20241128

Kebaktian Doa Puasa Sesi 1, Kamis 28 November 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita lanjutkan pelajaran Tabernakel tentang meja roti sajian. Sekarang kita pelajari tentang rotinya.

Keluaran 24:5-9

24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;

24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.

24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.

24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.

24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."

 

Roti sajian secara rohani menunjuk pribadi Yesus sebagai roti kehidupan. Dalam Injil Yohanes pasal 6 Yesus memberikan kesaksian bahwa Dialah roti kehidupan. Wujud Yesus sebagai roti kehidupan adalah Firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci.

 

Roti sajian terbuat dari tepung gandum yang terbaik. Kita lihat proses Yesus menjadi roti kehidupan, untuk kita sekarang adalah proses menjadi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang memuaskan Tuhan dan sesama:

1.      Yohanes 12:24

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

 

Biji gandum harus jatuh ke dalam tanah dan mati. Artinya harus merendahkan diri dan rela direndahkan sampai daging tidak bersuara lagi. Sebagai hamba Tuhan harus belajar merendahkan diri dan rela direndahkan. Kita dikata-katai, dihina dan lain sebagainya, harus rela direndahkan. Teladannya adalah Yesus, Dia merendahkan diri, rela direndahkan bahkan sampai mati terkutuk. Yesus mati di kayu salib, Alkitab katakan terkutuklah orang yang mati tergantung di kayu salib. Yesus rela menerima semuanya.

Filipi 2:5,8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Bagi kita praktek merendahkan diri itu apa? Yesus mati untuk menanggung dosa kita. Jadi praktek merendahkan diri adalah:

a)      Mau mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi. Kita tanggalkan segala harga diri kita, segala gengsi untuk mengaku kepada Tuhan dan mengaku kepada sesama.

b)      Rela direndahkan sekalipun diapa-apakan karena kebenaran. Seperti Yesus dituduh penghasut, dituduh pengacau, dituduh melawan pemerintah, tetapi Dia berdiam diri. Sampai Pilatus heran ‘tidakkah Engkau memberi jawab dengan banyaknya tuduhan terhadap diriMu’ Yesus diam saja. Direndahkan itu proses mempercepat menjadi hamba Tuhan yang rendah hati untuk dipakai oleh Tuhan.

 

Kalau kita sudah merendahkan diri dan rela direndahkan nanti Tuhan yang akan angkat, Tuhan yang tinggikan. Kalau Tuhan sudah tinggikan, siapa yang mau menghalang-halangi, siapa yang bisa menjatuhkan kalau kita dipakai oleh Tuhan. Merendahkan diri dan rela direndahkan sampai kita bisa mengaku saya hanya tanah liat yang kotor yang pantas diinjak-injak. Maka kita benar-benar dipakai oleh Tuhan. Tanah liat di tangan Tuhan dibentuk menjadi bejana kemuliaan, dipakai oleh Tuhan.

 

2.      Biji gandum harus mati. Artinya matikan suara daging, robek daging. Berani berkata tidak terhadap sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, juga terhadap dosa. Sekalipun ada kesempatan berbuat dosa dan dengan berbuat dosa itu ada keuntungan. Itu merobek daging, mematikan daging kita. Termasuk doa puasa ini salah satu bentuk penyangkalan diri, berkata tidak untuk sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan.

 

Contohnya Yusuf, ada kesempatan untuk berbuat dosa dan ada keuntungan. Dia diajak oleh isteri Potifar, kalau dia melakukan dosa dengan isteri Potifar, dia dapat keuntungan, dia dapat segalanya karena isteri Potifar orang kaya. Ada kesempatan besar untuk melakukan sebab di rumah potifar sudah kosong, tidak ada siapapun, tetapi dia tidak mau.

Kejadian 39:7-10

39:7 Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: "Marilah tidur dengan aku."

39:8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,

39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

 

Apalagi kaum muda, banyak godaan sekarang ini, paksaan bahkan ancaman untuk berbuat yang najis. Ayo kita pelayan Tuhan yang mau memuaskan Tuhan, ayo matikan daging, jangan ikuti keinginan daging ini. Kami ingat masa pacaran, kalau kesempatan untuk berbuat dosa banyak sekali, tetapi Tuhan tolong kami tidak mau sampai bisa masuk nikah yang suci.

 

Memang resikonya difitnah seperti Yusuf, ditekan, disakiti. Tetapi kalau kita bisa mematikan daging kita, berani berkata tidak untuk dosa, untuk sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan, Tuhan limpahkan kasih setianya kepada kita.

Kejadian 39:21-23

39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

 

Yusuf di penjara, tetapi Firman Tuhan katakan apa yang diperbuatnya berhasil. Penjara itu suasana terbatas, Tuhan limpahkan kasih setiaNya kepada kita membuat kita berhasil sekalipun dalam suasana terbatas. Terbatas modal, terbatas ijazah, terbatas kekuatan dan lain-lain. Tuhan menjadikan semua berhasil pada waktunya.

 

3.      Bertumbuh atau bertunas.

Markus 4:26-29

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,

4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.

4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.

4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."

 

Bertunas artinya mengalami kuasa kebangkitan Yesus. Kalau sudah jatuh, mati, pasti bangkit. Itu rumus sorga, mati baru bangkit. Jangan dulu mau bangkit kalau belum mati.

 

Yesus disebut tunas Daud.

Yesaya 53:1-2

53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.

 

Yesaya 53:2 (Terjemahan Lama)

53:2 Karena ia telah tumbuh di hadapan hadirat-Nya seperti taruk muda, seperti sebuah akar dari pada tanah yang kering; maka tiadalah padanya barang keelokan atau kemuliaan, sehingga kita pandang akan dia, dan tiada pula rupanya, sehingga kita rindu akan dia.

 

Yesus adalah tunas Daud yang tumbuh di tanah kering. Artinya kuasa kebangkitan tidak bisa dihalangi oleh situasi kondisi apapun. Yang penting sudah mati, pasti bisa bangkit. Orang yang mengalami kuasa kebangkitan, dia pasti hidup di manapun, kapanpun, dalam situasi kondisi apapun pasti hidup. Jasmani hidup terutama rohani hidup. Sekarang ini rasanya untuk rohani kita hidup di tengah kepungan dosa itu sesuatu yang sulit. Dosa di mana-mana, di handphone ada, di televisi ada, di dunia nyata banyak dosa di mana-mana. Untuk rohani bisa hidup benar dan suci sepertinya sulit, tetapi kuasa kebangkitan Yesus menghidupkan semuanya.

 

Dikatakan semaraknyapun tidak ada. Artinya kalau kita sudah mengalami kebangkitan, rohaninya hidup, diberkati dan dipakai Tuhan jangan ada sesuatu yang dibanggakan. Buat apa bangga-bangga. Kalau Tuhan izinkan dapat sesuatu untuk pelayanan, tidak usah dibanggakan gerejanya besar. Saya malu kalau dibilang gerejamu besar yah, karena parkiran mall saja lebih besar, jembatan penyeberangan saja pakai ac. Jadi buat apa bangga-bangga sesuatu. Kalau bisa dipakai dan diberkati Tuhan, kita harus selalu mengaku semua itu hanya kemurahan Tuhan karena Korban Kristus, sehingga hanya mengucap syukur.

 

Tanda-tanda bertunas:

a)      I Petrus 1:3-4

1:3 Segala puji bagi Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang menurut seperti rahmat-Nya yang amat besar telah menjadikan kita baharu, sehingga kita beroleh pengharapan yang hidup oleh sebab kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,

1:4 akan mendapat warisan yang tiada akan binasa dan tiada bercacat dan tiada akan layu, tersimpan di dalam surga bagi kamu,

 

Tanda pertama hidup penuh pengharapan. Apa itu hidup penuh pengharapan?

1)      Bisa menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa. Kalau terjemahan lama warisan yang tidak dapat binasa. Apa warisan yang dari Tuhan yang tidak dapat binasa? Itulah Firman Tuhan. Jadi menerima warisan yang tidak dapat binasa = suka mendengar Firman. Seringkali kebangkitan hanya diukur dengan yang jasmani, maju pelayanan, maju ekonominya, tetapi Firman sudah diabaikan, sudah tidak bergemar mendengar Firman, itu kebangkitan yang palsu. Antikristus juga bangkit tetapi palsu, di kepalanya ada luka yang membahayakan nyawanya tetapi luka itu sembuh. Luka membahayakan nyawa itu kematian palsu, sembuh itu kebangkitan palsu. Jangan diukur hanya yang jasmani, harus yang rohani.

 

2)      Tidak gampang cemar oleh dosa di sekitar kita yang begitu banyak, juga tidak gampang cemar oleh lingkungan. Tentu kita tidak mungkin hanya diam di rumah, tentu hidup bermasyarakat. Apalagi kami yang tinggal di desa seperti ini, tentu harus bermasyarakat. Tetapi dijaga jangan sampai tercemar. Sampai suatu waktu biar apapun ada di sekitar kita, betul-betul tidak dapat tercemar, tidak gampang tercemar sampai tidak bisa tercemar.

 

Mempelai wanita Tuhan digambarkan seperti bunga bakung. Hidup di lembah di tengah-tengah duri tetapi tidak tercemar.

Kidung Agung 2:1-2

2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.

2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.

 

Gadis-gadis ini Kristen daging yang ada di sekeliling kita yang menusuk bagaikan duri. Menusuk pikiran kita, menusuk hati kita, menusuk mata, menusuk telinga. Kita lihat orang Kristen koq begitu, mata kita tertusuk. Dengar lagi orang Kristen koq ngomong begitu, telinga kita tertusuk. Belum pikiran, belum hati kita, semua itu menusuk, tetapi kita tidak tercemar, tidak terganggu. Itu hidup penuh pengharapan. Biar sekeliling sudah dicemari dengan duri kita tidak tercemar. Duri itu akibat dari dosa, jadi duri = dosa.

 

3)      Tidak dapat layu. Artinya tidak gampang kecewa, tidak gampang putus asa ketika diperhadapkan banyak persoalan dan pergumulan. Tantangan yang kita hadapi semakin berat, kebencian yang kita hadapi akan semakin luar biasa. Kebencian di zaman permulaan itu Kain terhadap Habel. Kain pelayan Tuhan, Habel juga pelayan Tuhan, jangan heran kalau kita dibenci oleh sesama pelayan, sesama hamba Tuhan. Zaman pertengahan, zaman Anak Allah, imam-imam kepala membenci Yesus sampai membunuh Yesus. Semakin hebat kebencian yang dialami, menggerakan banyak massa. Kalau dulu hanya Kain seorang diri kepada Habel, di zaman pertengahan imam-imam kepala mengerahkan massa untuk mengeksekusi Yesus. Akhir zaman lebih hebat lagi, kita menghadapi naga merah padam, kemarahan setan memperalat sesama hamba Tuhan pelayan Tuhan, semakin hebat menekan kehidupan kita. Kalau kita hidup penuh pengharapan, tidak layu, tidak kecewa, tidak putus asa, tetap kuat. Juga tidak gampang bangga atau sombong.

 

4)      Tersimpan di sorga. Apa artinya?

Ø  Sekalipun hidup di dunia tetapi merasakan suasana sorga. Seperti doa Bapa kami, jadilah kehendakMu di bumi seperti di Sorga. Kita hidup di bumi tetapi bersuasana sorga. Apa suasana sorga? Kebenaran, sorga tempatnya kebenaran. Kita hidup di bumi hidup dalam kebenaran mulai dari perkara-perkara yang kecil.

 

Ø  Merasa asing di dunia, menjadi orang asing di dunia. Bukan memeluk dunia, mengasihi dunia bahkan serupa dengan dunia, tetapi merasa asing di dunia.

Ibrani 11:8-10,13-16

11:8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.

11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

11:10 Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.

11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.

11:15 Dan kalau sekiranya dalam hal itu mereka ingat akan tanah asal, yang telah mereka tinggalkan, maka mereka cukup mempunyai kesempatan untuk pulang ke situ.

11:16 Tetapi sekarang mereka merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi. Sebab itu Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.

 

Ini merasa asing di dunia, tidak mau terikat dengan dunia karena kita menyadari bahwa kita warga kerajaan sorga. Dunia ini hanya tempat tinggal sementara, tempat kita yang sesungguhnya adalah kerajaan Sorga, Yerusalem Baru. Kita tidak mau terikat dengan dunia, salah satu contoh doa puasa ini. Bapak ibu yang masih kerja di dunia tinggalkan kesibukan di dunia bisa datang berpuasa. Ini untuk kita bisa merobek daging kita.

 

Bukti bahwa kita hidup penuh pengharapan adalah tinggal di kemah, artinya bertekun dalam penggembalaan. Ini orang yang penuh pengharapan, pasti dipakai oleh Tuhan.

 

b)      I Petrus 1:5-7

1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

 

Saya sudah tergembala, mau dengar Firman, tidak mau dicemari oleh dosa, tidak mau kecewa, tidak mau putus asa, koq diperhadapkan dengan api ujian. Tanda bertunas kedua adalah tahan menghadapi api ujian sehingga memiliki iman yang teruji. Bentuk api ujian bermacam-macam, ada yang difitnah, dipenjarakan, diizinkan sakit, merosot secara ekonomi, tadinya di atas tiba-tiba langsung di bawah. Api ujian itu memurnikan iman kita.

 

c)      I Petrus 1:8

1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

 

Belum pernah melihat Tuhan Yesus tetapi mengasihi Tuhan. Tanda bertunas yang ketiga mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu.

 

Kalau disimpulkan orang yang bertunas adalah orang yang punya iman, pengharapan dan kasih. Hasilnya:

a)      Zakharia 6:12

6:12  katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.

 

Yesus tunas Daud, pekerjaanNya mendirikan Bait Tuhan. Kita juga yang bertunas akan dipakai untuk membangun Bait Tuhan. Jadi hasil pertama dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Bait Tuhan secara rohani, itulah pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Dipakai mulai dari dalam nikah, suami dipakai menjadi suami yang perkasa. Mungkin suaminya sudah jauh dari Tuhan, isterinya dipakai Tuhan untuk menyadarkan.

 

b)      I Korintus 13:12-13

13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

 

Kalau ada iman pengharapan dan kasih, terjadi keubahan hidup. Hasil kedua mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Setiap kita bercermin pada Firman, kita bisa melihat hidup Yesus semakin nyata di dalam kita. Awalnya samar-samar, lama-lama makin jelas. Pandangannya pandangan Yesus, hatinya hatinya Yesus, mulutnya, mulutnya Yesus. Pribadi Yesus semakin terlihat dalam kehidupan kita. Sampai nanti kita bisa sempurna seperti Yesus, bisa memandang Dia muka dengan muka waktu Dia datang kembali, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah, masuk kerajaan sorga yang kekal, Yerusalem Baru.

 

Tuhan Memberkati

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar