kekuatannya sendiri dan kembali menjadi tanah.
Kejadian 3:19
3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."

Apakah mau kembali jadi tanah? Kalau kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan maka kita tidak akan kembali menjadi tanah, tidak kembali pada debu. Tetapi disingkir oleh Tuhan hidup-hidup, jauh dari mata ular.

Jangan konsep lama kita pakai. Tahun 2018 ayo rubah citra.
Kejadian 3:18
3:18 semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Akhirnya mereka makan rumput. Rumput itu makanan binatang, berarti setara binatang. Kita diciptakan menurut peta dan teladan Tuhan. Masakan binatang menjadi isterinya Tuhan. Manusia yang dibenarkan, disucikan dan disempurnakan itu yang menjadi isterinya Tuhan. Kadang kita tidak memahami ini, bahkan sudah memahami tetapi perbuatan tidak sesuai. Jangan kita seperti itu. Inilah yang menyusahkan.

2.      Bilangan 33:55
33:55 Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu.

Ini berarti memberi pelayanan hanya setengah jalan, tidak tuntas. Beribadah dan melayani tidak sepenuh hati padahal Tuhan katakan “tuntaskan semua”. Kalau melayani tidak sepenuh hati, tidak tuntas, hanya setengah-setengah hati maka hasilnya tumbuh duri. Pelayanan itu harus pelayanan utuh, apalagi kami hamba Tuhan harus pelayanan sepenuh. Tuntaskan semua yang tidak baik. Sebab kalau tidak itu nanti menjadi duri menusuk lambungmu. Sebab kerja tidak tuntas.
Bilangan 33:35


Duri di sini bukan menusuk kaki tetapi menusuk lambung. Lambung itu tempat mencerna makanan. Kalau saudara makan, makanan itu bukan langsung masuk ke kaki tetapi ke lambung dulu.

Makan itu sama dengan melayani. Yesus mengatakan “ada makanan yang harus Aku makan yang engkau tidak tahu”. Murid-murid berpikir “tentu ada yang antarkan Guru makanan. Makanan kita ini mungkin tidak sedap” mereka melongo. Lalu Yesus mengatakan “makananKu adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya”. Bukan mengerjakan setengah-setengah.
Yohanes 4:33-34
4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Karena Dia mengerjakan sampai selesai maka berhak Dia berdoa kepada Bapa “Bapa kembalikan kemuliaan yang pernah Aku miliki sebelum dunia dijadikan” sebab Dia sudah mengerjakan semua pekerjaanNya.

Tahun 2018 kita harus benar-benar kerja. Yang mendaftar doa puasa, ayo kita tingkatkan. Apa lagi kita akan menghadapi KKR dan lebih lagi kita menghadapi kedatangan Tuhan pada kali yang kedua.
Jangan sampai ada pelayanan yang tidak sepenuh hati. Paduan suara jangan suka berkata “Tuhan tahu saya capek”. Kalau nanti orang seperti itu ketuk pintu sorga maka Tuhan menjawab “kau tahu, Saya capek, tidak bisa buka pintu”. Apakah tidak menangis air mata darah.

3.      Hakim-hakim 8:5-6
8:5 Dan berkatalah ia kepada orang-orang Sukot: "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah, dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna, raja-raja Midian."
8:6 Tetapi jawab para pemuka di Sukot itu: "Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada tentaramu?"

Sukot artinya bilik sempit, ini adalah orang yang memiliki hati sempit. Inilah orang-orang yang tidak mau memberikan pelayanan.

Hakim-hakim 8:8,15
8:8 Maka berjalanlah ia dari sana ke Pnuel, dan berkata demikian juga kepada orang-orang Pnuel, tetapi orang-orang ini pun menjawabnya seperti orang-orang Sukot.
8:15 Lalu pergilah Gideon kepada orang-orang Sukot sambil berkata: "Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata: Sudahkah Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada orang-orangmu yang lelah itu?"

Jadi pelayanan Gideon dan orang-orangnya ini sampai tuntas, sampai mereka menangkap Zebah dan Salmuna.

Hakim-hakim 8:16
8:16 Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar orang-orang Sukot dengan itu.

Orang yang tidak memberikan pelayanan roti, ada duri special baginya. Ini jangan terjadi pada diri kita. Sebabnya kita ini harus bisa memberi roti kepada orang yang lemah. Mungkin saudara berkata “saya tidak bisa bersaksi” tetapi ada yang bisa kita lakukan, mengajak orang untuk datang mendengar Firman. Tidak ada alasan untuk berkata tidak bisa.

Diceritakan oleh Tuhan dalam Lukas pasal 11 tentang seorang yang datang pada sahabatnya malam-malam untuk minta roti. Karena dia tidak punya roti, makanya dia meminta kepada sahabatnya sebab ada tamu datang. Bagaimana dengan kita? Tahun-tahun ini akan datang orang secara sembunyi-sembunyi bertanya Firman kepada saudara, sebab kita menghadapi tahun kegerakan Firman pengajaran. Bagaimana kalau kita tidak siap.

Itu sebabnya kita harus siap dan kita harus tahu di mana alamat yang ada roti. Untung orang itu tahu di mana alamat yang ada roti yaitu pada sahabatnya. Jadi pertama kita harus siap memberikan pelayanan. Kedua kita harus tahu di mana alamat yang tepat yang ada roti. Itu wajar-wajar saja. Kalau saudara baca dalam Lukas pasal 11, itu jelas sekali.

Lukas 11:5-8
11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.

Hari-hari terakhir ini, kalau kita bisa menempatkan diri sebagai alamat puji Tuhan, berarti kita ada roti. Kalau kita belum bisa menempatkan diri seperti itu, kita harus tahu di mana alamat ada roti. Kita sudah harus tahu di mana alamat ada Firman pengajaran untuk menolong orang tengah malam.

Orang-orang Sukot dan Pniel dicambuk dengan duri padang gurun. Duri padang gurun itulah kaktus, berbisa.

4.      Hakim-hakim 9:1-5
9:1 Adapun Abimelekh bin Yerubaal pergi ke Sikhem kepada saudara-saudara ibunya dan berkata kepada mereka dan kepada seluruh kaum dari pihak keluarga ibunya:
9:2 "Tolong katakan kepada seluruh warga kota Sikhem: Manakah yang lebih baik bagimu: tujuh puluh orang memerintah kamu, yaitu semua anak Yerubaal, atau satu orang? Dan ingat juga, bahwa aku darah dagingmu."
9:3 Lalu saudara-saudara ibunya mengatakan hal ihwalnya kepada seluruh warga kota Sikhem, maka condonglah hati orang-orang itu untuk mengikuti Abimelekh, sebab kata mereka: "Memang ia saudara kita."
9:4 Sesudah itu mereka memberikan kepadanya tujuh puluh uang perak dari kuil Baal-Berit, lalu Abimelekh memberi perak itu sebagai upah kepada petualang-petualang dan orang-orang nekat supaya mengikuti dia.
9:5 Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.

Ini roh ambisius. Abimelekh membujuk saudaranya di Sikhem untuk mengangkatnya menjadi raja atas mereka dari pada mengangkat saudara-saudaranya yang lain. Kemudian sahabat-sahabatnya mengumpulkan uang untuk mengangkat Abimelekh menjadi raja. Dan mereka melantik Abimelekh menjadi raja di Sikhem. Sesudah itu bersama dengan teman-temanya mereka pergi ke tempat tinggal Zerubaal, ada 70 orang anak Gideon di sana (saudara dari Abimelekh sendiri tetapi lain ibu) dan mereka semua bunuh. Karena ambisi akhirnya terjadi pembunuhan. Akhirnya Abimelekh mengangkat diri menjadi raja tetapi diibaratkan seperti duri yang terbang di antara pohon-pohon yang lain.

Ini roh ambisius, ini lebih bahaya lagi. Bagi kita berserah kepada Tuhan. Yang wajar-wajar saja. Kita tunggu waktunya Tuhan. Yang penting kita tahu kesukaannya Tuhan yaitu kesetiaan, keadilan dan kebenaran.

5.      Amsal 15:19
15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

Kalau buka ladang baru kemudian seperti angan-angan pak Menung yang pemalas, bagaimana bisa. Isterinya setiap hari sediakan bekal. Suaminya tampil gaga pakai topi bawa cangkul. Sampai di hutan dia duduk di bahwa pohon lalu berpikir “kalau saya tebang pohon ini akan jatuh menindis pohon sana lalu menimpa pohon yang satunya lagi”. Tetapi dia hanya menghayal karena malas. Memang si pemalas itu suka menghayal. Tidak akan bisa membuka ladang baru kalau pemalas dan banyak tidurnya.

Apalagi sekarang ini saudara banyak disita oleh handphone. Di mana doa sembayangmu, mana baca Firman lagi, waktu disita! Kalau hamba Tuhan yang disita waktunya oleh handphonenya jangan harap ada kebangkitan, kematian terus yang akan dia nikmati. Apalagi kalau melihat dalam handphone hal yang najis!

Orang malas tidak laku di perusahaan. Di mana-mana orang malas tidak laku. Iblis saja tidak mau pakai orang malas, apalagi sorga. Jadi di mana posisi orang malas? Tagantong!

Orang malas tidak boleh makan.
I Tesalonika 2:10

Itu sebabnya orang malas sulit sekali mengerti Firman sebab dia tidak bisa makan Firman.

6.      Pengkhotbah 7:6
7:6 Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Ini pun sia-sia.

Jangan tertawa seperti orang bodoh.

Itu sebabnya dikatakan jangan kita menabur di atas duri, jangan ada hal-hal seperti itu. Kalau masih ada duri seperti ini maka berarti melecehkan Yesus yang bermahkota duri. Yesus di Golgota bermahkotakan duri, supaya saudara dengar-dengaran dan nikah jangan terbalik, pelayanan jangan setengah-setengah, memberi menyambut orang dengan roti, jangan ada roh ambisi dan pemalas. Saya tidak mau lagi membuka ladang yang ada duri, saya mau bekerja sampai selesai, tidak mau setengah jalan, tidak mau setengah hati.

Tuhan memberkati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar