20180214

Kebaktian PA Imamat, Rabu 14 Februari 2018 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 21:18
21:18 karena setiap orang yang bercacat badannya tidak boleh datang mendekat: orang buta, orang timpang, orang yang bercacat mukanya, orang yang terlalu panjang anggotanya,

Kesempatan ini kita akan melihat cacat yang keempat yaitu orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya. Orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya tidak masuk syarat untuk mengatur santapan bagi Tuhan. Yang telah kita dengar sebelumnya adalah orang buta, orang timpang, orang yang sumbing bibir dan sumbing telinganya, yang keempat adalah orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya.

Di dunia ini ada orang yang terlalu panjang kakinya, juga ada yang tangannya terlalu panjang. Kalau jari yang normal tiga ruas, kecuali ibu jari. Namun ada orang yang jarinya dua ruas atau hanya satu ruas. Kalau dulu orang seperti itu, walaupun dia keturunan Harun, tidak boleh mengatur santapan di meja Tuhan. Tetapi bagi kita sekarang itu bukan hurufiah, kita akan disuguhkan oleh Tuhan soal yang rohani.

Kita sudah mendengar ada 10 hal yang menyebabkan gereja Tuhan buta secara rohani. Kemudian kita mengikuti bagaimana kalau rohani itu timpang. Kemudian yang ketiga yang tidak masuk syarat untuk melayani Tuhan adalah bibir sumbing, tidak jelas kata-katanya berartinya tidak jelas pengajarannya. Saya bisa dicap Tuhan bibir sumbing walaupun saya sudah bertahun-tahun melayani di hadapan Tuhan. Memang sekarang tidak langsung ada penolakan tetapi satu ketika akan ada penolakan kalau dari mimbar ini saya menyuarakan kata-kata atau pengajaran yang tidak jelas arahnya.

Kita juga sudah mendengar tentang telinga yang sumbing yaitu kehidupan yang tidak sedia mendengar, atau orang yang menolak pengajaran Firman yang benar. Sehingga dia hanya berpaling kepada tahyul-tahyul dan dongeng-dongeng yang menyenangkan telinga, itu adalah sumbing telinga.

Yang kita bahas sekarang adalah orang yang terlalu panjang anggotanya. Ini pun tidak dilayakkan oleh Tuhan untuk mengatur santapan bagi Tuhan. Secara kasat mata mungkin kita melihat orang itu melayani dan mungkin kita melihat hasilnya luar biasa memukau. Tetapi kalau ada ciri ini terlalu panjang anggotanya, sekalipun secara pandangan mata kita berhasil dia melayani, bukan itu jadi penentuannya. Yang menentukan adalah akhirnya, apakah Juri yang di sorga menilai benar atau tidak. Sebab ada Juri kita di Sorga, ada wasit yang memperhatikan pelayananku dan pelayanan saudara-saudara. Utama mulai dari kami hamba-hamba Tuhan.

Jadi di akhir itu penentuannya, diterima atau ditolak. Tetapi dari sekarang kita sudah harus membenahi diri supaya pasti kelak ketika Wasit itu datang, Dia tidak menyuruh saudara pergi tetapi berhasil. Hukuman itu pengadilan yang menentukan. Pengadilan itu ada dua pengertian:
1.      Pembalasan
2.      Memisahkan

Di pengadilan itulah penentu, di situ wasit, di situ juri menentukan diterima atau tidak. Tetapi ketika kita mendengar Firman seperti ini dan kita tahu kita salah dalam pelayanan, maka itu adalah kesempatan untuk membenahi. Dari pada nanti sudah di pengadilan tidak ada lagi kesempatan untuk membenahi. Ketika kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan mendengar Firman adalah kesempatan kita membenahi diri.

Apakah kita orang yang panjang anggota tubuhnya. Ada orang dari tungkai kaki dibandingkan badannya, kakinya lebih panjang dari pada badannya. Ada juga yang badannya panjang, kakinya pendek. Itu adalah orang-orang yang tidak seimbang. Kita akan periksa apakah rohani kita seimbang. Ini yang harus kita perjelas, kia benahi ibadah pelayanan kita hari-hari terakhir ini. Apakah kita sudah ada pada poin seimbang atau belum seimbang. Kalau belum seimbang segera benahi diri karena pasti akan ada penolakan.

Makanya ibadah dan pelayanan itu di mata Tuhan bagaikan orang yang membawa santapan atau makanan kepada Tuhan. Diterima atau ditolak ditentukan oleh Dia yang kita sodorkan santapan. Salah satu penyebab terjadi penolakan bila yang mempersembahkan adalah orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya, tidak seimbang.

Kalau Tuhan katakan hal seperti ini berarti Tuhan menginginkan dalam pelayanan menyajikan santapan kepada Tuhan lewat ibadah pelayanan kita, kita harus belajar bagaimana untuk memenuhi selera dari Pribadi yang kita layani dengan syarat harus seimbang.

Dari sejak awal kita bicara tentang santapan Tuhan ini, kita semua punya tugas. Bukan hanya tuga hamba Tuhan fulltimer, tetapi kita semua dituntut oleh Tuhan dalam beribadah dan melayani Tuhan harus ada kata seimbang. Jangan berat sebelah.

Untuk memberi santapan bagi Tuhan, kalau kita lihat raja dunia saja bersyarat. Kita lihat Nehemia, dia menjadi pelayan pembawa santapan raja Atahsasta. Ketika dia membawa cawan yang berisi anggur untuk raja, raja bertanya kepada Nehemia “kenapa wajahmu muram?”. Berarti dia melayani tidak seimbang, tidak cocok. Hal itu mengejutkan Nehemia, karena taruhannya adalah nyawa bila melayani raja dengan wajah muram. Tetapi syukur dan puji bagi nama Tuhan, sebab Raja di Sorga membela dia.
Nehemia 2:1-2
2:1 Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
2:2 bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.

Nehemia ketakutan karena melayani tidak dengan hati yang seimbang, tidak ada kesesuaian.

Nehemia 2:3-4a
2:3 Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
2:4 Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,

Untung Tuhan ada bersama Nehemia. Ketika raja bertanya apa yang dia inginkan, cepat dia berdoa kepada Tuhan semesta langit.

Nehemia 2:5
2:5 kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."

Di dalam pelayanannya di mata raja, dia tidak imbang, tidak pas. Tetapi syukur Raja segala raja yang menciptakan langit dan bumi ada campur tangan. Dan dia masuk pada bagian yang rohani. Bagaimana wajah tidak muram kalau kota pekuburan nenek moyangnya sudah hancur. Bahasa ini menyentuh Tuhan dan Tuhan berbalik menyentuh hati raja. Sehingga apa yang terjadi, saat itu juga raja memerintahkan dengan membuat surat supaya Nehemia dan siapa-siapa saja yang mau membangun negerinya mendapat surat perintah dan boleh pulang untuk membangun Yerusalem.

Jadi awalnya apa yang dikerjakan oleh Nehemia itu tidak imbang di mata raja tetapi imbang di mata Tuhan karena dia sebagai orang buangan dia tetap ingat negerinya. Yang mana ini menubuatkan kepada kita negeri Yerusalem Baru. Di manapun kita berada jangan sampai kita terbelit dengan masalah sehingga kita lupa negeri itu, lupa ke mana tujuan kita ke Yerusalem baru. Kalau lupa berarti kita tidak imbang, sama dengan tangan dan kaki melampaui imbangannya, karena terlalu panjang.

Ini yang harus kita waspadai, sebab melayani di dunia saja menuntut seperti ini apalagi Tuhan. Kalau raja dunia belum tentu kita diajar seperti itu untuk menjadi mempelai wanitanya. Tetapi Raja Sorga terlalu dalam, kita melayani harus imbang karena kita mau ditempatkan oleh Tuhan menjadi Mempelai WanitaNya. Masakan Mempelai Laki-laki dan Mempelai Wanita tidak imbang. Harus imbang, harus setara, jangan salah.

Kalau ibadah pelayanan kita ukurannya terlalu ringan, ingat perkataan “menai menai, tekail ufarsin”. Bagaimana tulisan di dinding yang membuat gemetar Belsyazar. Hanya Daniel yang bisa menerjemahkannya.

Orang yang terlalu panjang anggotanya menunjukan gereja yang bertumbuh tetapi pertumbuhannya tidak wajar. Kita diajar oleh Tuhan agar pertumbuhan rohani kita harus seimbang, harus wajar. Karena telalu banyak komunitas kelihatan bertumbuh pesat tetapi coba ditimbang, tidak seimbang. Kalau gereja bertumbuh tetapi tidak wajar, itu sama dengan anggota tubuhnya terlampau panjang, itu tidak wajar.

Itu banyak terjadi, sehingga orang di pengajaran yang sudah tahu metodenya, tahu sistemnya, tahu patronnya, kenapa ikut-ikut. Akhirnya dia buyarkan metode dan pola sorga. Mereka ikut-ikut sehingga mengimpor sistem dunia masuk dalam gereja karena dianggap itu bisa menarik jiwa-jiwa. Kelihatannya bertumbuh tetapi Tuhan katakan “satu saat akan Aku tolak karena makanan yang kau sajikan kepadaKu tidak sesuai seleraKu”. Ini yang harus kita waspada, sayapun sebagai hamba Tuhan harus waspada jangan sampai ditemukan Tuhan tidak seimbang.

Makanya begitu melipat lutut bertanyalah kepada Tuhan “Tuhan mana yang benar tunjukkan kepada kami”. Dalam jeritan hatiku kepada Tuhan maka Tuhan berbicara kepada saya melalui kalbu “hambaku, Bernard Legontu, umatKu membutuhkan pola ibadah yang benar agar mereka terhindar dari kekacauan ibadah akhir zaman”. Kalimat ini jelas berbunyi dalam hati saya dan saya dengar dengan indera telinga iman. Setelah bahasa ini datang maka pikiran saya langsung melihat mulai dari pintu gerbang Tabernakel sampai ke ruangan maha suci.

Kalau lari dari pola Tabernakel, sekalipun kelihatan jiwa berjubel-jubel datang, tetapi dengan anggota tubuh yang terlalu panjang, maka yang kita sodorkan kepada Tuhan hanya membuat kita terkejut sebab kelak akan Tuhan tolak. Ini jangan sampai terjadi bagi kita.

Sesuai dengan Kabar Mempelai dalam terang Tabernakel, keseimbangan ini harus mulai dari nikah. Ini yang membuat saya menjerit ketakutan, sebab tidak bisa kita mengelak, di sini penekanannya. Keseimbangan ada di dalam nikah, kalau tidak terjadi keseimbangan maka Tuhan kategorikan orang itu terlalu panjang anggota tubuhnya. Karena kita mengarah pada nikah yang rohani maka keseimbangan itu mulai dari nikah dan berakhir pada nikah yang rohani. Ini harus ada pada pola, jangan membangun pola sendiri. Kalau menyalahi pola segera berdamai dengan Tuhan, mumpung belum dipencet hidung, masih ada detak jantung.

Orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya ini berarti tidak ada keseimbangan dan tesnya mulai dari nikah.
II Korintus 6:11
6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.

Ini hubungan hamba Tuhan dengan jemaat. Sebenarnya arti nama Korintus ini tidak bagus yaitu kerusakan moral (pelacuran). Tetapi di sana ada umat Tuhan yang disendirikan oleh Tuhan dan ditangani oleh Tuhan. Sekarang bagaimana cara menangani umat Tuhan yang sudah ditarik dari kerusakan moral.

Di kota Korintus ini ada di tengah kota sebuah gunung batu yang di sana terdapat kuil untuk menyembah berhala. Mereka sebut itu acrocorinthus di mana ada kuil di situ yang mereka namakan aphrodite inter alia. Secara pandangan umum Korintus ini adalah kerusakan moral, pelacuran.

Di sana ada jemaat Tuhan yang dipilih dari masyarakat umum. Mereka inilah yang disurati untuk kedua kali oleh rasul Paulus.
II Korintus 6:11-12
6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12 Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.

Korintus dengan hamba Tuhan tidak imbang. Hamba Tuhan ini anggota tubuhnya imbang, tetapi Korintus tidak imbang. Istilah sebagai imam yang mempersembahkan korban santapan adalah orang yang terlalu panjang anggota tubuhnya.

II Korintus 6:13
6:13 Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!

Kata Paulus “anak-anakku” berarti dia mengangkat dirinya sebagai bapa atau patria yaitu hubungan bapa dan anak yang ditandai keharmonisan karena anak mau dipimpin oleh bapa. Ini yang Tuhan inginkan supaya jangan sampai orang-orang ini tidak layak, tidak diterima oleh Tuhan pelayanan mereka. Ini yang sedang dirawat oleh Tuhan. Di minta supaya mereka membuka hati selebar-lebarnya sebab kalau sempit hati lalu rasul Paulus bicara tentang nikah, habislah mereka.

Jangan sampai terjadi penolakan. Karena penolakan itu akan terjadi kemudian. Itu sebabnya rasul Paulus melatih tubuhnya agar jangan orang lain selamat dan dia sendiri ditolak.
I Korintus 9:27
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Kalau rasul Paulus berbicara seperti ini, berarti ini mengingatkan kita hamba-hamba Tuhan bahwa hal itu bisa terjadi. Mungkin kita katakan “gereja bertumbuh” tetapi tunggu penentuannya ketika diukur oleh Tuhan. Itu sebabnya dalam Wahyu pasal 11 gereja itu diukur, apakah mencapai ukuran, atau tidak.

II Korintus 6:14
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

Di sini sudah sampai pada nikah. Sebelum sampai pada poin yang penting ini, lebih dahulu diajar jemaat supaya membuka hati, jangan menutup hati.

Jangan menjadi pasangan yang tidak seimbang, itu diukur oleh Tuhan. Kasihan kelak kalau tidak seimbang karena akan terjadi penolakan. Kita tahu dalam Lukas pasal 12 dan pasa 13 ada penolakan, dalam Matius juga ada penolakan. Rasul Paulus merasa dirinya juga bisa mengalami penolakan, ini yang harus kita jaga. Kita sudah ada pada ruas jalan yang terakhir.

Di pengadilan terjadi dua hal:
1.      Pembalasan
2.      Pemisahan
Matius 25:30-32
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

Kita harus menjaga agar jangan sampai terjadi pemisahan saya dengan isteri, saya dengan anak, kakak beradik, saya dengan anak-anak mantu. Saya tidak mau terpisah dengan cucu. Rasanya mau bareng menanti Tuhan. Juga gembala jangan terpisah dengan jemaat.

Jika kalau melihat ada anak mantu berkelahi dengan mertuanya, saya bingung kenapa bisa begitu. Dalam pemberkatan nikah, itu bukan hanya aksi saja, sebelum pemberkatan pengantin perempuan duduk dekat ibu bapanya, pengantin laki-laki duduk dengan ibu bapanya dan setelah pemberkatan mereka bertukar tempat duduk. Makanya saya takut melayani pemberkatan nikah kalau orang tuanya tidak merestui. Itu sebabnya saya sarankan kamu damai dulu dengan calon mertuamu, kalau tidak saya tidak akan mau melayani.

Kalau ada masalah dalam nikah, jangan mengadu pada orang tua kandungmu tetapi mengadulah pada mertuamu. Karena dalam pemberkatan nikah sudah ditukar. Jangan kita ajak berantam. Sebab kita akan masuk dalam pasangan nikah yang rohani. Jangan sampai kita didapati oleh Tuhan sebagai orang yang terlalu panjang anggotanya.

Kalau yang satu sudah dalam kebenaran dan pasangannya dalam kedurhakaan, berarti belum ada dalam kebenaran Allah, jangan dipaksakan. Kalau dipaksakan untuk menyatu nanti itu urusannya sendiri. Hal itu salah karena memaksakan yang tidak seimbang. Masakan ada terang bisa menyatu dengan gelap, mustahil.

II Korintus 6:15
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?

Belial artinya tidak bermoral, juga orang dursila. Jangan paksakan menikahkan anakmu pada orang dursila yaitu pemabuk, penjudi, hidupnya gonta-ganti pasangan tidak karu-karuan. Itu tidak seimbang, berarti panjang anggota tubuhnya, berarti akan terjadi penolakan yang sangat mengejutkan nanti.

Orang dursila ini pada umumnya tinggal di pasar-pasar. Mereka ini petualang-petualang di pasar dan inilah yang banyak direkrut oleh orang Farisi dan ahli-ahli Taurat untuk melawan Yesus dan melawan Paulus. Kesimpulannya orang Belial ini adalah orang yang tidak mau tahu dengan kebenaran, suka melawan kebenaran. Rasul Paulus banyak mendapat perlawanan dari orang dursila yang bersilewaran di pasar. Mereka ini berhubungan dengan ahli-ahli Taurat, mereka damai dan rukun sekali.

Pasangan-pasangan yang tidak seimbang:
1.      Kebenaran dan kedurhakaan
2.      Terang dan gelap
3.      Kristus dan Belial
4.      Orang percaya dan orang tidak percaya
5.      Bait Allah dan berhala

Yang kelima ini kita disebut rumah Tuhan. Bagaimana kita mengatakan diri kita Bait Allah kemudian berpasangan dengan berhala. Ini dipaksakan di dalam gereja Tuhan. Ini sama dengan gereja yang anggota tubuhnya terlalu panjang.

Berhala ini dalam penerapannya yang masuk dalam kategorinya antara lain adat istiadat. Bagaimana bisa seperti itu, sebab itu ada hubungannya dengan penyembahan nenek moyang kita atau animisme. Kalau bait Allah atau rumah Tuhan, maka patut diatur oleh Firman Tuhan. Kita sebagai pengikut Kristus yang mengatur kita adalah Firman Tuhan. Kenapa kita mau diatur oleh adat istiadat, itu malah disandingkan dengan Firman. Padahal itu hanya mengangkat harga dirinya sendiri sehingga menjadi kesombongan. Itu namanya tidak seimbang dan kalau itu tetap dilakukan maka tunggu saja, di depan akan terjadi penolakan dan itu akan membuat orang itu menangis dengan air mata darah, tidak ada lagi pembenahan.

Kalau kita Bait Allah maka patut kita diatur oleh Firman Tuhan. Itu sebabnya rasul Paulus lebih dahulu menekankan  “hai umat Tuhan, kamu sudah ditebus oleh Kristus dan kami sudah membuka hati lebar-lebar kepada kamu. Supaya seimbang kamu harus membuka hati lebar-lebar kepada kami”. Sebenarnya apa untungnya hamba Tuhan itu bersitegangleher dengan jemaat. Tetapi karena di dalam dirinya ada panggilan Tuhan dan ada beban moril yang Tuhan berikan maka dia harus sampaikan walaupun beresiko. Kalau dia tidak merasa terbeban dan hanya sebatas memimpin upacara maka dia akan berpikir “saya pimpin upacara yang penting kolekte jalan, ada perpuluhan, ada hulu hasil”. Hancur saya kalau berprinsip seperti itu. Jadi apa tugas kami hamba Tuhan, apakah hanya memimpin upacara ibadah? Tidak !!!.

Kita ini rumah Tuhan jadi Firman Tuhan yang patut mengatur kita, bukan berhala. Bagian dari berhala itu antara lain adalah adat istiadat. Misalnya “kalau kamu tidak lakukan ini makanya kamu punya anak jadi begini, ladangmu tidak jadi, malah kena hama”.

Saya ingat waktu di Boe satu ngkai langsung berteriak dari pintu rumahnya “nanti kualat mereka!”. Tetapi saya lihat pasangan suami isteri itu tidak kualat malah setia di ladang Tuhan. Akhirnya yang bicara kualat ini bertahun-tahun di tempat tidur, sampai buang air di tempat tidur sampai mati. Akhirnya minta juga saya layani pemakamannya.

Jadi jangan sekali-kali diatur oleh adat, karena kita ini Bait Allah harus diatur oleh Firman Tuhan. Beribadah melayani itu bagaikan membawa santapan bagi Tuhan. Aturan Firman Tuhan, kalau mau membawa santapan bagi Tuhan jangan sampai anggota badan kita terlalu panjang, artinya tidak seimbang.

Walaupun beresiko saya tidak akan undur atau surut langkah. Orang mau terima puji Tuhan, orang tidak terima dan mau meninggalkan terserah orang itu. Rasul Paulus justru ketika berhadapan dengan pengadilan malah ditinggalkan oleh semua. Tetapi dia berkata “Tuhan menyelamatkan aku” itu dia katakan sampai 3 kali.

Apakah kita ini rumah Tuhan, Bait Allah, yang diatur oleh Tuhan atau ada yang lain yang mengatur kita.
II Korintus 6:16
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Tuhan mau tinggal bersama dengan kita, ini tandanya sudah benar-benar sinkron, berarti Kepala sudah rela bersatu dengan tubuhNya, karena tubuhNya tidak panjang anggota badannya, berarti dia melayani dengan hidup yang seimbang.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena sebelum sesuatu terjadi, Tuhan sudah memberi tahu. Itu terjadi kalau kita benar adalah Bait Allah.
Amos 3:7
3:7 Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi.

Seperti Lukas pasal 13, pemilik kebun sudah menyuruh menebang pohon itu. Tetapi penunggu itu masih berkata “tunggu dulu” dia masih mau mencangkul dan memberi pupuk. Ini pertaruhan nyawa seorang gembala bagi jemaat yang mau ditebang. Karena di akar pohon itu ada kampak tetapi belum beraksi. Tetapi jangan sampai kapak itu sudah beraksi.

Bukti kita disebut Bait Allah adalah kita harus diatur oleh Firman, diatur oleh Kepala, bukan yang lain.

II Korintus 6:15-16
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:  "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka  dan hidup di tengah-tengah mereka,  dan Aku akan menjadi Allah mereka,  dan mereka akan menjadi umat-Ku.

Apa hubungan kita dengan berhala, karena kita ini adalah Bait Allah. Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menara. Bukalah pintunya, lihat di dalamnya, gereja adalah orangnya. Lagu anak sekolah minggu ini benar, tetapi prakteknya sudah tidak benar, anggota tubuhnya kelewat panjang/ melayani tidak seimbang.

II Korintus 6:17
6:17 Sebab itu:  Keluarlah kamu dari antara mereka,  dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan,  dan janganlah menjamah apa yang najis,  maka Aku akan menerima kamu.

Jangan kita justru seperti mereka, kita harus keluar! Artinya apa yang mereka lakukan itu tidak benar, jangan kita terapkan. Kita ini masih di dunia, cuma tidak boleh lagi bergaul.
I Korintus 5:11
5:11 Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

Pisahkan dirimu dari mereka” ini bukan bahasa pendeta, ini bahasa Firman Tuhan. Apakah berani saudara mengajukan mosi tidak percaya kepada Tuhan? Terkencing-kencing saudara kalau lakukan itu.
Yehezkiel 7:17

II Korintus 6:18
6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu,  dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan  demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."

Hubungan bapa dan anak ini disebut patria artinya hubungan bapa dan anak ditandai dengan keharmonisan karena anak ini mau dipimpin oleh Bapa. Masih sebatas hubungan bapa dan anak, hubungan Tuhan dan umat. Tetapi ada kalimat yang tersirat dan tersembunyi di dalamnya dan di situ kita harus menempatkan diri yaitu “Aku akan diam”. Di situ ada muatan di dalamnya tentang nikah yang rohani.

Apa yang disebut “orang yang terlalu panjang anggotanya” berarti tangan dan kakinya panjang, itu menunjuk gereja yang bertumbuh tetapi tidak wajar. Melayani tetapi tidak wajar, melayani tetapi satu saat dia akan terkejut karena ditolak.

Kaki jangan kelewat panjang dari tubuh. Kaki di sini kena mengena dengan pendirian, tenang dan teguh. Kaki terlalu panjang berarti tidak tetap pendiriannya, tidak tenang dan juga tidak teguh dalam Firman pengajaran. Ini beda dengan Ayub, beda dengan Daud. Mereka mengatakan “kaki kami tidak goyah”.
Ayub 23:11
23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

Tidak menyimpang berarti kakinya tetap seimbang.

Mazmur 17:5
17:5 langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.

Sehingga dinasihati oleh Tuhan melalui rasul Paulus kepada gereja Tuhan:
Ibrani 12:12-13
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.

Ini yang harus kita jaga, harus ada keseimbangan, jangan goyah. Kalau goyah berarti sudah tidak ada keseimbangan. Ini yang Tuhan cari mengenai kaki, apalagi kaki imam. Kaki imam di penghujung akhir zaman ini menentukan saat menyeberang Yordan, bisa melawan arus kematian atau tidak. Itu semua ditentukan oleh kaki imam. Kalau kaki kami terlalu panjang, tidak ada pendirian dan selalu goyah, bagaimana dengan jemaat yang ada di belakang gembala.
Yosua 3:15
3:15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai --

Salah satu anggota badan imam ini disebutkan, kaki dicelupkan dalam air. Jadi kaki imam ini menentukan. Air sungai Yordan yang sedang banjir ini menunjuk arus kematian yang begitu deras hari-hari terakhir ini. Bila kaki kami hamba Tuhan tidak berani masuk dalam sungai melawan arus kematian rohani ini, bagaimana kalau kami sendiri tidak tenang, goyah, tidak jelas pengajaran yang dipegang, gawat itu!

Yosua 3:16
3:16 maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

Ini penyeberangan yang kedua. Pertama laut Kolsum dan kedua sungai Yordan. Gereja mula-mula menghadapi laut Kolsum, gereja hujan akhir menghadapi sungai Yordan. Kita sekarang menghadapi Yordan. Itu sebabnya kami hamba Tuhan harus menjaga anggota tubuh kami yang satu ini yaitu kaki, jangan sampai tidak imbang (tidak punya pendirian).

Kasihan jemaat kalau kaki imam tidak seimbang. Bagaimana kita mau berbenah diri, dari mana kita mau mencari pertolongan. Inilah sistem sorga, satu-satunya, tidak ada cara kedua. Satu-satunya solusi sorga yaitu kaki imam harus menginjak di dalam air. Ini yang menentukan keselamatan saya dan saudara.

Itu sebabnya mulai dari kami gembala, sebab tugas gembala adalah:
1.      Memberi penerangan. Bukan penerangan seperti oma yang jadi menteri penerangan. Tetapi penerangan yang membawa terang, bukan penerangan yang membawa senter. Kalau senter saya bisa lihat lubang hidung saudara tetapi saya sendiri gelap.
2.      Memberi bimbingan. Itu sebabnya dirinya sendiri lebih dahulu dibimbing
3.      Berjalan di depan. Otomatis gerakannya dia dilihat oleh semua jemaat karena dia berjalan di depan.

Kita perhatikan kembali, supaya pelayanan kita diterima oleh Tuhan/ tidak ditolak maka salah satu syaratnya jangan terlalu panjang anggota tubuhnya. Bicara terlalu panjang anggota tubuhnya berarti bicara keseimbangan. Keseimbangan itu mulai pasang-pasangan, berarti mulai dari dalam nikah. Suami isteri itu harus ada keseimbangan. Keseimbangan yang benar dalam nikah adalah isteri tunduk kepada Firman dan suami tunduk kepada Firman. Kalau suami tunduk pada Firman yang menjadi syaratnya dan isteri tunduk pada Firman yang sesuai syaratnya maka amanlah nikah itu, menjadi sorga mini. Tetapi yang seringkali terjadi bukan sorga mini tetapi neraka mini. Ini yang berat.

Kita mengatur santapan berarti mengatur santapan di meja raja. Meja itu harus bersih. Syarat orang mengatur santapan untuk raja itu luar biasa. Kita lihat dulu orang dunia dan ini ajaran untuk gereja Tuhan.
Amsal 22:29
22:29 Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.

Orang cakap itu selalu di hadapan Raja Mempelai Laki-laki Sorga, pekerjaannya ada di situ. Mulai dari kami para gembala.
II Timotius 2:24
2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

II Timotius 2:24 (Terjemahan Lama)
2:24 Seorang hamba Tuhan tiada patut berkelahi, melainkan manis dan lemah lembut kepada orang sekalian, pandai mengajar orang, dan sabar atas kesukaran,

Ini yang saya harus belajar. Kenapa hamba Tuhan harus berkelahi, padahal tugasnya harus mengajar orang dan dia harus pandai atau cakap mengajar. Kalau sekarang masih seperti 10, 20 tahun lalu berarti tidak berubah.

Kita ini bertugas mengatur meja raja. Meja raja ini adalah hati kita sendiri yang harus dilayani dan diisi dengan kasih dan setia. Jadi dalam pelayanan kita melayani meja Tuhan, jangan sampai meja itu penuh dengan muntah. Bagaimana kalau meja Tuhan yang ada santapan Tuhan di atasnya tetapi ada muntah di sananya. Coba saudara atur makan buat suamimu, di sana ada makanan sedap tetapi di sampingnya ada muntah saudara.

Yesaya 28:8
28:8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.

Dalam kitab Maleakhi ada 10 teguran Tuhan kepada bangsa Israel dan 10 teguran itu semua mereka bantah. Ini teguran Tuhan yang kedua. “MejaKu sudah kamu hina” kata Tuhan. Lalu dibalas orang Israel “memang meja Tuhan pantas dihina”. Seperti inilah seringkali kita tanpa sadar. Kita ini rumah Tuhan, Bait Tuhan, jangan Firman Tuhan kita bantah/ kita lawan. Semoga di sini tidak ada. Namun banyak di temukan dalam gereja, perlawanan terhadap Firman Tuhan.

Maleakhi 1:7-8
1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
1:8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

Kita sudah dekat pada penentu yang terakhir di pengadilan. Tetapi pengadilan tidak akan menang kalau kita ada dalam belas kasihan, kita ada di dalam kasih dan setia. Pengadilan itu tidak akan menghukum.

Sebabnya marilah kita gereja Tuhan, syarat yang keempat ini yaitu orang yang melayani meja Tuhan jangan sampai panjang anggota tubuhnya. Anggota tubuh itu adalah tangan dan kaki. Kita belum bicara tentang tangan. Tangan itu adalah perbuatan iman yang harus kita kerjakan, jangan sampai salah. Saya lebih dahulu sebagai hamba Tuhan.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar