20180203

Kebaktian Doa, Sabtu 3 Februari 2018 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 3:11-16
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Ini adalah kata-kata terakhir Tuhan Yesus menghadapi guru besar Yahudi yaitu Nikodemus. Kalau saja Nikodemus bertahan dalam keadaan dagingnya, dia pasti akan tersinggung. Karena muatan kata-kata ayat 12 dapat disimpulkan Yesus berkata “engkau bodoh”. Berarti dia disudutkan. Secara manusia pasti sakit hati kalau saja yang bicara ini tidak ada di dalam wibawah Ilahi. Dapat saja dia mengatakan “saya ini guru besar”. Tetapi bahasa ini dia simak baik-baik sebab Yesus telah berbicara dari ayat 11.
Yohanes 3:11
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.

Bisa lebih bingung lagi Nikodemus di sini, sebab Yesus menggunakan kata kami. Sementara yang ada di depan Nikodemus hanya Yesus. Seperti sudah saya katakan, bahasa Ibrani dan bahasa Aram tidak mengenal pluralis majestatis. Kata kami di sini benar-benar berarti kami, lebih dari satu.

Dan dilanjutkan pada ayat 12. Jadi Di sini kita sudah bisa melihat pengertian kata “kami” itu. Apa yang Yesus katakan tentang yang duniawi itu.
I Yohanes 5:8
5:8 Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Inilah yang dimaksud dengan kami yaitu Roh, air dan darah yang semuanya ada di bumi. Kata kami dalam Yohanes 3:12, di situlah disimpulkan Roh, air dan darah. Tuhan bicara tentang yang di dunia. Bagaimana mau mengerti yang sorga kalau yang di dunia saja tidak dimengerti. Mengapa tidak dimengerti? Sebab orang Yahudi zaman Nikodemus tidak lagi bicara Roh Kudus karena mereka tidak merasakan apa itu pekerjaan Roh Kudus. Tentang air, itulah yang membuat Nikodemus bingung karena hubungannya dengan baptisan. Tentang darah itu sudah dia ketahui di mezbah korban bakaran.

Roh, air dan darah ini ada di bumi dan satu tujuan pekerjaannya, tidak dapat dipisahkan. Itu sebabnya kelahiran baru yang dikerjakan oleh roh, air dan darah, itu satu paket. Inilah yang membuat Nikodemus bingung. Kalau kita masih bingung seperti Nikodemus, itu sudah keterlaluan. Karena di depan kita sudah diperlihatkan dan dinyatakan bagaimana karya Golgota itu, ada darah di sana. Ketika Yesus dibaptis, ada roh juga di sana. Jadi pelayanan Yesus dalam pembaptisan air, roh dan juga darah, itu sudah satu paket. Artinya untuk kita gereja Tuhan, untuk saya sebagai hamba Tuhan yang ada di dalam komunitas gereja Tuhan, saya tidak bisa memisahkan ketiga perkara ini, itu datang dalam satu paket.

Berarti anak Tuhan, hamba Tuhan dan siapapun, dia harus menghargai darah Yesus, dia harus menghargai pemberian Tuhan yaitu roh, sebelum melangkah lebih jauh dia harus ada di dalam tanda air yaitu baptisan air. Nikodemus saat itu bisa bingung karena waktu itu hembusan Roh Kudus belum mereka alami.

Yohanes 3:13
3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Seandainya Nikodemus masih ingat beberapa saat yang lalu ketika dia bicara pada ayat yang kedua, bagaimana bahasa sanjungannya.
Yohanes 3:2
3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya."

Pada ayat 13, hal ini Yesus simpulkan dalam satu kalimat yang sangat padat. Ini untuk memberikan penjelasan kepada Nikodemus tentang apa yang dia ucapkan beberapa saat yang lalu bahwa Yesuslah yang diutus Bapa, Dia datang ke sorga. Kalau begitu Nikodemus tidak boleh ragu. Apa yang Yesus sampaikan tidak usah lagi diragukan, makanya Nikodemus langsung diam.

Kita sebagai umat Tuhan mengakui Yesus datang dari sorga, turun dari sorga. Tetapi bagaimana dengan hamba Tuhan? Yesus mengatakan bahwa sebagaimana Dia datang dari atas maka hamba Tuhan juga datang dari atas. Kalau kami hamba Tuhan memposisikan diri seperti Yesus, maka apa yang kami dengar dan lihat itulah yang kami sampaikan. Hamba Tuhan ini sudah dipilih oleh Tuhan Yesus.
Yohanes 15:18-19; 17:15-16
15:18 "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.
15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Di sini Tuhan memposisikan murid-muridNya sama dengan diriNya. Ini bagaikan tamparan Tuhan kepada hamba Tuhan. Jadi untuk apa hamba Tuhan ngomong banyak, kapan dia dipilih, bagaimana perasaannya, bagaimana pemikirannya, bagaimana urat-uratnya bergerak dalam dirinya, apakah benar dia adalah utusan dari atas? Kalau tahu bahwa dirinya adalah utusan dari atas, apanya yang mau dia layani di dunia ini. Kalau mencari emas duniawi, bukan itu tujuan Tuhan. Yang harus dia layani adalah jiwa yang dipercayakan Tuhan kepadanya harus diajar untuk dibawa ke atas.

Itu sebabnya seruan seorang hamba Tuhan yang tahu bahwa dia diutus dan setara dengan Tuhan, dia bukan dari dunia tetapi dia juga dari atas, maka bahasanya bagaimana menghentar jemaat untuk mengerti hal-hal yang di atas. Karena dia dari atas, dia mendengar dan melihat perkara yang di atas. Kalau mata hamba Tuhan termotivasi hanya persoalan duniawi maka diragukan hamba Tuhan berasal dari atas.

Yohanes 3:11
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya 1kami berkata-kata tentang apa yang 2kami ketahui dan 3kami bersaksi tentang apa yang 4kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian 5kami.

Kata kami pada ayat 11 ini sampai 5 kali. Kata kami ini benar-benar lebih dari saru. Jadi berawal dari kami hamba Tuhan, apakah kami melihat perkara-perkara dari atas untuk kami teruskan pada jemaat. Kalau saja itu hanya sekedar kata-kata yang dilemparkan pada jemaat dan tanpa ada pengalaman dalam pribadiku, maka itu mubasir tidak ada arti. Kita harus memperhatikan di sini agar gereja Tuhan atau kita sidang jemaat paham persis bahwa yang bicara itu hidup dalam pengalaman, hidup dalam prakteknya. Bukan sekedar ngomong, bukan ibadah ceremony.

Segala sesuatu yang ada di dunia ini semuanya ada masalah sebab dunia ini penuh dengan masalah. Masalah itu hanya bisa teratasi lewat ayat 14 dan 15 yaitu lewat ular tembaga yang ditinggikan yang menunjuk korban Kristus. Kenapa orang Kristen bertindak salah, menyeret masalah bukan pada tempat yang bersuasana Korban Kristus. Makanya kalau ada masalah dengan tetanggamu, dalam nikahmu, atau dalam sidang jemaat, bawa pada korban Kristus. Itu tempat menyelesaikan masalah.
Yohanes 3:14-15
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Yesus diibaratkan seperti ular tembaga yang ditinggikan Musa di padang gurun. Ular itu disebut Nehustan. Akhirnya Nehustan ini sudah mereka sembah dan di zaman Hizkia, Nehustan ini ikut dibakar.

Kalau motivasi ibadah dan pelayanan hanya yang jasmani, maka satu saat akan dibakar oleh Tuhan. Apa salahnya Nehustan harus dibakar? Nehustan tidak salah, tetapi menjadi masalah karena orang yang datang ke sana sudah menjadikan Nehustan sebagai sumber untuk mendapatkan berkat jasmani, sudah diberhalakan.

Contohnya, apa salahnya orang ke gunung Kawi? Tidak salah, tetapi karena motivasi orang ke sana untuk mencari berkat jasmani maka itu salah. Nehustan sudah dijadikan seperti model ini. Sama juga, kalau kita beribadah motivasinya untuk mencari berkat bendawi, maka kita juga akan dibakar. Tidak bisa dibiarkan yang seperti itu!
II Raja-raja 18:4
18:4 Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.

Mereka datang beribadah dan memberikan pelayanan dengan tujuan supaya mendapatkan berkat jasmani. Alangkah ironisnya yang mengatakan sudah dalam pengajaran yang menyatakan kabar kepala, Kabar Mempelai, pengajaran puncak tetapi tujuan pelayanannya hanya perkara jasmani, kemudian ketika ada yang menegur malah berbalik dimarah! Ini gawat, mereka tidak tahu satu saat akan dibakar. Jemaat datang beribadah dan melayani tidak usah berpikir saya akan mendapat baju baru atau sepatu baru. Beribadah saja, jangan itu menjadi motivasi ibadahmu. Pasti akan dibalas oleh Tuhan. Tetapi kalau itu menjadi motivasi pelayanan maka tinggal menunggu dia dibakar.

Ada dua pengertian dibakar di sini:
1.      Model ibadah seperti ini harus distop oleh Tuhan
2.      Kalau tidak mau distop maka hukuman Tuhan yang akan jatuh pada orang itu.

Biarlah 5 kali kata “kami” dalam Yohanes 3:11 bukan sekedar menjadi bahan baku tetapi benar-benar menggarap kehidupan kami hamba-hamba Tuhan. Jadi masalah bisa teratasi hanya oleh salib Golgota. Kalau saja dunia mengerti bahwa salib itu adalah tempat menyelesaikan segala masalah maka tidak akan ada perang. Tetapi karena dunia tidak tahu dan manusia dibodohi/ ditipu oleh iblis maka ada perang dunia pertama dan kedua sudah terjadi, tidak tahu kapan perang dunia ketiga akan terjadi. Yang pasti akan ada perang meledak dan mendunia.

Hamba Tuhan lebih dahulu, jangan sampai ibadah pelayanan hamba Tuhan (gembala) bernuansa Nehustan. Jangan sampai ibadah pelayanan saudara bernuansa Nehustan. Biarlah kita beribadah dan melayani karena mengasihi Yesus Tuhan dan Juruselamat kita.

Bagaimana bisa mengerti perkara sorga kalau perkara dunia tidak mengerti. Artinya perkara yang bisa dijangkau secara fisik tidak bisa dimengerti apalagi perkara yang tidak bisa dijangkau dengan fisik, apakah bisa dimengerti. Setelah Nikodemus mengerti ini, dia diam dan dia benar-benar menjadi pengikut Yesus, bukan lagi dengan sembunyi-sembunyi. Dalam Yohanes pasal 7, Nikodemus terang-terangan membela Yesus. Akhir pelayanan Yesus, dia juga terang-terangan ikut dalam pengkuburan mayat Yesus.

Kalau tadinya kita sudah mengerti, jangan sampai kita hanya sampai pada “aku mengerti” tetapi mana prakteknya. Ini mulai dari kami, mulai dari gembala/ hamba Tuhan. Ini yang harus menjadi kenyataan di lapangan lewat ibadah pelayanan kita. Dapat diketahui orang yang mengerti Firman atau tidak lewat gerakan-gerakan hidupnya. Semoga kita semua menjadi orang seperti itu, jangan ada yang berdiam diri.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar