20240221

Kebaktian Doa Semalam Sesi 1, Sabtu, 21 Februari 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk berdoa menyembah 1 jam sehari, juga untuk berpuasa serta doa semalaman. Salah satu tujuan doa semalaman adalah untuk menjaga tahbisan pelayanan. sebelum Yesus menetapkan 12 rasul, Dia berdoa semalam-malaman di atas bukit. Untuk kita sekarang kita menaikan doa semalaman karena kita menghadapi rencana ibadah persekutuan bulan Maret mendatang, biarlah kita laksanakan dengan tahbisan yang benar sehingga pelayanan itu adalah pelayanan yang berkenan kepada Tuhan.

 

Kita belajar tentang Tabernakel mengenai mezbah korban bakaran.

Keluaran 27:8

27:8 Mezbah itu harus kaubuat berongga dan dari papan, seperti yang ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu, demikianlah harus dibuat mezbah itu."

 

Bicara mezbah menunjuk ibadah pelayanan. Korban Kristus Yesus menjadi dasar ibadah pelayanan kita. Mezbah korban bakaran ini dibuat sesuai contoh atau teladan dari sorga. Artinya dalam kita beribadah melayani Tuhan, harus ada suasana sorga. Apa itu suasana sorga?

Wahyu 4:9-11; 19:1,3-4,6

4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,

4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:

4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,

19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya."

19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya."

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

Suasana Sorga yaitu suasana penyembahan. Dalam melayani Tuhan harus ada suasana sorga yaitu suasana penyembahan. Kita mau melayani kalau tidak ada penyembahan tidak ada guna pelayanan kita, pelayanan kita tidak menghasilkan apa-apa. Penyembahan itu diukur oleh Tuhan. Penyembahan yang benar didorong oleh Roh Kudus dan kebenaran atau Firman pengajaran yang benar, Firman yang menyucikan.

Yohanes 4:23-24

4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

 

Didorong oleh Roh dan kebenaran = didorong oleh Firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus yang menyucikan. Jadi ukuran penyembahan itu adalah kesucian sampai daging ini tidak bersuara lagi. Perlu penyucian supaya penyembahan kita naik ke hadirat Tuhan. Jika penyembahan tidak mencapai ukuran kesucian, maka akan masuk aniaya antikristus yang dahsyat, diinjak-injak antikristus sampai dipancung, daging tidak bersuara lagi. Tinggal mau pilih yang mana, menyembah Tuhan yang ukurannya kesucian sampai daging tidak bersuara atau nanti masuk aniaya antikristus daging tidak bersuara tetapi lewat lehernya dipancung. Lebih baik sekarang kita banyak menyembah.

 

Menyembah itu bagaikan naik gunung, sakit bagi daging.

 

Mazmur 24:3-6

24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

24:5 Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.

24:6 Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub." Sela

 

Di sini ada 3 hal yang harus disucikan supaya penyembahan kita mencapai ukuran.

1.      Hati kita harus murni, tidak ada keinginan jahat, najis dan kepahitan hati di dalamnya. Tidak ada mau mencari sesuatu yang jasmani, tidak ada motivasi yang lain di dalam pelayanan.

2.      Tangan disucikan menunjukan perbuatan kita harus bersih dan baik, perbuatan yang suci, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.

3.      Mulut disucikan sampai tidak ada dusta lagi.

 

Contoh orang yang menyembah yang mencapai ukuran penyembahan adalah Yakub. Yakub pernah bergumul sepanjang malam. Ini yang mau kita lakukan, berdoa menyembah sepanjang malam.

Hosea 12:5-7

12:5 Ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya:

12:6 — yakni TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya —

12:7 "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."

 

Yakub bergumul sampai menang, semoga kita juga mau bergumul malam ini sampai menang. Kalau belum ditolong terus bergumul, terus menyembah sampai menang.

 

Ada 2 hal yang harus kita gumuli.

1.      Hosea 12:7

12:7 "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."

 

Hosea 12:7 (Terjemahan Lama)

12:7 Maka sebab itu hendaklah engkau bertobat kepada Allahmu; peliharakanlah olehmu kebajikan dan kebenaran dan haraplah senantiasa pada Allahmu.

 

Kalau digabungkan berarti yang kita gumuli yang pertama memelihara kesetiaan dan kebenaran, itu ikut pinggang mempelai. Kita gumuli untuk tetap beribadah melayani Tuhan dengan setia dan benar sampai garis akhir. Awal melayani setia, setelah sekian lama melayani bagaimana kesetiaannya. Waktu pertama melayani benar, setelah sekian lama bagaimana. Jangan sampai merosot, malah harus semakin setia, semakin benar. Ini ikat pinggang kita, kita gumuli supaya ingat pinggang kita tidak rusak, tidak lapuk, tidak hilang.

Yesaya 11:5

11:5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.

 

Terus melayani, setia benar sampai garis akhir. Banyak hal-hal yang mau merusak kebenaran dan kesetiaan kita tetapi jangan mau kendor. Pelayanan dengan setia dan benar itu bagaikan memberi makan minum Tuhan, pelayanan kita memuaskan Tuhan.

Lukas 17:8

17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

 

Kita evaluasi pelayanan kita berapa tahun belakangan ini, bagaimana pelayanan kita, berupaya untuk setia dan benar, memuaskan Tuhan. Kalau tahun lalu kita dipercaya sebagai tuan rumah masih ada kekurangannya, kurang setia, kurang benar, tahun ini diperbaiki setia dan benar. Kalau tahun lalu sudah setia dan benar, tahun ini lebih lagi setia dan benar. Bukan malah semakin menurun tetapi semakin meningkat. Kalau yang lalu diukur nilainya baru 7, sekarang harus 8. Nanti kalau dipercaya lagi harus 9, 10 sampai sempurna, Yesus datang. Jangan malah turun. Justru harus semakin meningkat pelayanan kita.

 

Kemudian ada jaminan di situ, sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Kalau kita bisa memuaskan Tuhan maka makan minum kita menjadi urusannya Tuhan. Urusan hidup kita menjadi urusan Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu. Urusan kita yang penting kita melayani dengan setia dan benar. Kalau begitu tidak usah kerja, tidak usah sekolah? Silahkan kerja, silahkan sekolah, tetapi jangan lupa kesetiaan dan kebenarannya, Tuhan yang menentukan semuanya. Kita kerja kalau Tuhan bilang pecat mau apa kita. Kita buka kebun berhektar-hektar kalau Tuhan bilang bunganya gugur semua mau bikin apa. Jadi Tuhan pelihara semuanya.

 

2.      Hosea 12:7

12:7 "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa."

 

Menantikan Tuhan senantiasa = jangan lengah. Melayani Tuhan dalam sikap berjaga-jaga. Sepanjang malam kita berjaga-jaga, jangan lengah. Begitu lengah berarti memberi peluang iblis masuk dan dia bisa menghancurkan pelayanan kita. Ibarat pepatah dunia, panas setahun dihapuskan hujan sehari. Kita sudah melayani dengan hebat, tetapi begitu lengah iblis masuk dan merusak pelayanan kita. Waktu Yesus dicobai di padang gurun, iblis sudah kalah dan dia pergi. Tetapi dia tunggu waktu yang tepat untuk kembali.

Lukas 4:13

4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

 

Kapan waktu yang baik buat iblis? Saat kita lengah, terutama lengah dalam penggembalaan ‘kali ini saya tidak mau beribadah dulu’ saat itu iblis masuk. Daud pernah lengah. Kebiasaan setiap tahun, raja-raja maju berperang. Kali ini dia tidak berperang, istirahat dulu. Suruh Yoab berperang dan dia jalan-jalan di atas sotoh istana, karena dia lengah, dia lihat perempuan mandi dan dia jatuh dalam kenajisan.

 

Dalam doa semalaman kita bergumul supaya tetap setia benar, kita bergumul untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, jangan lengah, tetap berjaga-jaga. Bagaimana sikap berjaga-jaga?

Mazmur 37:5-7

37:5 Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;

37:6 Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.

37:7 Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.

 

Berdiam diri dan tenang, itu sikap berjaga-jaga.

Ø  Berdiam diri itu banyak koreksi diri lewat ketajaman Firman. Kalau ditemukan dosa segera akui kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi = bertobat. Jadi berjaga-jaga itu hidup dalam pertobatan. Jangan berikan kesempatan iblis masuk untuk kita berbuat dosa. Kalau Firman menunjuk dosa kita segera selesaikan, itu berjaga-jaga. Kalau ditunda-tunda ‘nanti dulu, kalau langsung mengaku pada suami/isteri susah ini, nanti tunggu suasana baik’ sehingga setan masuk. Iblis tambah keraskan hatinya ‘jangan mengaku suamimu tempramen’. Karena tunda-tunda akhirnya tidak pernah mengaku, dia pikir nanti dilupakan saja, seiring waktu nanti sudah lupa. Jangan tunda-tunda waktu, itu berjaga-jaga. Setiap dengar Firman menunjuk salah dan dosa segera selesaikan,  hidup dalam pertobatan.

 

Ø  Tenang itu artinya menguasai diri sehingga bisa berdoa menyembah Tuhan. Jadi berjaga-jaga itu bertobat dan berdoa. Kita menanti Tuhan, ayo hidup dalam pertobatan, banyak berdoa dan menyembah, Tuhan pasti tolong.

I Petrus 4:7

4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

 

Banyak hal-hal yang mau mengganggu ketenangan kita, mau mengganggu hati kita, biarlah kita menguasai diri, tenang dulu baru bisa berdoa. Menghadapi segala sesuatu tenang dulu untuk bisa berdoa. Kalau langsung kayak cacing kepanasan, susah, jadinya malah mengomel, salahkan orang sampai salahkan Tuhan. Tenang dulu, periksa diri, oh saya salah, ini letak kesalahannya. Kenapa suami saya tambah kejam, kenapa isteri saya tambah cerewet, periksa diri, ini letak kesalahannya, selesaikan. Mungkin keadaan kita sudah hancur-hancuran, sudah berkeping-keping, ibaratnya seperti tempayan yang sudah diremukan tanpa kenal sayang sapai keping-kepingannyapun tidak bisa dipakai mencedok air, tidak bisa mengambil api ditungku, mungkin merasa nikah sudah hancur-hancuran, pribadi sudah hancur-hancuran, rasanya sudah tidak berguna lagi, apapun yang kita mau lakukan rasanya tidak ada lagi artinya untuk menolong kita, ayo kembali berdiam diri, koreksi diri, diam, tenang, menyembah, Tuhan pasti tolong.

Yesaya 30:14-15

30:14 seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu keping pun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak."

30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

 

Malam ini kita diberikan kesempatan untuk diam dan tenang. Diam, tenang, bertobat dan berdoa itu bagaikan mengulurkan 2 tangan kepada Tuhan. Mungkin nikah sudah hancur, apapun yang mau kita lakukan rasanya tidak ada gunanya lagi untuk menolong nikah yang sudah hancur. Atau mungkin pelayanannya sudah hancur, apa yang dibuat sudah tidak ada gunanya untuk menolong. Atau apalah, ekonomi hancur atau masa depannya hancur. Kaum muda kadang masa depannya hancur karena ulah sendiri atau hancur karena ulah orang tua. Rasanya sudah tidak ada gunanya, atau sudah berpikir pendek akhiri hidup saja. Jalan tol ke neraka kalau akhir hidup. Sikap kita bagaimana? Tinggal diam, tenang, koreksi diri, kalau ada dosa segera selesaikan, kuasai diri, berdoa, menyembah, berseru kepada Tuhan, bertobat, maka Tuhan juga bergumul bersama kita. Tuhan mengulurkan tangan kebaikan kemurahanNya kepada kita. Untuk apa?

1.      Memulihkan keadaan kita yang sudah hancur berkeping-keping. Bagi manusia sudah tidak mungkin, sudah mustahil. Suami isteri yang hubungannya sudah rusak bagaimana bisa rujuk kembali, Tuhan mampu memulihkan. Anak yang sudah hancur-hancuran, mungkin bagi orang tua sudah mustahil, anakku sudah binasa, sudah jadi alas neraka, tetapi Tuhan mampu memulihkan yang sudah hancur berkeping-keping. Saya alami, kalau bukan karena doa orang tua saya sudah hancur berkeping-keping. Jangan putus asa, bergumul sampai fajar menyingsing, sampai Tuhan Yesus datang.

 

Orang tua jangan putus asa, anaknya sudah hancur berkeping-keping dan tidak berguna lagi, ayo berdoa, bertobat. Suami sudah hancur-hancuran, isteri sudah hancur-hancuran, pelayanan dan pekerjaan semua hancur-hancuran, bertobat dan berdoa, Tuhan mampu pulihkan yang sudah hancur berkeping-keping.

 

2.      Markus 4:39

4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

 

Tangan kebaikan dan kemurahan Tuhan mampu meneduhkan angin dan gelombang yang datang menerpa perahu kehidupan kita. Angin dan gelombang itu datangnya sekonyong-konyong. Tadinya nikah mulus-mulus tiba-tiba ada angin gelombang. Bukan angin biasa tetapi angin badai dan gelombang yang besar. Pelayanannya baik-baik, tiba-tiba dihantam angin gelombang. Saat itu yang kita lakukan diam dan tenang, bertobat dan berdoa, tangan Tuhan diulurkan meneduhkan semuanya, artinya membuat hati damai. Minimal hati damai dulu. Coba kalau murid-murid tidak tenang, ke sana kemari di atas perahu, tambah cepat tenggelam perahunya. Kita damai, hati damai sejahtera, artinya tidak merasakan apa-apa lagi yang dirasakan oleh daging. Kalau sudah damai sebentar lagi Tuhan menyelesaikan segala masalah kita tepat pada waktunya.

 

Kalau danau sudah teduh, perahu kecil tidak canggihpun bisa sampai pelabuhan. Kita sedang menuju pelabuhan Yerusalem Baru, pelabuhan kesukaan. Seringkali kita dihantam gelombang, diangkat dan dibanting lagi, membuat hati hancur, hati remuk, cemas, gelisah. Segala macam perasaan berkecamuk di hatinya. Tuhan mampu meneduhkan semuanya.

Mazmur 107:28-30

107:28 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,

107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang.

107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

 

Kita bisa berhasil mencapai pelabuhan kesukaan, pelabuhan damai sejahtera, itulah Yerusalem yang Baru. Kita sedang menuju ke sana, perahu kehidupan kita sedang diperhadapkan dengan angin dan gelombang yang datangnya sekonyong-koyong. Namanya laut tidak ada laut yang tenang, semua bergelora. Bukan berarti ketika menghadapi gelora lalu mundur, tidak usah dengan Tuhan, kalau seperti itu malah tambah tenggelam. Seringkali begitu ada masalah gelombang datang malah berkata mau menenangkan hati di rumah, tidak ibadah atauhealingtime, pergi rekreasi dulu kasih tenang ini otak, mau di pantai, mau di apa, malah tambah tenggelam. Semakin jauh dari Tuhan, semakin besar celahnya dengan Tuhan semakin iblis berdansa di situ membuat kita hancur. Jangan beri kesempatan kepada iblis. Ayo semakin pererat hubungan kita dengan Tuhan.

 

Bertobat, tenang, periksa diri, Tuhan melihat keadaan kita, yang hancur, yang rusak Tuhan mampu perbaiki. Tuhan mengenal kita yang penuh penyesalan dosa, Dia mau memperbaiki hidup kita. Bertobat, berdoa, semua pulih, semua tenang, semua teduh, masalah selesai, kita bisa sampai ke Yerusalem yang Baru.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar