20240214

Kebaktian PA Imamat, Kamis 14 Februari 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Ada 5 kutukan bagi orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.

1.      Imamat 26:16,25 Penyakit

2.      Imamat 26:17,25,33,36-39 Pedang atau perang

3.      Imamat 26:19-20,26,29 Kelaparan

4.      Imamat 26:22 Binatang liar atau buas

5.      Imamat 26:30-32 Ibadahnya dihancurkan.

 

Kita pelajari kutukan yang kedua.

Imamat 26:17,25a,33,36-39

26:17 Aku sendiri akan menentang kamu, sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.

26:25a dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu;

26:33 Tetapi kamu akan Kuserakkan di antara bangsa-bangsa lain dan Aku akan menghunus pedang di belakang kamu, dan tanahmu akan menjadi tempat tandus dan kota-kotamu akan menjadi reruntuhan.

26:36 Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan angin pun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar.

26:37 Dan mereka akan jatuh tersandung seorang kepada seorang seolah-olah hendak menjauhi pedang, sungguhpun yang mengejar tidak ada, dan kamu tidak akan dapat bertahan di hadapan musuh-musuhmu.

26:38 Dan kamu akan binasa di antara bangsa-bangsa lain, dan negeri musuhmu akan memusnahkan kamu.

26:39 Dan siapa yang masih tinggal hidup dari antaramu, mereka akan hancur lebur dalam hukumannya di negeri-negeri musuh mereka, dan karena kesalahan nenek moyang mereka juga mereka akan hancur lebur sama seperti nenek moyangnya.

 

Ini adalah kutuk atau hukuman yang kedua yaitu pedang atau kelaparan. Sebenarnya pedang itu menunjukan pedang Firman penyucian atau Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata 2.

Ibrani 4:12-13

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

 

Tetapi kalau pedang Firman ditolak, akan berubah menjadi pedang penghukuman.

Wahyu 1:16

1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

 

Ada seorang Anak Manusia tampil di tengah-tengah 7 kaki dian emas, ini menunjuk pribadi Yesus yang tampil di tengah-tengah gereja akhir zaman. Yesus tampil dengan pedang di mulutNya, itulah pedang Firman untuk menyucikan gereja Tuhan supaya bisa sempurna menjadi mempelai wanitaNya yang sempurna. Tetapi kalau pedang ini ditolak akan berubah menjadi pedang penghukuman.

Yehezkiel 21:9-10,17

21:9 "Hai anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman TUHAN: Pedang! Pedang! Yang sudah diasah dan juga digosok!

21:10 Diasah untuk menumpahkan darah dan digosok supaya mengkilap seperti petir. Apakah kita akan bersukacita? — Tongkat anakku menghina segala macam kayu. —

21:17  Dan Aku juga akan bertepuk tangan dan hati-Ku yang panas menjadi tenang kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya."

 

Berkali-kali Firman datang, berkali-kali penyucian ditolak membuat hati Tuhan menjadi panas. sehingga pedang itu berubah menjadi pedang penghukuman. Tuhan menghunus pedang di belakang orang Israel, jadi tidak sempat lagi menghindar. Kalau dari depan masih ada kesempatan menghindar.

Imamat 26:33

26:33 Tetapi kamu akan Kuserakkan di antara bangsa-bangsa lain dan Aku akan menghunus pedang di belakang kamu, dan tanahmu akan menjadi tempat tandus dan kota-kotamu akan menjadi reruntuhan.

 

Kenapa disebutkan Tuhan menghunus pedang di belakang? Kalau kita mau melihat yang di belakang kita pasti berbalik. Berbalik bisa juga disamakan dengan kembali. Rencana Tuhan kepada manusia adalah membawa manusia untuk kembali ke Firdaus. Penjahat yang sebentar lagi mati, masih diberikan kesempatan untuk kembali kepada Yesus.

Lukas 23:42-43

23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

 

Memang sebenarnya tempat manusia di Firdaus. Waktu manusia pertama kali diciptakan sebelum dirusak oleh setan, manusia ditempatkan di Firdaus. Tetapi oleh tipu daya setan manusia jatuh dalam dosa kemudian manusia diusir dari taman Eden. Lalu di pintu Timur taman Eden ditempatkan kerub-kerub dengan pedang yang menyambar-nyambar sehingga tidak bisa kembali lagi ke sana.

 

Rencana Tuhan mau mengembalikan manusia ke Firdaus. Untuk mengembalikan manusia ke Firdaus, Yesus rela kena pedang penghukuman yang sebenarnya itu untuk kita manusia berdosa. Kita tidak perlu lagi kena pedang, sebab Yesus telah merintis jalan bagi kita kembali ke Firdaus, Dia rela kena pedang.

Ibrani 6:19-20

6:19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

 

Karena manusia tidak menghiraukan rencana Tuhan ini, maka hati Tuhan panas. Tuhan menghunus pedang penghukuman di belakang manusia. Padahal Yesus sudah rela kena pedang itu, Dia mati di kayu salib dan ketika Yesus mati pintu tirai terobek, tanda dia telah kena pedang itu, tetapi manusia tidak menghiraukan rencana Tuhan itu, rencana penyelamatan, rencana penyempurnaan maka pedang penghukuman Tuhan datang. Dalam Wahyu pasal 6 ada kuda merah padam yang mengambil damai di dunia. Tidak ada sejengkal tanahpun yang tidak terlewati, semua terlewati. Tuhan tolong kita, jangan sampai kita kena pedang penghukuman.

 

Supaya kita tidak kena pedang penghukuman maka kita harus menghargai rencana Tuhan lewat mau kembali ke Firdaus. Langkah-langkah kembali ke Firdaus:

1.      Kembali pada kasih mula-mula.

Wahyu 2:4-7

2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

2:6 Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

 

Dalam Tabernakel ini kena pada wilayah halaman. Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia kehilangan kemuliaan Allah, berarti kehilangan kasih Allah. Tuhan memberikan kasih mula-mula kepada manusia dari penebusan atau penyelamatan oleh Korban Kristus.

I Yohanes 4:8-10

4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

 

Manusia berdosa tidak punya kasih, kasih itu dari kayu salib, dari penyelamatan, dari penebusan oleh Korban Kristus. Kita periksa, kita raba apakah kita masih punya kasih mula-mula atau telah kehilangan kasih mula-mula itu. Ngeri kalau kehilangan kasih mula-mula, dikatakan tadi kaki dian diambil, berarti gelap hidupnya. Dan dikatakan betapa dalamnya engkau telah jatuh, sedalam jurang lubang maut.

 

Praktek kembali pada kasih mula-mula kita pelajari dari pembentukan gereja mula-mula:

a)      Kisah Para Rasul 2:36-37

2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"

 

Praktek pertama tahu dengan pasti siapa Yesus = percaya atau iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat. Iman itu lewat mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus, bukan karena mendengar. Dalam Tabernakel itu berarti masuk pintu gerbang. Ada 3 tirai menunjuk Tuhan Yesus Kristus. 4 tiang menunjuk 4 Injil. Iman kepada Tuhan Yesus Kristus lewat mendengar Injil, mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

 

Kenyataannya banyak orang Kristen hanya di mulut mengaku percaya Yesus, tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Nabi Yesaya juga pernah berkata demikian. Itu juga dikutip oleh Yesus waktu diperhadapkan dengan orang Farisi yang bertanya tentang adat istiadat. Percayanya hanya di mulut tetapi sesungguhnya hatinya jauh dari Tuhan. Buktinya saat pemberitaan Firman hatinya dingin saat mendengar Firman, tidak ada respon mendengar Firman, bahkan hatinya keras waktu mendengar Firman. Mulai dari bosan mendengar Firman, hati mengembara saat mendengar Firman, termasuk ngantuk saat mendengar Firman, itu sebenarnya hatinya jauh dari Tuhan. Tuhan itu api yang menghanguskan. Kalau kita dekat dengan Tuhan maka kita akan membara menyala-nyala, hati kita semangat. Kalau sudah dingin, mulai loyo, itu sudah jauh dari Tuhan. Mulutnya berkata percaya Yesus tetapi hatinya jauh dari Tuhan.

 

Termasuk lebih senang mendengar firman yang merupakan perintah manusia, ajaran manusia yaitu firman yang diterangkan menurut logika manusia, menurut filsafat manusia, bukan pembukaan rahasia Firman.

Markus 7:6-7

7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

 

Ini yang banyak terjadi dalam gereja. Bagaimana bisa orang setahun kuliah sudah langsung sarjana. Tetapi ini yang dikejar oleh pendeta-pendeta untuk belajar filsafat dunia, untuk dapat gelar sarjana dalam 1 tahun. Itu mahasiswa apa? Meraih sarjana dengan jalan tidak benar.

 

Mulutnya percaya kepada Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan, berarti dia sudah kehilangan kasih mula-mula. Jadi sikap kita dalam mendengar Firman menentukan kita ini kembali pada kasih mula-mula atau kehilangan kasih mula-mula. Iman timbul dari pendengaran oleh Firman Kristus, Kristus itu yang diurapi Roh Kudus. Roh Kudus itu api.

Kisah Para Rasul 2:3

2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.

 

Jadi memberitakan Firman atau mendengar Firman harus dalam urapan Roh Kudus yaitu hati yang menyala-nyala, berkobar-kobar. Baik kami yang memberitakan Firman harus dengan hati yang berkobar-kobar oleh pekerjaan Roh Kudus, bukan menyala-nyala daging. Jadi sekalipun hanya 1 yang dikhotbahi harus menyala-nyala. Tidak ada pun yang dikhotbahi tetap menyala-nyala. Yang mendengar Firman juga dengan hati berkobar-kobar, menyala-nyala.

Lukas 24:32

24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

 

Ayo menyala-nyala, semangat berapi-api oleh karena api Roh Kudus. Kalau hati ini berkobar-kobar dalam mendengar Firman, sekeras apapun penampilan Firman pasti bisa kita terima. Apa bukti hati menyala-nyala waktu mendengar Firman? Hati kita terharu, artinya bisa menyadari dosa dan menyesalinya serta mengakuinya kepada Tuhan dan sesama. Saat itu darah Yesus mengampuni dan menghapus dosa kita.

 

Jangan menyala-nyala dalam arti negatif seperti dalam Kisah Para Rasul pasal 7. Waktu Stefanus khotbah, tertusuk-tusuk hati mereka, giginya bergertakan, mereka sambut dengan geram dan mereka melempari Stefanus dengan batu.

 

b)      Kisah Para Rasul 2:38a

2:38a  Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah

 

Yang kedua bertobat, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan. Dalam Tabernakel kena mezbah korban bakaran. Berbuat dosa itu berarti meninggalkan Tuhan sampai jauh dari Tuhan. Kalau terus berbuat dosa nanti sampai sejauh sorga dan neraka, tidak bisa kembali. Kita bertobat, berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.

I Tesalonika 1:9

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

 

Begitu mengulangi dosa, kita kehilangan kasih mula-mula. Diulangi lagi, kehilangan lagi kasih mula-mula, semakin jauh terperosok, semakin dalam dia jatuh.

 

c)      Kisah Para Rasul 2:38b

2:38b hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Yang ketiga lahir baru lewat baptisan air, dalam Tabernakel terkena bejana pembasuhan. Kalau sudah digerakan oleh Tuhan, digerakan oleh Firman, bukan didorong oleh manusia, segera lakukan, kembali pada kasih mula-mula, dibaptis, jangan terlambat. Kemudian dilanjutkan dengan lahir baru lewat baptisan Roh Kudus, dalam Tabernakel terkena pintu kemah.

 

Tanda lahir baru:

Yohanes 3:3-8

3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

 

1)      Tanda pertama lahir baru adalah melihat kerajaan Allah. Kalau tidak dilahirkan kembali kita tidak bisa melihat kerajaan Allah, cuma di mulut saja berkata kerajaan sorga, tetapi tidak pernah melihatnya. Jangankan masuk, melihat saja tidak, bagaimana bisa masuk.  

 

Matius 13:43

13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

 

II Petrus 3:13

3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

 

Melihat kerajaan Sorga artinya hidup dalam kebenaran dalam segala hal, mulai dari perkara-perkara kecil.

 

2)      Mazmur 104:4

104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

 

Menjadi pelayan Tuhan seperti angin dan seperti api. Yesus berikan teladan, sebelum terlibat dalam pelayanan Dia masuk dalam baptisan air. Sebenarnya tidak perlu, Yesus tidak berdosa, tetapi memberikan keteladanan bagi kita. Dan sesudah itu Roh Kudus turun, Dia diizinkan masuk pencobaan di padang gurun dan  sesudah itu Yesus melayani.

 

Sama seperti di zaman Perjanjian Lama, imam-imam kalau mau melayani harus membasuh tangan dan kaki dulu di bejana pembasuhan baru melayani. Sekarang bagi kita setelah baptisan air, melayani, jangan nganggur, aktif dalam pelayanan seperti angin, seperti api.

 

Ø  Seperti angin

II Korintus 2:14-15

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

 

Angin itu membawa kesejukan di manapun dia berada. Melayani Tuhan  itu membawa kesejukan.

II Korintus 5:18-21

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Pelayan Tuhan itu adalah pelayan pendamaian, membawa kesejukan, bukan membawa huru hara. Dan membawa keharuman pengenalan akan Kristus di mana saja kita berada. Kita mau membawa keharuman akan Kristus lalu kita sendiri tidak kenal Kristus, bagaimana bisa! Jadi pelayan Tuhan harus kenal dengan jelas siapa yang dia layani. Untuk mengenal Yesus dengan jelas perlu Firman pengajaran, perlu pembukaan rahasia Firman.

Efesus 1:17

1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

 

Hikmat dan wahyu itu pembukaan Firman. Untuk mengenal Yesus kita perlu pembukaan rahasia Firman. Jadi hamba Tuhan pelayan Tuhan adalah orang yang bergemar mendengar pengajaran Firman. Karena tugas kita membawa keharuman Kristus, artinya menjadi kesaksian tentang Firman pengajaran kepada sesama. Jangan orang bilang “katanya kamu orang dalam pengajaran, koq begitu, itu berarti membawa bau busuk. Buktikan kita orang dalam pengajaran, kita bawa keharuman pengenalan akan Yesus. Ini yang kita mau sebarkan, mulai dari dalam rumah tangga kita. Kita sudah dalam pengajaran, ayo tunjukan bahwa kita membawa keharuman pengajaran. Mungkin ada keluarga yang belum dalam pengajaran, ayo kita tunjukan keubahan hidup, kesaksian tentang pengajaran ini. Jangan malah dicibir oleh saudara-saudara kita yang belum mengenal pengajaran. Ini tugas kita, itulah angin, membawa keharuman Firman pengajaran, bukan membawa bau busuk.

 

Ø  Seperti api artinya melayani setia menyala-nyala sampai garis akhir. Bahkan setia menyala-nyala dalam Firman pengajaran yang benar sampai garis akhir. Apapun kegoncangan yang kita hadapi, jangan korbankan Firman pengajaran.

I Yohanes 2:27

2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.

 

Ini jangan salah tafsir lalu berkata kalau ada Roh Kudus tidak perlu ada yang khotbah lagi. Orang lain ini menunjuk nabi palsu dengan ajaran yang lain. Tidak perlu diajar orang lain ini artinya ada ketegasan untuk menolak ajaran yang lain. Kalau sudah lain, hindari!

 

Kita harus tetap tinggal dalam Firman pengajaran yang benar, apapun kegoncangan yang kita hadapi, jangan tinggalkan! Kadangkala menghadapi kegoncangan dalam Firman pengajaran, kegoncangan dalam organisasi sudah mau tinggalkan pengajaran, jangan!.

 

Hati-hati, kalau sudah membuka diri untuk mendengar ajaran lain, membaca ajaran lain, ajaran yang berbeda dari yang sudah kita terima, yang sudah menjadi pengalaman hidup kita, hati-hati, kasih kita bisa dingin, bisa kehilangan kasih mula-mula.

 

Untuk tinggal dalam pengajaran yang benar sampai garis akhir, ini suatu perjuangan, karena kita diperhadapkan dengan begitu banyak tantangan. Yesus dikelilingi oleh orang-orang yang mau melempari Dia dengan batu. Dan peristiwa itu terjadi pada hari raya pentahbisan Bait Allah di saat musim dingin. Kita menghadapi ajaran-ajaran palsu yang mengelilingi kita bagaikan angin, membuat rohani dingin, membuat kasih dingin. Menjelang penyelesaian Tubuh Kritsus, Bait Allah, justrtu kita dikepung oleh ajaran-ajaran yang lain. Itu membuat rohani dingin, membuat kasih dingin, membuat kehilangan kasih mula-mula! Saya lihat orang yang sudah meninggalkan pengajaran, betul-betul sudah kehilangan kasih mula-mula. Kalau dia menyerang orang dalam pengajaran, mulutnya sudah tidak bisa dikontrol, jarinya juga sudah tidak bisa dikontrol, sudah sembarang dia upload di media sosial.

 

Akibat kehilangan kasih mula-mula:

Wahyu 2:5

2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

 

a)      Kaki diannya diambil. Satu-satunya penerang dalam ruangan suci adalah kaki dian. Kalau kaki dian diambil, betapa gelapnya kehidupan itu. Kaki dian diambil artinya dia hidup di dalam kegelapan dosa, hidupnya menjadi gelap, baik jasmani terutama yang rohani. Ingat Yudas, diberikan kesempatan di saat-saat terakhir dalam perjamuan Paskah untuk dia bisa kembali pada kasih mula-mula. Firman diberitakan keras kepadanya ‘adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya dia tidak dilahirkan’ tetapi Yudas mengelak dari Firman “bukan aku ya Rabbi”. Dan akhirnya dia keluar, waktu dia keluar dari perjamuan Paskah itu hari sudah gelap, dia ditelan kegelapan, tidak bisa kembali lagi, binasa. Jangan kita menambah jumlah Yudas-Yudas akhir zaman.

 

b)      Betapa dalamnya engkau jatuh, artinya semua merosot. Kalau kita kembali pada hidup lama, kembali jatuh dalam dosa masa lampau, tinggalkan pengajaran yang benar, bukan baik, semua merosot, semua tenggelam. Baik rohani juga jasmani, sampai nanti tenggelam dalam lautan api dan belerang, neraka! Berarti dia terusir dari hadapan Tuhan selama-lamanya. Jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Seperti Hawa diusir dari taman Eden. Mengapa Hawa diusir dari taman Eden? Karena kesetiaan Hawa berubah terhadap Tuhan, bergeser dari perintah Tuhan.

II Korintus 11:3-4

11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.

 

Sabar saja ini berarti tidak ada ketegasan! Sudah lain, sudah berbeda, dia terima saja. Hati-hati, jangan sampai kita bergeser sedikitpun dari pengajaran yang benar ini. Itulah yang disebut memiliki kasih mula-mula, kesetiaan terhadap Firman pengajaran yang benar, tidak mau bergeser sedikitpun! Ada harapan kita kembali ke Firdaus.

 

Kaum muda jangan karena jodoh sehingga bergeser dari pengajaran, karena pekerjaan bergeser dari pengajaran, karena masalah ekonomi dan lain-lain sehingga bergeser dari pengajaran, jangan! Kesetiaan kita tidak mau digeser sedikitpun. Orang yang setia dan benar dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir, kegerakan Firman pengajaran.

Wahyu 19:11

19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.

 

Ini memiliki kasih mula-mula, setia, benar dan dipakai Tuhan dalam kegerakan ini. Kita menghadapi KKR bulan Maret, ayo setia dalam pengajaran, benar dalam hidup sehari-hari, maka kita dipakai dalam kegerakan yang semakin besar. Saya diingatkan oleh satu hamba Tuhan, kalau kegerakan yang besar terjadi kamu ada di mana? Harus ada di dalam kegerakan ini, jangan ada di luar.

 

2.      Kejadian 3:24

3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

 

Kita harus kena pedang Firman penyucian, dalam Tabernakel ini kena ruangan suci. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka diusir dari taman Eden dan pintu di sebelah Timur dijaga oleh Kerub dengan pedang menyambar-nyambar. Yesus rela kena pedang penghukuman untuk merintis jalan ke Firdaus. Dia rela mati di kayu salib untuk membuka pintu itu. Buktinya dalam Lukas pasal 23 Yesus berkata hari ini juga engkau ada di Firdaus. Dengan matinya Yesus, pintu ke Firdaus terbuka.

Lukas 23:42-43

23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

 

Yesus sudah membuka jalan bagi kita, Dia rela kena pedang penghukuman, sekujur tubuhNya penuh dengan luka bagaikan disabet oleh pedang, Dia rela terima semuanya. Karena Yesus sudah kena pedang penghukuman untuk membuka jalan ke Firdaus, kita tidak perlu lagi kena pedang penghukuman, tetapi harus kena pedang penyucian! Firman yang lebih tajam dari pedang bermata 2 harus kena kepada kita. Kalau tidak mau kena pedang penyucian, terkutuk! Keadaan manusia yang diusir dari taman Eden itu terkutuk.

Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

Hidup terkutuk, tidak ada harapan kembali ke Firdaus, tetapi di luar.

 

Di mana tempat penyucian secara terus menerus? Di ruangan suci, kandang penggembalaan = ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci. Kita disucikan oleh Firman pengajaran dan perjamuan suci.

b)      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya. Kita disucikan oleh Roh Kudus.

c)      Mezbah dupa emas, ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Kita disucikan oleh kasih Allah.

 

Penggembalaan itu penting, supaya kita mengalami penyucian secara terus menerus. Penyucian itu harus terus menerus, bukan sewaktu-waktu. Tanpa penggembalaan, kita tidak bisa bertahan di tengah-tengah kecemaran dunia ini, hanya di dalam penggembalaan kita disucikan. Seperti ranting kalau melekat pada pokok, dibersihkan secara terus menerus. Ayo tergembala dengan benar dan baik sehingga kita tidak akan pernah kehilangan kasih mula-mula.

 

Dulu gereja mula-mula setelah memiliki kasih mula-mula, mereka bertekun dalam 3 macam persekutuan. Sekarang kita bertekun dalam 3 macam ibadah pokok.

Kisah Para Rasul 2:41-42

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

 

Tekuni 3 macam ibadah pokok, di situ tubuh, jiwa dan roh kita disucikan secara terus menerus sampai tidak bercela, sampai sempurna. Mungkin dari senin sampai rabu ada dosa yang kita buat, saat ibadah pendalaman Alkitab kita dengar Firman, kita disucikan lagi. Kamis, jumat ada berbuat yang tidak berkenan kepada Tuhan, dalam ibadah doa penyembahan hari sabtu mendengar Firman, kita disucikan lagi. Kita terus disucikan dalam kandang penggembalaan

I Tesalonika 5:23

5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

 

Penyucian dan pemeliharaan itu berjalan bersamaan. Semakin kita disucikan semakin kita dipelihara oleh Tuhan. Jangan takut soal pemeliharaan hidup sehari-hari. Roh, jiwa dan tubuh terpelihara sempurna. Begitu mau masuk dalam proses penyucian kita dipelihara. Dan semakin damai, semakin tenang. Dalam rumah tangga tenang, dalam penggembalaan damai dan tenang. Kalau ada dosa dipertahankan, ketemu isteri berdebar-debar, ketemu suami berdebar-debar.

 

Jadi hidup kita tidak bergantung pada kekayaan, kedudukan, kepandaian, kehebatan secara jasmani, tetapi bergantung pada kesucian, inilah adilnya Tuhan. Kalau bergantung pada kedudukan, kasihan yang tidak punya kedudukan, tidak terpelihara. Kalau bergantung pada kekayaan, kasihan yang tidak kaya. Tetapi kalau bergantung pada kesucian, mau dia kaya atau tidak kaya, mau punya kedudukan atau tidak punya kedudukan, kalau suci, dipelihara, damai dan tenang hidupnya. Orang kaya, belum menjamin ketenangan. Orang punya kedudukan, belum menjamin bahwa dia ada ketenangan, malah semakin goncang, semakin banyak serangannya.

 

Jadi hidup kita bergantung pada pedang penyucian, pedang Firman pengajaran. Kalau itu kita terima maka sudah terjamin pemeliharaan, ketenangan dan damai sejahtera.

 

Ada 3 hal yang disucikan oleh pedang Firman.

a)      Yesaya 27:1

27:1 Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut.

 

Yang pertama disucikan adalah Lewiatan yang menguasai laut. Wujudnya adalah Babel.

Wahyu 17:1,15,5

17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

17:5  Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

 

Lewiatan ini wujudnya perempuan Babel yang menguasai dunia. Ini menunjuk perbuatan dosa yang merusak manusia di seluruh bumi. Yaitu dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai macam bentuknya! Negara berupaya memerangi narkoba, tetapi dosa ini tetap ada sampai sekarang.

 

Dosa ini begitu luar biasa merusak manusia di bumi. Bahkan hamba Tuhan, pelayan Tuhan, banyak yang dirusak oleh dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Ini perbuatan dosa yang harus ditusuk dengan pedang firman. berapa banyak rumah tangga hancur karena dosa ini. Berapa banyak orang tua yang hancur hatinya, menjerit, menangis karena dosa ini menghantam buah nikahnya. Berapa banyak jemaat menjerit karena gembala dihantam dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Atau sebaliknya, gembala menjerit menangis melihat jemaat dihantam dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Lebih parahnya lagi kalau gembala dan jemaat sama-sama jatuh dalam dosa itu!

 

Mengerikan dosa ini, semakin luar biasa dosa ini, orang tidak malu-malu lagi berbuat dosa itu. Dulu penyuka sesama jenis malu-malu, sekarang terang-terangan! Begitu luar biasa dosa ini, ini betul-betul merusak manusia di seluruh bumi. Sebab itu perlu pedang yang besar, perlu penyucian yang keras dan tegas di dalam gereja lewat Firman pengajaran, jangan direm-rem lagi.

 

b)      I Tawarikh 21:1,7,12,14-17

21:1 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.

21:7 Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.

21:12 tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel. Maka sekarang, timbanglah jawab apa yang harus kusampaikan kepada Yang mengutus aku."

21:14 Jadi TUHAN mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel, maka tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang.

21:15 Pula Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!" Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus.

21:16 Ketika Daud mengangkat mukanya, maka dilihatnyalah malaikat TUHAN berdiri di antara bumi dan langit, dengan di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpakaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua.

21:17 Dan berkatalah Daud kepada Allah: "Bukankah aku ini yang menyuruh menghitung rakyat dan aku sendirilah yang telah berdosa dan yang melakukan kejahatan, tetapi domba-domba ini, apakah yang dilakukan mereka? Ya TUHAN, Allahku, biarlah kiranya tangan-Mu menimpa aku dan kaum keluargaku, tetapi janganlah tulah menimpa umat-Mu."

 

Di sini Daud jatuh dalam dosa kesombongan, kebanggaan. Dia menyuruh Yoab untuk mendata umat, berapa banyak jumlahnya untuk menjadi kebanggaannya. Jadi dosa kedua yang harus disucikan adalah dosa kesombongan, kebanggaan, apalagi waktu sudah diberkati Tuhan, sudah dipakai Tuhan. Kalau kita sudah diberkati, kita dipakai Tuhan, itu kemurahan Tuhan, bukan untuk menjadi suatu kesombongan atau kebanggaan.

 

Kalau disimpulkan dosa kedua yang harus disucikan adalah tabiat dosa, yaitu kesombongan. Sudah berhasil sedikit sudah bangga, sudah dipakai Tuhan jadi sombong, merasa lebih dari yang lain, sudah merendahkan yang lain. Jangan seperti itu. Kalau gampang bangga, gampang sombong, pasti gampang kecewa, gampang putus asa. Tabiat dosa ini perlu disucikan.

 

Semuanya karena kemurahan Tuhan. Kalau diizinkan ada sesuatu yang merosot, tidak usah kecewa, tidak usah putus asa. Kalau diberkati tidak usah sombong, tidak usah bangga, semua kemurahan Tuhan, tinggal berharap Tuhan saja, hidup kita hanya bergantung pada kemurahan Tuhan. Kalau mau bangga dengan gereja besar, dibandingkan mall parkirannya saja lebih besar dari gereja. Mau bangga dengan jumlah jiwa besar, orang kampanye akbar kemarin ratusan ribu atau mungkin juta. Kita mau bangga apa? Kalau kita bisa bekerja melayani Tuhan, itu hanya kemurahan Tuhan. Jiwa-jiwa dimenangkan itu hanya karena kemurahan Tuhan. Kita diberkati itu hanya karena kemurahan Tuhan. Biar tabiat ini disucikan, tabiat bangga, sombong, kecewa putus asa.

 

c)      Mazmur 149:6

149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

 

Di tangan ada pedang, pegang Firman, maka terjadi penyucian pada mulut, kerongkongan itu mulut. Yang ketiga perkataan dosa disucikan, terutama dusta. Sebab tanda gereja itu sudah sempurna, tidak ada dusta lagi.

Wahyu 14:5

14:5  Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Biar penyucian terjadi sampai pada mulut, tidak ada lagi dusta, berkata yang benar, maka kita bisa tampil sebagai Mempelai Wanita Tuhan.

 

Ini langkah kedua, langkah penyucian, semakin berat dan sakit bagi daging. Kembali pada kasih mula-mula itu sudah sakit bagi daging, terima penyucian itu lebih sakit lagi. Yang ketiga ini yang paling sakit bagi daging dan banyak yang tidak tahan. Padahal tinggal selangkah lagi sudah kembali ke Firdaus, tetapi banyak yang tidak mampu dan dihindari.

 

3.      Wahyu 22:14: 7:14

22:14 Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu.

7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

 

Langkah ketiga adalah membasuh jubah dengan darah. Artinya rela menerima percikan darah, sengsara daging tanpa dosa karena Yesus. Ini yang banyak orang tidak mau terima. Menghadapi penyucian dia masih tahan, tetapi begitu diperhadapkan dengan percikan darah, nyala api ujian, dia mundur.

 

Percikan darah ini ada di ruangan maha suci, itu penyucian terakhir untuk sempurna. Kalau mau sempurna, mau kembali ke Firdaus, ini langkah terakhir. Mau tidak mau harus kita jalani. Dalam ruangan maha suci ada 2x7 percikan darah. 7 kali di atas tutup pendamaian, ini menunjuk sengsara Yesus sampai mati di kayu salib. Kemudian 7 kali di depan tabut, sengsara yang harus kita alami sampai daging tidak bersuara lagi, sampai daging ini mati. Jujur kalau kita diperhadapkan dengan ujian nyala api, masih ada suara daging. Saya nomor 1, sampai saya mengeluh kepada Tuhan “Tuhan saya ingin bahagia” tetapi kembali dikuatkan, harus alami percikan darah. Saya merasa tidak mampu menghadapi itu, tetapi harus. Daging memang tidak mampu tetapi Roh Kudus yang memberikan kekuatan.

 

Apa tujuan percikan darah? Untuk kita mengalami keubahan hidup.

II Korintus 4:16-17

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

 

Kadang orang malah mengomel “mana ringan, ini berat sekali!” lalu kenapa dibilang ringan? Kalau dibandingkan kemuliaan yang akan kita terima ini ringan. Jangan lihat penderitaannya, lihat kemuliaan yang akan kita raih, supaya kita kuat, jangan mundur! Dulu saya termasuk hamba Tuhan yang manja, ada persoalan sedikit langsung tanya papa ‘papa, tolong apa solusinya ini?’. Sekarang papa sudah di sorga, tinggal menyerah sama Tuhan. Ada percikan darah untuk dibaharui, dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sama seperti Yesus.

 

Kita belajar dari Yusuf. Yusuf gambaran sidang mempelai. Dia punya profesi seperti gembala sama dengan kakak-kakaknya. Dan dia menghadapi penderitaan yang kian berat, tetapi dibalik itu ada kemuliaan menanti dia.

Kejadian 37:4,12-13

37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.

37:12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.

37:13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: "Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka." Sahut Yusuf: "Ya bapa."

 

Kejadian 37:14-17

37:14 Kata Israel kepadanya: "Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku." Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.

37:15 Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: "Apakah yang kaucari?"

37:16 Sahutnya: "Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?"

37:17 Lalu kata orang itu: "Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan." Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.

 

Yusuf yang tadinya mau dibunuh oleh kakak-kakaknya, akhirnya dijual. Setelah dijual, dia difitnah oleh isteri Potifar sehingga dia dipenjara. Itu penderitaan yang Yusuf alami. Yusuf dan kakak-kakaknya sama-sama adalah gembala domba. Tetapi perbedaannya adalah, Yusuf mengejar kesucian, sedangkan kakak-kakaknya jahat sehingga mereka membenci Yusuf.

 

Dari sini kita dapatkan bahwa penyucian kita dapatkan di 2 tempat:

a)      Di dalam penggembalaan. Misalkan diizinkan berbenturan dengan sesama dalam penggembalaan, itu harus kita hadapi. Diizinkan menghadapi pergesekan dengan sesama dalam penggembalaan, ini harus kita hadapi. Kita dibenci, kita tidak disenangi. Termasuk antara penggembalaan, di situ kita diizinkan menghadapi sengsara. Jadi jangan marah, jangan mengelak dari pergesekan. Batu yang disusun menjadi Bait Allah itu dikasih baku gesek supaya bisa menyatu. Kalau ada benjolannya harus dikikis supaya bisa menyatu. Besi menajamkan besi, sesama menajamkan sesama, itu harus! Percikan darah kita alami disitu. Saya sudah benar tetapi saya digosipkan, saya melayani sungguh-sungguh tetapi ada yang cibir. Itu sudah betul!

b)      Percikan darah kita dapatkan di luar penggembalaan dari orang-orang yang tidak senang dengan kesucian, dari orang dunia atau orang Kristen duniawi. Kita alami semua itu tetapi semuanya menghasilkan keubahan hidup.

 

Memang sakit bagi daging tetapi semuanya menghasilkan keubahan hidup, menghasilkan kemuliaan. Kalau bereaksi daging, pecah batunya, tidak bisa disusun menjadi Bait Allah. Diam, tidak usah bereaksi daging, tidak usah banting sana, banting sini. Dalam membangun gereja juga banyak pergesekan terjadi. Dan dari luar penggembalaan juga kita dapatkan. Semua itu untuk membuat kita berubah, mengalami keubahan hidup, mengalami kemuliaan.

 

Tanda-tanda manusia baru yang mulia.

a)      Taat pada Firman apapun resikonya. Yusuf disuruh bapanya mencari kakak-kakaknya. Kalau mau ikuti dagingnya dia tidak akan mau, sedangkan di depan papa saya dibenci apalagi kalau tidak ada papa. Dan betul apa yang terjadi pada Yusuf? Dia akhirnya dijual.

b)      Yusuf disuruh pergi ke Sikhem. Sikhem artinya bahu. Artinya setia tanggung jawab dalam pelayanan. Apapun yang kita hadapi tetap taat, apapun tantangannya tetap setia dan tanggung jawab dalam pelayanan = dapat dipercaya oleh Tuhan. Syarat seorang isteri adalah dapat dipercaya. Syarat Mempelai Wanita Tuhan dapat dipercaya oleh Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Hasilnya Yusuf tiba di Dotan. Dotan artinya pesta double. Kalau mau taat, setia dan tanggung jawab, hidup kita bersuasana pesta, bersuasana kebahagiaan sorga sekalipun di tengah-tengah penderitaan. Ini tidak masuk akal, tetapi kalau kita taat dan setia kita berbahagia.

I Petrus 4:14

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Ada kebahagiaan di dunia, kebahagiaan sorga. Sampai nanti masuk kebahagiaan pesta nikah Anak Domba Allah. Ayo bertahan menghadapi percikan darah. Itu harus kita alami untuk menjadikan kita manusia baru, manusia mulia yang taat, yang setia dan dapat dipercaya.

 

Yusuf sudah dalam sengsarapun masih tetap taat, tetap setia dan tanggung jawab.

Kejadian 39:21-23

39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

 

Dalam pengalaman sengsara, belajarlah tetap taat seperti Yusuf, tetap setia, tetap tanggung jawab. Maka Tuhan menyertai kita dengan kasih setiaNya yang besar. Mungkin kita serasa ditinggal sendiri, tidak ada yang peduli, tetapi ada Tuhan menyertai kita dengan kasih setiaNya yang besar. Pintu penjara, liang tutupan dibuka oleh Tuhan bagi Yusuf. Dia bisa dikeluarkan dari penjara dan dia dipermuliakan. Sekarang bagi kita, Tuhan sanggup membuka pintu jalan keluar dari segala persoalan, pergumulan, permasalahan yang kita hadapi, sampai pintu pesta nikah Anak Domba, sampai pintu Firdaus, pintu kerajaan 1000 tahun damai dan pintu sorga dibuka bagi kita.

 

Belajar juga dari jemaat Filadelfia. Keadaan kecil tidak berdaya, menghadapi tantangan yang luar biasa, mereka tetap taat, tetap setia tanggung jawab, mereka diberikan kunci Daud.

Wahyu 3:7-8

3:7 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.

3:8 Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

 

Malam ini apapun persoalan yang kita hadapi, percikan darah yang kita alami, dengar Firman Tuhan tadi mengatakan itu penderitaan ringan dibandingkan dengan kemuliaan yang nanti kita terima. Tetap taat, tetap setia, tetap tanggung jawab, dapat dipercaya dalam pelayanan. Ada kasih setia Tuhan yang besar. Ada kunci Daud, itulah kebajikan kemurahan Tuhan yang sanggup membuka pintu-pintu apapun yang tertutup bagi kita di dunia ini, sampai pintu sorga dibuka bagi kita. Juga sanggup menutup pintu bagi kita, melindungi dari segala celaka mara bahaya, melindungi dari aniaya antikristus.

 

Di depan kita ada Perjamuan suci, ini jaminannya. Waktu Yesus mati menyerahkan nyawaNya, Dia berseru ‘sudah selesai’ dan pintu tirai terobek, pintu sorga terbuka bagi kita sekalian.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar