20181020

Kebaktian Doa, Sabtu 20 Oktober 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 5:1-9
5:1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem.
5:2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya
5:3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu.
5:4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya.
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.

Sebagaimana sudah kita ikuti, pintu domba ini yang merenovasi adalah imam Elyasib bersama rekan-rekannya. Mereka yang bekerja keras menangani pintu gerbang domba ini.
Nehemia 3:1-2
3:1 Maka bersiaplah imam besar Elyasib dan para imam, saudara-saudaranya, lalu membangun kembali pintu gerbang Domba. Mereka mentahbiskannya dan memasang pintu-pintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
3:2 Berdekatan dengan mereka orang-orang Yerikho membangun, dan berdekatan dengan orang-orang itu Zakur bin Imri.

Setelah tembok Yerusalem selesai dipugar (karena telah dihancurkan oleh Nebukadnezar), maka ketika pentahbisan tembok yang memagari kota Yerusalem, kita disuguhkan oleh Firman Allah bagaimana paduan suara masuk melalui pintu domba. Jadi pintu domba ini bersuasana pelayanan Imam Besar. Kemudian pintu domba ini punya suasana sukacita memuja dan memuji Tuhan.
Nehemia 12:38-39
12:38 Dan paduan suara yang kedua berarak ke kiri dan aku mengikutinya dengan sebagian dari orang-orang itu melalui tembok dan menara Perapian sampai tembok Lebar.
12:39 Lalu kami melalui pintu gerbang Efraim, pintu gerbang Lama, pintu gerbang Ikan, menara Hananeel dan menara Mea sampai pintu gerbang Domba. Mereka berhenti di pintu gerbang Penjagaan.

Jadi sukacita jika mereka masuk dalam wilayan Yerusalem yang mempunyai pagar tembok, yang sudah dipugar kembali oleh imam besar Elyasib. Dan pada pentahbisannya, pintu gerbangnya dilewati oleh paduan suara yang memuja dan memuji Tuhan.
Mazmur 100:4
100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!

Dalam Yohanes pasal 5, Imam Besar (Yesus) hadir namun mereka tidak paham. Yesus melalui pintu gerbang domba. Jika diperhatikan, ini nubuatan yang menggambarkan gereja Tuhan. Betesda artinya rumah belas kasihan. Kita ini orang Kristen mengerti apa itu belas kasihan, kita tahu itu. Namun tidak mengerti bahwa belas kasihan itu tidak lepas dengan pelayanan Imam Besar.
Ibrani 4:14-16
4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Orang Kristen mengerti belas kasihan, kita hidup karena belas kasihan Tuhan. Tetapi hanya sampai pada pemahaman bahwa kita mendapat belas kasihan Tuhan, tetapi apakah bersentuhan dengan pelayanan Imam Besar. Apakah suasana pelayanan Imam Besar terasa dalam diri Kekristenan kita. Kalau ada Imam Besar suasananya bagaimana? Imam Besar mengadakan pelayanan pendamaian dan penyucian. Apakah hal ini ada pada diri saya dan saudara. Apakah terasa pekerjaan pendamaian itu dalam dirimu. Apakah setiap noda cacat cela dalam diri saudara sudahkah diperdamaikan oleh Imam Besar dalam pelayananNya?

Kita lihat perbaikan pintu gerbang Domba ini ditangani oleh Imam Besar. Kalau benar kita sudah didamaikan segala cacat cela, noda, dosa dan kesalahan kita, maka ada suasana paduan suara, ada suasana sukacita, bukan lagi dukacita. Kenapa? Sebab dosa kita didamaikan oleh Imam Besar kepada Allah sesembahan kita, Bapa di sorga. Tetapi kenapa dalam kehidupan kita seringkali muring-muring saja, loyo tidak ketulungan.

Kita tidak nanti jadi paduan suara baru ada sukacita. Tetapi lihat jejak langkahnya Yesus, yang dinubuatkan dahulu oleh imam besar Elyasib. Imam besar Elyasib ini yang memugar pintu gerbang domba itu. Jadi kehidupan saya dan saudara sebagai umat Tuhan, Imam Besar ingin membenahi pintu gerbang domba. Apakah itu ada dalam diri saudara dan dalam diri saya?

Kalau pintu gerbang domba dibenahi, maka yang di dalam juga nanti ikut dibenahi. Tetapi lebih dahulu pintu gerbang yang dibenahi. Suasana pintu gerbang ini adalah suasana sukacita. Kalau Yesus Imam Besar membenahi saudara, maka masalah apapun yang kita hadapi, tidak akan membuat rohani kita terpuruk, sama sekali tidak. Tetapi sukacita yang akan kita nikmati. Apakah ini mewarnai hidup bapak, ibu, kekasih dalam Tuhan? Apakah malah kebalikan yang kita alami?

Pesta Tuhan dalam Yohanes pasal 5 ini, yang sudah merosot, pengertian rohaninya sudah menjadi pesta orang Yahudi, yang sebenarnya ini adalah masa rayanya Tuhan. Masa raya Tuhan ini dipercayakan kepada kita. Kita tahu ada 7 masa raya Tuhan yang kita pelajari dalam Imamat pasal 23. Itulah Paskah, roti fatir, pesta timang-timangan. Yang berdiri tunggal adalah Pentakosta. Kemudian pada bulan yang ketujuh ada pesta bunyi nafiri, pesta grafirat dan pesta pondok daun-daunan.

Tidak dikatakan dalam Yohanes pasal 5 ini pesta apa. Tetapi pada pasal 7 kita temukan pesta Pondok daun-daunan dan pada pasal 2 pesta Paskah. Jadi tidak dapat ditepis lagi bahwa ini pesta Pentakosta, suasananya Roh Kudus. Roh Kudus tidak bisa lepas dengan domba dan ini adalah pintu domba.

Kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini mau Tuhan perbaiki. Dengan demikian kita lihat di sana, di depan pintu gerbang domba ini terhampar kolam Betesda, rumah belas kasihan. Tetapi dihuni oleh kehidupan yang sakit. Katanya menerima belas kasihan Tuhan tetapi rohani sakit. Mana bukti bahwa hidup kita ini telah menerima belas kasihan Tuhan.

Ada empat hal yang ditonjolkan di sini:
1.      Penyakit, itu umum
2.      Buta
3.      Timpang
4.      Lumpuh

Ini rumah belas kasihan. Gambaran kehidupan Kristen yang telah menampung belas kasihan Tuhan tetapi suasana rohaninya semua sakit. Israel pada waktu itu tidak paham. Dan kita harus paham sekarang, jangan seperti Israel dulu. Karena pintu domba ini ada hubungannya dengan Imam Besar. Sekarang ini Imam Besar tampil, jelas sekali itulah Yesus dan Dia menghadirkan sukacita.

Yang paling parah adalah yang lumpuh. Coba bayangkan, 38 tahun penyakit lumpuh dia bawa-bawa. Jika dilihat dari ayat ini, sudah sekian tahun dia ada di rumah belas kasihan ini. Inilah gereja Tuhan, 38 Yobel gereja sakit. Berarti 1900 tahun gereja sakit. Yobel pertama gereja dilahirkan oleh pekerjaan Roh Kudus di Yerusalem. Pada Yobel yang pertama gereja sehat. Masuk Yobel yang kedua mulai mengidap penyakit. Apakah ini Tuhan mau biarkan? Sebab kalau penyakit, buta, timpang, lumpuh tidak ada sukacita. Tuhan tidak membiarkan.

Yohanes 5:6
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"

Gereja Tuhan sekarang ini sudah dininabobokan, sudah enjoy, sudah nyaman dengan penyakitnya, sudah nyaman dengan butanya, sudah nyaman dengan timpangnya, sudah nyaman dengan lumpuhnya. Makanya Tuhan tanya “maukah engkau sumbuh?”. Jelas-jelas gereja sakit, buta, timpang, lumpuh tetapi tidak sadar dengan penyakitnya. Karena dia bangga ada di rumah belas kasihan, hidup dalam kemurahan Tuhan padahal berpenyakit.

Sebabnya Yesus bertanya “maukah engkau sembuh?”. Sebernarnya tanpa ditanya Yesus sudah tahu, karena dengan kehadirannya di situ berarti dia mau sembuh. Tetapi Yesus mau mendengar pengakuannya. Tetapi apa jawabannya? Dia tidak menjawab “mau”. Jawabannya justru lain.
Yohanes 5:7
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Ternyata gereja yang sakit, buta, timpang dan lumpuh ini minus pemimpin. “tidak ada yang menurunkan aku” artinya tidak ada yang memimpin aku. Ada pemimpin tetapi sama saja sakit, ada pemimpin tetapi sama saja buta, ada pemimpin tetapi sama saja timpang, ada pemimpin tetapi sama saja lumpuh. Kehadiran Yesus menghadirkan sukacita, sekaligus memperkenankan bahwa Dia adalah Imam Besar sumber sukacita itu.

Dia berkata “tidak ada yang menurunkan aku” berarti mereka sakit, buta, timpang dan lumpuh namun minus pemimpin yang mengerti. Kehadiran Yesus di situ berarti Dia adalah Imam Besar, Raja di atas segala raja, Dia Mempelai Laki-laki Sorga yang tampil di sana. Itulah yang diproklamasikan oleh Yohanes Pembaptis.
Yohanes 3:29
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

38 Yobel gereja lumpuh. Sekarang kita pada Yobel terakhir Yesus tampil sebagai Mempelai Laki-laki Sorga untuk menolong kelumpuhan kita, menolong nikah dan rumah tangga kita. Kenapa tidak dari dulu berita ini tampil? Memang ada selentingan, tetapi dalam pengkabarannya sifatnya tertutup. Justru di yobel terakhir sekarang ini Yesus tampil “Ini Aku Mempelai Laki-laki Sorga” berarti inilah Kabar Mempelai, berita kepala. Ini yang bisa menolong kelumpuhan.

Kita kadang ditipu dengan sukacita buatan manusia, bukan sukacita yang benar-benar asli dari Sorga.

Nehemia 3:1-2 itu adalah pekerjaan imam besar. Jadi begitu masuk pintu gerbang domba, terkenang ini adalah karya imam besar dan Dia membawa sukacita. Jadi kehadiran Yesus untuk membawa sukacita dan benar-benar sukacita itu nampak tetapi tidak semua orang menerima, ada yang marah. Orang yang mempertahankan sistem ibadah yang lama, itu yang marah. Padahal ibadah lama itu sakit, buta, lumpuh dan timpang. Namun mereka ini yang marah.
Yohanes 5:9-11
5:9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
5:10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
5:11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."

Yesus tidak peduli lagi itu hari sabat dan memang soal sabat itu adalah ibadah lama. Yang Tuhan Yesus lihat adalah arti dari sabat itu supaya dialami orang lumpuh ini.

Yohanes 5:7-8
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."

38 tahun dia berbaring horisontal. Inilah gereja Tuhan yang pandangannya hanya mendatar, hanya yang dunia. Kalau pandangan kita hanya yang horisontal, hanya melihat dunia dan ingin memilikinya, itu sebenarnya sakit, buta, timpang dan lumpuh. Kemudian dia bangun berdiri, berarti vertikal. Jadi yang bisa memulihkan dan menyembuhkan semua ini hanya salib Golgota. Bicara salib, berarti bicara Anak Domba. Bicara Anak Domba berarti bicara Yesus. Bicara Yesus adalah Mempelai Laki-laki Sorga, Imam besar.

“Angkatlah tilammu”. Sebenarnya bisa saja dia tinggalkan tilamnya, tetapi Tuhan Yesus suruh mengangkat tilamnya. Inilah gereja yang disembuhkan. Ketika gereja Tuhan masuk Yobel yang kedua, persoalan tilam inilah yang paling parah! Sampai rasul Paulus mengatakan di antara orang kafir tidak melakukan itu, kenapa di dalam orang Kristen justru ada.
I Korintus 5:1
5:1 Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.

Ini sama dengan Ruben menaiki petiduran bapanya, dia berzinah dengan Bilha, isteri Yakub.
I Korintus 5:2
5:2 Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?

Ini gereja Tuhan yang sombong, sudah sakit tetapi sombong. Buta tetapi sombong, timpang dan lumpuh tapi sombong. Coba kalau tidak tampil dikumandangkan Kabar Mempelai, siapa yang menolong kita. Sekarang ini kegerakan Kabar Mempelai dari timur mau ke barat. Kabar ini mau menolong kita. Siapa Anak Domba? Dialah Mempelai Laki-laki Sorga, Dialah yang membuka rahasia Firman. Makanya jangan kita bersikap seperti I Korintus 5:2

I Korintus 5:2-5
5:2 Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?
5:3 Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku -- sama seperti aku hadir -- telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu.
5:4 Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita,
5:5 orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.

Ada dua tempat dalam Alkitab, rasul Paulus menganjurkan menyerahkan mereka kepada iblis. Kadang nanti kita sudah sakit baru berseru “Yesus”. Kalau tidak, kita santai-santai saja. Padahal kita sakit, buta, timpang dan lumpuh.

Kemudian ini dikaitkan dengan Paskah.
I Korintus 5:6-7
5:6 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
5:7 Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.

Yang menolong dan membenahi kita adalah salib. Itu sebabnya dikatakan “bangun, angkat tilammu dan berjalanlah”. Berarti junjung tinggi nikahmu dan lakoni, artinya jalankan, praktekan Firman. Walaupun di sisi lain ada tantangan, tidak usah kita peduli dan takut dengan tantangan.

Kemudian Yesus katakan:
Yohanes 5:17
5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
Tuhan Yesus tidak pernah pensiun, kecuali gereja sudah sempurna. Sekarang ini banyak yang enak saja melayani, ada orang yang pensiun dan setelah pensiun terima gaji. Padahal Bapa di sorga tidak pernah pensiun, Yesus juga tidak pernah pensiun. Saya tidak mau pensiun melayani Tuhan, saya mau melayani Tuhan sampai garis akhir, sampai Tuhan datang. Ada orang yang sudah pensiun tetapi malah sombong, padahal berpenyakit, buta, timpang, lumpuh. Bahkan dia menjadi penentang rencana Allah di dalam gereja Tuhan.

Tolong umat Tuhan, pahamlah. Mari kita angkat tilam kita. Setelah kita kenal Tuhan kita hargai persekutuan nikah kita. Dan kita lakukan Firman sampai mencapai nikah yang rohani baru kita pensiun.


Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar