20181009

Kebaktian PA Kitab Yehezkiel, Selasa 9 Oktober 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kiranya ibadah kita berkenan kepada Tuhan. Bukan hanya sekedar upacara tetapi perkenalan kita kedua belah pihak. Kita mengenal Tuhan sebagai kekasih jiwa kita dan Dia juga menyucikan dan membersihkan gerejaNya untuk menjadi kekasihNya.
Yehezkiel 10:13-14,22
10:13 Aku dengar bahwa roda-rodanya disebut "puting beliung".
10:14 Masing-masing mempunyai empat muka: muka yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali.
10:22 Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.

Tuhan menunjukkan kepada kita umatNya agar jangan kita pergi beribadah jangan berpikir yang penting sudah dengar yang memimpin ibadah menyampaikan Firman berarti sudah beribadah. Yang penting sudah dengar 15 menit kita katakan “ah sudah beribadah”. Tidak seperti itu beribadah. Banyak kita orang Kristen tertipu, merasa sudah beribadah padahal ditolak oleh Tuhan. Ini jangan terjadi bagi kita umat Tuhan.

Dalam Yehezkiel pasal 10 ini peran kerub sangat nyata. Apa itu kerub? Mengapa peran kerub dalam pasal 10 ini sangat ditonjolkan oleh Tuhan? Jika membaca Yehezkiel 1:10, kita melihat muka-muka dari kerub itu.
Yehezkiel 1:10
1:10 Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.

Sebab dalam Yehezkiel 10:22 dikatakan apa yang dia lihat di sini sama seperti dalam Yehezkiel pasal 1 yaitu penglihatan di tepi sungai kebar. Berarti pada pasal 1 itu biarpun belum disebut kerub, tetapi penampilannya persis dengan Yehezkiel 10:22.

Dalam Yehezkiel 1:10 disebut muka singa, muka lembu, muka manusia dan yang keempat muka rajawali. Inilah kerub itu, makhluk sorga, penghuni sorga. Aktifitas mereka yang pertama ada pada Kejadian 3:24. Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan Tuhan mengusir keluar dari taman Eden maka di situ pertama muncul cerita tentang kerub dengan pedang bernyala-nyala menunggui pintu taman Eden. Ini bukan sekedar kisah, tetapi perlu kita ketahui.
Kejadian 3:24
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Ini peran pertama Kerub yaitu menjaga pintu taman Eden serta pohon kehidupan. Jadi bicara kerub juga dikaitkan dengan pedang yang bernyala-nyala, itu muncul pertama kali setelah Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa. Berarti kalau mau ke Eden, mau ke pohon kehidupan, harus lebih dahulu berhadapan dengan kerub yang ada pedang bernyala-nyala di tangan mereka.

Kita ini mau dikembalikan oleh Tuhan ke Firdaus, ke taman Eden. Tetapi acap kali dan bukan cuma acap kali, pada hakekatnya umat Tuhan yang ingin masuk ke Firdaus, dia tidak mau berhadapan dengan pedang yang bernyala-nyala, dia suka menghindar. Padahal mau tidak mau, kita harus berhadapan dan harus kena dengan pedang yang bernyala-nyala itu. Bukankah Alkitab bersaksi bahwa Firman itu bagaikan pedang bermata dua.
Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Bukan seperti pedang bermata dua, tetapi lebih tajam dari pedang bermata dua. Untuk apa dikatakan lebih tajam? Sebab pedang itu dipakai untuk menebas dosa-dosa manusia. Bagaimana mau masuk ke Firdaus, kembali kepada Tuhan kalau membiarkan dosa bertumbuh, membiarkan kejahatan lebih hebat, apalagi di akhir zaman ini.

Olehnya kita harus rela menerima aksi dari pada kerub yang memegang pedang yang menyala-nyala. Dalam Yehezkiel pasal 21, dikatakan nyalanya bagaikan petir, bagaikan kilat. Berarti kekuatan pedang yang dipegang oleh kerub itu, dapat dilihat sejauh manapun. Dan kalau seperti petir, berarti dapat didengar sejauh-jauhnya.

Olehnya kita gereja Tuhan, apalagi kami hamba Tuhan, kalau kami melayani takut dengan pedang yang bernyala-nyala ini, kapan kami mau menghentar jemaat masuk Firdaus. Karena acap kali dan bukan hanya acap kali, pendeta sendiri yang takut pada pedang Firman. Maunya yang lembut-lembut, tidak usah yang keras-keras, maunya dielus-elus. Ini berarti tidak mau masuk Firdaus. Inilah masalah yang terjadi di dalam dunia Kekristenan.

Dia berpikir “Yesus sudah membuka jalan”, benar tetapi coba dengar apa yang Yesus katakan
Yohanes 12:26
12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Untuk membuka jalan bagi kita, Yesuslah yang pertama kena pedang yang dipegang oleh kerub itu. Kalau melayani Tuhan Yesus, bukan selera pelayan yang diikut tetapi selera Tuhan yang kita layani itu yang diikut. Melayani Tuhan ada jaminan luar biasa, sampai dihormati Bapa.

1.      Harus mengikuti selera yang dilayani
Coba kalau kita pesan makanan, tentu selera kita yang diikuti, bukan selera yang memasak. Ini contoh yang mudah kita paham. Melayani Tuhan tetapi mengikuti selera si pelayan, pasti itu penyimpangan, itu penyelewengan. Kata Aku dalam ayat di atas adalah Yesus, Yesus itu Mempelai Laki-laki Sorga. Di dalam gereja, jika disebut Yesus adalah Mempelai, mereka kaget. Mengapa? Karena pendeta tidak pernah sampaikan.

Mengikuti Aku berarti mengikuti selera Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Kalau Yesus Mempelai Laki-laki Sorga dan kita menjadi pelayan maka selama kita hidup di dunia ini kita melayani seleraNya. Prakteknya di dalam nikah. Kita inikan menuju pada nikah yang rohani. Kalau dalam nikah jasmani saja, isteri cuek tentang selera suaminya, dia tahu ini selera suami teapi cuek dia, tidak mau, bahkan selalu mengedepankan alasannya ini dan itu, sebenarnya dia tidak tahu Firman Allah! Jangan cuek dan mengedepankan alasan-alasan. Kalau saudara tidak punya alasan, iblis akan menyodorkan berkeranjang alasan, tinggal kita pilih. Itu berarti tidak bisa masuk ke Firdaus. Jangan menikah kalau tidak bisa mengikuti selera suami. Begitu juga suami harus mengasihi isteri.

Kesimpulannya orang yang melayani Tuhan itu harus mengerti pelajaran tahbisan. Si pelayan itu harus belajar tentang pelajaran tahbisan. Pelajaran tahbisan itu mulai dari persekutuan dengan lembu, itu roh perdamaian. Makanya coba lihat, kalau pelayanan dalam nikah tidak mengerti tahbisan sebagai seorang suami atau seorang isteri dalam rumah tangga maka pelayanan itu selalu ditandai omelan, sungutan dan perbantahan. Kenapa? Sebab tidak paham bahwa pelayanan harus ditopang roh perdamaian. Itu lembu yang harus kita korbankan, itulah persekutuan kita dengan Korban Kristus dalam roh perdamaian. Dalam pelayanan sebagai seorang hamba Tuhan, ini harus ada pada kami. Orang boleh ngomong, boleh cerca dan fitnah, hatinya harus tetap damai dan tidak membalas. Itu namanya roh perdamaian.

Kemudian ada korban domba jantan pertama. Itu roh penyerahan penuh. Jadi melayani sesuai selera Yesus, maka seorang hamba Tuhan harus punya penyerahan penuh. Menyerahkan dirinya sepenuh-penuhnya kepada Tuhan. Berarti dia tahu bahwa jaminan hidupnya datang dari Dia yang kita layani.

Yehezkiel 10:14
10:14 Masing-masing mempunyai empat muka: muka yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali.

Yehezkiel 10:22 mengatakan yang dia lihat ini sama dengan yang dilihat di tepi sungai Kebar.
Yehezkiel 1:10
1:10 Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.

Pemandangan yang sama tetapi ada perubahan yang mengejutkan di sini yaitu muka lembu hilang kemudian yang muncul adalah muka kerub. Muka lembu/ muka hamba kena dengan Injil Markus, lambangnya lembu yaitu hamba. Lembu ini di dalam Alkitab, itu menunjukkan bentuk pelayanan hamba Tuhan. Hal ini dipertajam untuk kita umat Tuhan, jangan-jangan kita dilayani bukan orang yang seperti muka lembu. Artinya pelayanan yang bentuk pelayanannya tidak seperti lembu yang pasrah kepada majikannya.
I Korintus 9:7-10
9:7 Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?
9:8 Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian?
9:9 Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: "Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!" Lembukah yang Allah perhatikan?
9:10 Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.

Bicara lembu, itu menunjuk hamba Tuhan yang berserah penuh pada Tuhan. Pertama digambarkan seperti prajurit yang pergi berperang. Semua logistik dan perlengkapannya sudah disiapkan oleh negara yang mengutus dia. Masakan saya diutus sorga kemudian saya katakan kepada yang mengutus saya di sorga “pak saya mau tanam cingkeh dulu dan setelah berbuah baru saya mau kerja bagi Tuhan”. Di sini saja sudah banyak hamba Tuhan yang tergelincir. Bagaimana wajah lembu bisa berubah menjadi wajah kerub, warga sorga yang penuh kemuliaan kalau seperti ini.

Kalau saya hamba Tuhan yang digambarkan seperti lembu, kemudian saya cari dana untuk membantu pekerjaan Tuhan, padahal saya gembala, berarti saya menyimpang dari panggilan Tuhan. Itu tidak beriman. Padahal yang sudah menjamin kehidupan saya adalah Yang mengutus saya. Segala kebutuhan saya, semua disiapkan oleh Pengutus. Di sinilah yang banyak membuat hamba Tuhan tergelincir, tetapi sayangnya umat Tuhan suka yang seperti itu.

Di Jawa sekarang ada pembalikan Firman. Sekarang bukan saatnya jemaat berkorban, tetapi pendeta yang harus berkorban. Makanya pendeta harus pelihara ikan lele untuk berkorban pada jemaat. Makanya mulai dari tahun 80an ada gerakan PESAT yaitu pelayanan desa terpadu. Pendeta-pendeta diajar supaya bisa bertani, bisa punya kolam lele dan berternak, dsb.

Berarti bukan lagi tahbisan pelayanan sesuai selera Tuhan, sudah terjadi pembalikan fakta. Memang jemaat senang, tetapi jemaat dan hamba Tuhan mengelak dari pedang. Bagaimana bisa masuk untuk mendekati pohon kehidupan. Ini kesalahan yang sangat fatal yang tidak disadari oleh jemaat Tuhan tetapi jemaat Tuhan merasa “saya sudah beribadah”.

Amsal 14:4
14:4 Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.

Hasil di sini adalah gandum. Gandum menunjuk Firman. Bukan gandum di sini diganti dengan ikan lele atau telur bebek. Tetapi hasil yang disebut adalah gandum, gandum adalah Firman. Ini tugas hamba Tuhan untuk menampilkan gandum atau Firman di dalam gereja Tuhan. Itu tugas kami (hamba Tuhan) dan jangan sampai salah.

Melayani itu harus sesuai selera yang menyuruh kita. Puncak dari kerinduan hatiNya, puncak dari seleraNya adalah ingin memiliki Mempelai Wanita. Yang punya tanggung jawab adalah hamba-hamba Tuhan, bagaimana membawa umat Tuhan supaya tampil menjadi Mempelai Wanita.
Roma 15:16,18
15:16 yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.
15:18 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan,

I Timotius 4:16
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Ini tanggung jawab kami hamba Tuhan, sebabnya hati-hati akhir zaman ini. Ini sudah jadi kisah nyata dan sudah genapkan di Mesir, namun ini bernubuat. Dalam Kejadian 41:1-4 disebut ada 7 ekor lembu kurus dan 7 ekor lembu tambun. Angka 7 adalah angka akhir zaman. Kemudian ada 7 mayang gandum yang bernas dan ada 7 mayang gandum yang tidak ada isi. Lembu yang gemuk diikuti oleh bulir gandum berisi. Lembu kurus diikuti bulir gandum yang tidak berisi. Jadi akhir zaman ini tampil dua golongan hamba Tuhan. Yang satu yang tidak bisa diterima oleh Tuhan dan yang satu bisa diterima oleh Tuhan. Tetapi yang kosong ini aktivitasnya nampak hebat sekali.

Hal ini perlu dipahami oleh gereja Tuhan, saya sebagai hamba Tuhan juga harus paham, jangan sampai saya lembu kurus yang malah menghasilkan mayang gandum yang tidak ada isi. Apa manfaatnya untuk Tuhan? Tidak ada manfaatnya.
Kejadian 41:1-2
41:1 Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.
41:2 Tampaklah dari sungai Nil itu keluar tujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk badannya; lalu memakan rumput yang di tepi sungai itu.

Angka 7 angka akhir zaman, angka kesempurnaan, angka sabat/perhentian. Pelayanan Tuhan yang bagaikan lembu tambun ini tenang hatinya, ada perhentian. Dan dia tahu dia hidup pada akhir zaman tugasnya adalah membawa gereja pada kesempurnaan.

Kejadian 41:3-4
41:3 Kemudian tampaklah juga tujuh ekor lembu yang lain, yang keluar dari dalam sungai Nil itu, buruk bangunnya dan kurus badannya, lalu berdiri di samping lembu-lembu yang tadi, di tepi sungai itu.
41:4 Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah Firaun.

Yang kurus ini suka menelan. Kalau pelayan yang benar mau membawa hasil yang benar, selalu mau dia ganggu yang kurus. Actionnya banyak sekali.

Kejadian 41:5-7
41:5 Setelah itu tertidur pulalah ia dan bermimpi kedua kalinya: Tampak timbul dari satu tangkai tujuh bulir gandum yang bernas dan baik.
41:6 Tetapi kemudian tampaklah juga tumbuh tujuh bulir gandum yang kurus dan layu oleh angin timur.
41:7 Bulir yang kurus itu menelan ketujuh bulir yang bernas dan berisi tadi. Lalu terjagalah Firaun. Agaknya ia bermimpi!

Memang pengertian dahulu terjadi 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan hebat, itu digenapi secara lahiriah. Tetapi itu bernubuat, Firman ini tidak hanya pada zaman Yusuf. Kita harus waspada hari-hari terakhir ini. Apakah anda dan saya jatuh dalam pelayanan muka lembu yang nanti akan berubah menjadi muka kerub. Kalau jatuh pada pelayanan muka lembu tetapi kurus, tidak bakal dirubah menjadi kerub.

Olehnya itu kita harus ikuti selera Tuhan mulai dari kami. Kami hamba Tuhan harus belajar mengenal rencana Allah, selera Allah. Selera Allah itu ingin mendapatkan isteriNya, mendapatkan Mempelai WanitaNya, itulah gereja yang dibenarkan, disucikan dan disempurnakan. Itu gereja yang ada bobot rohaninya, dia mengenal Tuhan dengan benar. Itu tanggung jawab kami hamba Tuhan, bagaimana bobot rohani kita dipacu oleh Firman Tuhan.

Dalam Alkitab, Firman Allah ini bagaikan teka teki.
Mazmur 78:2
78:2 Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.

Untuk mengetahui teka teki di zaman purbakala, termasuk 7 lembu gemuk dan 7 lembu kurus, 7 mayang gandum yang kurus dan 7 mayang gandum yang gemuk. Bagaimana supaya kita bisa tahu? Tuhan yang buka rahasianya. Kami hamba Tuhan harus pasang badan, banyak bergumul dan berlutut untuk tahu arti teka-teki purbakala.
Yesaya 46:10
46:10 yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan,

Yang membuka teka-teki adalah Tuhan sendiri dan Tuhan beri tahu kepada hambaNya.

Yesaya 48:6-7
48:6 Engkau telah mendengar semuanya itu dan sekarang engkau harus melihatnya; tidakkah kamu sendiri mau mengakuinya? Aku mengabarkan kepadamu hal-hal yang baru dari sejak sekarang, dan hal-hal yang tersimpan yang belum kauketahui.
48:7 Baru sekarang hal-hal itu diciptakan dan bukan dari sejak dahulu, dan sebelumnya engkau tidak mendengarnya, supaya jangan engkau berkata: Memang aku telah mengetahuinya!

Teka-teki itu dibuka sekarang. Jadi teka teki zaman purbakala, termasuk teka teki zaman Yusuf, baru Tuhan bukakan sekarang.

2.      Mengikuti Aku
I Yohanes 3:16-17
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
3:17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Menyerahkan nyawa berarti menjauhkan ego kami, tidak mempertahankan harga diri. Kalau mau mengikut Yesus lalu menyerahkan harta saja kita tidak mau, bagaimana mau menyerahkan nyawa. Itu namanya mengikuti Aku, mengikuti Yesus.

I Yohanes 3:18
3:18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Ada kata di belakang “dalam kebenaran”. Banyak kita lihat orang memberi untuk orang yang kena musibah tetapi bukan dalam kebenaran. Jangan kita mencuri lalu dikorbankan pada orang lain. Termasuk milik Tuhan tidak dikembalikan tetapi malah diberikan pada orang lain, tidak dalam kebenaran itu! Jadi harus dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Melayani Tuhan harus mengikuti Yesus, berarti menyalibkan daging.
Galatia 5:24
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Mulai dari saya sebagai pelayan harus menyalibkan daging. Ini yang harus kita paham. Dan di hadapan kita di depan ini jangan sampai kita jatuh pada pelayanan lembu yang kurus. Bukan kurus secara jasmani, tetapi yang dimaksud rohaninya yang berbobot.

3.      Di mana Aku berada, di situ pelayanKupun berada
Lembu ini berubah sampai menjadi wajah kerub karena dia melayani Tuhan, mengikuti Tuhan berarti rela tersalib. Dan yang terakhir di mana Aku berada, di situ pelayanKu berada. Jadi mulai terjadi evolusi. Artinya menjalin persekutuan terus menerus sampai pada persekutuan mempelai sampai persis muka kerub.

Jadi kalau kita dipercayai Tuhan terlibat di dalam pelayanan, harus secara kontinue, terus menerus persekutuan kita dengan Tuhan. Jangan kita entengkan, jangan kita remehkan. Apalagi kami hamba Tuhan. Tidak boleh sedikitpun kami lalai dalam soal ini. Harus ada persekutuan terus menerus dengan Tuhan sehingga wajah lembu berubah menjadi wajah kerub. Kalau sudah berubah menjadi wajah kerub, maka dikatakan di mana ada kerub di situ ada kemuliaan.
Yehezkiel 10:19
10:19 Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah TUHAN yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka.

Mereka berhenti di sebelah timur Bait Allah di dalam kemuliaan. Dulu di sebelah timur taman Eden, mereka ada di sana.

4.      Dia akan dihormati Bapa
Ini luar biasa, mestinya kita menghormati Bapa. Tetapi di sini dibalik Bapa yang menghormati kita. Bapa menghormati lembu (hamba Tuhan) yang sudah berubah menjadi kerub. Lembu ini melayani Tuhan mengikuti selera Tuhan, mengikuti Tuhan berarti menyalibkan daging dan mengorbankan segala hal, kemudian di mana Tuhan ada di situ dia berada. Sehingga dia dihormati Bapa.
Matius 25:14-15
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Ini adalah kepercayaan tuan kepada hambanya.

Matius 25:16
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Yang menerima 5 talenta dan 2 talenta langsung bergerak, mereka tidak membuang-buang waktu.

Matius 25:17-18
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Berarti kepercayaan Tuhan itu hanya dia sejajarkan dengan kotoran manusia. Sebab dalam kitab Ulangan dikatakan, kalau kita pergi membuang hajat, bawa skop kecil untuk menggali lubang.
Ulangan 23:12-13
23:12 Di luar perkemahan itu haruslah ada bagimu suatu tempat ke mana engkau pergi untuk kada hajat.
23:13 Di antara perlengkapanmu haruslah ada padamu sekop kecil dan apabila engkau jongkok kada hajat, haruslah engkau menggali lobang dengan itu dan menimbuni kotoranmu.

Kepercayaan Tuhan, sekecil apapun menurut kita jangan kita entengkan sebab itu membuat Tuhan murka dan tidak akan mendapatkan penghormatan Tuhan. Tetapi yang menerima dua dan lima talenta itu dihormati.
Matius 25:19-21
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Masuk dalam kemuliaan tuan, berarti muka lembu berubah menjadi muka kerub.
Matius 25:23
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Tuhan tidak bedakan soal masuk dalam kemuliaan baik bagi yang punya 5 telanta maupun yang diberi 2 talenta. Coba bayangkan penghormatan tuan itu, sama. Ini yang Tuhan ingin dalam kehidupan kita gereja Tuhan.

Dalam Yehezkiel pasal 10 tadi, muka lembu (hamba) sudah hilang menjadi muka kerub. Perubahan muka lembu menjadi muka kerub ini didekatkan dengan hukuman yang paling dahsyat, berarti dia terhindar.
Yehezkiel 10:13
10:13 Aku dengar bahwa roda-rodanya disebut "puting beliung".

Anak Tuhan, hamba Tuhan yang serius dengan Tuhan yang akhirnya seperti kerub, berarti makhluk sorga dalam kemuliaan, dia tidak akan kena.
Yesaya 66:15
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.

Kalau mau kita terhindar dari bencana yang akan menimpa dunia, jadilah Kristen yang berubah yang punya bobot rohani. Jangan kita hanya dengar Firman sekilas, mana bobot rohaninya.

Dikatakan roda-rodanya puting beliung dan pada roda-roda kerub itu ada nafas kehidupan.
Yehezkiel 10:15-18
10:15 Kerub-kerub itu naik ke atas. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di tepi sungai Kebar.
10:16 Kalau kerub-kerub itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; kalau kerub-kerub itu mengangkat sayapnya untuk terbang dari tanah, roda-roda itu tidak bergerak dari samping mereka.
10:17 Kalau kerub-kerub itu berhenti, roda-roda itu berhenti, kalau kerub-kerub itu naik ke atas, roda-roda itu sama-sama naik dengan mereka; sebab roh makhluk-makhluk hidup itu ialah di dalam roda-roda itu.
10:18 Lalu kemuliaan TUHAN pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub.

Itu sebabnya jangan kita tunggu II Tesalonika 2:8. Jangan tunggu Tuhan datang dengan nafas untuk menghancurkan dunia. Nafas Tuhan bukan diberikan pada manusia untuk hidup lagi tetapi berubah menjadi murka.
II Tesalonika 2:8
2:8 pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.

Nafas itu kehidupan dan pada roda-rodanya kerub itu ada kehidupan, di situ ada nafas. Dan disebut rodanya itu adalah puting beliung. Pada Yehezkiel pasal 10 ini Tuhan menjalankan murka. Pada pasal 8 dan 9 Tuhan sudah murka, tetapi murkaNya tidak berhenti, murkaNya jalan terus! Karena manusia kepala batu dan pemberontak. Ini jangan terjadi kepada kita umat Tuhan.

Kerub itu pertama disebut di pintu taman Eden sebelah timur. Dalam Yehezkiel 10:19 dikatakan di sebelah timur Bait Allah ada kemuliaan. Jadi kehidupan kita sekalipun dulu hidup dalam dosa, tetapi kalau kita menerima pelayanan kerub, tidak menolak pedang Firman maka kelak kita akan bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan.

Makanya dosamu dan dosaku masa lampau segera selesaikan. Izinkan pedang yang bernyala-nyala itu membersihkan kehidupan kita, jangan menolak. Kalau dengar Firman keras, jangan muram muka, jangan kecut hati, karena itu berarti Tuhan mau membawa kita dalam kemuliaanNya. Justru di sebelah timur ada kemuliaan, bukan hanya ada di barat.
Yesaya 59:19
59:19 Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN.

Kalau kita menerima pedang yang bernyala-nyala itu, berarti kita akan dipermuliakan.

Dari mana tempat yang sempit? Halaman Tabernakel itu luas. Begitu masuk ruangan suci sudah sempit. Masuk ruangan maha suci lebih sempit, dari sini nafas Tuhan. Di bumi dulu ada Eden, di Eden itu ada taman. Bumi itu bagaikan halaman, Eden bagaikan ruangan suci dan taman itu ruangan maha suci, dari situ datang nafas Allah. Di dalam Tabernakel, ruangan maha suci disitulah kemuliaan selama-lamanya.

Kita harus menerima ini, izinkan tangan Tuhan membabat semua sifat tabiat daging kita. Jangan takut dan gentar karena satu waktu Tuhan akan menghormati kita. “masuklah hai hambaKu yang baik dan setia dalam kesukaan bapaku”.

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar