20180106

Kebaktian PA Yeremia, Sabtu 6 Januari 2018 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yeremia 4:1-4
4:1 "Jika engkau mau kembali, hai Israel, demikianlah firman TUHAN, kembalilah engkau kepada-Ku; dan jika engkau mau menjauhkan dewa-dewamu yang menjijikkan, tidak usahlah engkau melarikan diri dari hadapan-Ku!
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.
4:4 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"

Ayat 1 sampai 3 adalah tawaran kemurahan Tuhan. Bila tawaran kemurahan Tuhan ini diabaikan, apa boleh buat, ayat keempat akan bergerak, ayat keempat itu akan menjadi bagiannya, tidak ada alternatif lain, tidak ada jalan tengah. Tentu tidaklah bijak kalau kehidupan itu menolak tawaran dan uluran tangan Tuhan.

Kita kembali memperhatikan Firman Tuhan di ujung akhir zaman ini. Di sini Tuhan memberi syarat kepada kita jika mau kembali.

1.      Dikatakan oleh Firman Tuhan supaya menjauhkan dewa-dewa kejijikan. Kalau hal itu kita lakukan maka akan memetik hasil yang luar biasa.

Dewa-dewa yang ada pada kita, seringkali tanpa kita sadari adalah mendewakan kekuatannya, alias bersandar dengan kemampuan sendiri. Itu termasuk dewa. Kita tidak menyebut dewa seperti kepercayaan orang lain yang ada dewa dengan nama-namanya. Memang dalam Alkitab banyak disebutkan dewa-dewa. Contohnya dewa artemis, Hermes, Zeus, dll.

Untuk kita, dewa yang tanpa kita sadari kita hadirkan dalam kamar kita, dalam rumah tangga kita, kita hadirkan ke manapun kita pergi, kita gandoli dan ikut serta dengan dia adalah dewa yang disebut “bersandar pada kekuatan sendiri”. Ini fatal.
Habakuk 1:11
1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.

Tidak ada patung berhala di situ, tetapi berhala mereka adalah bersandar pada kekuatannya sendiri. Sebabnya sidang jemaat yang diberkati oleh Tuhan, di dunia sekarang ini, utamanya kita yang ada di ujung akhir zaman ini, di mana masa persaingan begitu ketat. Sehingga dari pemerintah dipacu supaya manusia itu punya pendidikan, kalau dapat pendidikan setinggi mungkin, karena ada persaingan di dunia ini. Baik dalam soal usaha, perdagangan, soal kedudukan, ada persaingan di mana-mana.

Sebenarnya kalau kita paham bahwa itu adalah persaingan, berarti saudara ikut terlibat dalam persaingan itu. Baik dalam dunia pendidikan, dunia bisnis, dunia pemerintahan, dunia kemiliteran, tidak dapat disangkal ada persaingan. Orang dunia menggunakan banyak trik-triknya di dalam persaingan, apakah lewat sogokan, apakah lewat menjilat dan sebagainya. Berbagai corak ragam yang kita temukan di dunia ini.

Kalau hal ini kita temukan dan kita juga ada dalam suasana seperti itu, maka yang harus kita jadikan sandaran adalah Tuhan. Jangan mendewakan kemampuanmu, jangan saudara bersandar kepada kekuatanmu. Harap akan Tuhan itu adalah lebih indah. Jangan bersandar pada kekuatan.

Tentu kalau kita bersandar kepada Tuhan, ada hal-hal yang perlu kita selesaikan dengan Tuhan. Dan kalau kita selesaikan dengan Tuhan otomatis Tuhan akan memberikan pembelaan kepada saudara. Selesaikan dulu, rekonsiliasi dengan Tuhan maka otomatis Tuhan akan segera membukakan jalan, membukakan pintu bagi saya dan saudara. Dari pada saudara berbuat seperti dalam Habakuk 1:11. Ini termasuk dewa yang menjijikan. Kalau itu ada lalu berkata “berbalik kepada Tuhan” itu sama dengan membohongi diri sendiri. Mereka berkata dekat dengan Tuhan padahal sebenarnya jauh dari Tuhan.

Itu sebabnya Tuhan katakan “kembali” rekonsiliasi atau berdamai dengan Tuhan, jangan bersandar dengan akalmu.
Amsal 3:5
3:5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Amsal 3:5 (Terjemahan Lama)
3:5 Haraplah pada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan engkau bersandar kepada akalmu.

Bersandar pada akal berarti bersandar pada dirinya sendiri. Bagaimana seharusnya kita lakukan kalau kita bersandar kepada Tuhan? Kita lipatkan lutut kepada Tuhan. Sebelum kita memohon sesuatu kepada Tuhan, lebih dahulu kita berdamai dengan Tuhan. Sembah Dia dengan segenap hati, maka saudara akan melihat hasilnya kelak.
Ini yang membuat banyak orang kesal, karena kesalnya ini dia tidak berhasil kemudian mempersalahkan orang lain, bahkan lebih berat kalau mempersalahkan Tuhan. Jangan sampai kita kena seperti ini.

Dalam II Tawarikh 15:1-8, saat itu Firman Tuhan sudah jarang, orang keluar masuk tidak selamat. Tetapi ketika nabi datang mengingatkan raja Asa dan dia sadar akan hal itu, kemudian dia berupaya untuk menyingkirkan semua dewa-dewa kejijikan maka hasilnya luar biasa.
II Tawarikh 15:1-2
15:1 Azarya bin Oded dihinggapi Roh Allah.
15:2 Ia pergi menemui Asa dan berkata kepadanya: "Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan Benyamin! TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.

Ditinggalkan Tuhan itu berarti kita memetik kembali buah ulah kita. Kadang kita tidak menyadari hal ini.

II Tawarikh 15:3
15:3 Lama sekali Israel tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum.

Ini yang menjadi masalah. Kenapa ayat 1 dan 2 ini dikaitkan dengan ayat tiga? Di sini umat Israel sudah lepas dengan pengajaran. Artinya mereka tanpa ajaran Tuhan. Imam-imam sudah tidak melakukan kewajibannya yang sesuai. Juga mereka tanpa hukum, hakim-hakim sudah tidak benar.

II Tawarikh 15:4
15:4 Tetapi dalam kesesakan mereka berbalik kepada TUHAN, Allah orang Israel. Mereka mencari-Nya, dan Ia berkenan ditemui oleh mereka.

Kenapa Tuhan harus membuat mereka sesak dan terhimpit dulu baru mereka mencari Tuhan. Dalam Yeremia pasal 4 Tuhan sudah menghimbau. Di sini Tuhan tidak tawarkan tetapi mereka sendiri berupaya mencari Tuhan dan Tuhan berkenan di temui. Apalagi kalau Tuhan sendiri yang menawarkan diri.

II Tawarikh 15:5-7
15:5 Pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah.
15:6 Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan.
15:7 Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"

Kalau kita ada upaya maka ada upah.
II Tawarikh 15:8
15:8 Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN.

Bagi kita adalah menyingkirkan apa-apa yang jadi andalan kita di luar Tuhan. Kita berusaha ini dan itu tetapi kita bersandar pada kekuatan kita, akhirnya kita gagal dan gagal.

II Tawarikh 15:9
15:9 Ia mengumpulkan seluruh Yehuda dan Benyamin dan orang-orang Efraim, Manasye dan Simeon yang tinggal di antara mereka sebagai orang asing. Sebab dari Israel banyak yang menyeberang memihak kepadanya ketika mereka melihat bahwa TUHAN, Allahnya, beserta dengan dia.

Kalau ini dilakukan oleh Asa maka hasilnya banyak orang menggabungkan diri. Tetapi kalau dilihat selalu gagal, bagaimana orang bisa menggabungkan diri kepada kita. Tetapi jika orang itu melihat ada keberhasilan, ada hal-hal yang baru yang dia lihat yang sangat mencengangkan dia maka dia pasti datang menggabungkan diri kepada saudara dan saya. Ini adalah tahun di mana kita memiliki kerinduan hati beribadah dan melayani dengan berkobar-kobar.

Dewa itu hanya sia-sia. Jadi bersandar pada kekuatan/ pengertian sendiri, hal itu akan sia-sia.
Yeremia 2:5
2:5 Beginilah firman TUHAN: Apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu pada-Ku, sehingga mereka menjauh dari pada-Ku, mengikuti dewa kesia-siaan, sampai mereka menjadi sia-sia?

Menjadi sia-sia usaha pekerjaan kita kalau mengandalkan kekuatan kita. Coba kita bersandar kepada Tuhan 100%. Jangan jadikan Tuhan itu ban reserep. Saudara lebih dahulu berusaha dan kalau gagal saudara baru mengandalkan Tuhan, ini salah besar. Sayang kalau kita perlakukan Tuhan seperti itu karena pasti saudara akan gagal dan gagal. Apalagi kalau gagal secara rohani, itu paling parah! Kalau gagal jasmani itu berarti keberhasilan yang tertunda asalkan saudara berbalik kepada Tuhan 100%. Kalau gagal secara jasmani, itu kesempatan damai dengan Tuhan. “Tuhan saya gagal, sekarang saya bersandar kepadaMu”. Pasti Tuhan tidak membohongi kita karena di dalam pikiran dan hati Tuhan tidak ada kamus berbohong. Hanya iblis yang suka berbohong dan membunuh.

Ayo kita renungkan dengan pikiran jernih supaya Tuhan melihat kita sebagai anak Tuhan yang selalu datang merengek kepada Tuhan. Perumpamaan Tuhan tentang hakim yang lalim, di sana ada ibu janda yang setiap saat datang mengetuk pintu hakim itu dan berkata “bela perkaraku”. Akhirnya hakim itu mengatakan “dari pada saya tidak bisa tidur, diganggu terus, lebih baik saya bela dia”. Apalagi Tuhan, saudara percaya? Firman Tuhan itu jawaban.
Lukas 18:1
18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.

Berdoa artinya bersandar kepada Tuhan. Dia sadar dia tidak berdaya, dia sadar dia lemah makanya dia bersandar kepada Tuhan. Anak muda kalau mau cari jodoh bersandar kepada Tuhan. Serahkan pada Tuhan pilihanmu, jangan kita yang tentukan.

Jangan bersandar kepada Tuhan tetapi salah yaitu memberikan permintaan bersyarat. Ayo bersandar pada Tuhan dengan tidak pakai syarat. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu kepada saudara yang mengecewakan saudara. Sekarang tidurlah dulu seperti Adam, artinya menyerah sepenuh kepada Tuhan dan Tuhan akan memberikan Hawa.

Bersandar pada kekuatan itu berarti mendewakan kekuatan. Kalau kita bersandar pada kekuatan kita maka itu membuat Tuhan sakit hati.
Yeremia 8:19
8:19 Dengar! seruan puteri bangsaku minta tolong dari negeri yang jauh: "Tidak adakah TUHAN di Sion? Tidak adakah Rajanya di dalamnya?" -- Mengapakah mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan patung-patung mereka, dengan dewa-dewa asing yang sia-sia? --

Memanggil Tuhan yang ada di Sion sebagai Raja tetapi ada dewa kesia-siaan sehingga sakit hati Tuhan. Mau bagaimana lagi kalau hati Tuhan sudah sakit.

Lukas 18:2
18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun.

Hubungan vertikal dan horizontal bagi hakim ini tidak ada nilainya.

Lukas 18:3-7
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?

Kondisikan dirimu menjadi pilihan Tuhan. Bawa dirimu dalam penggembalaan dengarkan Firman Tuhan. Siang di dalam keadaan aman, tenang dan senang dia bersandar kepada Tuhan. Malam di dalam pencobaan berat dia juga bersandar kepada Tuhan. Tidak pernah hanya waktu malam (cobaan) dia bersandar pada Tuhan dan siangnya dia leha-leha.

Lukas 18:8
18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Ini yang dipertanyakan, adakah orang yang bersandar kepada Tuhan ketika Dia datang pada kali kedua di atas bumi. Ini yang harus kita perhatikan, ayo 100% kita bersandar kepada Tuhan. Benar-benar Tuhan itu ada, Dia bukan Tuhan yang abstrak. Dia Tuhan yang nyata, yakini dan imani itu. Yakinilah Tuhan itu ada. Barangsiapa yang menghampiri Tuhan dia harus percaya bahwa Tuhan itu benar ada.
Ibrani 11:6
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

2.      Jangan menjauh dari Tuhan, jangan justru lari
Tuhan himbau “kembalilah” jangan saudara ada rasa curiga “Tuhan mau memukul saya, mau menyiksa saya kalau kembali”. Tidak! Tuhan melihat ketika himbauan Tuhan datang mereka malah ancang-ancang mau lari. Banyak kali ada himbauan “ayo datang kepada Tuhan” namun bukannya memperhatikan himbauan Tuhan, mereka justru tambah menjauh. Ini masalah yang ada pada gereja Tuhan.

Padahal kalau kita dekat dengan Tuhan kita mendapatkan ketenangan.
Mazmur 62:1-2
62:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud.
62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

Lari itu berarti mempercepat jarak untuk menjauh. Dipanggil Tuhan mendekat tetapi malah mempercepat jarak untuk menjauh. Artinya menggalakkan apa yang Tuhan tidak inginkan, dan dia tumbuh kembangkan, dewa kesia-siaan itu, dia pelihara. Itu sama dengan makin jauh dari Tuhan. Bagaimana ada ketenangan kalau seperti ini. Bagaimana bisa menikmati keselamatan yang akan datang kalau seperti ini. Kita berhadapan dengan keselamatan yang akan datang/ penyingkiran gereja.

Di ujung tahun 2017, pemerintah lewat Kapolri mengatakan “jangan ada yang melarang atribut-atribut natal”. Ini sudah tanda-tanda awal kegerakan. Saya ingat bahasa pendeta dari London itu “akan ada kegerakan di Indonesia tetapi tidak lama, setelah itu ada aniaya”. Kalau sekarang ada kesempatan dari Tuhan seluas-luasnya untuk kita beribadah dan melayani kemudian kita tidak hargai, jangan harap ada kesempatan lagi yang berikut baru saudara mau menyala-nyala, sudah terlambat. Sebabnya sekarang ini kita harus beraktivitas dalam kesempatan yang Tuhan berikan.

Kita harus hati-hati, jangan kita berpikir sekarang kita enak. Itu tidak akan lama. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, yang pasti Firman Tuhan akan digenapkan. Keselamatan yang di depan ini yang harus kita buru, harus kita kejar lewat ibadah pelayanan yang berkobar-kobar. Oleh kemurahan Tuhan, rahasia Firman Tuhan dibukakan kepada kita.
Mazmur 62:2
62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

Keselamatan ini menunjuk penyingkiran gereja. Raja Daud itu orang percaya, sudah selamat. Yang dikatakan ini adalah nubuatan untuk kita gereja Tuhan yaitu keselamatan yang akan datang.

3.      Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Ada tiga kata sifat di sini yaitu kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Ini adalah suasana bahasa mempelai, ini warna dari penampilan Mempelai Wanita. Karena Mempelai Laki-laki Sorga juga seperti ini. Berarti pada ayat 2 ini kita bukan hanya didorong untuk selamat tetapi kita didorong supaya kita mengkondisikan diri menjadi Mempelai wanita bagi Tuhan.

Kembali kepada Tuhan itu bukan hanya sekedar kita datang ke gereja dan melakukan sakramen ini dan itu. Yang utama adalah kita mau kembali kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Karena kesetiaan, keadilan dan kebenaran ini adalah sifat Mempelai Laki-laki Sorga. Dulu ditawarkan kepada Israel, sekarang ini ditawarkan kepada kita.
Hosea 2:18
2:18 Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.

Dikatakan tadi demi Tuhan yang hidup. Jadi Mempelai Laki-laki Sorga ini benar-benar hidup.
Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Ini adalah janji Mempelai Laki-laki Sorga dan Tuhan ingin kita ada pada kondisi seperti ini yaitu setia. Makanya iblis mencoba menggagalkan hubungan kita dengan Tuhan dengan merusak kesetiaan kita. Ketika rasul Paulus bicara soal pertunangan gereja dengan Kristus Yesus, langsung dia teruskan kepada persoalan Hawa yang diganggu oleh iblis sehingga tidak setia. Soal kesetiaan ini diingatkan Tuhan kepada kita. Seringkali kita setia 1 minggu kemudian 1 bulan tidak setia. Setia dalam 1 bulan kemudian 1 tahun tidak setia. Bagaimana mau mengkondisikan sebagai Mempelai Wanita kalau seperti itu.

Dalam pelayanan kita seringkali naik turun, itu tidak setia. Kalau keadaan saudara seperti itu lalu Yesus datang dalam peristiwa pharusia, maka saudara akan tertinggal dan berhadapan dengan antikristus.

II Korintus 11:2-3
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Ada yang berupaya untuk memperdaya kita yaitu iblis, ular, setan. Ini yang akan bekerja keras karena dia tahu kalau sudah terjadi pernikahan gereja dengan Kristus, alamat riwayat iblis itu habis. Tidak ada lagi kekuatannya sedikitpun. Semuanya tinggal menunggu dibuka pintu lubang yang tidak terduga dalamnya, di situ dia akan dilempar.

Keadilan, kesetiaan dan kebenaran ini adalah janji suasana mempelai. Jadi tidak hanya sebatas Tuhan mengajak “ayo kembali”. Kalau keadilan, kesetiaan dan kebenaran itu sudah kita lakoni dan kita pertahankan maka inilah janji Tuhan.
Yeremia 4:3
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.

Berarti kalau kita kembali maka ada pekerjaan spesial. Kalau dulu kepada Adam Tuhan sudah berfirman “ini taman Eden. Engkau harus usahakan dan pelihara”. Jadi kita harus memelihara taman kesetiaan, keadilan dan kebenaran.

Membuka tanah baru ini berarti membuka lembaran baru. Masuk tahun 2018 ini biarlah kita membuka lembaran baru, yang lalu jangan kita lakukan. Olehnya diingatkan jangan menabur di tempat duri tumbuh. Itu adalah kasus-kasus yang lalu.

a)      Saudara ingat bagaimana keadaan Adam dan Hawa ketika mereka tidak dengar-dengaran dan kesetiaannya sudah hancur. Akibatnya duri dan onak tumbuh. Membuka tanah baru syarat jangan menabur di tempat duri tumbuh artinya kita membuka lembaran baru dengan catatan saya mau setia dan dengar-dengaran kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Dosa tidak dengar-dengaran Hawa itu karena diperdaya oleh ular.

b)      Hakim-hakim 9:14-15
9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!
9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.

Kalau pemimpin yang memimpin saudara adalah duri, itu bahaya sekali. Abimelekh itu adalah duri. 70 saudara-saudaranya yang satu bapa dengan dia, semua dia bunuh. 70 adalah angka keberhasilan. Itu yang diusahakan dibunuh, diusahakan dihancurkan oleh Abimelekh akhir zaman. Itulah duri. Makanya kita yang oleh kemurahan Tuhan ada anggur, ada zaitun, ada ara, ayo beribadah dan layanilah Tuhan. Abimelekh mau hancurkan orang-orang yang berhasil.

Abimelekh membunuh 70 orang saudara-saudaranya, tetapi seorang lolos yaitu Yotan. Dia naik ke gunung Gerizim dan berseru kepada Abhimelekh yaitu saudaranya yang satu bapa tetapi lain ibu. Saudara lihat, walaupun satu benih tetapi beda kandungan, beda pengajaran, akhirnya jadi duri. Ini berbahaya sekali, ini jangan terjadi pada saya dan saudara.

c)      Hakim-hakim 8: 16
8:16 Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar orang-orang Sukot dengan itu.

Gideon mengejar dua musuh utamanya. Kemudian dia bersama rombongannya pergi ke Sukot dan Peniel. Dia minta roti dan air tetapi orang Sukot dan orang Peniel tidak mau memberikan. Sebaliknya mereka mengolok “sudahkah engkau menangkap dua gerombolan itu”. Gideon marah dan berkata:
Gideon 8:7
8:7 Lalu kata Gideon: "Kalau begitu, apabila TUHAN menyerahkan Zebah dan Salmuna ke dalam tanganku, aku akan menggaruk tubuhmu dengan duri padang gurun dan onak."
Roh pengolok ini harus dihancurkan sebab itu duri.

Sukot artinya sempit. Artinya orang yang tidak bisa memberikan pelayanan air, tidak bisa memberi pelayanan roti karena hatinya sempit, maka dia akan kena duri! Itu sebabnya jangan kita seperti itu. Ayo kita melayani memberi air dan memberi minum, beri roti.
Matius 10:40-42
10:40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Kepada kehidupan yang tidak tahu menyambut pelayanan Tuhan lewat hamba Tuhan, maka dia sama mengundang duri dalam kehidupannya dan tidak bisa buka kebun baru. Ini jangan terjadi pada saudara dan saya.

d)      Duri yang berikutnya adalah untuk orang malas
Amsal 15:19
15:19 Jalan si pemalas seperti pagar duri, tetapi jalan orang jujur adalah rata.

Akhir zaman ini Tuhan tidak mau anak Tuhan bermalas-malasan. Anak Tuhan harus bernyala-nyala, harus berkobar-kobar, jangan bermalas-malasan. Orang pemalas, jangan makan!
II Tesalonika 3:10
3:10 Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Kalau dikatakan jangan makan berarti dia tidak akan mengerti Firman, tidak akan mengerti kehendak Tuhan.

Tetapi orang yang seperti ini banyak tertawa.
Pengkhotbah 7:6
7:6 Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Ini pun sia-sia.

Orang bodoh yang tertawa terpingkal-pingkal itu sama dengan membakar duri di bawah belanga tanah. Itu sebabnya dikatakan jangan menabur di tanah berduri, artinya di sini jangan tertawa padahal sebenarnya engkau bodoh.

Mempelai Tuhan tertawa melihat masa depan, karena matanya dibuka oleh Tuhan melihat masa depan yang begitu terang benderang.
Amsal 31:25
31:25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

Ini mempelai wanita, isteri yang bijak yang lebih dari mutu manikam. Dia tertawa melihat masa depan, dia tidak ada rasa gentar ke depan karena dia melihat rencana Tuhan, dia lihat tangan Tuhan ada di atasnya. Dia lihat dia dilindungi, dia lihat dia dirangkul, dia rasakan kehangatan pelukan Tuhan. Karena sebagai orang Kristen yang memiliki pengharapan.

Yeremia 4:3
4:3 Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: "Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.

Sesudah kita menyatakan diri dengan menanggapi suara Tuhan “kembalilah, tidak usah kamu lari jauh-jauh”. Kemudian harus ada keadilan, kesetiaan dan kebenaran. Maka perintah selanjutnya “bukalah tanah baru”.

Hosea 10:12
10:12 Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.

Jadi Hosea dan Yeremia membaur. Sebagaimana kita harus kembali kepada Tuhan dan suasananya adalah kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Untuk melestarikan ini, serta menjaga agar jangan sampai kehilangan maka bukalah tanah baru, buka ladang baru, bukan kebun baru. Berarti kebun kita yang lama yang tidak berkenan kepada Tuhan yang hasilnya hanya air anggur yang asam, ayo kita buka ladang baru. Tahun 2018 ini kita ikrar kepada Tuhan “Tuhan ini adalah lembaran baru bagi saya. Saya tidak mau mengulangi lagi tahun 2017 yang bermalas-malasan”. Orang malas dikatakan oleh Alkitab tidak boleh makan, berarti dia tidak akan memahami secara mendalam rencana Tuhan.

Kalau ini sudah dilakukan maka Alkitab mengatakan bangsa-bangsa akan saling memberkati.
Yeremia 4:2
4:2 Dan jika engkau bersumpah dalam kesetiaan, dalam keadilan dan dalam kebenaran: Demi TUHAN yang hidup!, maka bangsa-bangsa akan saling memberkati di dalam Dia dan akan bermegah di dalam Dia."

Bangsa-bangsa akan saling memberkati, bukan berarti Prancis akan memberkati Jerman. Kita ini ada beberapa suku bangsa, tetapi karena kita satu dalam kesetiaan, keadilan dan kebenaran maka ayo kita saling mengulurkan tangan dan memberkati. Kemudian bangsa-bangsa bermegah di hadapan Tuhan. Kehidupan yang benar-benar ada dalam roh kesetiaan, keadilan dan kebenaran pasti dia akan bermegah di hadapan Tuhan, tidak ada istilah muka segi tujuh. Untuk mempertahankan dan melestarikan hal ini maka kita harus membuka ladang baru. Tahun 2018 kita akan beribadah melayani dengan hati yang dibaharui, hati yang berkobar-kobar, jangan bermalas-malasan lagi. Maka kita akan melihat perbuatan Allah yang luar biasa.

Jangan menabur di tanah yang berduri.
Lukas 8:14
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.

Tanah lama yang ada duri itu isinya kekuatiran. Dia berpikir tentang kekayaannya nanti siapa yang menjadi penerusnya dan kenikmatan hidup inilah yang mengganggu.

Kekuatiran itu sama dengan badan yang bungkuk. Itu ada di dalam gereja. Orang yang kuatir itu berarti dijerat oleh iblis. Suara Firman ini untuk menyadarkan saudara supaya semua bergerak. Bukan karena saya kuatir. Jangan sampai kita kuatir, kalau kuatir itu berarti ada duri di situ.

Lukas 13:16
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Dia 18 tahun sudah bungkuk, tetapi ada di rumah Tuhan, aktif beribadah tetapi perasaan kuatir tidak pernah lepas dari dirinya, tetap bungkuk dan bungkuk terus. 18 ini berarti 6+6+6 ini menunjuk 666. Jadi orang kuatir akan jatuh di tangan antikristus. Ini jangan terjadi pada diri kita.

Saya sebagai hamba Tuhan kalau kuatir untuk apa saya datang ke Tentena dengan membawa isteri dan tiga orang anak. Anak yang ketiga waktu itu baru usia 40 hari.

Kuatir itu sama dengan bungkuk. Bungkuk itu berarti diikat oleh iblis. Padahal keselamatan yang akan datang sudah Tuhan janji dan tidak usah kita kuatir. Iblis suka menjerat dan mengikat dengan roh kuatir. Kalau anak Tuhan selalu kuatir, begitu buka mata habis sembayang subuh langsung keluar kata-kata kuatir “apa yang saya mau makan hari ini. Mau panen apa saya hari ini” itu berarti kuatir. Kemudian kehidupan itu lari bersandar pada kekuatannya sendiri, berarti menghadirkan dewa kejijikan. Ini jangan sampai terjadi.

Lukas 13:14-16
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Kehadiran perempuan bungkuk ini di rumah Tuhan berarti masih ada iman, tetapi imannya diganggu oleh roh kuatir. Kehadiran dalam rumah Tuhan itu tanda masih ada iman, berarti dia benar keturunan Abraham. Jika kita memiliki iman maka disebut anak-anak Abraham.

Supaya kita tidak diikat oleh iblis maka mari kita mengikatkan diri kepada Tuhan.
I Korintus 6:17
6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

Jangan kita diikat oleh iblis, tetapi mari kita kaitkan diri kepada Tuhan sehingga kita satu roh dengan Dia. Bukti kita satu roh dengan Tuhan adalah kita kembali. Kemudian kita menjauhkan diri dari dewa-dewa kejijikan. Dan diisi dengan sifat-sifat kesetiaan, keadilan dan kebenaran. Itu adalah suasana ikatakan mempelai. Mempelai Laki-laki Sorga seperti itu, maka Mempelai Wanita Tuhan juga harus seperti. Untuk menjaga keadilan, kesetiaan dan kebenaran ini maka Tuhan anjurkan supaya membuka kebun baru. Dalam membuka kebun baru Tuhan anjurkan jangan biarkan duri tumbuh. Masuk tahun 2018 ini kita singkirkan semua duri dan onak.

Yeremia 4:4
4:4 Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murka-Ku mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!"

Kalimat “sunatlah kulit khatan hatimu” berarti kita harus tampil ada kegentaran kepada Tuhan. Orang yang menyunat hatinya, menyunat telinganya berarti dia takut akan Tuhan. Inilah cara Tuhan untuk menjaga hubungan kita lestari dan indah dengan Tuhan yaitu menggarap tanah baru kemudian menyunat hati dan menyunat telinga.

Kiranya Tuhan memberkatimu, inilah study pertama di tahun 2018.

Tuhan memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar