20240225

Kebaktian Kaum Muda, Minggu 25 Februari 2024 Pdt. Handri Legontu

 


Salam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Keluaran 15:1-3

15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.

15:2 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.

15:3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.

 

Menyeberang laut Teberau itu arti rohaninya masuk baptisan air yang benar. Keluaran 15:1-21 menunjuk hasil baptisan air. Waktu bangsa Israel sudah menyeberang laut Teberau, Musa bersama bangsa Israel menyanyi bagi Tuhan. Jadi hasil baptisan air yang benar adalah ada nyanyian Musa. Tentu kita tidak belajar yang jasmani tetapi yang rohani. Orang Israel sudah menang menghadapi Firaun dan pasukannya. Firaun itu gambaran setan, gambaran binatang buas.

Yehezkiel 29:3

29:3 Berbicaralah dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Firaun, raja Mesir, buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak sungaimu, yaitu Nil, dan yang berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya.

 

Waktu bangsa Israel menyeberang laut Taberau, Firaun tenggelam, Firaun dikalahkan. Jadi baptisan air yang benar mengalahkan trio setan yang disebut juga binatang buas. Iblis naga itu binatang buas di udara, nabi palsu itu binatang buas di darat dan antikristus binatang buas di laut. Binatang buas ini menjadikan lidah menjadi buas. Makanya lewat baptisan air kita mengalami kemenangan, mengalami pembaharuan lidah.

Yakobus 3:8

3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

 

Pribahasa dunia saja mulutmu harimaumu, binatang buas.

 

Praktek lidah buas.

1.      Wahyu 13:6

13:6 Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Praktek lidah buas adalah perkataan yang menghujat, ini mulut yang dikuasai antikristus. Menghujat itu yang salah dibilang benar, yang benar dibilang salah, terutama soal pengajaran. Jangan besok-besok karena jodoh, karena pengajaran sehingga yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Apalagi yang sudah dalam pengajaran sejak dari rahim ibunya, dari sekolah minggu! Begitu sudah dewasa dapat jodoh, ada kenalan yang lain ajarannya atau lain keyakinan, karena mau dengan orang itu akhirnya yang salah dibilang benar, itu sudah perkataan menghujat. Termasuk menggosipkan orang, memfitnah dan menjelek-jelekan orang, itu lidah yang buas.

 

2.      Wahyu 13:11 (binatang yang keluar dari dalam bumi)

13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

 

Ada binatang yang seperti anak domba tetapi suaranya suara naga. Itu menunjuk perkataan dusta, itu lidah yang buas. Termasuk kalau sudah menyaksikan ajaran yang palsu, kalau hamba Tuhan memberitakan ajaran palsu, itu lidah buas.

 

3.      Wahyu 16:13

16:13 Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.

 

Dari mulut keluar 3 roh najis, ini perkataan najis. Lidahnya sudah dikuasai trio setan, sudah 3 yang menguasai lidahnya yaitu iblis, antikristus dan nabi palsu.

 

Pemuncakan lidah buas itulah perkataan najis dan jahat, sehingga melemahkan rohani orang lain. Coba kalau hamba Tuhan ngomongnya najis itu melemahkan bahkan mematikan rohani orang lain.

 

Kalau disimpulkan hasil baptisan air adalah pembaharuan lidah. Sebenarnya baptisan air itu menghasilkan 3 macam pembaharuan. Kita belajar mulai dari dalam.

1.      Pembaharuan hati nurani.

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Sejak manusia jatuh dalam dosa, hati manusia cenderung jahat, cenderung najis! Apalagi sekarang ditunjang dengan kecanggihan teknologi, betul-betul membuat hati manusia itu semakin jahat dan semakin najis. Waktu Tuhan mau menghukum bumi, Tuhan melihat hati manusia itu cenderung jahat, hanya Nuh yang mendapat kasih karunia. Tetapi dengan Nuh mendapat kasih karunia, keluarganya juga ikut selamat.

Kejadian 6:5-6

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

 

Sudah punya pacar lalu lihat yang lain yang cantik/ganteng malah mulai dibanding-bandingkan, kalau dia dengan pacarku bagusan dia, mulai merancang bagaimana supaya putus.

 

Lewat baptisan air diubahkan menjadi hati nurani yang baik. Hati nurani yang baik itu bagaimana? Ingat waktu Yesus dibaptis, setelah keluar dari baptisan air ada Roh Kudus turun ke atas Yesus bagaikan burung merpati. Jadi hati nurani yang baik itu adalah hati merpati, hati yang tulus. Hendaklah engkau cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, kata Yesus. Praktek hati nurani yang baik:

a)      I Tawarikh 29:17-19

29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.

29:18 Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.

29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan."

 

Praktek hati nurani yang baik bisa memberi untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dengan tulus hati dan sukarela. Mulai dari di rumah dulu, bisa memberi pelayanan dengan tulus dan sukarela atau malah banyak menuntut terus kepada orang tua? Mau ini, mau itu, kalau tidak dipenuhi malah mengamuk, kabur dari rumah. Jangan yah, itu hati yang cenderung jahat. Sebagai suami, sebagai isteri berikan pelayanan dengan tulus, dengan sukarela. Menikah itu saling melayani, bukan saling menuntut minta ini, minta itu. Sebagai anak berikan pelayanan yang terbaik kepada orang tua. Berbahagialah yang masih lengkap orang tuanya. Jangan menyesal kalau orang tua sudah dipanggil Tuhan baru mau melayani sudah terlambat. Seringkali waktu sudah meninggal baru segala macam dilakukan dipamer di media sosial supaya orang pikir dia sayang orang tuanya. Padahal waktu masih hidup, tidak ada pelayanan sama sekali dia berikan.

 

Biarlah kita melayani mulai dari dalam rumah tangga, melayani dalam gereja dengan tulus hati dan sukarela. Nanti antara penggembalaan, berikan pelayanan apa yang bisa dikerjakan, melayani dengan tulus hati dan sukarela.

 

b)      I Tawarikh 29:19

29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan."

 

Taat dan setia pada Firman pengajaran yang benar. Kalau sudah taat pasti setia pada pengajaran sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau sudah taat pasti setia. Biar digoda dengan hal yang jasmani, digoda dengan uang, tetap pegang pengajaran yang benar. Saya berbahagia dengar kesaksian seorang ibu tentang anaknya, tetap dia berupaya untuk tergembala, untuk taat dan setia pada pengajaran, walaupun tawaran yang ditawarkan kepadanya menggiurkan tetapi dia tidak pilih itu.

 

2.      Pembaharuan karakter

Matius 3:7

3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

 

Pembaharuan karakter yaitu karakter ular beludak. Ular itu setan. Baptisan air itu lahir baru, lahir dalam keluarga Allah. Kalau secara biologi bayi yang lahir pasti ada dna bapak dan ibunya, mewarisi tabiat dari orang tuanya. Orang yang belum bertobat dia mewarisi karakter iblis, bapak yang lama. Setelah bertobat, masuk baptisan air, kita lahir dalam keluarga Allah, maka kita mewarisi tabiat Yesus. Jangan ada lagi tabiat setan kepada kita, tabiat ular. Apa itu tabiat ular, apa karakter ular? Kita pelajari dari perjalanan bangsa Israel. Waktu mereka dalam perjalanan menuju Kanaan, sempat mereka kemasukan tabiat ular, sehingga Tuhan kirim ular beludak memagut mereka sehingga banyak yang mati.

Bilangan 21:5

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

 

Makanan hambar itu roti manna.

Bilangan 21:6-7

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Karakter ular beludak:

a)      Muak terhadap manna. Manna itu adalah roti malaikat. Malaikat bicara gembala, roti itu bicara Firman. Jadi wujudnya manna sekarang adalah Firman pengggembalaan. Banyak yang muak terhadap Firman penggembalaan, bosan terhadap Firman penggembalaan.

Mazmur 78:25

78:25 setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.

 

Banyak orang Kristen, khususnya anak-anak muda yang bosan dan muak terhadap Firman penggembalaan. Firman penggembalaan adalah Firman pengajaran yang benar yang diberitakan oleh seorang gembala dengan teratur, dengan berkesinambungan, dengan berurutan dan diulang-ulang untuk menjadi makanan rohani bagi jemaat. Jadi saya sebagai hamba Tuhan memberitakan Firman sampai menjadi makanan bagi sidang jemaat. Makanan itu kebutuhan, jadi memberitakan Firman sesuai kebutuhan sidang jemaat. Bukan comot sana comot sini, ambil sana ambil sini, sekedar khotbah tetapi tidak jadi makanan.

 

Makanya banyak yang bosan karena diulang-ulang. Ini karakter ular beludak, bosan terhadap Firman, tidak menghargai Firman, ngantuk saat dengar Firman, pikiran mengembara saat mendengar Firman, bahkan tertidur saat mendengar Firman.

 

Firman penggembalaan itu sangat mahal harganya, seharga Korban Kristus. Yesus harus mati di kayu salib untuk membuka rahasia Firman bagi kita. Kalau sekarang tidak dihargai, suatu saat baru mau cari Firman sudah tidak ada.

Amos 8:11

8:11 "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.

 

Hatinya Tuhan stel ada rasa lapar akan Firman Tuhan. Dia mau cari sudah tidak ada pembukaan Firman. Biarpun bayar berapapun tidak dapat Firman. Mereka akan mengembara dari laut ke laut, mengembara dari utara ke timur. Ke utara itu menunjuk di meja roti tidak ada lagi roti, akhirnya ke timur, ke daerah halaman, dia ketemu antikristus!

 

Amos 2:13

2:13 Sesungguhnya, Aku akan mengguncangkan tempat kamu berpijak seperti goncangan kereta yang sarat dengan berkas gandum.

 

Suatu saat nanti Tuhan akan membangkitkan ingatan kita, dulu ada hamba Tuhan yang bagaikan kereta yang penuh dengan berkas gandum, hamba Tuhan yang dipercaya pembukaan Firman, tetapi tidak dihargai. Sekarang baru mau cari sudah tidak ada. Terutama kaum muda, jangan sampai menyesal “kenapa dulu aku tidak menghargai Firman, tidak menghargai nasihat hamba Tuhan” ketika datang masa yang sukar, sudah datang penderitaan aniaya antikristus. Tuhan tolong jangan ada pada kita.

 

b)      Bilangan 21:5

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

 

Suka melawan gembala dan Firman. Seringkali dia tidak tunjukan sikap melawan gembala tetapi di dalam hati. Sebagai gembala saya punya roh penimbang, ketika dinasihati saya tahu dia tidak terima. Jangan kita seperti itu, itu karakter ular beludak. Apalagi kalau sudah hebat secara jasmani, mulai melawan! Kaum muda, hargai pelayanan hamba Tuhan. Bukan berarti hamba Tuhan itu sudah dijadikan jimat, kalau dia berdoa semua mulus. Tetapi seperti itulah hamba Tuhan, doanya didengar Tuhan, diperhitungkan Tuhan, sebab itu jangan dilawan.

 

Akibatnya dipagut ular beludak maka racun ular masuk. Kalau sudah tidak menghargai Firman, melawan penggembalaan, tidak mendengar nasihat gembala, tidak mendengar Firman, pelan-pelan racun ular masuk, dosa-dosa mulau masuk, dia jatuh di dalam dosa sampai puncaknya dosa. Sampai mati rohani, artinya tidak merasakan apa-apa lagi terhadap perkara yang rohani. Orang mati biar dipotong-potong dia tidak rasa lagi. Jangan sampai kaum muda mati rohani.

 

Selama masih ada Firman, orang yang matipun masih ada harapan untuk bangkit kembali. Lazarus orang muda yang mati dan busuk, tetapi lewat suara Yesus itulah suara Firman dia bisa dibangkitkan.

 

Lewat baptisan air, karakter ular beludak diubahkan menjadi karakter bayi yang baru lahir.

I Petrus 2:1-2

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

 

Karakter bayi yang baru lahir:

a)      Membuang dosa. Memang manusia dikandung di dalam dosa, dia lahir mewarisi dosa warisan nenek moyang. Tetapi bayi itu tidak tahu berbuat dosa, tidak tahu mau kata-katai orang, tidak tahu mau dustai orang. Ayo buang dosa, jangan biarkan racunnya setan menyebar dalam tubuh kita. Racun dalam pikiran dibuang, dosa di mata buang, dosa di telinga suka mendengar yang tidak baik buang, yang ada di hati buang, dosa perbuatan buang, yang di mulut buang, ayo selesaikan dosa, berdamai!

 

b)      Selalu rindu air susu yang murni dan rohani = selalu rindu Firman penggembalaan. Bergairah untuk mendengar Firman penggembalaan. Gembala itu seperti ibu yang mengasuh anak-anak rohaninya. Bayi itu rindu susu, biar ditukar dengan apapun dia tidak mau. Jangan tukar Firman penggembalaan dengan Iphone 15, jangan tukar dengan yang jasmani. Biarlah ada kerinduan yang mendalam akan Firman Tuhan, kapan lagi mau ibadah, saya mau dengar Firman. Tidak gelisah waktu dengar Firman.

 

Semoga Firman itu menjadi kebutuhan utama kita yang tidak mau kita tukar dengan apapun. Yeremia dipanggil waktu masih muda, ini gambaran kaum muda.

Yeremia 15:16

15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

 

Satu lagi kaum muda, usianya hanya beda 6 bulan dengan Yesus, itulah Yohanes Pembaptis.

Yohanes 3:29

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Periksa hati, waktu ibadah apa yang paling menyenangkan bagi kita. Apakah pujiannya atau Firman. Kalau hanya senang pujian tetapi waktu Firman loyo, itu bukan bayi. Biarlah kita senang mendengar Firman. Kalau sudah senang mendengar Firman pasti senang memuji dan menyembah Tuhan. Karena Firman ini komando dalam ibadah pelayanan kita, dalam memuji Tuhan, dalam menyembah, dalam apa saja. Kalau sudah menikmati mendengar Firman, pasti menikmati semua pelayanan yang Tuhan percayakan, sampai bisa menikmati menyembah Tuhan.

 

c)      Bayi tidak bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan ibunya. Artinya karakter bayi yang baru lahir tidak mengandalkan apa yang ada di dunia tetapi selalu mengandalkan Tuhan, buktinya banyak menyembah. Bayi yang bisa dia lakukan hanya yaitu menangis. Dia butuh asi, menangis. Bayi buang kotoran, menangis. Hanya itu yang bisa dia lakukan. Biarlah kitapun seperti ini. Mungkin kita punya tetapi kita tidak mengandalkan itu, yang kita andalkan hanya Tuhan. Apalagi kalau Tuhan izinkan tidak punya apa-apa, yah sudah andalkan Tuhan saja lebih dari segala-galanya. Andalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita. Perencanaan apapun masukan dalam rencana Tuhan maka semua akan indah pada waktunya.

 

Hasilnya kalau karakter sudah dibaharui.

Yesaya 11:8-9

11:8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.

11:9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.

 

Pengenalan akan Tuhan semakin jelas, kita semakin mengenal Yesus sehingga kita mengalami suasana damai sejahtera. Anak mengulurkan tangan di sarang ular tedung dia tidak takut, ibunya tidak kuatir.

 

Ini suasana damai sejahtera, tenang dan damai. Menghadapi masalah, pergumulan, masa depan, menghadapi apa saja tetap tenang dan damai. Itu bukti dia sudah memiliki karakter yang baik, karakter rohani, dia tahu Yesus pasti tahu apa yang dia butuhkan, Yesus pasti menjawabnya pada waktunya.

 

3.      Pembaharuan lidah menjadi lidah bayi, lidah yang suka menyembah sampai nanti tidak salah dalam perkataan. Perkataannya sudah menjadi hanya perkataan yang baik, hanya memuji menyembah Tuhan, tidak ngomong yang macam-macam lagi. Kalau sekarang mulutnya diam tetapi jarinya tidak diam ngomong macam-macam. Apalagi sekarang ini situasi panas politik ini, banyak kaum muda yang jadi panas di media sosial. Tidak usah itu! Lidah kita lidah yang baik yang hanya memuliakan Tuhan. Kalau mau posting di media sosial yang menjadi berkat saja, tidak usah yang aneh-aneh.

Matius 21:16

21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

 

Bayi itu hanya memuji menyembah memuliakan Tuhan. Lidah kita ini yang menentukan nasib hidup kita dan masa depan kita. Kalau lidahnya baik, lidah bayi, hanya memuliakan Tuhan, berkata-kata sesuai Firman, berkata-kata yang rohani, dia akan melihat hari-hari yang baik. Mau melihat masa depan yang baik, mulutnya dijaga!

I Petrus 3:10

3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

 

Jagalah mulut, berkata-kata yang jujur. Seandainya bayi bisa ngomong dia mau bilang lapar. Tetapi bahasanya cuma satu oe, itu perkataan yang jujur. Begitu juga kita, perkataan yang jujur. Apapun keadaan kita dengan segala kekurangannya, akui dengan jujur di hadapan Tuhan “saya begini Tuhan keadaanku, ini dosaku, ini keadaan rohaniku” itu bayi.

Bayi kalau buang kotoran tinggal menangis. Itu jujur mengaku saya kotor Tuhan, Tuhan tolong semuanya, Tuhan bersihkan dosa-dosa dan kekotoran kita.

Yakobus 3:4-5

3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

 

Lidah ini bagaikan kemudi kapal, kapal besar kemudinya pasti kecil. Lidah kecil tetapi menentukan kapal kita mau ke mana. Kapal menunjuk kehidupan kita jasmani dan rohani, mau ke mana. Kalau mau baik, lidahnya dijaga lidah yang baik, maka mengarah ke masa depan yang baik. Rohani juga mengarah ke pelabuhan Yerusalem Baru. Sebab itu lidah harus dijaga sebab menentukan nasib masa depan kita.

 

Ingat bayi Musa, dia tidak punya masa depan. Dikatakan dia cantik. Mungkin secara jasmani punya potensi. Tetapi Musa anak budak dan ada perintah dari Firaun semua bayi laki-laki Ibrani harus dibunuh. Jadi Musa punya potensi secara jasmani tetapi tidak punya masa depan. Apalagi kalau tidak punya potensi secara jasmani, tidak tahu mau bagaimana. Tetapi dengan menangis sudah cukup untuk menarik belas kasihan Tuhan untuk mengangkat Musa dari air. Dia sudah dihanyutkan di sungai Nil, ibunya harap-harap cemas bagaimana keadaan anaknya, sehingga kakaknya disuruh mengintip bagaimana keadaan Musa. Begitu sudah dihanyutkan dia sampai di tangan puteri Firaun di mana ayahnya mengeluarkan perintah untuk membunuh bayi Ibrani dan dia tahu ini bayi Ibrani. Saat itu Musa menangis, hati puteri Firaun tergerak oleh belas kasihan, dia angkat Musa menjadi anaknya.

 

Mungkin kita seperti Musa, sudah tidak ada masa depan, tidak ada harapan untuk hidup. Mulutnya diperbaiki hanya untuk menyembah Tuhan, itu menarik belas kasihan Tuhan untuk menolong kehidupan kita, memberi masa depan yang indah bagi kita, anak budak menjadi anak puteri Firaun. Ini bukan kisah dongeng, tetapi kenyataan yang ada.

 

Ingat lagi perempuan Kanaan, anaknya kerasukan setan. Betapa hancurnya hati seorang ibu. Tidak disebutkan suaminya, jadi ini menunjukan kehidupan yang hancur rumah tangganya. Mungkin ada di antara kita di dari keluarga yang hancur berantakan, seperti perempuan Kanani ini. Sampai Tuhan katakan tidak patut mengambil roti dan dilemparkan kepada anjing. Ternyata perempuan ini lidahnya lidah anjing. Lidah anjing itu perkataan yang kotor, perkataan yang tidak baik, sehingga nikah dan buah nikahnya hancur-hancuran. Tetapi dia berkata ‘benar Tuhan namun anjing itu mau menjilat remah-remah roti’. Lidahnya diubahkan mau menikmati Firman, mau berkata-kata sesuai Firman. Tuhan Yesus katakan ‘karena perkataanmu ibu anakmu sembuh’.

Matius 15:25-28

15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

 

Markus 7:28-29

7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

 

Kata-kata ini menentukan nasib masa depan kita, baik jasmani terutama rohani. Kalau kata-katanya tidak bagus, setan yang menguasainya, tetapi kalau kata-katanya sesuai Firman, setan keluar dari kita, kita tidak dikuasai setan. Setan itu sumber masalah, setan itu sumber air mata, setan itu sumber kegagalan. Jadi perkataan kita menentukan kita dikuasai setan atau dikuasai Tuhan. Kalau dikuasai setan masalahnya banyak, air mata terus, gagal, jatuh bangun dalam dosa. Tetapi kalau Tuhan yang menguasai maka air mata pelan dan pasti dihapuskan, sampai tidak ada lagi air mata, kita masuk Yerusalem Baru.

 

Lidah terus dibaharui sampai lidah kita tidak salah lagi berkata-kata, berarti kita sempurna, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

Sekarang masih banyak salah dalam berkata-kata, terus dibaharui. Dalam penggembalaan lidah kita dibaharui sampai lidah hanya menyeru haleluya, menyambut kedatangan Yesus kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga.

 

Ayo hati dibaharui, karakter dibaharui, lidah dibaharui. Inilah hasil baptisan air yang benar, sampai kita sempurna sama mulia dengan Yesus. Lidah menentukan nasib hidup kita, perkataan kita menentukan nasib masa depan kita secara jasmani dan rohani. Biarlah perkataan yang keluar adalah perkataan yang manis didengar Tuhan, manis didengar sesama, perkataan yang menjadi berkat. Itu yang membawa kita pada masa depan indah dan berhasil, membawa kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.


 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar