20181006

Kebaktian Doa, Sabtu 6 Oktober 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 4:46-54
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
4:54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Dalam hidup Yesus, berulang kali Dia datang ke Kapernaum. Masalah ini ada di Kapernaum, walaupun Yesus ada di Kana. Arti Kapernaum adalah kota hiburan. Yesuspun pernah dibesarkan di sana, selain di Nazaret, juga di Kapernaum. Di Kapernaum ini banyak mujizat Tuhan lakukan. Antara lain orang yang lumpuh yang diturunkan dari loteng, turun di hadapan Yesus dan Yesus sembuhkan.

Kapernaum ini adalah salah satu kota yang dikecam oleh Tuhan. Yesus tahu karakter Kapernaum secara jasmani karena Dia pernah di sana.
Matius 4:13
4:13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali,

Kapernaum ini kena kecaman Tuhan bersama dengan Betsaida dan Korasim.

Firman Tuhan, Mazmur katakan bagaikan teka teki dan tidak mudah untuk kita mengerti arti dari teka teki itu jika bukan Tuhan secara pribadi yang membukakan kepada kita. Untuk itu mari kita memperhatikan.

Yohanes pasal 4, ada berbicara tentang jam. Ketika Tuhan merenovasi atau memperbaiki nikah perempuan Samaria, disebut tentang jam yaitu jam 12. Penyembuhan anak yang hampir mati di Kapernaum ini disebut jam 1. Walaupun berbeda hari, bahkan berbeda bulan, tetapi persoalan jam ini perlu kita sikapi.

Pemulihan nikah jam 12, tetapi bukan berarti semua orang bisa mengalami pemulihan. Karena Yesaya mengatakan banyak orang tersandung justru pada waktu tengah hari. Ketika jam 12 secara penuh cahaya matahari disinarkan kepada kita manusia. Tetapi justru di jam-jam yang sama banyak juga orang tersandung. Ketika Tuhan menyinarkan Firman secara sepenuh di dalam gereja, banyak orang tersandung alias tidak mau dipulihkan. Jika tidak mau dipulihkan maka nanti akan berkelanjutan kepada anak, kepada buah nikah, juga sukar untuk dipulihkan. Makanya lebih dahulu pokoknya dipulihkan. Pada jam 12 pokok dibenahi dan pada jam 1 buah itu dibenahi.

Banyak orang yang tersandung justru saat Firman secara penuh atau Firman diberitakan seutuh-utuhnya. Jangan kita tidak mau dibenahi nikah kita karena buta rohani.
Yesaya 59:10
59:10 Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati.

Sebenarnya dia tidak buta tetapi dikatakan seperti. Punya mata tetapi meraba-raba. Duduk di tempat gelap seperti orang mati, dalam Yohanes pasal 4 tadi ada orang yang hampir mati. Jangan kita meraba-raba dinding seolah-olah tidak punya mata. Ini banyak terjadi dalam kehidupan gereja Tuhan. Saya sampaikan ini agar kita terketuk hati. Jangan sampai kita ikut mendengar siraman Firman secara utuh, secara penuh tetapi kita pura-pura buta, tidak menyentuh kehidupan kita, kita tidak merasa ada sesuatu yang menggarap kehidupan kita.

Kalau sikapnya seperti ini, nanti tidak akan memetik hasilnya dan akhirnya tersandung dengan Firman Tuhan itu sendiri. Dan terpelanting hidup seperti itu. Kita mengharapkan nikah kita dipulihkan, dengan kerinduan hati lebih jauh supaya buah nikah dipulihkan, tetap ketika Firman diberitakan malah tersandung. Ini jangan sampai terjadi pada saudara.

Olehnya kalau dua kisah ini yaitu di Sikhar dan di Kapernaum digandeng dalam satu pasal, ini memiliki tujuan Tuhan agar saya dan saudara benar-benar membuka hati. Kita tidak bicara orang di luar sana, karena kita tidak bisa memungkiri bagaimana Firman Tuhan setiap ibadah begitu penuh diberitakan kepada kita. Jangan sampai kita tersandung. Jangan sampai suami atau isteri cuek, akhirnya tidak melihat hasil. Bahkan memetik akibat negatif, justru lebih banyak kemelut yang dialami. Bukan itu tujuan Tuhan membawa kita di dalam rencanaNya, tetapi supaya kita dipermuliakan.

Kembali pada persoalan Kapernaum, kota hiburan ini. Anak itu hampir mati. Anak ini anak muda. Lihat saja waktu kejadian di Palu, sementara ada hiburan di pantai Talise dan ada juga kegiatan di camping anak-anak, itu juga refresing. Sebab minat anak muda jika lebih mengutamakan hiburan dunia, ketimbang dia membawa diri untuk mendapatkan hiburan di dalam penggembalaan Firman Tuhan, nasibnya seperti itu. Dia akan memetik nasib seperti itu. Sebabnya orang tua bertanggung jawab melihat anak-anakmu, termasuk saya. Lihat saja kalau anak lebih minat dengan dunia, tunggu tanggal mainnya apa yang akan terjadi dalam diri mereka. Siapa yang akan menderita? Bukan hanya anak tetapi juga orang tua. Olehnya orang tua harus lebih dahulu terbenahi supaya anak itu tertolong.

Kana dan Kapernaum itu tidak begitu jaraknya, sekitar 14 Km. Tidak disebutkan dia datang dengan naik keledai, yang pasti dia berjalan kaki hanya untuk memohon-mohon belas kasihan Tuhan Yesus karena anaknya yang dia tinggalkan di Kapernaum hampir mati. Ada sisi-sisi lain dalam anggota rumah tangga kita yang cenderung dengan hiburan dunia. Padahal hiburan yang sejati dan hiburan itu memberi kita kemenangan hanya ada pada Firman. Itu diakui dan diproklamasikan oleh raja Daud. Kalau dipikir yang memproklamasikan itu apa yang kurang baginya sebab dia seorang raja, segala-galanya ada padanya, kekuasaan ada padanya. Tetapi dia tidak mengatakan dari apa yang dia punya itu sebagai penghiburan namun penghiburan itu dalam penggembalaan. Bukan Kapernaum yang bisa menghibur dia tetapi di dalam penggembalaan.
Mazmur 23:3 (Tuhan adalah gembala yang baik)
23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Jika benar nama Tuhan sudah termeterai pada kita sejak dari bayi, ketika kita diserahkan ada meterai nama, ketika kita dibaptis ada meterai nama, ketika diberkati nikah kita ada meterai nama, maka kita dituntun oleh karena namaNya. Karena nama Tuhan ada di atas saudara maka Tuhan pasti menuntun ke jalan yang benar. Hiburan itu bukan di Kapernaum.
Mazmur 23:4
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Kadang kita mencari penghiburan di mana-mana di dunia ini, tidak mencari penghiburan di penggembalaan. Kita tidak akan ada di jalan yang lurus, tidak akan ada di jalan yang benar. Kalau tinggal mencari penghiburan di Kapernaum, hanya akan berakhir pada kematian. Mencari penghiburan di dalam dunia, hanya akan berakhir dengan kematian. Tetapi di dalam penggembalaan, sebagaimana raja Daud berkata.

Ada gada, itu alat pemukul, berarti Tuhan tampil membela saudara. Ada tongkat penggembalaan, kita akan menikmati kuasa tongkat penggembalaan sehingga kita terhibur. Mengapa mencari penghiburan salah alamat. Kita lihat orang yang mencari penghiburan salah alamat, menimbulkan banyak keresahan, menimbulkan banyak kekacauan, bahkan coba raba rohaninya, menuju pada kematian. Apakah kita mengharapkan seperti itu? Tentu tidak.

Penggembalaan itu ternyata raja Daud katakan “sekalipun aku berjalan di lembah kekelaman”. Kita baru disergap oleh kekelaman. Sulawesi Tengah disergap olehkekelaman. Kalau kita abaikan penggembalaan, tidak memberi diri kita untuk digembalakan, sama dengan kekelaman itu yang menguasai hidupnya. Tidak ada tongkat penggembalaan di sana dan tidak ada gada yang memukul musuh. Padahal kita ini memang dari kekelaman, kita memang dari sana. Keadaan kita sebelum mengenal Tuhan memang warna suasananya seperti itu.
Yesaya 9:1
9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

Tetapi jika kehidupan itu ada dalam penggembalaan maka ada gembala siap dengan gada penggembalaan untuk memukul musuh. Jangan sampai kita tunggu gada itu pindah kepada 6 orang yang membawa gada untuk menghantam penduduk Yerusalem yang tidak ada tanda T di dahinya. Justru gada di sini berubah menjadi alat pembinasa. Kalau kita menghargai apa itu arti penggembalaan, jika diri kita tidak pergi ke mana-mana, tetapi menghargai arti penggembalaan maka gada itu melindungi kita. Jika tidak maka gada itu akan berubah memukul kita. Ini jangan sampai terjadi.

Jangan tunggu gada dialihkan Tuhan pada 6 algojo. 6 ini angka manusia. Siapa dia? Kaki tangan antikristus.
Yehezkiel 9:1-2
9:1 Lalu aku mendengar Dia berseru dengan suara yang nyaring: "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!"
9:2 Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga.

Yehezkiel 9:2 (Terjemahan Lama)
9:2 Heran maka datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang tinggi dan yang arah ke utara, masing-masingnya adalah cokmar yang membinasakan pada tangannya; maka di tengah-tengahnya adalah seorang yang berpakaikan kain khasah dan pada lambungnya adalah bekas dawat penyurat; maka datanglah mereka itu lalu berdiri di sisi mezbah tembaga itu.

Ini adalah peringatan Tuhan yang sangat mengasihi kita. Jangan tunggu gada itu pindah, jangan tunggu alat pemukul itu pindah. Jika gada ada di tangan Yesus Gembala yang baik, itu untuk memukul musuh. Tetapi kalau itu pindah pada yang 6 orang itu maka yang dipukul justru umat. Mengapa? Sebab tidak menghargai penggembalaan. Coba renungkan di mana dirimu, isterimu, suamimu, anakmu, mantumu, cucumu. Jangan sampai hal ini tidak kita hargai, jangan sampai tidak menghargai Firman penggembalaan.

Raja Daud apa yang kurang baginya. Penghargaannya terhadap penggembalaan luar biasa. Dia bersaksi bagaimana hiburan yang sejati itu hanya ada pada rumah Tuhan. Itulah yang dia mohonkan.
Mazmur 27:4
27:4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

Kalau kita, kita penggal-penggal. Seminggu di rumah Tuhan, dua bulan di luar sana. Atau satu bulan di rumah Tuhan, satu tahun di luar sana. Kalau seperti ini berarti tanpa disadari kehidupan itu siap untuk menghadapi 6 orang yang akan memukul dia nanti.

Untuk apa dia menyaksikan dan menikmati bait Allah? Karena di situlah dia mendapatkan kekuatan, di situlah dia melihat curahan berkat Tuhan, di situlah kemuliaan yang Tuhan janjikan, bukan di luar sana.

Bapa ini datang menempuh jarak jauh. Kurang lebih 14Km dari Kapernaum ke Kana, sebab dia mendengar Yesus ada di Kana. Waktu Yesus di Kapernaum, banyak mujizat yang Tuhan lakukan untuk menolong, tetapi orang Kapernaum tidak berubah. Manusia Kapernaum hanya melihat mujizat tetapi tidak ada perubahan dalam diri mereka sehingga Tuhan kecam “hai Kapernaum, jangan engkau pikir engkau akan ditinggikan. Engkau akan diturunkan ke dunia orang mati!”. Kecaman Tuhan itu jelas sekali.
Lukas 10:15
10:15 Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!

Mujizat banyak Tuhan lakukan di Kapernaum. Berarti orang Kapernaum ini hanya cenderung mencari mujizat, mujizat kesembuhan, mujizat jasmani. Hanya itu yang mereka cari
Lukas 10:16
10:16 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."

Kita perlu perhatian serius di sini, kenapa dikaitkan dengan menolak utusan Tuhan.

Sudah banyak mujizat, tetapi mereka tidak bertobat.
Matius 11:20-21
11:20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
11:21 "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.

Betsaida itu kampungnya Petrus, Andreas, Yohanes, Yakobus, Filipus dan Natanael. Saudara lihat, suatu kota yang banyak menelurkan hamba-hamba Tuhan, ternyata tidak bertobat di dalamnya sehingga Tuhan mencekam. Kita tidak bisa berbangga “desa ini melahirkan pendeta-pendeta” itu tidak menjamin orang di dalamnya bertobat.

Gereja Tuhan hari-hari terakhir ini hanya mengkonsumsi soal mujizat. Tetapi mana pertobatan, mana pemulihan terjadi. Kita umat Tuhan yang diberi Tuhan penggembalaan, mari kita lebih menghargai apa yang Tuhan sedang lakukan. Kita sudah diberi Tuhan kesempatan, jangan sampai kita tidak menghargai kesempatan untuk Firman menggembalakan kita. Kalau Firman itu menggembalakan saudara dan saya, maka di dalamnya justru ada yang kita cari yaitu hiburan yang sejati.

Bukan karena dompet penuh dollar, tidak. Bukan karena kita bisa meraih sesuatu di dunia ini, tidak. Hiburan hanya terletak lewat teladan raja Daud. Apa yang kurang, dia orang nomor satu di Israel sebab dia raja. Dia punya kekayaan luar biasa, istana dia punya, tetapi toh bukan itu yang memberi penghiburan dalam dirinya. Hanya jika dia ada pada penggembalaan yang benar. Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar. mengapa? Sebab ada nama Tuhan di atasnya.

Jika ada nama Tuhan di atas kita pasti Tuhan menuntun kita. Olehnya hargai ketika nama Tuhan dimetaraikan pada kita ketika kita diserahkan, ketika kita memberi diri dibaptis dan ketika kita menikah. Sebab ada tujuan yang suci dari Tuhan jika nama itu dimetaraikan dalam diri kita.
Yesaya 43:7
43:7 semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"

Kenapa kita diciptakan, kita dibentuk, kita dijadikan? Untuk kemuliaan Tuhan. Tubuh tanpa kepala, bagaimana. Kepala tanpa tubuh, bagaimana. Kita tubuh, tanpa Yesus kepala, bagaimana. Itu sebabnya kita sedang dicipta, dibentuk dan dijadikan oleh Dia untuk kemuliaanNya sebagai tubuh. Tuhan tidak mau kita berjalan menukik menuju pada dunia orang mati. Ketika hati yang begitu merindu dari orang Kapernaum ini, walaupun dia menempuh jarak 14 Km ke Kana, itu karena dia tidak mau ada kematian rohani dalam rumah tangganya. Secara jasmani dan secara rohani bagi kita.

Sebabnya bapak, ibu, anak muda remaja, kadang lebih suka hiburan dunia. Biarpun ada ibadah dia pergi ke Siuri, sekalipun ada ibadah dia ke Kolonedale apalagi kalau ada padungku. Kita seringkali terlalu mudah melepaskan penggembalaan. Jangan kita seperti itu. “izin, saya mau cari sapiku yang lepas di tengah sawahnya orang”. Jangan kita entengkan penggembalaan. Gada dan tongkat hanya kita temukan di dalam penggembalaan. Di situ ada hiburan sejati.
Mazmur 23:4
23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Bapak, ibu, saudara-saudara yang diberkati Tuhan, saya utama, saya mau membawa diriku digembalakan. Ketika berdoa menyembah Tuhan di situ saya menyerap kekuatan dan menerima penghiburan. Jika saya tidak ada pengalaman dalam Firman, untuk apa saya ngomong. Beri dirimu digembalakan, buktikan ada nama Tuhan dimeteraikan di atasmu.


Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar