20180825

Kebaktian Doa, Sabtu 25 Agustus 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:39-42
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya.
4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Kita kembali diingatkan oleh Tuhan, tahapan dari pemahaman orang-orang Sikhar ini.
1.      Mereka percaya kepada Yesus karena kesaksian perempuan itu.
2.      Mereka lebih percaya lagi karena mendengar langsung.

Jadi ini cara Tuhan menambah untuk lebih mengkuatkan umat Tuhan yang sudah percaya karena kesaksian perempuan ini. Kemudian Yesus lagi-lagi mempertajam percaya mereka lewat ucapan atau perkataan Yesus. Ini tahapan-tahapan yang kita baca lewat injil Yohanes ini.

Jadi kalau perkataan perempuan itu yang sudah berubah, ada kesaksian yang nyata, itu saja telah dipercaya, ini bagaikan kami hamba Tuhan, utusan Tuhan lebih dahulu mengenal Tuhan. Jangan seperti :
II Tawarikh 36:15-16
36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

Tuhan berkata “kamu tidak mendengarkan perkataan utusan-utusanKu”.
Tidak mendengarkan saja perkataan utusan-utusan Tuhan, itu beresiko. Apalagi kalau tidak mendengarkan perkataan langsung dari Tuhan itu lebih beresiko. Karena perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus, itu perkataan yang punya status menghakimi atau menghukum jika tidak ditanggapi dengan membuka hati. Itu sudah jelas dikaitkan dengan penghakiman.
Orang-orang Sikhar, oleh perkataan kesaksian perempuan ini, mereka telah tergugah hati dan percaya sehingga datang kepada Yesus. Kemudian tahapan kedua mereka lebih percaya lagi karena mendengar langsung dari mulut Yesus sendiri.

Jika kita melihat perbandingannya dengan Kekristenan sekarang dengan orang Sikhar, Sekarang ini banyak yang datang kepada Yesus bukan karena perkataan sehingga percaya kepada Yesus, tetapi karena melihat mujizat jasmani. Coba di dunia Kristen sekarang, jika ada kampanye kesembuhan Ilahi, berjubel-jubel orang datang. Jadi percayanya hanya karena tertarik pada mujizat. Itu tidak langgeng, tidak akan kuat, tidak abadi. Tetapi kalau percaya karena perkataan Tuhan, karena Firman pengajaran, ini yang langgeng, ini yang bisa menolong dia. Karena di dalam perkataan ini ada akal budi dan ada kehidupan.

Seorang nabi Tuhan didatangi oleh Gabriel. Ada perintah Tuhan kepada Gabriel “pergi kepada Daniel supaya menyampaikan perkataan Tuhan yang akan menimbulkan akal budi dan dia mengerti apa yang akan terjadi”. Apalagi itu  kena mengena dengan akhir zaman.
Daniel 9:22
9:22 Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti.

Ini hubungannya dengan persoalan akhir zaman.
Daniel 8:19
8:19 Lalu berkatalah ia: "Kuberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi pada akhir murka ini, sebab hal itu mengenai akhir zaman.

Jadi mendengarkan perkataan Tuhan itu didalamnya ada akal budi sorga diberikan kepada kita. Agar kita mengkaji kehidupan yang ada di dunia ini. Kita menjalani hidup di dunia ini jangan hanya diberikan arahan oleh akal pikiran kita, kita akan sesat. Tetapi jika perkataan Tuhan itu yang di dalamnya ada akal budi, apalagi akhir zaman ini, tidak bakal saudara disesatkan. Makanya kita harus mendengar perkataan Tuhan agar kehidupan kita tidak diatur oleh akal pikiran manusia yang sudah jelas ternoda dengan dosa kejahatan dan kenajisan. Tetapi perkataan Tuhan itu kudus dan memberikan kehidupan kekal. Kalau ini tidak dipeduli maka perkataan itu akan berubah menjadi penghukuman bagi orang yang tidak peduli akan perkataan Tuhan.

Makanya tahapannya dengar dulu perkataan kesaksian, utamanya dari hamba Tuhan. Kami sudah punya kesaksian, artinya benar-benar sudah berada dalam kehidupan seperti apa yang disampaikan, ada pengalaman di dalam Firman. Perempuan ini ada pengalaman bertemu dengan Tuhan dan kesaksiannya sudah mantap sehingga menggerakkan penduduk kota Sikhar datang kepada Yesus. Lebih lagi kalau hamba Tuhan/ utusan Tuhan yang benar-benar ada pengalaman di dalam Firman. Ini pergumulan kami sebagai hamba Tuhan.

Di dalam perkataan Tuhan itu ada hidup yang kekal. Kalau dalam ibadah kita mendengarkan khotbah dan itu tidak berangkat dari firman Tuhan dan hanya akal, berarti bukan kehidupan kekal yang ditawarkan tetapi kebinasaan.
Yohanes 12:48
12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

Perkataan yang disampaikan Tuhan itu berubah menjadi hakim atau menghukum dia.

Yohanes 12:49
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.

Yesus berbicara seperti ini. Atas wibawa ini Yesus berkata “seperti Bapa mengutus Aku, demikian Aku mengutus kamu”. Makanya tidak mendengarkan utusan Tuhan sama dengan tidak mendengarkan Yesus, makanya orang itu ada di dalam hukuman.

Yohanes 12:50
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."

Mengapa orang Sikhar berkata “kepercayaan kami bukan lagi karena engkau katakan tetapi karena kami mendengar langsung”. Jadi perkataan kesaksian dari wanita ini telah menggiring mereka untuk datang kepada Yesus sehingga mereka mendengar langsung perkataan Yesus. Berarti mereka menerima hidup yang kekal, seperti kata Firman Allah dan luput dari penghakiman. Kalau mereka menolak tentu mereka tidak akan bersaksi kepada perempuan itu. Perempuan ini ada terselip dalam rombongan ini.

Jika kehidupan yang sudah mendengar langsung, yang yakin dan percaya akan perkataan Tuhan, dia imani perkataan Tuhan maka dia akan menerima 5 berkat Tuhan, seperti contoh yang telah ulang-ulang kita lihat yaitu kehidupan dari Ayub. Jadi dia percaya bukan karena mendengar kata orang tetapi langsung dari Tuhan maka dia menerima berkat luar biasa.  
Ayub 42:1-3
42:1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.

Di sini Ayub mengadakan pengakuan. Bahasa ini adalah apa yang dia alami beberapa bulan selama dia sakit. Dia tanpa pengertian. Ketika sahabatnya datang dia katakan “kamu ini penghibur sialan”.
Ayub 42:4-6
42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Ayub ada keubahan sikap. Perempuan ini sudah mendengar perkataan Yesus dan dia benar-benar berubah. Lalu secara estafet dia teruskan kepada orang Sikhar. Orang Sikhar yang mendengar kesaksian ini, mereka juga mengalami pembaharuan.

Akhirnya Ayub menerima 5 berkat karena dia mendengar langsung perkataan Tuhan. Pelajaran untuk kita, ada pengalaman pribadi dengan Tuhan.
1.      Mengalami pendamaian dan penyucian dari Tuhan. Itu berkat pengalaman pribadi kalau benar dia mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
Ayub 42:8
42:8 Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

Kawan-kawan Ayub diperintah oleh Tuhan mengambil 7 ekor lembu jantan dan 7 ekor domba jantan. Angka 7 menyentuh akhir zaman. Apa yang dilakukan Ayub ini menubuatkan apa yang harus kita lakukan di akhir zaman. Ada persekutuan dengan lembu jantan dan ada persekutuan dengan domba jantan. Itu berarti ada pekerjaan pendamaian, bukan hanya untuk sahabat-sahabatnya tetapi juga termasuk Ayub.

7 ekor lembu jantan dan 7 ekor domba jantan, angka 7 menunjuk akhir zaman ini. Kalau kita benar-benar ada pengalaman pribadi dengan Tuhan, mustahil jika tidak ada roh pendamaian dalam dirinya, mustahil tidak terjadi penyucian di dalam dirinya. Tetapi kalau tidak ada pendamaian, tidak ada penyucian, berarti tidak ada pengalaman pribadi dengan Tuhan. Ini yang banyak sekali kita lihat di kalangan kekristenan.

Khusus kita sore ini apakah betul kita punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Apakah betul kita sudah jumpa dengan perkataan Tuhan. Apakah betul kita sudah mengalami pekerjaan garapan perkataan Tuhan. Maka akan nampak dalam kehidupan kita ada roh perdamaian, ada penyucian bekerja dalam diri. Itu berkat yang diperoleh pada urutan pertama.

Terlampau mudah kita berkata “saya orang percaya, saya sudah melayani Tuhan, saya orang Kristen, saya keluar masuk beribadah” tetapi apakah ada pengalaman jumpa dengan Kristus secara pribadi? Ini koreksi buatku lebih jauh, apakah ada roh perdamaian. Pendamaian itu identik dengan penyucian.

Karena ini kena mengena dengan 7 ekor domba jantan dan 7 ekor lembu jantan, jika kita referensikan dengan Imamat pasal 23, benar-benar apa yang dinubuatkan lewat kejadian yang dialami oleh Ayub ini betul-betul kegenapannya kepada kita. Karena pendamaian atau Grafirat itu menghentar kita untuk masuk pada pesta pondok daun-dauanan, penyingkiran gereja, pesta nikah Anak Domba Allah.

Apakah berkat ini sudah kita nikmati? Berkat kedua adalah efek lanjut dari penyucian.

2.      Ayub 42:11
42:11 Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.

Pada berkat kedua ini terjadi penyatuan. Semua saudaranya laki-laki, saudaranya perempuan, semua kenalannya yang lama makan bersama dengan dia di rumahnya. Orang yang punya pengalaman jumpa dengan Tuhan, maka terjadi penyatuan. Jangankan orang luar atau saudaranya yang laki-laki atau saudaranya perempuan, isterinya saja pernah menghasut dia.

Di sini terjadi penyatuan, terjadi persekutuan yang benar, bukan persekutuan buatan tangan manusia. Ini persekutuan yang digarap oleh Firman, berkat penyucian tadi. Ini penyatuan yang benar sesuai Firman, ini yang kita dambakan. Sayapun punya kerinduan hati seperti ini, karena ini adalah pembuktian bahwa kita sudah jumpa dengan perkataan Tuhan. Orang yang sudah jumpa dengan perkataan Tuhan, akibat keduanya adalah penyatuan kembali.

3.      Ayub 42:12
42:12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.

Jumlah total 23.000 ternak dia terima. Itu lipat dua. Sebelum pengalaman jumpa dengan Tuhan, dia hanya mengenal dari kata orang, jumlah ternaknya hanya separuh dari ini. Tetapi setelah jumpa dengan Tuhan maka yang diberikan oleh Tuhan adalah 23.000. Dia menikmati angka 23.000. Padahal angka 23.000 sebenarnya angka musibah, tetapi Tuhan ganti menjadi angka berkat bagi Ayub.

Jika kita di hari yang sudah, hanya datang ke gereja hanya karena kata orang, kita beribadah hanya karena kata orang tua, hanya karena kata isteri, hanya karena kata suami, hanya karena kata anak, belum punya pengalaman jumpa dengan Tuhan secara pribadi lewat perkataan-perkataan Firman Tuhan, maka angka 23.000 ini tetap musibah.

I Korintus 10:8
10:8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.

Jika ada pengalaman saya dengan perkataan Tuhan. Betul-betul saya jumpa dengan Firman yang sehat, yang murni, bukan rekayasa manusia, maka pasti musibah Tuhan rubah menjadi berkat. Tuhan itu punya cara yang tidak dapat dideteksi atau dipantau oleh akal kita manusia. Ada saja berkat datang dengan caranya Tuhan.

Kita tidak berhitung lagi, harus 23.000. ini ada pengertian rohaninya. Kalau rohani dipulihkan, jasmani juga akan Tuhan pulihkan. Kalau kita utamakan kerajaan sorga dan kebenarannya, pasti juga jasmani dipenuhi kepada kita.
Matius 6:33
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ini harus ada pada kita, harus ada pada saya. Makanya jadilah kehidupan yang punya pengalaman yang indah dengan Firman. Ketika mendengar Firman disampaikan oleh utusan Tuhan, kita harus menaruh perhatian serius, kita resapi dan kita hayati. Itu berarti kita jumpa dengan perkataan Tuhan. Ada hidup kekal di dalamnya, ada berkat jasmani di dalamnya dan utama ada berkat rohani. Hidup berkenan di hadapan Tuhan.

Ayub 42:12
42:12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.

Ini pengalaman Ayub yang tadinya ia tahu Tuhan, hanya mendengar kata orang tetapi sekarang melihat langsung, mendengar langsung, menghayati langsung perkataan Tuhan. Kehidupan Kristen kalau benar-benar dia punya pengalaman indah dengan Tuhan pasti beda. Pertama damai kita nikmati, kesucian Allah kita akan nikmati. Kemudian yang berikutnya kita nikmati adalah penyatuan mulai dari dalam nikah. Kemudian berkat jasmani juga hadir. Musibah Tuhan ganti dengan berkat, bencana Tuhan rubah menjadi sukacita. Ini kalau anak Tuhan punya pengalaman pribadi dengan Tuhan.

Jangan kita beribadah, lalu dilihat orang “aduh bagus sekali, bapak, ibu, anak turun dari mobil bagus sekali. Suami isteri jalan bergandengan tangan, itu bagus”. Tetapi jangan cuma kamulfalse! Kenapa? Sebab tidak punya pengalaman jumpa dengan perkataan yang kekal. Tidak punya pengalaman jumpa dengan Tuhan.

4.      Ayub 42:13-14
42:13 Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
42:14 dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.

Berkat yang keempat, benar-benar nikah dipulihkan begitu luar biasa sehingga memantul, memancar luar biasa, lewat 10 buah nikah. Dikatakan oleh Firman Allah, dari ketiga anak wanita ini, tidak ada yang melebihi kecantikan mereka. Jadi dari penyatuan nikah memancarkan sinar kemuliaan lewat buah nikahnya juga.
Ayub 42:15
42:15 Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.

Jadi soal kecantikan ini relatif, itu dunia. Tetapi yang dimaksud adalah kecantikan rohani. Kita harus bergumul. Cukup lama Ayub menderita, tidak seperti penderitaan kita. Orang lewat saja harus tutup hidung. Orang mengantar makan harus memakai gala karena busuknya itu Ayub. Tetapi berubah luar biasa. Berkat keempat ini luar biasa, semua luar biasa. Tetapi berangkat dari pendamaian dan penyucian lebih dahulu. Baru merembet kepada saudara-saudaranya, sahabat-sahabatnya. Kemudian merembet pada berkat jasmani, yang tadinya kutuk dirubah menjadi berkat, yang tadinya dukacita dirubah menjadi sukacita.

5.      Ayub 42:16-17
42:16 Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
42:17 Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.

Jika kita menemukan bahasa umur panjang di dalam Alkitab, itu berarti menunjuk masuk Yerusalem Baru. Jadi kalau ada berkat pertama, kedua, ketiga, keempat, itu tanda kita akan masuk Yerusalem Baru.

Kita datang beribadah, jangan setengah hati. Bahkan nampak mendengar pemberitaan Firman tetapi tidak percaya. Harusnya kita benar-benar percaya. Kita harus akumulasi dua, baik perkataan hamba Tuhan itu yang memang menyampaikan Firman dan juga Firman itu dari Tuhan. Jadi perkataan hamba Tuhan itu sekaligus perkataan Allah, hamba Tuhan dalam tahbisan yang benar. Ini akan melahirkan akal budi dan membuahkan hidup kekal yaitu Yerusalem Baru. Ini menyebabkan kita terhindar dari murka Allah.

Jika kita mendengar perkataan Allah yaitu Firman Allah, jangan kita malu untuk bersaksi. Kalau kita malu maka Tuhan juga akan malu untuk mengakui kita. Jangan berpikir “apa kata orang kalau saya bersaksi”. Coba saksikan pengalamanmu dengan Tuhan, dengan Firman Tuhan, kenapa malu. Tetapi karena seringkali pikiran kita diganggu “apa nanti kata orang”. Tidak usah peduli dengan dia, yang penting saya mengaku perkataan Tuhan menggarap saya.
Markus 8:38
8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

Markus 8:38 (Terjemahan Lama)
8:38 Sebab itu barangsiapa yang malu mengaku Aku dan perkataan-Ku di antara bangsa yang berzinah dan berdosa ini, maka Anak manusia itu pun kelak malulah mengaku dia, apabila Ia datang dengan kemuliaan Bapa-Nya beserta dengan segala malaekat-Nya yang kudus."

Kadang-kadang ketika dibuka ruang kesaksian, mau bersaksi tetapi berpikir “apa nanti tetangga saya bilang?”. Kenapa malah didahuli dengan bahasa setan, itu iblis yang mengganggu saudara. Katakan “puji Tuhan saya mendengar perkataan Tuhan sehingga saya diubahkan. Dulu saya pemabuk, dulu saya pemadat, dulu saya pezinah, dulu saya penjudi, sekarang diubahkan”. Kenapa musti malu. Sebab dengan kata-kata, dengan kita bersaksi, itu sudah termasuk kendali bagi kita, menjadi pengendali hidup saudara sendiri. Makanya jangan malu untuk bersaksi. Kalau hari minggu dibuka ruang kesaksian, akhirnya cuma yang memimpin pujian itu yang bersaksi karena tidak ada yang mengisi.

5 berkat ini bukan hanya Ayub punya. Karena angka 7, itu berarti berkat untuk kita kegenapannya. Saya berterima kasih kepada Tuhan, saya menikmati perjumpaan dengan Tuhan. Saya menikmati pelan dan pasti bagaimana 4 berkat ini dan tinggal yang kelima yang saya nantikan yaitu masuk Yerusalem Baru. Yang 4 berkat ini bukan hanya embun tetapi sudah gerimis, sedikit lagi sudah hujan deras. Ini yang perlu kita jiwai sebagai anak Tuhan. Pengalaman jumpa dengan Tuhan harus kita saksikan dalam kehidupan kita bersama.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar