20180519

Kebaktian Doa, Sabtu 19 Mei 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:5-14
4:5 Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

Sebagai seorang hamba Tuhan saya tidak tahu kenapa Tuhan taruh hati seperti itu, rasanya saya mau rangkul semua supaya masuk pada penyingkiran. Begitulah gambaran hati saya sebagai gembala, kalau bisa jangan ada satu yang tertinggal. Karena mata rohani saya melihat bencana yang berat yang akan kita hadapi di depan ini. Andaikata Tuhan tidak taruh hati seperti itu, saya sampaikan saja berita Firman yang biasa-biasa yang penting sudah gelar ibadah dan saudara membawa korban serta membawa perpuluhan. Tetapi saya rugi dan saudara juga rugi, sama-sama kita masuk aniaya antikristus.

Tetapi hati ini meluap-luap dengan kerinduan hati yang mendalam yang berangkat dengan kasih Ilahi, kalau boleh umat Tuhan jangan ada yang tertinggal. Tetapi tergantung saudara. Jangan saudara menanggapi salah letupan-letupan dari belakang mimbar ini, rubahlah pandangan saudara. Sebenarnya bahasa dari dalam hati ini adalah menyampaikan bagaimana Tuhan mengasihi kita.
Ayat-ayat yang kita baca ini adalah ayat pada nafasnya soal beri memberi. “jika engkau memberi maka Aku akan memberi”. Bahkan Tuhan bukan hanya memberi tetapi Dia akan tekan-tekan, Dia akan goncang-goncang sampai tumpah di ribaan kita kalau kita bisa memberi.

Ayat ini fokusnya justru pada jam 12 tengah hari, nasihat Tuhan supaya kita bisa saling memberi. Itu adalah praktek kasih. Namun beri memberi di sini, ada yang menjadi penghalang. Yang membuat orang itu tidak bisa memberi karena ada penghalang. Makanya Yesus hadir di sana untuk melepaskan sekat, melepaskan penghalang itu supaya kedua belah pihak bisa beri memberi. Dan itu adalah inti sorotan terang kebenaran pada jam 12 tengah hari itu. Nanti akan disusul persoalan dalam nikah, dalam nikahpun persoalan beri memberi. Apa yang menjadi sekat sehingga kita sukar untuk beri memberi. Saudara akan sukar memberi kalau sekat itu tidak dikeluarkan.

Waktu Israel dikeluarkan oleh Tuhan dari Mesir, harus ada domba yang disembelih supaya mereka bisa dibebaskan dari perbudakan Mesir. Kalau untuk kita bukan domba sungguhan, tetapi Yesus yang harus disembelih untuk kita. Kalau dulu yang menjadi penghalang Israel keluar dari Mesir adalah Firaun yang memperbudak mereka. Bagi kita sekarang, Yesus rela tersembelih untuk membebaskan kita supaya kita bisa memberi dan kita menerima pemberian.

Bangsa Israel disebut oleh Tuhan keras kepala, bila diukur dari korban mereka itu binatang sungguhan. Kalau korban kita bukan binatang sungguhan tetapi pribadi Yesus yang tersembelih. Kalau kita tetap keras hati, keras kepala, kepala batu dan keras tengkuk itu lebih parah dari orang Israel! Karena untuk menghancurkan sekat kita itu, Yesus harus tersembelih. Hukuman kita lebih berat dari pada orang Israel.

Olehnya mari kita hargai cara Tuhan menghancurkan sekat supaya kita bisa memberi. Orang Yahudi ini malah memberikan sesuatu yang luar biasa, sifatnya kekal, karena keselamatan datang dari orang Yahudi. Itulah yang ditawarkan oleh Yesus.

Maaf, saya belum buka puasa, sebab saya janji, nanti selesai sesi III baru saya mau buka. Hati ini membara penuh kasih Kristus, saya ingin kita selamat semua di depan ini. Itu kerinduan hati yang mendalam dalam hati ini yang saya tangisi. Makanya saya katakan sakit ini hati kalau ada yang tidak hargai. Kalau saya sakit hati maka Tuhan lebih sakit hatinya. Karena itu hargai lawatan Tuhan.

Ada sekat sehingga mengapa tidak bisa memberi. Coba baca tadi “beri Aku minum” langsung sekat itu di depan.
Yohanes 4:7-9
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Tidak bergaul, tidak beramah-ramahan maka sukar untuk memberi. Kalau hal itu yang kita angkat ke permukaan maka hati kita sukar untuk memberi. Memberi di sini bukan hanya sebatas air atau sebatas roti. Pemberian yang Tuhan tawarkan di sini adalah pengampunan dan hidup kekal lewat Korban Kristus.. Tuhan meminta supaya  perempuan ini bisa memberi, tetapi ada sekat yang membuat dia tidak bisa memberi. Namun Yesus tetap menawarkan supaya dia mencapai hidup yang kekal.

Yang membuat kita tidak bisa memberi karena ada roh tidak nyaman dalam hati kita, tidak ada pergaulan di sana, roh tidak ada kesesuaian paham, tidak ada beramah-ramahan alias ada roh ketidakdamaian. Kalau sekat ini tidak dicabut dan dirombak, jangan harap bisa memberi. Kadang kita tidak mau dicabut sekat itu bahkan minta dipertebal sekat itu. Kalau perlu jangan cuma batu bata tetapi tambah dengan batako, kalau perlu tambah lagi dengan batu yang dipahat menjadi tembok, maka perselisihan itu bertambah-tambah. Mana mungkin bisa memberi kalau ada perselisihan?. Memberi pengampunan ini yang Tuhan minta, makanya Tuhan robohkan tembok pemisah.

Jangan ada pada kita tidak bisa mengampuni. Ini yang Tuhan minta sebab Yesus sudah segera datang dan kita mau masuk pesta pondok daun. Makanya menjelang pesta pondok daun, pada bulan yang sama pada tanggal 10 ada pesta Grafirat dan di sana ada doa puasa. Puasa ini harus dilakukan oleh semua umat, siapa yang tidak mau maka dia akan dilenyapkan dari antara umat. Dia akan tenggelam dalam hiruk pikuk dalam zaman antikristus.

Kita sudah mau masuk dalam penyingkiran gereja, makanya itu dekat dengan doa puasa. Beri waktu untuk doa puasa saja kepada Tuhan begitu berat, malah kita ukur pemberian kita kepada Tuhan dengan hal-hal yang lain. Padahal pemberian yang Tuhan cari yaitu penyerahan diri kita sepenuh sampai daging tidak bersuara lagi. Makanya untuk memungkinkan kita ke sana, Tuhan robohkan tembok pemisah.

Jangan kita kembangkan roh perselisihan itu. Kalau anda memiliki pribadi Yesus dalam hatimu yang selalu siap memberi, harus ada roh mengampuni, bukannya dikembangkan. Itulah pribadi Yesus, Dia memberikan korbanNya supaya ada sarana bagi kita agar bisa mengampuni dan diampuni.

Apakah bahasa Firman yang disampaikan dari mimbar ini adalah guyonan Tuhan? Seperti kata-kata yang disinyalir oleh rasul Petrus dalam II Petrus pasal 3 “ah dari dulu katanya Tuhan mau datang, sampai sekarang ini tidak ada perubahan!” ini roh pengejek. Ini jangan terjadi pada kita. Apalagi nubuatan dalam 7 pesta bangsa Israel bagi kita, sekarang ada pada pesta keenam, mau masuk pada pesta ketujuh (pondok daun-daunan).
Yesus rela memberi namun lebih dahulu sekat itu harus disingkirkan. Setelah sekat antara Samaria dan Yahudi disingkirkan, kemudian meningkat sekat antara suami isteri. Ada sekat-sekat di dalam kehidupan suami isteri dan itu harus diselesaikan supaya Tuhan bisa memberi. Yang Tuhan tawarkan ini bukan hal yang fana tetapi hidup yang kekal, air yang memancar sampai pada hidup yang kekal.
Yohanes 4:14,22
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Keselamatan ini yang ditawarkan dan mau diberi kepada orang Samaria (segala bangsa).

Kadang kita bercerita lalu orang lain bertanya “di mana kau gereja” lalu dijawab “gereja Pantekosta Tabernakel”. Mereka berucap lagi “luar biasa itu”. Jangan sampai kesaksian itu malah kita kaburkan. Berarti kita adalah orangnya Tuhan yang ditangani Tuhan secara khusus. Sebenarnya kita berbahagia karena tangan Tuhan sedang membangun kita.

Jangan sampai kemasannya baru tetapi isinya lama. Setelah dilihat bungkusannya “luar biasa, ini barang baru” tetapi begitu dibuka “ah ternyata sama saja”. Ini yang Tuhan ingin Tuhan ubahkan. Kalau sekat itu kita hancurkan maka kita bisa memberi.

Contoh bagi kita yang hidup akhir zaman ini. Di luar dan di dalam gereja banyak hal yang terjadi sehingga membuat orang sulit memberi. Ketika Tuhan menyelamatkan bangsa Israel, Dia bukan mengungkit, tetapi Dia ingatkan bagaimana dahulu Tuhan datang menyelamatkan orang Israel.

Mikha 6:3
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!

Yesus ketika datang di sumur itu Dia lelah dan letih. Tetapi Tuhan di sini malah tanya “apakah Saya melelahkan kamu, dari sisi mana Saya melelahkan kamu? Kebalikannya malah kamu yang melelahkan Aku!”.

Ini bahasa yang mengandung makna sangat dalam yang isinya kesedihan hati Tuhan yang sangat menyayat hati. Mengapa Tuhan bertanya “dengan apakah engkau telah Kulelahkan”? Karena umat mengatakan Firman Tuhan itu hanya menjadi beban.
Yesaya 30:11
30:11 menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel."

Yeremia 23:33-40
23:33 Apabila bangsa ini -- baik nabi ataupun imam -- bertanya kepadamu: Apakah Sabda yang dibebankan oleh TUHAN?, maka jawablah mereka: Kamulah beban itu! Sebab itu kamu akan Kubuang dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
23:34 Adapun nabi atau imam atau rakyat yang masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, kepada orang itu dan kepada keluarganya akan Kulakukan pembalasan.
23:35 Beginilah harus kamu katakan, masing-masing kepada temannya dan masing-masing kepada saudaranya: Apakah jawab TUHAN? atau: Apakah firman TUHAN?
23:36 Tetapi Sabda yang dibebankan oleh TUHAN janganlah kamu sebut-sebutkan lagi, sebab yang menjadi beban bagi setiap orang ialah perkataannya sendiri, oleh karena kamu telah memutarbalikkan perkataan-perkataan Allah yang hidup, TUHAN semesta alam, Allah kita.
23:37 Beginilah engkau harus berkata kepada nabi: Apakah jawab TUHAN kepadamu? atau: Apakah firman TUHAN?
23:38 Tetapi jika kamu masih berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN, maka beginilah firman TUHAN: Oleh karena kamu masih memakai ungkapan Sabda yang dibebankan oleh TUHAN itu, sekalipun Aku mengutus orang kepadamu mengatakan: Janganlah kamu berbicara tentang Sabda yang dibebankan oleh TUHAN,
23:39 maka sesungguhnya, Aku akan menangkap kamu dan membuang kamu dari hadapan-Ku, kamu serta kota yang telah Kuberikan kepadamu dan kepada nenek moyangmu itu.
23:40 Aku akan menimpakan kepadamu aib yang kekal dan noda yang kekal yang tidak akan terlupakan."

Tuhan tanya “apa tindakanKu yang melelahkan kamu” padahal justru sebaliknya mereka yang melelahkan Tuhan.

Mikha 6:4
6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."

Bagaimana bisa Tuhan dituduh melelahkan mereka?
1.      Tuhan sudah menuntun mereka keluar dari tanah Mesir.
2.      Telah membebaskan mereka dari rumah perbudakan
3.      Telah mengutus Musa dan Harun serta Miryam sebagai penganjur
4.      Kutuk Tuhan ganti dengan berkat.
5.      Tuhan perlihatkan keajaiban dari Sitim ke Gilgal yaitu sungai Yordan dibelah oleh Tuhan. Apakah itu bukan mujizat yang luar biasa.

Kalau Israel tidak bisa memberi kepada Tuhan, bisa saja Tuhan berkata sampai hati. Bagi kita Yesus rela datang ke dunia dan seperti domba rela disembelih untuk saya dan saudara. Tadinya ada sekat antara kita dengan Tuhan namun Yesus sudah hancurkan sehingga kita diterima oleh Tuhan. Tetapi kenapa antara kita dengan sesama malah kita dirikan tembok.
Kesaksian Pdt. Pong, ada seorang ibu datang kepada beliau dan berkata “om, selagi kekasih itu ada dalam gereja, saya tidak akan masuk-masuk gereja!”. Akhirnya Pdt. Pong berkata “bagaimana kalau saudara yang membuat kau sakit hati itu ada di sorga, ibu juga tidak mau masuk sorga juga kan karena dia ada di sorga?”. Akhirnya ibu itu menangis karena tidak mau memberi pengampunan. Kita sudah Tuhan ampuni kenapa kita tidak bisa memberi pengampunan.

Kita sudah diampuni oleh Tuhan, kita juga harus bisa memberi pengampunan kepada orang lain. Begitu opa Pong bicara seperti itu maka ibu itu sadar dan menangis. Itulah konsep manusia yang mempertahankan tembok perseteruan. Makanya dalam Yohanes pasal 4 ini adalah soal beri memberi, dalam hal ini adalah memberi pengampunan.

Kita ini sudah makin dekat garis finish, ayo jangan kita pertahankan roh perseteruan. Kita ini sudah Tuhan ampuni, lepaskan pengampunan pada orang lain. Jangan dirikan tembok pemisah itu dan dipertebal. Kalau dalam Yohanes pasal 4 ini mereka tidak beramah-ramahan, kalau dipertebal berarti itu tembok perseteruan, kalau dipertebal lagi maka itu tembok peperangan. Ini jangan sampai terjadi pada diri kita.

Yohanes pasal 4 ini dalam maknanya begitu luas dan dalam sama seperti sumur yang dalam ini. Makin dalam sumur maka makin mampu menghadapi kekeringan. Makin dalam Firman di sampaikan makin tangguh kita menghadapi kegoncangan dunia ini.

Matius 18:21-22
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.

Bayangkan, pengampunan itu adalah pengampunan yang tidak berujung. Kalau saudara mengampuni seseorang, jangan sampai ada ujungnya. Kalau saudara mempertahankan tidak memberi pengampunan, berarti itu roh Lamekh yang mempunyai dua isteri. Lamekh itu adalah orang yang tidak mau memberi pengampunan, roh Lamekh inilah kasih yang terbagi. Manusia pertama yang poligami itu adalah Lamekh, kasihnya sudah bercabang. Orang yang kasihnya bercabang sulit memberi pengampunan. Ini yang jangan terjadi dalam kehidupan saudara dan saya.
Kejadian 4:23-24
4:23 Berkatalah Lamekh kepada kedua isterinya itu: "Ada dan Zila, dengarkanlah suaraku: hai isteri-isteri Lamekh, pasanglah telingamu kepada perkataanku ini: Aku telah membunuh seorang laki-laki karena ia melukai aku, membunuh seorang muda karena ia memukul aku sampai bengkak;
4:24 sebab jika Kain harus dibalaskan tujuh kali lipat, maka Lamekh tujuh puluh tujuh kali lipat."

Jadi, kenapa tidak bisa memberikan pengampunan? Sebab kasih sudah bercabang. Entah bercabang empat, bercabang dua, bercabang lima. Kalau kita mengasihi A, jangan bercabang. Kalau kita mengasihi B, kasihilah si B. Pengertian kasih yang bercabang di sini misalnya adalah saya sulit mengasihi si A karena saya lebih mengasihi telur ayam saya, saya sulit mengasihi si B karena saya lebih mengasihi bebek saya. Ini yang banyak kali terjadi dalam diri kita.

Matius 18:23-24
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

Begitu banyak hutangnya, kalau dijadikan dinar, tidak akan bisa dia lunaskan. Karena 1 dinar adalah upah satu hari. Kalau mau dia selesaikan tidak akan bisa, usianya tidak akan sampai. Dosa kita mana bisa kita selesaikan sendiri.

Matius 18:25-26
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

Tidak mungkin bisa dia selesaikan, itu hanya omong kosong.
Matius 18:27
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

Waktu zaman perang di Amerika masih terbagi dua yaitu utara dan selatan, selatan itu pertanian dan utara industri. Yang di selatan ini membutuhkan banyak tenaga sehingga mereka membeli budak-budak orang negro. Satu ketika seorang penginjil lewat di tempat lelang manusia. Dia melihat seorang suami dilelang “siapa yang mau beli?” maka jatuhlah harga sekian dollar karena suami ini sudah tua maka ditawar murah. Kemudian isterinya dilelang dan jatuh kepada keluarga yang lain. Lalu anaknya yang sulung dilelang dengan harga tinggi dan dibeli oleh orang yang mempunyai ladang besar. Anak kedua, ketiga dan keempat juga dilelang. Akhirnya seluruhnya mereka berenam itu akan dipisah-pisahkan.

Penginjil yang lewat itu mendengar ratap tangis dan melihat suami, isteri dan anak-anak itu berpeluk-pelukan karena mereka sudah dibeli oleh orang-orang yang terpisah-pisah. Penginjil itu tergerak hatinya dan bertanya “berapa harga seluruh mereka ini, saya bayar 2 kali lipat”. Dia membeli semua mulai dari papa, ibu dan anak-anak. Lalu panitia menghitung sekian dan penginjil itu membayar. Kemudian berhentilah ratap tangis mereka dan mereka tinggal di rumah bapak penginjil ini tidak jadi terpisahkan.

Bukankah Yesus sudah berbuat begitu kepada kita, kalau saja kita tidak dibeli oleh Tuhan, kita terpisah-pisah, hancur kita. Namun Yesus sudah memiliki kita. Kalau kita sudah diampuni, mengapa kita tidak bisa mengampuni orang lain.
Matius 18:28-29
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.

Memang bisa dia bayar karena hanya 100 dinar, itu upah 100 hari.

Matius 18:30-34
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

Tidak bisa dia lunaskan utangnya maka bagiannya sengsara 3.5 tahun. Ini jangan terjadi pada kita.

Yohanes pasal 4 ini dibagi 3 yaitu:
1.      Persoalan beri memberi
2.      Hubungan suami isteri saling memiliki
3.      Ibadah

Bagaimana kita menyikapi Firman Tuhan selama ini. Sudah begitu deras Firman turun kepada kita tetapi kenapa belum bisa kita praktekan. Karena tidak serius! Menganggap Firman Tuhan yang disampaikan itu hanya guyonan lalu berpikir Tuhan tidak akan menghukum. Kalau beranggapan tidak mungkin Tuhan menghukum kita karena Tuhan kasih adanya, itu sesat seperti saksi Yehova!

Jika sering masih pertahankan roh perselisihan, hal itu membuat sedih hati gembala dan sedih hati Tuhan. Berarti kita membiarkan diri akan jatuh dalam pelukan setan besar yaitu masuk aniaya antikristus.

Saya sebagai gembala kadang ngotot dari mimbar bukan karena saya membenci tetapi karena saya mengasihi saudara. Kalau saya mengatakan mengasihi sidang jemaat, ada Yesus yang lebih mengasihi saudara. Dia rela tersembelih untuk saudara dan saya. Mengapa kita tidak bisa menghapuskan sekat, jangan pertahankan permusuhan. Maka kita akan mendapatkan kenyamanan, akan menerima air hidup yang memancar sampai pada kekekalan.

Jangan seperti Lamekh berkata sampai 70x7 kali lipat tidak akan mengampuni. Lamekh itu kebalikan dari Yesus.

Mari kita duduk menyembah Tuhan, berterima kasih sebab kita sudah diampuni oleh Tuhan.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar