20241104

Ibadah Doa Pagi, Senin, 04 November 2024 Pdt. Handri Legontu



















































































Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus

 

Kisah Rasul 28:1-10 Paulus di Malta

28:1 Setelah kami tiba dengan selamat di pantai, barulah kami tahu, bahwa daratan itu adalah pulau Malta.

28:2 Penduduk pulau itu sangat ramah terhadap kami. Mereka menyalakan api besar dan mengajak kami semua ke situ karena telah mulai hujan dan hawanya dingin.

28:3 Ketika Paulus memungut seberkas ranting-ranting dan meletakkannya di atas api, keluarlah seekor ular beludak karena panasnya api itu, lalu menggigit tangannya.

28:4 Ketika orang-orang itu melihat ular itu terpaut pada tangan Paulus, mereka berkata seorang kepada yang lain: "Orang ini sudah pasti seorang pembunuh, sebab, meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan."

28:5 Tetapi Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api, dan ia sama sekali tidak menderita sesuatu.

28:6 Namun mereka menyangka, bahwa ia akan bengkak atau akan mati rebah seketika itu juga. Tetapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yang terjadi padanya, maka sebaliknya mereka berpendapat, bahwa ia seorang dewa.

28:7 Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.

28:8 Ketika itu ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus masuk ke kamarnya; ia berdoa serta menumpangkan tangan ke atasnya dan menyembuhkan dia.

28:9 Sesudah peristiwa itu datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan mereka pun disembuhkan juga.

28:10 Mereka sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.

 

Ayat ini menceritakan tentang musim dingin pengharapan atau krisis/ kemerosotan urapan Roh Kudus sampai tanpa urapan Roh Kudus.

 

Awal Kisah Rasul bercerita tentang kepenuhan Roh Kudus bagaikan lidah-lidah api, akhir dari Kisah para rasul bercerita tentang musim dingin pengharapan, krisis/ kemerosotan urapan Roh Kudus sampai tanpa urapan Roh Kudus.

 

Ada 2 yang terjadi kalau urapannya merosot, krisis pengharapan:

1.      Ular beludak datang menggigit tangan hamba Tuhan, pelayan Tuhan. Artinya, ular ini menunjuk setan dengan racun dosanya, dengan ajaran palsunya, gosip-gosip, termasuk pengaruh-pengaruh dunia masuk di dalam hamba Tuhan, pelayan Tuhan.

 

Tujuan dari racun setan, tangan Paulus digigit:

a)      Supaya Paulus tidak bisa menulis Firman, artinya

Ø  Supaya kita tidak bisa membaca dan mendengar Firman

1 Korintus 16:21

16:21 Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus.

 

Galatia 6:11

6:11 Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.

Apa yang ditulis oleh Paulus sekarang kita baca dan juga kita dengar.

 

Ø  Supaya kita tidak bisa melayani Tuhan.

Urapannya menurun, setan masuk, pelayanannya kendor.

 

Firman merupakan kontrol dari pelayanan kita, dari tahbisan kita. Jadi racun setan ini mau merusak tahbisan pelayanan kita, sehingga kita tidak bisa melayani sesuai Firman sampai tinggalkan pelayanan.

 

b)      Supaya kita melakukan perbuatan daging atau perbuatan dosa.

Roma 8:13

8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Cuma dua pilihan kita hidup dalam urapan Roh Kudus, daging mati, urapannya berkurang merosot dagingnya yang merajalela.

 

c)      Racun setan masuk ke dalam hati, supaya kita menuruti keinginan daging dan hawa nafsu daging. Kalau ular memagut bengkak hatinya, bengkak pikirannya, hawa nafsu daging, keinginan daging termasuk pikiran daging.

 

d)      Mematikan rohani kita, tidak ada lagi aktivitas rohani.

 

2.      Sakit demam dan disentri.

Demam artinya suam-suam rohani. Seperti jemaat Laodikia tidak dingin tidak panas. Tidak dingin artinya melayani tidak ada damai sejahtera, tidak panas artinya tidak berkobar-kobar, tidak menyala-menyala dalam melayani Tuhan. Tidak dingin tidak panas juga berarti tidak mati tidak bangkit = tidak ada keubahan hidup.

 

Kalau urapannya sudah menurun merosot, tidak ada damai, yang ada hanya benci seperti Saul, Roh Tuhan sudah meninggalkan dia, yang ada di dalam hatinya hanya kebencian, bagaimana caranya untuk membunuh Daud orang yang dipakai Tuhan.

 

Jangan terjadi demam dalam kehidupan kita. Yang seringkali kena demam adalah orang tua, ayahnya gubernur, kalau dalam satu cerita yang lain ibu mertuanya Pertrus kena demam. Bapak ibu, orang tua baik secara jasmani juga secara rohani. Hati-hati kita sebagai orang tua jangan sampai rohani kita demam, bagaimana mau jadi teladan bagi anak-anak kalau orang tuanya demam, terutama sebagai orang tua rohani, gembala yang mempersiapkan gereja menjadi mempelai wanitanya Tuhan. Kalau gembalanya sudah demam bagaimana nasib sidang jemaat, hanya diarahkan bertemu antikrist.

 

Disentri itu penyakit perut. Kalau sudah tidak ada urapan pasti melayani hanya untuk kepentingan perut, kepentingan jasmani sampai bertuhankan perut sehingga menjadi musuh salib, seteru salib.

Filipi 3:18-19

3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

 

Seharusnya kita pikul salib tiap hari untuk masuk dalam kemuliaan bersama Yesus, jangan justru menjadi musuh salib, hanya mau yang enak bagi daging, hanya mau berkat-berkatnya.

 

Sebab itu kita butuh Roh Kudus. Kita minta Roh Kudus sampai melimpah-limpah dalam hidup kita. Roh Kudus itu kelahiran baru, jadi jangan dipaksa, biar sesuai dengan kehendak Tuhan, mengalir sesuai kebutuhan dan kerinduan kita. Seperti Paulus orang yang melimpah dalam urapan Roh Kudus, menghadapi ular cuma dikebaskan ularnya mati, orang demam dan disentri ditumpangkan tangan menjadi sembuh.

 

Caranya supaya Roh Kudus mengurapi, memenuhi sampai melimpah meluap-luap dalam kita:

1)      Tekun dalam penggembalaan

Imamat 21:12

21:12 Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

 

2)      Tekun dalam doa penyembahan untuk memeras daging. Daging diperas minyak Roh Kudus melimpah, semakin diperas dagingnya minyak urapan Roh Kudus keluar  mengurapi dan memenuhi kita.

 

3)      Rela sengsara daging tanpa dosa

1 Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Hasilnya:

Mengibaskan ular, artinya:

a)      Kita tidak terpengaruh dengan racun setan yaitu:

ü  Dosa, kita bisa hidup benar dan suci.

ü  Ajaran palsu, kita tegas berpegang pada pengajaran yang benar, tegas menolak ajaran yang palsu.

ü  Gosip, tidak mau dengar gosip, urus saja rohani kita, urus pelayanan kita.

ü  Pengaruh dunia membuat tidak setia. Kita bisa setia berkobar-kobar dalam pelayanan.

 

b)      Demam dan disentri sembuh. Demam dan disentri ini ada sesuatu yang tidak beres. Jadi, Roh Kudus sanggup membereskan segala sesuatu dalam hidup kita, nikah dan pelayanan semua dibereskan. Semua jadi baik sampai sungguh amat baik kita sempurna menjadi mempelai wanita Tuhan tanpa cacat cela.

 

Tuhan memberkati.

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar