20180821

Kebaktian PA Kitab Yehezkiel, Selasa 21 Agustus 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yehezkiel 10:1-2
10:1 Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala yang di atas kepala kerub tampak di atas mereka sesuatu yang menyerupai takhta, yang seperti permata lazurit kelihatannya.
10:2 Maka Ia berkata kepada orang yang berpakaian lenan itu: "Masuklah ke bawah kerub dari antara roda-rodanya dan penuhilah rangkup tanganmu dengan bara api dari tengah-tengah kerub itu dan hamburkan ke atas kota itu." Lalu aku melihat dia masuk.

Ada yang tidak boleh kita abaikan begitu saja, bahwa ada cakrawala di atas kepala kerub. Dan dicakrawala itu kita lihat ada sebuah takhta yang seperti permata lazurit. Kemudian ayat yang kedua, yang berpakaian lenan itu disuruh masuk di bawah roda-roda kerub itu. Berarti dia ada pada urutan yang ketiga. Pertama takhta. Siapa yang bertakhta, dalam Wahyu pasal 4 kita sudah mengetahui. Kemudian takhta itu disebut seperti pertama lazurit. Kita sudah mendengar bahwa permata ini berdasarkan urutan kelahiran kena pada Dan, anak Bilha, gundik Yakub. Urutan kedua adalah kerub dan ketiga yang berpakaian lenan. Yang berpakaian lenan ini mendapat julukan anak manusia. Nampaknya anak manusia itu lebih rendah dari pada kerub atau malaikat. Kerub itu adalah malaikat spesial yang punya tugas khusus. Yang berpakaian lenan ini menunjuk pribadi Yesus sebagai Imam Besar.

Dalam urutan ini kelihatannya Yesus lebih rendah dari pada malaikat. Dan memang karena dalam Ibrani pasal 2 dikatakan Yesus untuk sedikit waktu lebih rendah dari pada malaikat.
Ibrani 2:7,9
2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Jadi Allah Bapa, kerub, baru yang berpakaian lenan, yang menunjuk anak manusia itulah Yesus Kristus. Namun hanya untuk seketika/ sedikit waktu, kemudian diangkat lebih dari pada malaikat. Tugasnya yang sedikit waktu itu adalah pelayanan sebagai manusia. Dilahirkan sebagai manusia kemudian terlibat di dalam pelayanan. Dikatakan lebih rendah dari pada malaikat. Ini pembelajaran bagi kita, kadang kita tidak bisa merendah padahal hanya seketika, tidak lama. Kemudian kita akan dimuliakan bersama dengan Dia sesuai Ibrani 2:9.

Ini sudah dipraktekkan oleh Yesus dan dicatat oleh rasul Paulus dalam Filipi pasal 2. Kita tahu bagaimana Yesus menghampkan diri. Tetapi itu tidak untuk selama-lamanya, hanya sedikit waktu. Ini pelajaran untuk saya dan saudara. Kerendahan hati Tuhan itu dihubungkan dengan pelayan pengorbananNya yang membuka jalan bagi umat manusia untuk beribadah dan melayani. Berarti yang berpakaian lenan ini menunjuk pribadi Yesus sebagai pemimpin ibadah dan pelayanan kita. Untuk menjadi pemimpin dan pelayanan ini, maka lebih dahulu Dia direndahkan lebih rendah dari malaikat.

Ini yang saya lihat membuat saya terkejut, diriku masih sangat jauh dari hal ini. Padahal hanya sedikit, berarti sepanjang usia Yesus secara manusia, itulah yang disebut sedikit itu. Sepanjang usia kita secara manusia sampai garis akhir atau sampai Yesus datang, Tuhan menginginkah kehidupan kita meneladani Yesus dalam waktu yang hanya sedikit ini supaya kita merendahkan diri. Utama ketika kita ada di dalam ibadah dan pelayanan. Di dalam Filipi disebut mengosongkan diri atau menghampakan diri. Tidak terlalu lama, usia Yesus di dunia hanya 33,5 tahun. Saya 70 tahun lebih, sedikit saja itu menurut Ibrani 12:10, itu waktu yang singkat, waktu yang sedikit, tidak panjang.
Ibrani 12:10
12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.

Filipi 2:7-8
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Untuk memimpin ibadah kita, untuk melayani umat manusia lewat pengorbananNya kemudian kita direkrut oleh Korban Kristus, kemudian Dia menjadi Imam.

Kita banyak mendengar, menghampakan atau mengosongkan diri itu sama dengan bukan cuma menghampakan diri tetapi menghampakan diri sama sekali. Itu yang Yesus lakukan. Padahal kerub itu seharusnya ada di bawah komandoNya, tetapi untuk seketika malaikat itu lebih tinggi dari Yesus. Menghampakan diri sama sekali yaitu reputasi, kehormatan atau harga diri dan kedudukan. Itu yang disebut dalam Filipi, Dia tidak mempertahankan kedudukannya sebagai Allah. Inilah Yesus, yang berpakaian lenan halus tadi.

Kadang kita, perasaan kita tidak bisa tersentuh masa-masa lalu. Pernah saya disuruh gembala waktu masih TC. “Tolong Bernard lakukan ini dan itu” saya jawab “ok om”. Lalu saya pergi ke belakang mimbar dan saya atur semua. Kemudian datang teman saya mengejek. Sakit hati rasanya, saya sudah peras keringat sampai titik koma jangan sampai salah. Saya tersinggung, marah dan ambil linggis saya kejar “saya pukul kau!”. Dia lari ketakutan.

Setelah saya mengerti Firman, ternyata saya salah. Saya tidak bisa menghampakan diri. Itu diambil dari kata keno. Menghampakan diri sama sekali reputasi, harga diri, kehormatan dan kedudukan.

Ini yang dulu saya tidak mengerti. Coba korek reputasi saudara, harga diri saudara, kehormatan saudara, kedudukan saudara. Kira-kira kita bisa mengatakan “aku menghampakan diri, aku mengosongkan diri seperti Tuhan”. Padahal itu hanya untuk waktu yang sedikit tetapi kita pertahankan itu luar biasa. Selama usia kita di dalam dunia ini, utamanya usia kita di dalam Tuhan. Tidak usah kita ngomong usia kita ketika masih di luar Tuhan. Usia kita di dalam Tuhan inilah kita diajar untuk bisa merendahkan diri serendah-rendahnya karena nanti kita akan meraih kemuliaan Allah lebih dari malaikat itu. Karena apa? Malaikat diciptakan oleh Tuhan tidak seperti kita. Dia hanya punya roh, tidak punya tubuh seperti kita. Tetapi manusia punya tubuh, punya jiwa dan punya roh. Kalau binatang hanya punya tubuh dan jiwa, tidak punya roh. Makanya kalau disembelih tidak ada kelanjutannya, tetapi kita ada kehidupan sesudah mati.

Karena Tuhan bermaksud membawa kita di dalam kekekalan bersama Dia, maka yang sedikit waktu ini mampukah kita merendahkan diri? Di sinilah kita banyak tersandung dan gagal. Tuhan tidak menghendaki kita gagal karena Tuhan telah siapkan kemuliaan kekal bersama Dia.
1 Korintus 2:7
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.

Sering kita jelas-jelas sudah salah, tetapi kalau dikoreksi balik marah. Apalagi kalau kita benar kemudian disalahkan, marahnya luar biasa. Ini berarti belum bisa kosongkan diri seperti Yesus.

Ibrani 2:9
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Jangan sampai karena yang singkat ini kita kehilangan yang kekal. Saya dibaptis pada tahun 1970, berarti usia dalam Tuhan baru 48 tahun. Jadi atas kehendak Tuhan kita ini dibawa merendahkan diri serendah-rendahnya. Bukan atas kehendak kita tetapi atas kehendak Dia, sesuai dengan pribadi Yesus teladan kita. Kalau kehendak kita mana kita mau. Tetapi kalau kehendak Tuhan masa kita mau tolak, karena dibalik itu ada kemuliaan.

Yesus kemudian mengalami maut tetapi ada kemuliaan. Untuk apa? Supaya kita menerima hal yang sama. Ini berseberangan dengan daging kita. Jangankan jemaat, coba hamba Tuhan, sudah jelas-jelas salah, dikasih tahu kesalahannya malah ngamuk-ngamuk. Jadi saya maklumi kalau jemaat, karena hamba Tuhan saja begitu, bagaimana dengan jemaat yang dia gembalakan. Bagaimana dengan jemaat yang dipercayakan untuk dibina dalam Firman, dia sendiri tidak bisa menjadi teladan.

Ini untuk saya lebih dahulu. Memang tidak instan, tetapi ada arah langkah menuju ke sana pelan dan pasti. Benar-benar mengosongkan dirinya. Dengan kerendahan hatiNya, akhirnya kemuliaan Dia peroleh.
Filipi 2:9-11
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Jadi kemuliaan yang Yesus terima, pembuktiannya segala lutut bertelut baik yang ada di langit, di atas bumi dan di bawah bumi takhluk. Ini juga untuk saya dan saudara. Yang di angkasa itulah iblis, yang di atas bumi itulah nabi palsu, yang di bawah bumi itulah antikristus. Trio iblis ini tidak akan berdaya menghadapi orang yang merendahkan diri karena Tuhan ada bersama dengan dia.

Nabi palsu dengan ibadah palsu mau menggoda saudara tidak akan bisa. Roh antikristus mau menghancurkan saudara tidak akan bisa. Malah ketiga-tiganya tunduk dan salut kepada saudara seperti kepada jemaat Filadelfia. “Aku akan membawa jemaat iblis tunduk kepada kamu dan berkata sungguh Allah ada bersama dengan kamu”. Ternyata di dalam Alkitab ada jemaat Tuhan dan juga ada jemaat iblis. Jemaat iblis ini adalah orang yang tidak mampu mempraktekkan kenno atau mengosongkan diri.

Kita diajar oleh Tuhan lewat kitab nabi Yehezkiel ini. Saya makin terpesona, makin terkesima, makin tertarik dengan kitab Yehezkiel ini. Kita lihat di sini, pelajaran yang kita ambil bagaimana ibadah pelayanan kita harus ditandai dengan kerendahan hati. Kalau itu benar ada, pasti kemuliaan di tangan saudara, pasti aman rumah tangga kita, pasti aman nikah kita. Suami rendah hati, isteri rendah hati. Tetapi kalau bapak kayu, ibu batu, tidak mungkin rendah hati.
Yeremia 2:27
2:27 yang berkata kepada sepotong kayu: Engkaulah bapaku! dan kepada batu: Engkaulah yang melahirkan aku! Sungguh, mereka membelakangi Aku dan tidak menghadapkan mukanya kepada-Ku, tetapi pada waktu mereka ditimpa malapetaka mereka berkata: Bangkitlah menyelamatkan kami!

Ini nikah kayu dan batu. Ibunya keras hati dan bapanya kedagingan. Inilah alamat yang paling tepat di mana gulungan kitab itu terbang untuk menghantam kehidupan ini. Ini jangan sampai terjadi pada kita.
Zakharia 5:4
5:4 Aku telah menyuruhnya keluar, demikianlah firman TUHAN semesta alam, supaya itu masuk ke dalam rumah pencuri dan ke dalam rumah orang yang bersumpah palsu demi nama-Ku, dan supaya itu bermalam di dalam rumah mereka dan memusnahkannya, baik kayunya maupun batu-batunya."
Pelayan yang berpakaian lenan ini diperintah dari yang duduk di atas takhta yang ada di atasnya kerub. “masuk engkau ke bawah dan rangkup api dari bawa roda-roda kerub itu” dan Dia tunduk serta merendah. Dia mengambil api dengan kedua tangannya.
Yehezkiel 10:2
10:2 Maka Ia berkata kepada orang yang berpakaian lenan itu: "Masuklah ke bawah kerub dari antara roda-rodanya dan penuhilah rangkup tanganmu dengan bara api dari tengah-tengah kerub itu dan hamburkan ke atas kota itu." Lalu aku melihat dia masuk.

Kemudian dia hambur untuk membakar kota itu. Jadi di dalam bacaan ini, kota Yerusalem ini sudah ada di bawah naungan hukuman, siap untuk dihukum. Atau dibawa naungan kutuk. Menunjukkan kejahatan orang-orang di Yerusalem ini memang sudah keterlaluan, sudah melampaui batas, Tuhan sudah tidak sanggup melihat perbuatan jahat mereka. Karena apa? Ini adalah orang-orang yang tidak tahu berterima kasih. Tidak tahu berterima kasih ini nanti akan membias pada perilaku-perilaku yang lain. Tetapi berawal dari tidak tahu berterima kasih, tidak tahu balas budi dimulai dari pelayan.
Mazmur 109:1-5
109:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri!
109:2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
109:3 dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan.
109:4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.
109:5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.

Semua ini dialami oleh sipemazmur, juga Tuhan Yesus, hal ini pelajaran bagi kita. Daud sudah lakukan ini, lebih-lebih lagi Yesus, tetapi tidak tahu mereka berterima kasih.

Mazmur 109:6
109:6 "Angkatlah seorang fasik atas dia, dan biarlah seorang pendakwa berdiri di sebelah kanannya;

Akhirnya orang yang tidak tahu berterima kasih bagaikan orang yang terdakwa, hidup tidak tenang. Maka kalau kita melihat Yehezkiel 10:1, ada takhta yang seperti permata lazurit yang kena mengena dengan suku Dan. Dan itu artinya hakim atau penghukuman. Berarti takhta itu diduduki oleh hakim yang segera menjatuhkan hukuman kepada terdakwa. Siapa terdakwa di sini? Umat Tuhan. Sayangkan kalau kita umat Tuhan lalu menjadi terdakwa. Makanya Tuhan perlihatkan contoh bagaimana Dia merendahkan diri serendah-rendahnya. Itu teladan bagi kita supaya kemuliaan nanti kita raih bersama dengan Dia.

Di sini raja Daud menceritakan bagaimana dia dibanjiri fitnah, karena judulnya “doa seorang yang kena fitnah”. Kita tidak salah tetapi disalah-salahkan, bagaimana kita menyikapi. Banyak hal yang kita alami di dunia akhir zaman ini apalagi di dunia rohani. Di sana iblis menembak terus, iblis tidak pusing dengan orang yang belum di dalam Tuhan karena dia tahu mereka sudah miliknya. Tetapi orang yang di dalam Tuhan itu yang selalu dia ganggu dan dia usik supaya bagaimana mukanya jadi merah, berontak dan marah-marah. Banyak hal yang mau iblis buat supaya kita gagal ikut Tuhan.
Bangsa Israel adalah bangsa yang tidak tahu berterima kasih. Coba lihat Mikha pasal 6, bagaimana orang Israel ini. Sampai Tuhan berkata kepada orang Israel “umatKu, apa yang salah pada diriKu”. Pikir mereka aman, seperti dalam kitab Yehezkiel, mereka berpikir Tuhan jauh dari mereka.
Mikha 6:3
6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu? Dengan apakah engkau telah Kulelahkan? Jawablah Aku!

Tuhan sendiri sampai mengoreksi diri, ini teladan bagi kita. Masakan kita tidak mau mengoreksi diri kita.

Mikha 6:4
6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu.

Dulu Israel diperbudak di Mesir dan Tuhan turun dengan tangan yang teracung melawan Firaun dan orang Mesir. Itu sudah dicatat dalam sejarah Israel. Apalagi Yesus datang ke dunia ini yakni pribadi Allah yang mengosongkan diri menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Tuhan sudah bebaskan kita dari dosa, kemudian secara realita yang ada di hadapan anda adalah hamba Tuhan (gembala).

Mikha 6:5
6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN."

Jadi Mazmur 109:1-6 maksudnya supaya jangan budi baik dibalas dengan kejahatan. Jangan sampai air susu dibalas dengan air tuba. Bagaimana kehidupan Israel ini. Itu sebabnya mereka benar-benar sebagai seorang terdakwa di depan pengadilan Allah yang siap untuk dijatuhkan hukuman.

Sarana yang dipakai untuk menghukum sudah dirangkum di tangan Tuhan yaitu bara api. Kalau dalam Yehezkiel pasal 9 ada 6 orang pembawa cokmar pembinasa. Kalau di sini dilakukan oleh Imam Besar sendiri, ini bukti makin hebat pembalasan Tuhan.

Mengapa mereka sampai bertingkah tidak terkendali lagi? Karena selama ini mereka mengabaikan di sebelah kanan mereka kosong. Kalau mengabaikan sebelah kanan kosong, maka begitu iblis melihat sebelah kanan kosong dan dia hadir di situ.
Mazmur 16:8
16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

Kalau sebelah kanan ini kosong, maka dalam Zakharia pasal 3 dikatakan yang hadir di situ iblis. Ini yang kita jaga, jangan kita biarkan sebelah kanan kita kosong. Ingat, bukan mengada-ada tetapi ini sesuai dengan tatanan Firman, orang kalau mau masuk dalam nikah mau diberkati calon suami ada di sebelah kanan isteri. Kanan ini tidak boleh kosong, harus ada yang hadir di situ yaitu calon Mempelai Pria, itulah Yesus, itulah Firman Allah harus ada di samping kita. Kalau sebelah kanan itu kosong maka iblis yang menempati.
Zakharia 3:1
3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.

Berarti Yosua imam besar tetapi kosong Firman. Inilah awalnya sehingga akhirnya hukuman terpaksa dijatuhkan kepada mereka kerena selama ini sudah mengabaikan keberadaan Firman termasuk pelayan.

Zakharia 3:2
3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: "TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?"

Ini pembelaan Tuhan. Berarti perhatian Tuhan masih ada, sudah di tengah api, masih dirogoh oleh Tuhan walaupun tinggal puntung. Kita sekarang ini tinggal puntung, sudah terbakar dengan dosa, tinggal menuju lautan api benaran. Tetapi dirampas oleh Tuhan dari amukan api hawa nafsu. Kapan? Yaitu saat Tuhan melakukan atau menjabarkan atau melaksanakan kenno, merendahkan diri karena kita. Tidak salah kalau Daud tadi dalam mazmurnya mengatakan “kebaikanku mereka balas dengan kejahatan”.

Persoalan di sini ada hubungannya dengan Mazmur 109, tidak tahu berterima kasih!
Mazmur 109:4-5
109:4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.
109:5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.

Ini yang dialami oleh raja Daud juga yang sudah dialami pribadi Yesus. Apa yang Yesus tidak lakukan bagi kita. Dia rela tergantung di Golgota, kalau Dia katakan “di mana terima kasihmu!” itu beralasan. Makanya Dia diperintah oleh yang duduk di atas takhta itu “ambil serangkup api dan lemparkan ke kota itu supaya terbakar” dan benar nubuatannya dalam Wahyu 18:18 kota itu terbakar dalam satu jam. Itu baru satu kota, tetapi Alkitab mengatakan sedunia.
Wahyu 8:5
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Asap dupa doa itu menghentar gereja masuk dalam hubungan intim dengan Tuhan, selama setengah jam terjadi nikah rohani. Tetapi apinya dipakai untuk menghukum dunia. Yang masuk dalam persekutuan yang luar biasa dengan Tuhan itu adalah orang yang menghargai segala pengorbanan Kristus selama ini karena orang dia. Tetapi apinya untuk menghukum.

Wahyu 18:18
18:18 dan berseru, ketika mereka melihat asap api yang membakarnya, katanya: "Kota manakah yang sama dengan kota besar ini?"

Mengapa bagi Babel dikatakan balaskan dua kali lipat? Karena mereka ini gereja palsu yang tidak menghargai kesucian dua menjadi satu, maka Tuhan balas dua kali lipat hukuman dalam dalam tempo 1 jam.

Kita gereja Tuhan, marilah kita hargai pengorbanan Kristus. Bagaimana kita menjabarkan tanda bahwa kita berterima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan. Seringkali kita menjalani hidup yang ada ini kita isi dengan sungutan dan omelan. Sungutan inilah yang mempercepat hakim datang di depan kita. Berarti takhta yang bagaikan permata lazurit itu akan hadir dalam rumah tangga dan pribadi kita jika diisi dengan sungut-sungutan.
Yakobus 5:9
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

Jadi kalau kita bersungut dan saling mempersalahkan dalam nikah itu sama dengan kita mengundang “silahkan hakim datang”. Sama dengan melayangkan undangan istimewa kepada hakim untuk menghakimi pelayananku, menghakimi rumah tanggaku lalu dia datang dengan palu untuk menghukum kehidupan itu, ini jangan terjadi pada kita.

Jangan biarkan di sebelah kanan saudara kosong. Saya katakan ini bukan berarti saya mengatakan kalian kosong sebelah kananmu. Ini peringatan, jangan kita biarkan sebelah kanan kita kosong. Itu tempatnya Mempelai Laki-laki Sorga. Kita selalu hadirkan pribadiNya di sebelah kanan kita. Bagaimana tanda kita membiarkan sebelah kanan kosong? Ketika kita isi hidup ini dengan bersungut-sungut, menista Firman pengajaran.

Untuk menghentikan roh persungutan ada hubungannya dengan tabut perjanjian. Selama ini kita hanya bicara tongkat, kita lupa tongkat itu bertunas karena ada tabut perjanjian.
Bilangan 17:5-10
17:5 Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."
17:6 Setelah Musa berbicara kepada orang Israel, maka semua pemimpin mereka memberikan kepadanya satu tongkat dari setiap pemimpin, menurut suku-suku mereka, dua belas tongkat, dan tongkat Harun ada di antara tongkat-tongkat itu.
17:7 Musa meletakkan tongkat-tongkat itu di hadapan TUHAN dalam kemah hukum Allah.
17:8 Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.
17:9 Kemudian Musa membawa semua tongkat itu keluar dari hadapan TUHAN kepada seluruh orang Israel; mereka melihatnya lalu mengambil tongkatnya masing-masing.
17:10 TUHAN berfirman kepada Musa: "Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati."
Yang dimaksud dengan kemah hukum ini bukan ruangan suci tetapi ruangan maha suci, itu tempatnya tongkat tadi. Jadi persungutan itu diakhiri jika ada tabut di samping kita. Berarti ada roh mempelai di dalam diri kita. Kalau ada roh mempelai masa bersungut, masa mengomel. Sementara kita melihat Yesus dalam pengorbananNya. Sampai rela untuk sedikit waktu menjadi lebih rendah dari pada malaikat. Untuk apa? Untuk menerima kemuliaan. Dalam waktu yang sedikit itulah karyaNya yang besar di dalamnya untuk menyelamatkan bapak, ibu, saudara sekalian. Jika pribadi saya merenungkan ini dalam doa penyembahan, saya hanya meneteskan air mata.

Itulah pakaian kami, kalau bisa semua yang Tuhan percayakan untuk kami gembalakan menikmati suasana peti perjanjian yang menghentikan dan menyetop segala roh persungutan. Dosa yang paling cepat mengundang hukuman adalah roh persungutan. Dalam Bilangan pasal 11, begitu mereka bersungut langsung hukuman api datang. Begitu Bilangan pasal 14 mereka bersungut langsung hukuman macam-macam yang terjadi. Pasal 16 langsung tanah terbelah. Pasal 21 langsung ular datang memagut mereka.

Jadi roh persungutan itu cepat mengundang hukuman Allah, berarti cepat mengundang hal yang tidak sedap akan dialami. Itu jangan terjadi pada kita. Kita yang hidup akhir zaman ini biarlah kita belajar merendahkan diri serendah-rendahnya.

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar