20180804

Kebaktian Doa, Sabtu 4 Agustus 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:35-38
4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

Ayat Firman Tuhan dengan tegas Tuhan Yesus katakan “tidak ada penundaan”. Mereka berkata masih 4 bulan, berarti masih 120 hari, tetapi Yesus berkata “sekarang”. Jadi tidak menunggu 120 hari. Sekarang juga kita harus terlibat di dalam penuaian.

Disebut ladang sudah menguning, berarti pandangan umat Tuhan, pengiringan umat Tuhan yang dicontohkan oleh wanita yang amoral ini, berarti ada pembenahan yang nyata dalam kehidupannya, sehingga Tuhan mengatakan “ladang sudah menguning”. Berarti sudah siap dituai, tidak ada penundaan lagi, segera masuk pada persekutuan yang sangat didambakan oleh Tuhan. Itu yang harus kita perhatikan.

Kemudian ayat 36 mengatakan yang menabur dan menuai sama-sama bersukacita. Ini pandangan Tuhan, tetapi bagi tanggapan daging kata sukacita itu tidak bisa diterima. Kenapa? “Saya yang menabur orang lain yang menuai” apakah hal itu bisa diterima dengan akal.
Yohanes 4:38
4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

Daging dan logika kita manusia tidak bisa terima. Saudara yang membuka ladang, saudara sudah tanam tanaman di sana, kemudian waktu penuaian, orang lain yang menuai dan saudara hanya gigit jari mengikuti dengan mata. Kira-kira saudara bisa menerima hal seperti ini? Tentu tidak. Tetapi surga punya pandangan berbeda. Itu sebabnya dikatakan sejauh langit dan bumi, demikian berbeda pikiran kita manusia dengan pikiran Allah. Tidak bisa kita menarik pikiran Allah supaya mengikuti pikiran kita. Tetapi pikiran kita harus ditarik mengikuti pikiran Tuhan.
Yesaya 55:9
55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Jauh sekali perbedaan pikiran kita manusia dengan Tuhan.
Yohanes 4:36
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Juga dikatakan penabur dan penuai sama-sama menerima upah. Ini yang rancu dalam gereja Tuhan. “saya yang setengah mati mencari jiwa dan dia yang memetik hasil”. Mengapa ada pikiran seperti itu? Karena pandangan pelayan-pelayan itu, jiwa itu dia anggap adalah seperti ikan yang ditangkap di jaring lalu diambil, dibakar dan dimakan. Ini pelayanan yang mengarah pada kebutuhan jasmani.

Yesus ketika memanggil Petrus waktu dia menjala ikan berkata “Aku memanggil engkau untuk menjadi penjala manusia”. Kalau ikan ditangkap, dibakar dan dimakan oleh Petrus, isteri dan anak-anaknya. Kalau jiwa bukan untuk ditangkap, dibakar dijadikan sate dan dimakan. Tetapi dibawa pada persekutuan tubuh Kristus.

Karena pandangan banyak hamba-hamba Tuhan, pelayan - pelayan Tuhan menganggap jiwa itu seperti tangkapan buruan, baik buruan binatang hutan atau menangkap ikan di sungai, di danau atau dilaut. Sehingga ketika orang lain yang memanen dia menjadi muring-muring sehingga terjadi perselisihan sengit, itu karena dia yang punya.

Kalau dipanggil menjadi penginjil, maka penginjil itu ada upahnya. Kemudian penginjil itu membawa jiwa untuk digembalakan oleh orang yang dipanggil untuk menggembala. Di sinilah juga kesalahan gembala-gembala, ketika jiwa itu dibawa kepada penggembala, gembala ini lupa kepada penginjil. Itu karena semua berpikir bahwa pelayanan itu dianggap suatu profesi, suatu pencaharian. Kalau hamba Tuhan sudah menjadikan pelayanan itu suatu profesi/ suatu pencaharian, disinilah yang menimbulkan banyak masalah.

Yang lain menabur dan yang lain menuai. Dalam hal ini jika kita melihat di dalam konteksnya, Perempuan yang sudah digarap oleh Tuhan Yesus, dialah yang pergi menabur, dia yang bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias kepada penduduk Sikhar. Kemudian penduduk Sikhar itu datang dan setelah mendengarkan perkataan Yesus, mereka berkata “sekarang kami mengerti bukan karena perkataanmu saja, tetapi karena kami sendiri sudah mendengar”. Di sini letaknya bahwa sudah matang.

Saudara ingat Ayub. Mengapa ketika kena pencobaan dia menjadi muring-muring? Karena dia mengenal Tuhan hanya dari kata orang. Tetapi ketika Tuhan sendiri datang menantang dia dan dia tahu bahwa beginilah Tuhan yang diceritakan orang itu maka dia menutup mulutnya dan berkata “dulu aku hanya mendengar dari kata orang sekarang aku sendiri yang melihat”. Inilah yang dikatakan matang.

Yohanes 4:42
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

Bandingkan dengan perkataan Ayub. Awalnya Ayub hanya mendengar dari kata orang.
Ayub 42:5-6
42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

Ayat 6 ini dia sudah matang, ini betul-betul ladang yang sudah menguning.

Tuhan menghendaki dalam kehidupan kita supaya punya pengalaman pribadi dengan Tuhan, bukan hanya dari kata orang. Tetapi diri sendiri datang mendengarkan Firman pengajaran. Setelah kita datang, maka Tuhan menghendaki dalam diri kita ada pengalaman masing-masing dengan mendengar Firman Tuhan itu. Ini yang Tuhan rindukan dari kehidupan kita, berarti Tuhan ingin kita punya pengalaman masing-masing, jangan hanya kata orang, hanya kesaksian orang. Itu boleh, tetapi Tuhan ingin ada kesaksian pribadi dari kita. Itulah yang sangat membentuk karakter kita, jika pertemuan pribadi saudara dengan Tuhan dinikmati, maka akan nampak dalam kehidupan itu ada keubahan, ada pembaharuan. Ini yang Tuhan cari di dalam gereja Tuhan.

Jika benar sebagai umat Tuhan, apalagi pelayan-pelayan Tuhan, dia sebagai penginjil. Kemudian penginjil itu mengumpulkan jiwa lalu orang lain yang menggembalakan. Di sini timbul masalah yang seringkali menimbulkan perselisihan. Kalau seseorang dipanggil menjadi penginjil, jangan memasakan diri menjadi gembala. Itulah tujuan dari Yohanes 4:36-37. Supaya masing-masing mengerti di mana panggilan Tuhan di dalam diri masing-masing.

Begitu juga kita  umat Tuhan. Ada anak Tuhan yang dipakai Tuhan untuk bersaksi. Begitu dia bersaksi terdengar bagus dan orang yang mendengar itu tertarik untuk datang pada Tuhan. Ada juga orang yang dipakai untuk berkorban dan berkorban. Masing-masing bekerja menurut talentanya dan panggilannya. Kalau masing-masing tahu panggilannya masing-masing, maka pasti mempercepat kematangan rohani umat Tuhan.

Jika kita yang ada sore ini, setiap umat Tuhan tahu panggilannya untuk apa, misalnya bersaksi kepada kaum muda, bersaksi kepada sesama ibu-ibu atau bersaksi kepada bapak-bapak, maka kehidupan anak Tuhan seperti ini tidak akan ada persungutan, sebab penabur dan penuai akan bersukacita.
Yohanes 4:36
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Kalau logika manusia bisa berpikir “bagaimana ini justru penuai lebih dulu menerima upah dan penabur yang terakhir terima upah”. Upah dari penuai adalah mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal. Bukan bekerja untuk menabur benih. Jadi penuai ini ada dalam jabatan penggembalaan. Tugasnya untuk membawa umat yang telah menerima benih oleh penabur/ penginjil agar dibawa pada pembentukan tubuh Kristus. Bukan dijadikan sate, bukan  dijadikan sumber pencaharian.

Kami hamba Tuhan salah besar kalau berpandangan bahwa pelayanan itu sebagai pencarian sehingga akhirnya menghalalkan segala cara yang tidak benar di hadapan Tuhan. Kalau saudara sebagai umat yang digembalakan kemudian jatuh pada penuai yang seperti ini, apa gerangan keadaan saudara kelak. Itu sebabnya kita harus waspada di akhir zaman ini.

Yesaya 56:9-12
56:9 Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
56:12 "Datanglah," kata mereka, "aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!"

Kalau jatuh pada penuai seperti ini, daging senang. Dia ajak “mari kita minum arak, aku sudah sediakan”. Senangkan kalau seperti ini. Jika menurut saudara saya seperti ini, alangkah baiknya saudara tinggalkan saja. Yang akan dapat hukuman adalah kami hamba-hamba Tuhan yang bekerja seperti ini.

Mikha 3:5
3:5 Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.

Mau diharap apa kalau penuai seperti ini. Ini termasuk koreksi bagi saya. Itu tergantung interprestasi saudara. Jika saudara mengkaji dengan pandangan pikiran daging kita “ini tidak pas. Masakan orang lain yang menabur kemudian orang lain yang menuai. Orang lain yang jerih lelah peras keringat, kemudian yang ini terima jadi”. Inilah yang diajar oleh Tuhan buat saya sebagai hamba Tuhan.

Yang dituai ini adalah tanaman yang buahnya sudah matang. Mau dibawa ke mana? Yang tadi ditekankan dibawa kepada hidup yang kekal. Namun di dalamnya tersirat rahasia. Jika kita membaca ayat-ayat dalam injil maka dikatakan buah itu dibawa ke lumbung. Lumbung itu menunjukkan kita berada di dalam pemeliharaan pembangunan Tubuh Kristus. Ini Tubuh Kristus yang mendapat pemeliharaan dengan jaminan Allah yang limpah. Jadi rohani yang sudah matang itu, dia dibawa pada satu penggembalaan yang menikmati persekutuan tubuh Kristus yang dijamin dengan kelimpahan Firman Tuhan.

Masakan ayam yang bertelur di lumbung padi kemudian mati kelaparan. Masakan itik berenang di air lalu mati kehausan. Itu sebabnya saya mau mengatakan, jika ada di antara kita rohaninya amblas, rohaninya mati, itu bukan kesalahan gembala tetapi kesalahan dirinya sendiri. Ada kemungkinan dia tidak bisa lagi makan makanan yang disodorkan karena pikirannya sudah kotor, padahal ada dalam kelimpahan. Ada kemungkinan dia tidak bisa makan makanan yang di depannya karena hati pikirannya sudah dikotori. Dan paling banyak mendapat kotor karena mendengar berita isu yang ada di luar. Dia sendiri melihat kelimpahan Firman, melihat makanan di hadapannya dalam kelimpahan, kenapa mesti terjadi seperti itu.

Kalau gembala si A, si B dan si C menurut kata orang seperti itu, mengapa Tuhan percayakan pembukaan rahasia Firman? Kalau tahbisannya sudah salah, kenapa Tuhan percaya? Berarti Tuhan keliru mempercayai orang yang tahbisannya tidak betul. Tuhan tidak pernah keliru.

Ini yang seringkali membuat kita ada di lumbung padi tetapi kenapa bisa mati kelaparan. Itu bodoh amat. Saya pribadi tidak mau peduli dengan kata orang, yang penting Tuhan percayakan kelimpahan Fiman. Untuk siapa? Untuk kepentingan jemaat. Kalau pembukaan rahasia Firman itu untuk kepentingan jemaat lalu ada satu dua orang yang mati kelaparan, itu bukan salah gembala, itu salahnya sendiri.
I Korintus 4:1-2
4:1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
4:2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Bukti Tuhan percaya, lewat bibir mulut hambaNya kita mendengarkan pembukaan rahasia Firman.

Kenapa saya harus terganggu dengan bahasanya orang. Misalnya ada orang yang bicara mendiskreditkan orang lain, lihat dulu diri orang yang bicara itu. Betulkan hidupnya takut akan Tuhan, pelayanan tahbisan benar, apakah dia pelayan yang mengaku fulltimer/ yang tidak ada pekerjaan sambilan? Mengapa kita lebih percaya kepada yang sudah runyam rohaninya, dibandingkan yang Tuhan percaya. 

Inilah yang menyebabkan sudah ada di lumbung tetapi mati kelaparan, sudah berenang di air tetapi mati kehausan. Bebek apa yang seperti itu!

Tuhan mau kita punya pengalaman sendiri-sendiri di dalam penggembalaan Firman. Makanya ada seruan di tembok-tembok, di lapangan-lapangan dan di pintu-pintu gerbang “hai yang tidak berpengalaman, berapa lama lagi kamu akan tinggal seperti itu”.
Amsal 1:20-22
1:20 Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya,
1:21 di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya.
1:22 "Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?

Yang tidak berpengalaman itu harus diajar dulu supaya ada pengalaman di dalam kelimpahan Firman, bagaimana Firman menggarap hidupnya. Kalau sudah ada pengalaman di dalam Firman Tuhan, kenapa terganggu dengan bahasa orang.

Dulu ketika kita mati kita mengikuti jalan dunia. Tujuannya ke mana? Ke maut/ ke nereka. Siapa yang usung kita?
1.      Penguasa angkasa
2.      Kepentingan daging
3.      Hawa nafsu
4.      Pikiran jahat

Kenapa kita berpikir jahat kepada orang lain. Bukan saja dalam nikah rumah tangga, tetapi kenapa kita berpikiran jahat kepada gereja lain. Inilah kesempatan saudara berdamai, mulai dari keluarga berdamai, cabutlah pikiran-pikiran jahat itu. Orang yang mengikuti jalan Tuhan/kebenaran Allah justru dimarah, dibenci. Apa itu jalan dunia? Itulah adat istiadat. Itulah orang-orang yang membunuh Stefanus karena dia mengikuti jalan Tuhan.

Efesus 2:2
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

Efesus 2:2 (Terjemahan Lama)
2:2 yang dahulu kamu lakukan menurut istiadat dunia ini, ialah menurut kuasa penguasa di udara, yaitu roh yang lagi bekerja di dalam hati anak-anak durhaka.

Kita yang sudah di dalam tinggal bagaimana kita menyikapi. Tetapi kasian orang yang di luar yang tidak mengerti, yang masih getol dengan jalan dunia. Coba kalau ikut jalan dunia, tidak akan ketemu dengan Tuhan, bahkan makin menjauh. Kaki kanan mengikuti jalan Tuhan, kaki kiri mengikuti jalan dunia, makin lama makin menjauh sehingga menghancurkan dirinya.

Jika Tuhan tidak berkenan membukakan Firman, bagaimana kita melangkah?. Itu sebabnya tidak usah pikiran kita terganggu dengan kata orang. Apalagi lihat dulu orang yang bicara itu, kenapa kita lebih mendengar orang yang berantakan dari pada yang cinta Tuhan. Ini yang menjadi penyebab tidur di lumbung tapi mati kelaparan, berenang di air tetapi mati kehausan. Airkah yang salah atau lumbung yang salah? Jawablah dalam hati masing-masing.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar