20200322

Kebaktian Umum, Minggu 22 Maret 2020 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 11:1
11:1 Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Kembali kita melihat 3 hal yang disuruh oleh Tuhan untuk diukur. Pertama adalah Bait Allah, kemudian mezbah yaitu mezbah dupa emas dan mereka yang beribadah di dalamnya. Kalau ada yang mengatakan ini mezbah korban bakaran, itu salah. Sebab mezbah korban bakaran itu ada di halaman dan halaman itu tidak diukur, jadi itu acuannya.

Kalau orang Kristen tidak diajarkan tentang Tabernakel dia pasti buta. Dia pasti tidak tahu apa itu mezbah, apa itu halaman dia tidak akan tahu. Makanya banyak orang melongo jika sudah ditarik kepada pengajaran Tabernakel bahkan tidak sedikit yang mengejek bahwa itu Taurat. Itu kesalah pahaman yang tidak bisa ditolerir! Ini bukan lagi belajar Taurat tetapi belajar yang rohani. Kalau pengajaran Tabernakel diejek, berarti tanpa sadar dalam diri orang itu ada roh antikristus. Karena roh antikristus menghujat 4 hal, salah satunya adalah Tabernakel.
Wahyu 13:6
13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Kemurahan Tuhan jika dulu kita seperti itu dan sekarang telah diberikan pemahaman. Jangan lagi kita menghujat ini karena yang menghujat itu adalah roh antikristus.

Jika mengatakan Bait Allah diukur, gereja disebut Bait Tuhan.
I Korintus 6:19
6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

1 Korintus 3:16
3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Proses pembangunan Bait Allah rohani.
Efesus 2:20-22
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Yesuspun menyebut dirinya Bait Allah.
Yohanes 2:17-22
2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Jadi Kristus Yesus mengklaim diriNya Bait Allah, itulah tubuhNya sendiri. Dan gereja juga dibangun menjadi Bait Allah, juga untuk menjadi tubuhNya. Kita lihat pengalaman Yesus sebagai Bait Allah yang menjadi standar ukuran kita. Yang lama harus dibongkar dan Bait Allah yang baru dibangun. Yesuslah Bait Allah yang baru.

Yesaya 50:6
50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.

Untuk membangun Bait Allah yang baru, Yesus memberikan punggungnya untuk dipukul. Jika menyaksikan tayangan di televisi kita lihat bagaimana Yesus ditelentangkan dan dicambuk. Jika kita masuk dalam pengalaman seperti ini bisakah kita berkata “iya Tuhan, ini ukuran dan saya harus rela menerima”. Bagaimanapun juga kita tidak bisa menghindar karena kita harus menerima ukuran yang Yesus pernah alami. Bagi saya utamanya, apakah saya mampu menerima jika dipecundangi seperti ini, diludahi, dinodai, dipukul dan dicambuk.

Punggung Yesus yang sudah memikul kita itulah yang telah kena cambuk. Padahal punggung itulah yang pernah merendahkan diri, membungkuk untuk memberi makan kita, tetapi malah dicambuk. Kadang saya pribadi mengalami, bagaimana orang itu saya layani, saya beri makan, tetapi kebalikannya yang saya terima dari orang itu, saya malah dicambuk. Apakah masih mampu saya memberi makan orang yang mencambuk saya! Mungkin mencambuk dengan makian, dengan cacian atau dengan nista. Yesus sudah mengalami, Dia membungkuk memberi makan kita, bahkan Dia mengeluarkan apa yang mengganjal di rahang kita supaya kita sehat untuk makan. Tetapi Yesaya mengatakan dia memberikan punggungNya untuk dicambuk. Pribadi yang mengasihi umatNya, Dia membungkuk memberi makan, tetapi orang yang diberi makan itu berbalik memukul Yesus. Kira-kira jika saudara diperlakukan seperti itu apakah saudara masih mampu? Ini salah satu ukuran yang harus kita terima.
Hosea 11:4
11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

Dengan penuh kasih Tuhan mengangkat kuk mereka dan membungkuk memberi makan. Apakah kita mau nekat mau seperti itu! Jika saudara diperlakukan tidak nyaman oleh seseorang, diperlakukan tidak enak oleh seseorang, padahal saudara sudah memberikan sesuatu, sudah berkorban, sudah memberikan pertolongan, lalu dibalas seperti itu, kira-kira saudara masih mampu? Saya katakan “Tuhan tolong saya”.

Ada hamba Tuhan mengatakan “saya belum mampu seperti opa, opa dicaci maki hanya diam, malah berbuat baik”. Saya jawab “saya juga tidak mampu jika Tuhan tidak memberikan kekuatan”. Saudara sendiri menyaksikan bagaimana cacian dan umpatan itu begitu berlimpah padahal itu datang dari kehidupan yang sudah kita tolong! Saya tahu orang itu membuka ladang baru ini dan itu, hampir setiap bulan saya datang melayani membawakan beras. Begitu dia lihat saya turun dari mobil bawa beras, mereka berseru “puji Tuhan kita makan”. Tetapi di lain waktu saya dimaki, namun saya tidak kecewa. Ini dilihat oleh hamba Tuhan muda dan dia berkata “opa saya belum bisa seperti itu”. Mengapa saya berbuat itu? Saya ingini meneladani yang Yesus telah lakukan, saya ingin satu ukuran denganNya. Saya katakan kepada anak isteriku, apakah kamu tidak melihat keteladanan dari ayahmu atau suamimu! Kita akan direntangkan tongkat pengukur. Kalau tidak mencapai ukuran itu maka akan tertinggal di halaman, masuk dalam 3,5 tahun aniaya antikristus.

Yesaya 50:6
50:6 Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.

Siapa orang-orang yang memukul ini? Itulah orang-orang yang sudah ditolong oleh Tuhan! Seperti inikah rasa terima kasih mereka! JanggutNya dicabut sehingga tekelupas kulitNya. Itu sebabnya dalam Yesaya 52:14 dikatakan wajahNya menjadi buruk. Wajah ini menunjukan perasaan. Jadi perasaan Yesuslah yang diusik. Apakah kalau perasaan kita diusik, masih bisakah membalas dengan sapaan yang ramah “terima kasih” atau masih bisakah kita berkata “mari kita makan bersama” padahal perasaanmu sudah diganggu dan dibuat buruk. Ini adalah standar ukuran. Ini menjadi tongkat pengukur bagi kita.

Kita sudah dekat dengan hari besar kedatangan Tuhan Yesus. Saya sangat rindu kedatangan Tuhan. Tetapi dibalik itu, apakah saya sudah seukuran dengan Tuhan? Kalau Tuhan datang dan saya belum seukuran maka saya tertinggal. Itu sebabnya pengajaran Firman ini mengarah, mengajar dan membawa kita untuk lebih dalam melihat bagaimana sikat Tuhan untuk menolong kita sehingga Dia rela membungkuk. Dan punggungNya itulah yang dipukul. Ibarat pepatah air susu dibalas dengan air tuba. Ini yang sangat nyata hari-hari terakhir ini. Ini harus dipangkas dan dibersihkan supaya kita seukuran dengan Tuhan karena Dia adalah Bait Allah dan kita adalah Bait Allah.

Yesaya 50:4
50:4 Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

Bukankah ini yang dikerjakan oleh Yesus? Tuhan memberikan semangat baru. Dalam hal ini Yesus sudah lakukan. Kemudian secara estafet kita harus menerima tongkat pelayanan Yesus ini supaya kita memiliki lidah seorang murid. Lidah seorang murid bukan lidah yang mengumpat, memaki, menista tetapi seperti guru yang memberikan semangat baru kepada orang yang letih lesu. Telinga juga dikuasai oleh Tuhan lewat ketajaman Firman pengajaran untuk kita memiliki telinga seorang murid. Orang yang rela menerima ketajaman Firman, orang itu dikondisikan untuk menjadi seorang murid. Kalau kita tidak mau menerima koreksi Firman, bagaimana kita mendapat status seorang murid. Murid yang menerima pengajaran ini satu saat akan menjadi sama dengan gurunya.
Lukas 6:40
6:40 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.

Mana mungkin mau satu ukuran dengan guru tanpa Firman pengajaran yang menggodok nikahnya, pekerjaan dan ibadahnya. Itu semua lewat Firman pengajaran supaya dia punya telinga dan lidah seorang murid.

Yesaya 50:5
50:5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Inipun dikenakan kepada pribadi Yesus. Pembangunan Bait Allah secara fisik di zaman Salomo dicatat dalam II Tawarikh 2:15-16 bagaiaman bangunan itu dibangun dengan tunai. Yesus melakukan semua ini untuk membayar kita supaya kita dibangun menjadi BaitNya. Kalau kita dibangun menjadi BaitNya maka Yesuspun mengklaim diriNya sebagai Bait Allah.

Ini menjadi pergumulan kita bersama, apalagi menghadapi situasi dunia yang makin gaduh hari-hari terakhir ini. Manusia terasa kehilangan pegangan. Apa yang terjadi sekarang ini sudah dinubuatkan oleh Firman Tuhan, sudah ada dalam Alkitab sejak 2000 tahun yang lampau. Kita tangkal ini semua dengan doa. Kita pegang janji Firman Tuhan, kita cuma menyaksikan, cuma menonton asalkan kita melekat kepada Tuhan. Bagaimana kita melekat kepada Tuhan? Melekat pada Yesus pokok anggur yang benar dan kita carangnya, jangan melekat lalu dicabut kemudian melekat lalu dicabut lagi, akhirnya jadi longgar. Jangan kita seperti itu.

Kita lihat pembangunan Bait Allah secara fisik. Bagaimana mau mengatakan beriman, padahal secara fisiknya sudah tidak benar.
II  Tawarikh 2:15-16
2:15 Baiklah sekarang tuanku kirim kepada hamba-hamba tuanku gandum dan jelai, minyak dan anggur yang telah tuanku sebutkan itu.
2:16 Dan kami akan menebang kayu dari gunung Libanon sebanyak engkau perlukan dan membawanya kepadamu dengan rakit-rakit melalui laut sampai ke Yafo, dan engkau dapat mengangkutnya ke Yerusalem."

Di sini Salomo mengirim surat kepada Hiram agar menyuruh rakyatnya menebang kayu sebab mereka pandai menebang Pohon. Kemudian datang balasannya untuk mengirimkan dulu bayarannya baru ditebang. Artinya pembangunan Bait Allah zaman Salomo itu tidak ada sistem kredit, semua dibayar tunai. Apa gunanya kita membangun Bait Allah secara fisik kelihatan wah, tetapi utangnya banyak sekali. Itu tidak betul di hadapan Tuhan! Mana sistem Firman kalau seperti itu!

Makanya dalam pembangunan gedung gereja di tempat ini, tidak ada satu pakupun yang dikredit. Sebab kami mau belajar pembangunan Bait Allah mulai dari zaman Musa maupun zaman Salomo. Mulai dari situ diukur, karena disebut wadah bangunan yaitu Bait Allah. Itu bukan hal yang abstrak, itu konkrit. Apa yang mau saya banggakan di hadapan Tuhan dan hadapan manusia kalau bangunan luar biasa tetapi kredit! Itu tidak masuk ukuran, karena itulah bentuk iman orang yang ada di situ. Kalau mau berkorban, jangan ambil kredit. Berkorban itu harus menurut yang ada padamu, bukan yang tidak ada padamu. Kalau yang ada di toko jangan dikredit.
II Korintus 8:11-12
8:11 Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.
8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

Kalau beriman pasti dia akan meneladani ini:
I Korintus 7:23
7:23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.

Jangan menjadi hamba manusia, artinya jangan menjadi hamba daging. Coba kalau dari mimbar ini kita ambil kredit, maka kita semua menjadi hamba daging. Begitu dekat jatuh tempo saya berteriak “buka mata saudara! Kita punya utang di toko!”. Saya bersyukur Tuhan berikan perpanjangan umur untuk melihat hal yang tidak benar dan berani memangkas hal ini. Kalau kita ada di situ coba kita apresiasi dan dukung dalam doa. Dulu saya diajar salah, sekarang saya menjadi mengerti, puji Tuhan karena kita mau diukur.

Perbuatan kita itu adalah warna iman kita, sebab dikatakan iman dan perbuatan iman. Tenda tabernakel itu ada 2 rangkap itu berbiara iman dan perbuatan iman. 1 rangkap panjangnya 28 hasta. Sementara tinggi bangunan itu sebelah utara dan selatan sama-sama 10 hasta. Kemudian bagian atasnya juga 10 hasta. Jadi totalnya 30 hasta. Jika tenda Tabernakel itu dibentangkan maka tenda itu tidak menyentuh bumi dengan jarak 1 hasta di utara dan 1 hasta di selatan. Berarti iman kita tidak terkontaminasi dengan bumi/ dengan pasir. Jika kita masih terkontaminasi dengan bumi, mana iman kita. Ini yang mendorong saya sebagai hamba Tuhan sehingga tidak mau kredit.

Orang yang membangun gereja, jangan menyentuh pasir, jangan menyentuh dunia, artinya jangan mengikuti cara yang duniawi yaitu hutang. Apakah ketika Yesus disalib, setelah lelah Dia minta diturunkan dan nanti dipaku lagi? Tidak! Yesus membayar kita tunai! PengorbananNya luar biasa untuk membangun kita. Dia tidak dengan mengangsur kita, tetapi dengan tunai. 6 jam Yesus tergantung disalib dalam keadaan bernafas dan setelah itu Dia menyerahkan nyawaNya. Itulah masa Yesus membeli kita dengan harga tunai. Tegakah saudara yang sudah dibeli dengan harga tunai kemudian tidak mau dibangun menjadi Bait Allah.

Jika kita dibangun menjadi Bait Allah, Tuhan tidak hanya puas sampai di situ. Tuhan puas kalau ukuran kita sudah pas. Kadang kita dicambuk, punggung dicambuk dan dinodai, katakanlah terima kasih, berarti kita dibawa untuk seukuran dengan Tuhan. Tidak usah jauh-jauh, coba dalam nikah ketika suami membentak atau isteri memperlihatkan wajah segi tujuh, bagaimana sikap pasangannya.

Saya juga terusik dengan sikap anak isteri saya. Saya katakan kita ibadah di sini harus bijak, suara musik jangan terlampau keras. Sebab kalau seperti itu berarti kita terek aturan pemerintah. Tetapi anak saya menyaut “corona tidak ada di gitar!”. Berarti maksudnya biar keras-keras tidak ada corona di situ. Berarti mereka ini tidak mengerti maksud saya, bukan karena takut masuk corona di sini! Menyaut mamanya, menyaut lagi anak yang satu. Saya katakan kamu belum mengerti pikiran gembala. Sehebat-sehebatnya kamu, tidak mungkin melampaui hikmat dari Tuhan! Makanya tidak usah banyak bicara, ikut saja! Tidak usah banyak komentar seperti ikan lele di kolam.
Amsal 21:30
21:30 Tidak ada hikmat dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN.
Kalau dia hamba Tuhan, apakah saudara akan melawan! Tetapi kadang kala tidak dimengerti dan sok jago. Hamba Tuhan itu dibekali Tuhan dengan hikmat dan pengertian kepadanya. Tidak usah banyak bicara, diam saja! Nanti kalau banyak bicara saudara bisa salah, tidak akan masuk ukuran. Sementara yang Tuhan berikan hikmat kebijakan berbicara malah dilawan! Orang itu nanti tidak akan bisa masuk ukuran. Padahal saudara tahu Firman dari siapa? Dari Tuhan melalui gembala. Itu sebabnya kita harus mengerti hal ini.

Bangunan ini dibangun secara fisik, harus ada teladan iman. Kemudian direntangkan tongkat pengukur apakah sudah seukuran. Bila ternyata belum maka dalam Wahyu 10:11 masih diberikan kesempatan untuk disempurnakan. Bagaimana caranya untuk disempurnakan?
Efesus 4:13
4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Efesus 4:13 (Terjemahan Lama)
4:13 sehingga kita sekalian sampai kepada persatuan iman dan makrifat Anak Allah, dan menjadi orang yang sudah akil balig, sehingga bertambah-tambah sempurna sama dengan Kristus,

Untuk mencapai kesatuan iman sehingga bertambah-tambah sempurna sama dengan Kristus, itu karena peran ayat 11 dan 12. Tidak mungkin saya bertumbuh dalam kesempurnaan sama dengan Kristus jika tidak ada yang pegang peran. Yang pegang peran ini kadang tidak didengar, kadang diremehkan. Lebih banyak dia ikut akal pikirannya sendiri dari pada mendengar orang yang ditentukan oleh Tuhan.
Efesus 4:11
4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

Rasul adalah hubungan Firman pengajaran.  Nabi adalah hubungan Firman nubuatan. Peran gembala adalah menjaga, memelihara dan mengangkat rohani jemaat yang sudah dijaring oleh rasul, nabi dan pemberita Injil. Gembala itu juga harus seorang pengajar.

Efesus 4:12
4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Jadi dari 5 jabatan itu yang pegang peran utama adalah gembala. Untuk apa? Untuk melengkapi orang kudus bagi pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kalau kami salah melengkapi jemaat, bagaimana pelayanan pekerjaan pembangunan Tubuh Kristus. Khusus gembala, dia punya peran yang sangat dominan di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

Kata memperlengkapi dalam ayat 12 itu diambil dari bahasa aslinya yaitu katartizo atau katartismos. Artinya sesuai, betul-betul tidak salah, sempurna. Bagaiaman kita bisa sesuai, bisa benar atau betul, bagaimana bisa sempurna, itu ada di atas pundak gembala. Bagaimana kalau gembala salah, kita bisa rugi semua! Makanya topang gembala dalam doa, jangan sampai gembala salah. Kalau melihat Wahyu pasal 11 ini, saya sendiri berdiri bulu kuduk, karena saya tahu saya dituntut oleh Tuhan untuk bisa menghadirkan umat Tuhan yang masuk ukuran Tuhan.

Kalau ada orang kecelakaan kemudian patah tangan atau kakinya, maka dia dibawa kepada dokter dan dokter harus mengembalikan tulang yang patah tadi pada susunan yang benar. Itulah katartiso.

Saya ketakutan karena sudah dekat pengukuran itu. Jangan sampai jemaat tidak ada satupun yang kena ukuran, malu saya Tuhan! Tetapi saya percaya jika kita mendengar Firman Tuhan dengan serius, pasti kita kena ukuran. Makanya saya dorong mari kita pacu rohani kita.

Juga di zaman Petrus dan kawan-kawannya, ketika menarik jalanya lalu robek, maka mereka kembali ke pantai kemudian menyusun kembali mata jalanya seperti susunannya semula, itulah katartizo.

Kalau kita melepaskan pelayanan selagi kita masih mampu, itu salah kita sendiri! Apakah bapak ibu pikir kami pendeta tidak ketakutan? Kami ketakutan. Kalau Yesus datang lalu kita tertinggal, kemudian berhadapan dengan pedang antikristus, mampukah! Karena tugas tanggung jawab ini bukan hal yang enteng. Ibadah itu bukan hal yang enteng, ada pertaruhan di dalamnya apakah kita masuk ukuran atau tidak. Sudah dekat, langkah kuda putih mulai terdengar sekarang.

Yang paling berat adalah corona rohani. Siapa yang bertanggung jawab? Kami hamba Tuhan dokternya. Karena Yeremia pasal 6 dan 8 mengatakan hamba Tuhan itu bagaikan dokter yang mendiagnosa penyakit jemaat secara rohani. Jangan sampai salah beri obat, sakit perut dikasih obat sakit kepala. Makanya saya tambah volume sembayang subuh, sebab saya takut jangan sampai saat Tuhan datang dan kita tidak kena ukuran.

Mari kita perhatikan bagaimana teladan Tuhan Yesus.
Ibrani 12:2-5
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Pandang Dia yang menyempurnakan iman kita, lihat bagaimana penderitaanNya tetapi Dia teguh dan tabah. Kemudian kita juga harus menerima didikan Tuhan. Inilah beratnya, saya sendiri berdiri bulu kuduk, saya takut jangan sampai tidak ada satu yang bisa diterima Tuhan. Kadang saya bicara pada diriku “Tuhan kenapa Tuhan taruh pikiran, perasaan dan hati seperti ini dalam diriku”. Kalau pikiran daging, coba Tuhan taruh hati dalam diri saya bisa jalan ke gunung sana, bisa pergi petik buah, petik labu dan sebagainya. Tetapi Tuhan taruh hati yang begitu kuat tentang perkara yang rohani dan itu hanya kemurahan Tuhan. Dari dalam kehidupan kita sekarang ini mari kita lebih pacu untuk dekat kepada Tuhan.

Kita ini Bait Allah, kesamaannya Yesus juga Bait Allah. Tetapi yang lama dibongkar dan dibangun yang baru yang pas sesuai ukuran. Setelah Yesus bangkit dari kubur, baru murid-murid mengerti apa yang Yesus katakan dahulu. Kesimpulan hal-hal lama yang ada dalam diri kita itu yang harus dibaharui.
Efesus 4:22
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,

Manusia lama ini labelnya kebinasaan. Ini yang harus dibongkar. Bapak ibu, masihkah mempertahankan hidup lama. Justru kalau itu yang dipertahankan, maka yang ditemui adalah kebinasaan. Ayo anak muda remaja, tanggalkan hidup lamamu yang hanya hura-hura. Jika itu engkau praktekan, tanggalkan itu! Syukur kepada Tuhan ada anak-anak muda yang rela membantu di pastori. Terima kasih banyak atas kesediaanmu untuk mengabdi. Ayo layanilah Tuhan dan jangan dengan terpaksa. Karena itu praktek kehidupan yang meninggalkan hidup yang lama.

Efesus 4:23
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,

Memang dalam I Tesalonika 5:23 dikatakan Tuhan bekerja dari roh, jiwa baru tubuh. Tetapi iblis bekerja dari tubuh, jiwa baru roh.
I Tesalonika 5:23
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Efesus 4:24
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Kenapa dikatakan kekudusan yang sesungguhnya? Karena ada kekudusan yang tidak sungguh. Ini yang Tuhan rubah mulai dari roh kita. Dulu kita menyembah setan, kalau kita tidak bertemu Yesus, binasa kita. Tidak ada yang bisa menolong kita jika mempertahankan hidup lama, sebab binasa oleh karena segala nafsunya.

Efesus 1:22-23
1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Efesus 1:22 (Terjemahan Lama)
1:22 Dan segala sesuatu ditaklukkan Allah di bawah kaki-Nya, serta dijadikan-Nya Dia kepala atas segala sesuatu hal sidang jemaat,

Adakah sidang jemaat mengakui bahwa Yesus adalah kepala kita? Kalau menerima Yesus sebagai kepala, itu pemberian Bapa di sorga. Kepala berarti status suami dan kita jemaat status isteri. Dalam nama Yesus saya bangga Bapa di sorga memberikan kepada kita, Yesus yang adalah Mempelai Laki-laki Sorga. Kalau kita mengatakan Yesus adalah Mempelai Laki-laki Sorga dan saudara diberikan status Mempelai Wanita Tuhan, apakah saudara bangga atau tidak?

Efesus 1:23 (Terjemahan Lama)
1:23 sedang sidang itu menjadi tubuh-Nya, yaitu kegenapan Dia, yang menggenapi semuanya di dalam sekalian.

Kepala tanpa tubuh tidak baik, tubuh tanpa kepala juga tidak baik. Maka ketika Tuhan mau menciptakan Hawa, Tuhan katakan “tidak baik manusia itu seorang diri” maka diciptakan Hawa. Tidak baik Yesus sendiri jika tanpa Mempelai WanitaNya, tidak baik kita sendirit tanpa Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Jadi ada keterkaitan kita dengan Yesus. Waktu hal itu ditampilkan oleh bapak Pdt. Totaijs banyak yang berpikir masakan Yesus tanpa tubuh tidak baik. Sekarang ini jawabannya dari saudara. Saya mau menggenapi dalam Yesus, mau menjadi Mempelai WanitaNya agar Dia menjadi baik. Bahasa itu dikutip dari:
Kejadian 2:18
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

Sepadan berarti seukuran, segambar, betul-betul setara. Inilah yang sedang Tuhan garap hari-hari terakhir ini. Inilah beban dalam diri kami hamba Tuhan. Secara pribadi sebagai hamba Tuhan, inilah yang menekan dalam diriku. Mengapa Tuhan taruh ini dalam pikiran dan perasaanku! Karena gereja Tuhan harus sepadan dengan Dia, harus seukuran. Terima kasih Tuhan, manusia yang jelek dan hina ini mau dibawa sepadan dengan Tuhan, seukuran. Tetapi memang ada proses, kita tulangnya Yesus mau dibangun menjadi seukuran dengan Yesus. Jangan sampai saudara tidak kena ukuran sehingga sengsara dan kebinasaan menantimu. Dijauhkan Tuhan hal ini jangan sampai terjadi.

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar