20191207

Kebaktian Doa, Sabtu 7 Desember 2019 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.                                 

Yohanes 7:6-13
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.
7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.
7:8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap."
7:9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.
7:10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
7:11 Orang-orang Yahudi mencari Dia di pesta itu dan berkata: "Di manakah Ia?"
7:12 Dan banyak terdengar bisikan di antara orang banyak tentang Dia. Ada yang berkata: "Ia orang baik." Ada pula yang berkata: "Tidak, Ia menyesatkan rakyat."
7:13 Tetapi tidak seorang pun yang berani berkata terang-terangan tentang Dia karena takut terhadap orang-orang Yahudi.

Bagi kita umat manusia, jika berbicara waktu akhir, itu ada 2. Alkitab dengan tegas dan dengan tandas mengatakan hal ini bagi umat Tuhan. Bagi orang yang tidak percaya Tuhan, dua hal ini tidak mereka mengerti. Bagi kita umat Tuhan ada 2 batas waktu. Lebih lagi di sini Yesus bicara waktu akhir karena dikaitkan dengan pesta pondok daun-daunan.

Jadi ada 2 batas waktu yang tidak boleh kita abaikan:
1.      Batas akhir usia kita
Waktu itu adalah rahasia bagi kita. Tetapi setiap saat hal itu bisa terjadi.
Ini yang raja Daud ingin tahu,
Mazmur 39:5
39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!

2.      Waktu di mana kita diarahkan oleh hamba Tuhan untuk bertemu dengan Yesus saat Dia datang kedua kali di dunia ini.

Yang pertama harus kita renungkan adalah batas waktu usia kita, itu semua rahasia Allah. Yang dibuka itu untuk kita supaya kita lakukan. Yang masih rahasia itu punyanya Tuhan.
Ulangan 29:29
29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Menghadapi ini kita harus ada kesiapan. Jangan sampai kita abaikan, tidak ada kesiapan karena kesibukan kita. Pengkhotbah mengatakan banyak orang karena kesibukannya sehingga dia lupa tentang hari kelahirannya. Kalau itu saja dia lupa, bagaimana dengan yang di depan itu. Jangan sampai karena kesibukan kita sampai hari lahir kitapun dilupakan.
Pengkhotbah 11:10,8
11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.

Ini yang seringkali dilupakan oleh umat manusia. Karena kesibukannya sampai hari lahirnya dia lupa. Bagaimana dia bisa memikirkan tentang akhir usianya. Sesungguhnya tanpa disadari ini adalah siasat iblis mendorong saya dan saudara untuk sibuk akhirnya hari lahirnya dia lupa dan bagaimana dia bisa memikirkan waktu batas hidupnya yang rahasia.
Pengkhotbah 5:19
5:19 Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.

Artinya apa yang dia gemari/ jadi hobinya, itu yang dia sibukkan sehingga dia lupa usianya. Ini bagian dari peringatan yang keras oleh Tuhan di dalam Yohanes 7:6. Waktu berikut yang kita harus ada kesiapan adalah kedatangan Yesus pada kali kedua. Kedua hal ini misteri. Tetapi bagi kita, jangan lupa Yohanes 7:6.
Yohanes 7:6
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

Saya diizinkan Tuhan sampai usia 72 tahun, tetapi saya tidak tahu batas usiaku. Itu dibuat Tuhan menjadi rahasia supaya saya selalu ingat umurku, seperti Pengkhotbah 5:19. Jangan hanya sibuk-sibuk sampai tidak ingat akan usia. Jadi harus ada persiapan. Kemudian kedatangan Tuhan pada kali yang kedua kita tidak tahu. Kalau kita santai-santai, sampai tidak pernah ingat umur karena hanya mengikuti hobi dan kesenangannya, akhirnya begitu Pengkhotbah 9:12 terjadi dia baru kaget. Ini jangan sampai terjadi pada diri kita.
Pengkhotbah 9:12
9:12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.

Yesus bicara ini terkait dengan pesta pondok daun. Dan ketika hari akhir, Dia berseru.
Yohanes 7:37
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!

Seruan ini kena mengena saat Yesus dalam pesta pondok daun-daunan. Tetapi ini menubuatkan kita yang hidup akhir zaman ini. Sekarang ini kita ada di mana kita sudah mau masuk pada pesta pondok daun-daunan dan dapat dikatakan ini hari-hari terakhir. Memang secara rohani pengalaman ini adalah penyingkiran gereja. Tetapi jangan-jangan ini saat terakhir persiapan kita untuk masuk penyingkiran gereja, jangan sampai kita tidak ada kesiapan. Makanya Tuhan berseru “barang siapa yang haus”. Artinya diberikan kesempatan kepada semua orang, tetapi terpergantung orang itu butuh atau tidak. Ada kata “barangsiapa” jadi tidak dipaksa, namun terpergantung sikap seseorang yang menanggapi bahasa ini.

Ada 4 poin cara orang menanggapi secara positif. Berarti dia orang yang haus maka dia tanggapi. Tetapi orang yang tidak menanggapi, itu lain perkara/ tidak butuh.
Yesaya 44:1-2
44:1 "Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih!
44:2 Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih!

Diangkat nama Yakub, kemudian Yesyurun. Siapa Yesyurun? Itulah Yusuf.
Yesaya 44:3
44:3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.

1.      Yesaya 44:4
44:4 Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.

Yang menanggapi seruan Tuhan Yesus dia akan seperti pohon gandarusa di tepi sungai. Pohon gandarusa adalah salah satu pohon yang dahannya digunakan dalam pesta pondok daun-daunan. Jika bapak ibu menanggapi seruan Tuhan yang akhir ini maka kita harus tampil seperti pohon gandarusa di tepi sungai. Ini adalah hasil dari orang yang menanggapi. Kalau pohon tumbuh di tepi sungai, tidak akan mungkin dia kering dan tidak akan mungkin dia layu, tetapi dia akan segar bugar.

Pohon gandarusa ini kena puji-pujian. Orang yang menanggapi perkataan Tuhan akan ingat bagaimana akhir hidupnya sehingga dia isi hidupnya ada roh syukur, roh puji dan roh sesembahan kepada Tuhan dan dia tidak akan layu. Makanya dalam ibadah kalau lagi puji-pujian, jangan angkat pujian itu sekedar pengisi acara dan tidak ada ekspresi saudara yang menunjukan sukacita dan rasa ucapan syukurmu kepada Tuhan, sehingga menyanyi asal saja. Bukan berarti mengikuti yang lain, tetapi harus ada roh sukacita, seperti pohon gandarusa di tepi sungai yang tidak akan layu.
Pemimpin puji-pujian juga harus menunjukan sukacita dari mimbar sehingga tertular kepada yang dipimpin. Saya perhatikan, kalau yang lain orang memimpin pujian, dia hanya sekali-sekali tepuk tangan. Tetapi kalau dia pimpin pujian dia semangat, itu tidak adil! Mestinya ada roh puji-pujian. Mulai hari ini dan seterusnya harus ada roh puji-pujian. Sebab salah satu pohon yang dipakai menjadi atap adalah pohon gandarusa.

Lahirkan sukacitamu saat memuja dan memuji Tuhan. Kalau itu ada maka saat mendengar Tuhan berfirman, kita sudah membuka hati. Cuma masalah di tempat lain, ketika memuji Tuhan bersukacita, tetapi ketika Firman tidak tahu dia ada di mana, sudah tidak sukacita mendengar Firman, bahkan Firman dia batasi hanya beberapa menit.

2.      Yesaya 44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."

Tanda kedua, dia akui “Aku kepunyaan Tuhan” dan ditangannya dia tulis “kepunyaan Tuhan”. Tidak usah saya tanya pada saudara, pasti saudara semua akan mengatakan “saya kepunyaan Tuhan”. Semua kita di sini mengaku punyanya Tuhan.

Dalam Yehezkiel pasal 16, ketika Tuhan lewat kedua kali, Dia lihat bayi yang Dia tolong dulu, sekarang sudah panjang rambutnya dan sudah montok buah dadanya dan Tuhan hamparkan kain serta berkata “engkau Aku punya”. Dalam Kidung Agung bersama-sama berkata “Engkau Aku punya dan Aku Engkau punya”.

Berarti poin kedua, yang menanggapi ini dia 100% miliknya Tuhan. Cuma isteri-isteri di sini, apakah 100% punya suamimu? Kalau oma katakan bahwa oma masih 99,5% punyanya opa, saya akan marah karena masih kurang 0,5%. Berarti pengakuan hidup itu bahwa dia benar-benar miliknya Tuhan.
Yehezkiel 16:7-8
16:7 dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh, tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.
16:8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.

Menghamparkan kain dan menutup aurat, berarti segala kedagingan sudah diselesaikan. Pada ayat di atasnya Tuhan berkata “engkau harus hidup”. Jadi hidup dulu seperti pohon gandarusa di tepi sungai. Kemudian setelah hidupnya betul-betul bertumbuh dan sampai pada akil balig, maka Tuhan katakan “engkau Aku punya”. Sebabnya mari kita buktikan bahwa kita benar-benar miliknya Tuhan.
3.      Yesaya 44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."

Ini orang yang menanggapi seruan Tuhan. Kita sekarang ada pada waktu-waktu terakhir yang akan menanggapi kisah ini. Kalau saudara menanggapi seruan Tuhan maka saudara akan menggelari dirimu dengan nama Yakub. Artinya saudara adalah pemilik hak sulung, berarti saudara adalah anak sulung.
Yakobus 1:18
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Jadi luar biasa orang yang menanggapi seruan itu. Pertama dia hidup bagaikan pokok gandarusa. Kedua dia mengaku milik Tuhan dan ditulis di tangan, berarti dalam perbuatannya nampak dia adalah miliknya Tuhan. Ketiga menyambut dirinya nama Yakub, berarti anak sulung.

4.      Yesaya 44:5
44:5 Yang satu akan berkata: Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya: Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."

Menggelari dirinya dengan nama Israel, berarti pahlawan Israel. Tidak ada disebut pahlawan kemudian dia pengecut, penakut! Daud kecil tetapi dia pemberani. Jadilah anak Tuhan yang berani menghadapi tantangan, bukan pengecut.

Kalau 4 hal ini ada berarti saudara menanggapi seruan Tuhan “barang siapa haus” berarti saudara haus dan butuh semua ini.

Yehezkiel 17:5-6
17:5 Ia mengambil sebuah dari taruk-taruk tanah itu dan menanamnya di ladang yang sudah sedia ditaburi; ia menempatkannya dekat air yang berlimpah-limpah seperti pohon gandarusa
17:6 sehingga ia tumbuh dan menjadi pohon anggur yang rimbun, yang tumbuhnya rendah dan cabang-cabangnya melengkung menuju burung itu dan akar-akarnya tetap di bawahnya. Demikianlah ia menjadi pohon anggur dan mengeluarkan tunas-tunas dan memancarkan taruk-taruk.

Ini positif. Tetapi ketika melihat burung, dia menungging akarnya ke atas. Berarti dia cabut diri, minta pertolongan kepada yang lain. Jangan kita seperti itu, sudah seperti pokok gandarusa kemudian dia berubah.
Yehezkiel 17:7
17:7 Dalam pada itu ada juga burung rajawali besar yang lain dengan sayapnya yang besar dan bulu yang lebat. Dan sungguh, pohon anggur ini mengarahkan akar-akarnya ke burung itu dan cabang-cabangnya dijulurkannya kepadanya, supaya burung itu mengairi dia lebih baik dari bedeng di mana ia ditanam.

Poin pertama ini jangan sampai gagal. Saya tidak mau tidak menanggapi seruan Tuhan. Saya mau seperti pokok gandarusa, jemaat bagaikan pokok gandarusa di tepi sungai. Jangan saudara cabut lagi akarmu, sebab sudah dijamin di tepi sungai tidak akan mati.

Kemudian dua kali dikatakan “Aku kepunyaanmu  dan engkau kepunyaanku”.
Kidung Agung 2:16; 6:3
2:16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
6:3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.

Kalau kita mengatakan kepunyaan Tuhan maka cirinya kita digembalakan di dalam penggembalaan yang ada bunga bakung. Jangan asal mengatakan “saya juga digembalakan” tetapi adakah bunga bakung di sana? Bunga bakung ini simbol mempelai. Sebagai pekabar mempelai tunjukan tentang tujuan akhir kita yaitu menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Jangan hanya bicara penyucian nikah penyucian nikah tetapi tidak ditunjukan arah ke mana. Kalau seperti itu, sama saja dengan psikiater tetapi pakai ayat.

Saya harus menggelar diriku dengan nama Yakub, artinya menjadi pemilik hak sulung. Dan juga harus menggelar diri dengan nama Israel, artinya menjadi pahlawan Allah. Paulus juga orangnya kecil, rambutnya jarang-jarang dan kemerah-merahan, matanya tidak bagus, jalannya pengkor. Tetapi jangan bilang soal keberanian, dia sangat berani. Ini yang dicari oleh Tuhan.

Inilah orang yang menanggapi seruan Tuhan dan itulah ciri kehidupan yang masuk pesta pondok daun-daunan.

Kisah Para Rasul 4:31
4:31 Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.

Mau berani, mau memilik hak sulung, mau menjadi pahlawan Allah, mau kita tidak layu dan terancam mati maka kita butuh isi seruan Tuhan Yesus yaitu Roh Kudus. Kalau ada Roh Kudus, maka saat memuji Tuhan, kita tidak malu-malu. Bahkan sementara memuji Tuhan saudara bisa merenungkan siapa dirimu dan bagaimana kasih Tuhan sehingga tanpa sadar derai air mata mengalir, apalagi saat menyembah. Mengapa? Sebab Tuhan curah Roh Kudus di hati yang kering dan haus. Dua hal yang Tuhan curahkan yaitu hujan Firman pengajaran dan Roh Kudus. Sore ini tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jika saudara katakan “saya haus” maka 4 hal ini yang harus kita kejar.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar