20241117

Kebaktian Umum, Minggu 17 November 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu



Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:4-5

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Dalam Wahyu 14:1-5 ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a).

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b).

3.      Ada bunyi kecapi (ayat 2c).

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3).

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a).

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).

7.      Tidak berdusta =  memiliki kualitas tidak bercela (ayat 5).

 

Pengikutan kita kepada Tuhan ditandai dengan tidak berdusta = memiliki kualitas tidak bercela. Dosa pikiran, pandangan, perbuatan dalam sehari mungkin bisa kita hitung berapa kali kita perbuat. Tetapi dosa perkataan itu dosa otomatis, mudah sekali terucapkan dan kadangkala kita tidak tahu berapa kali kita berkata yang tidak baik sepanjang hari, terutama dusta. Berdusta itu bukan hanya lewat perkataan, kalau hanya itu semua orang tahu, tetapi berdusta bisa lewat praktek hidup sehari-hari yaitu menyangkal Tuhan Yesus Kristus.

I Yohanes 2:22

2:22 Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.

 

Bapa itu Tuhan, Anak itu Yesus, berarti menyangkal Tuhan Yesus Kristus. Ini roh antikristus. Hati-hati, hamba Tuhan, pelayan Tuhan bisa disusupi roh antikristus sehinggga menyangkal Yesus. Sebagai contoh dalam Alkitab, tokoh penting dalam Alkitab, hamba Tuhan yang hebat tetapi bisa menyangkal Yesus, itulah Petrus. Kita sekarang dalam pengikutan kepada Yesus, mengikut Yesus, jangan sampai di tengah jalan malah menyangkal Yesus. Kalau mengikuti perjalanan Yesus, penyangkalan Petrus itu diakhiri pelayanan Yesus di dunia ini. Sekarang kita di akhir pelayanan gereja, Yesus sudah mau datang, gereja sudah mau disempurnakan, penyangkalan-penyangkalan terjadi.

 

Penyangkalan itu merupakan penampian dari iblis. Ada 2 pribadi menampi kita, Yesus dan iblis yang ikut-ikutan menampi. Kalau kita bertahan tetap berada di nyirunya Tuhan maka kita dibawa masuk ke lumbung. Tetapi kalau menyangkal lalu terbuang, yah tidak masuk lumbung, hanya untuk dibakar.

Lukas 22:31-32

22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."

 

Masa kita sekarang ini adalah masa penampian, masa penyaringan bagi hamba Tuhan dan pelayan Tuhan. Jadi jangan heran, sesama hamba Tuhan, sesama pelayan Tuhan koq saling membelakangi. Inilah masa penampian, iblis menampi! Waktu diayunkan ke atas berbenturan di atas, jatuh di nyiru berbenturan lagi, belum lagi kalau digoyang-goyang. Kalau dia sekam dia terbuang, kalau dia adalah gandum, ada isi di dalamnya, dia bertahan di situ. Kita sekarang sedang ditampi, jangan heran kalau sekarang terjadi pergesekan. Biarlah kita bertahan supaya dibawa masuk ke lumbungnya Tuhan, jangan terbuang. Kita sudah ada di ruas jalan akhir, akan terjadi penyangkalan-penyangkalan terhadap Yesus.

 

Ada 3 kali penyangkalan Petrus.

1.      Markus 14:67-68

14:67 dan ketika perempuan itu melihat Petrus sedang berdiang, ia menatap mukanya dan berkata: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."

14:68 Tetapi ia menyangkalnya dan berkata: "Aku tidak tahu dan tidak mengerti apa yang engkau maksud." Lalu ia pergi ke serambi muka [dan berkokoklah ayam].

 

Petrus menyangkal Yesus orang Nazaret. Kenapa Yesus disebut orang Nazaret?

Matius 2:23

2:23 Setibanya di sana ia pun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

 

Yesus disebut orang Nazaret merupakan penggenapan nubuatan para nabi. Jadi menyangkal Yesus orang Nazaret = menyangkal Firman nubuat. Firman nubuat dan Firman pengajaran itu satu paket, tidak bisa dipisahkan. Firman nubuat adalah Firman yang mengungkapkan hal-hal yang akan terjadi dan pasti terjadi di depan ini, di penghujung akhir zaman ini. Terutama 2 peristiwa besar:

a)      Yesus Mempelai Pria Sorga akan datang menjemput kita Mempelai WanitaNya.

b)      Dunia dihukum dengan 21 penghukuman dan juga disertai dengan aniaya antikristus.

 

2 hal ini diungkap oleh Tuhan lewat Firman nubuatan. Juga diungkapkan rahasia ibadah, rahasia nikah, rahasia keubahan hidup, diungkapkan semua oleh Firman nubuatan.

 

Firman pengajaran adalah Firman Tuhan yang menuntun kita mencapai kegenapan nubuatan yaitu menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang luput dari penghukuman Tuhan atas dunia dan dari aniaya antikristus. Makanya Firman pengajaran dan Firman nubuatan itu 1 paket, tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya bicara tentang mempelai maka disebut Kabar Mempelai. Di tengah-tengah dunia yang gelap, dunia yang ditandai krisis di berbagai bidang, dunia yang dikuasai dosa-dosa, kita butuh Kabar Mempelai, Firman pengajaran yang benar. Di penghujung akhir zaman ini, banyak hamba Tuhan pelayan Tuhan yang ada dalam Kabar Mempelai malah menyangkal Kabar Mempelai, menyangkal pengajaran yang benar, tidak terima lagi pengajaran yang benar, mau menganut ajaran lain, ajaran campur!. Kalau bisa bertahan itu hanya karena kasih karunia Tuhan, jangan menyangkal Firman pengajaran yang benar.

 

Kenapa terjadi penyangkalan terhadap Firman pengajaran yang benar?

a)      Karena tantangannya semakin hebat. Apalagi dengan adanya masalah organisasi ini, semakin hebat tantangannya. Satu persatu mulai keluar. Tadi kami yang berjuang ada ratusan, sekarang semakin mengerucut, tinggal sedikit. Kalau hamba Tuhan sudah menyangkal pengajaran, sudah tidak teguh pengajaran, bagaimana nasib jemaat. Doakan kami hamba Tuhan tetap teguh dalam Firman pengajaran, Kabar Mempelai. Hanya kemurahan Tuhan kalau kita dipilih berada dalam Kabar Mempelai, apalagi kami yang dipilih menjadi hamba Tuhan untuk memberitakan Kabar Mempelai, jangan menyangkal! Sudah mau berakhir pelayanan kita, Yesus sudah mau datang, Tubuh Kristus sudah mau terbentuk, jangan ada lagi yang menyangkal dan meninggalkan pengajaran ini, teruslah bertahan!

 

b)      Godaannya semakin kuat! Kalau hamba Tuhan zaman dulu kenapa teguh pada pengajaran sampai garis akhir? Tidak ada handphone, tidak ada internet zaman dulu. Hamba-hamba Tuhan hanya baca Alkitab, baca catatan-catatan Firman. Kalau sekarang bukan main! Hamba Tuhan hanya buka handphone, waktu digunakan hanya untuk bergosip, tidak lagi baca Alkitab! Apalagi dilihat di handphone, bagus yah tempat ini saya mau ke sana, akhirnya tinggalkan jemaat, katanya ada pelayanan padahal hanya mau pergi lihat tempat itu. Ada tawaran ini, tawaran itu, sehingga tinggalkan pengajaran Kabar Mempelai.

 

Termasuk jemaat, tantangannya semakin hebat yang kita hadapi sekaran, godaannya semakin kuat. Orang tua panggil anaknya dengan mata melotot anaknya sudah takut. Sekarang biarpun sudah diteriaki anak-anak bodoh amat, semakin sulit diatur. Coba lihat pengerja-pengerja, banyak yang mulai gugur gara-gara handphone, tidak tahan dengan godaan! Apalagi lihat di sana temanku sudah merintis jadi gembala, sudah maju pelayannya, saya pengerja terus, kalau begitu saya keluar merintis juga. Belum kuat dasarnya sudah mau merintis, kena tantangan di sana, hancur. Syukur kalau masih bisa balik, banyak yang hancur dan jatuh. Termasuk jemaat, begitu diberi teguran malah berpikir nanti saya online di tempat lain! Sebab itu penting pengajaran supaya dasar kita kuat.

 

Kalau sudah menghadapi tantangan dan godaan sudah tidak tahan, dia menyangkal pengajaran. Praktek menyangkal pengajaran:

Amsal 29:18

29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

 

Orang-orang yang menyangkal pengajaran dagingnya menjadi liar, maunya bebas, yang enak bagi daging. Akhirnya jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa!

 

Petrus menyangkal karena dia takut menderita. Karena tantangan yang hebat, godaan yang kuat, membuat hamba Tuhan takut sengsara bagi daging, maunya yang enak-enak saja. Namanya jadi hamba Tuhan yah sengsara.  Namanya hamba, kalau bahasa kasarnya budak! Mana ada budak yang enak-enak! Sudah disuruh kerja, tidak digaji, dimarahi lagi! Itulah hamba, doulos, hanya melakukan kewajiban, tidak menuntut hak. Jangan jadi hamba Tuhan kalau mau menuntut ini dan itu, lebih baik dia kerja di dunia sana tetapi beribadah sungguh-sungguh dari pada mau tuntut ini, tuntut itu.

 

Kita ini semua hamba, hamba Tuhan itu harus rela menderita, sengsara bagi daging!

 

Sikap yang benar terhadap Kabar Mempelai:

II Petrus 1:19

1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

 

Sikap yang benar terhadap Firman pengajaran adalah memperhatikan Firman seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap. Artinya jadikan Firman pengajaran sebagai kebutuhan pokok kita. Kalau dalam keadaan gelap, yang orang cari adalah pelita, bukan uang, bukan kedudukan. Sekalipun godaan dan tantangannya kuat, jadikan Kabar Mempelai sebagai kebutuhan pokok, saya tidak mau mundur, terus bertahan di dalam pengajaran yang benar.

 

Ayo maju terus, Kabar Mempelai adalah cahaya Injil kemuliaan Kristus, pelita yang kita butuhkan di akhir zaman ini. Kabar Mempelai ini satu-satunya yang bisa menolong kita menghadapi kegelapan dunia di tengah malam. Karena pada tengah malam yang terdengar adalah seruan mempelai, Kabar Mempelai. Ini satu-satunya suara, bukan salah satunya.

Matius 25:6

25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

 

 

Hasilnya bintang timur terbit bersinar di dalam hati. Artinya segala kegelapan dosa yang tersembunyi di dalam hati dan pikiran kita disucikan. Tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam hati pikiran, hanya Tuhan yang tahu. Ketika kita mendengar Firman, Firman yang dibukakan menunjuk dosa yang tersembunyi di dalam hati. Disucikan semua, tidak ada lagi yang gelap di situ.

 

Hati dengan mata itu pelita tubuh. Secara jasmani mata ini pelita tubuh kita. Secara rohani pelita tubuh kita adalah hati. Kalau mata gelap, hati jahat, maka gelaplah seluruh hidupmu.

Matius 6:22-23

6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

 

Semua disucikan, tidak ada lagi yang gelap, tidak ada lagi dusta. Dusta itu tempat bersembunyi dari dosa-dosa. Sudah berbuat dosa ditutup lagi dengan dusta. Tuhan bertanya pada Kain, dimana adikmu? Kain menjawab, apakah aku penjaga adikku! Padahal baru dia bunuh.

Yesaya 28:15

28:15 Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri,"

 

Inilah Petrus menyangkal Yesus orang Nazaret, artinya menyangkal Kabar Mempelai. Dagingnya menjadi liar, ada tantangan dan godaan langsung mundur, tidak mau bertahan.

 

2.      Markus 14:69-70

14:69 Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi, berkatalah ia pula kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini adalah salah seorang dari mereka."

14:70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"

 

Petrus menyangkal bahwa dia salah seorang dari murid-murid Yesus. Ini artinya penyangkalan terhadap persekutuan yang benar dan terhadap tahbisan pelayanan yang benar. Bagaimana itu persekutuan yang benar?

a)      Persekutuan yang benar itu seperti ranting melekat pada satu pokok anggur yang benar. Artinya persekutuan yang berdasarkan satu Firman pengajaran yang benar.

Yohanes 15:1

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

 

Kalau tidak 1 pengajaran jangan bersekutu. Kalau sudah 1 pengajaran lalu melarang bersekutu itu juga salah. Kami di Lempinal kalau ditanya boleh bersekutu, jawabannya harus bersekutu tetapi yang satu Firman pengajaran.

 

b)      Persekutuan yang benar terjadi secara wajar, tidak memaksa, tidak dipaksa, tidak terpaksa. Terjadi secara wajar sesusai kebutuhan. Makanya saya tidak pernah memaksa, cuma mendorong jemaat untuk bersekutu. Awas, sudah diberkati tetapi tidak mau bersekutu, nanti terkutuk! Kalau seperti itu memaksa namanya. Kalau satu pengajaran ayo bersekutu, minimal doakan kalau memang tidak bisa datang, jangan malah dihalangi-halangi. Doa saya setiap mau menggelar ibadah persekutuan baik natal maupun Paskah, bukakanlah rahasia Firman sebagai pembuka jalan segala sesuatu. Tuhan kasihkan tema, Tuhan kasihkan pembukaan rahasia Firman, jangan coba dihalangi!

 

Kenapa tidak mau masuk pengajaran yang benar? Karena tantangan dan godaan serta takut sengsara. Godaannya, kalau di tempat lain lebih luar biasa, kalau kamu datang ke sini dapat ini dapat itu. Kalau kamu di sana hanya ditampung di penginapan yang biasa, kalau ke sini dapat hotel bintang 7. Juga tantangannya luar biasa, akhirnya tidak masuk pengajaran yang benar.

 

Karena takut masuk persekutuan yang benar, dia menyangkal, lihat apa yang Petrus lakukan?

Markus 14:54

14:54 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api.

 

Petrus duduk di antara pengawal-pengawal yang menangkap Yesus dan berdiang dekat api dunia. Kalau tidak mau masuk persekutuan yang benar arahnya masuk persekutuan yang salah. Apa itu persekutuan yang salah?

a)      Yang ditampilkan hanya api dunia, termasuk api hawa nafsu daging! Dunia yang ditampilkan di sana, bukan pengajaran. Cara memujinya dan lain sebagainya, semua yang duniawi. Kelihatan semangat tetapi semangat dunia, api dunia. Semoga kita terhindari dari persekutuan seperti ini.

 

b)      Petrus duduk dekat orang-orang yang menangkap Yesus. Artinya hanya diisi dengan kebencian dan iri hati. Imam-imam kepala menangkap Yesus karena iri dan dengki kepada Yesus. Diisi dengan roh kebencian, iri hati sehingga menolak Yesus, tidak ada pengajaran yang menyucikan, tidak ada penyucian di dalamnya.

 

Periksa hati masing-masing, apalagi kita yang ikut serta di sana, pulang dari KKR bagaimana hatinya. Kalau hatinya jengkel, lalu terjadi sesuatu pada orang lain dia berkata syukur, baru dia rasa toh! sama saja kalau begitu, tidak terjadi penyucian! Kalau terjadi sesuatu pada orang yang membenci kita, jangan berkata syukur, kapok. Tuhan larang itu, tidak boleh seperti itu, justru kita prihatin, berdoa untuk dia.

Yehezkiel 25:3

25:3 Katakanlah kepada bani Amon: Dengarlah firman Tuhan ALLAH: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena engkau menyerukan: Syukur! mengenai tempat kudus-Ku, waktu kekudusannya dilanggar, dan mengenai tanah Israel, waktu itu dijadikan sunyi sepi, dan mengenai kaum Yehuda, waktu mereka harus pergi ke dalam pembuangan,

 

Rohani kita harus semakin bertumbuh, jangan rohani kita terus kerdil. Kita ikut persekutuan hati kita semakin disucikan. Jadilah rajawali yang terbang tinggi, tidak mau lagi melihat yang jasmani, yang duniawi.

 

Kita periksa apakah kita  masuk dalam persekutuan yang benar atau persekutuan yang salah. Kalau pulang dari persekutuan hatinya tambah kotor, hati tambah tidak baik, pengajaran sudah benar ditampilkan, tetapi motivasinya yang salah. Kalau pengajarannya benar, motivasinya benar, pulang persekutuan hati kita bersih. Melihat orang yang membenci kita merosot ekonominya, merosot rohaninya, kita prihatin, kita berpuasa, berdoa menyembah untuk mereka. Bukan malah berkata syukur, rasain lu!

 

Kalau sudah menyangkal persekutuan yang benar pasti menyangkal tahbisan pelayanan. Yang datang kepada Petrus seorang hamba perempuan, ini menunjuk pelayanan. Kita lihat penyangkalan Petrus.

Yohanes 21:3,7

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

 

Praktek penyangkalan terhadap pelayanan atau tahbisan:

a)      Tidak setia dalam ibadah pelayanan, sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Petrus diangkat menjadi penjala manusia, eh balik menjadi penjala ikan. Terlalu gampang meninggalkan perkara rohani untuk mendapat perkara jasmani. Pikirnya Petrus, dulu waktu ada Yesus dapat semua, sekarang Yesus tidak ada mau makan apa, baliklah menjadi penjala ikan, tangkap ikan. Ini praktek penyangkalan terhadap pelayanan, tidak setia dalam ibadah pelayanan, bahkan tinggalkan ibadah pelayanan. Kalau dipertajam lagi terlalu gampang tinggalkan ibadah pelayanan hanya untuk dapat perkara yang jasmani. Tuhan tolong jangan terjadi kepada kita.

 

b)      Melayani hanya untuk mendapat perkara jasmani = melayani perutnya sendiri, bukan Tuhan!

 

Filipi 3:18-19

3:18 Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

3:19 Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

 

Yang dilayani perut, tetapi mengatas namakan Tuhan, sebenarnya yang dicari untuk kepentingan perut. Orang seperti ini pasti menerima ajaran lain. Tidak mungkin bertahan pada ajaran yang benar.

Roma 16:17-18

16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

16:18 Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.

 

Sebagai hamba Tuhan sepenuh siapa yang saya layani, Tuhan atau hanya perut saya. Kalau hanya melayani perut, saya menipu diri, saya menipu jemaat, saya penipu ulung! Kalau melayani Tuhan, bawa sidang jemaat untuk bertemu dengan Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Sejak jadi pengerja saya sudah dilatih, kalau pengerja lain enak ada di kasih bulanan. Tetapi saya tidak dikasih oleh orang tua, sekalipun saya tahu mereka bisa. Tuhan melatih kami melalui papa dan mama hamba Tuhan yang dipakai Tuhan. Kalau saya dimanja, sedikit-sedikit disuplai, saya tidak jadi hamba Tuhan! Malah pernah saya bicara keras sama mama, mama kalau mau berkorban untuk pekerjaan Tuhan di Tonusu karena saya anak mama jangan! Tetapi  kalau untuk pekerjaan Tuhan silahkan. Bukan untuk diri tetapi untuk menyenangkan hati Tuhan saja.

 

Akibatnya Petrus gagal dan telanjang. Kalau kita gampang meninggalkan pelayanan hanya untuk mengejar yang jasmani semuanya gagal dan telanjang! Telanjang itu hidup dalam dosa dan dipermalukan Tuhan, cepat atau lambat dagingnya kelihatan, cepat atau lambat dibuka semua oleh Tuhan tetapi sudah terlambat. Seperti Yudas sudah tidak ada kesempatan.

 

Apa yang bisa menolong Petrus? Ikan yang didapat 153 ekor ikan, angka 100, 50 dan 3 itu angka Tabernakel. Yang mampu memperbaiki tahbisan dan persekutuan kita hanyalah pengajaran Tabernakel, Kabar Mempelai. Makanya saya optimis, kalau orang itu masih mau datang dengar Firman, masih mau bersekutu di dalam pengajaran, masih ada harapan ditolong.

Yohanes 21:11

21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

 

100 itu panjang Tabernakel

50 itu lebar Tabernakel

3 itu menunjuk halaman, ruangan suci dan ruangan maha suci.

 

Kita sudah punya pengajaran ini. Kita bersyukur mendapat pengajaran Tabernakel dari Tuhan, kunci kerajaan Sorga diberikan kepada kita, itu yang bisa memperbaiki. Kalau persekutuannya sudah tidak menampilkan pengajaran yah sudah, tidak bisa berubah. Selama masih mau datang dalam persekutuan yang benar, ada pengajaran yang benar ditampilkan disitu, bisa datang persekutuan masih bisa berubah. Saya juga banyak kekurangan, datang persekutuan untuk berubah. Semua bisa diubahkan, kecuali hatinya sudah keras, tidak mau menerima. Selama masih membuka hati, masih bisa dibaharui. Lewat pengajaran ini, Petrus ditolong oleh Tuhan.

 

3.      Markus 14:70-71

14:70 Tetapi Petrus menyangkalnya pula. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ berkata juga kepada Petrus: "Engkau ini pasti salah seorang dari mereka, apalagi engkau seorang Galilea!"

14:71 Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang yang kamu sebut-sebut ini!"

 

Petrus mengutuk dan bersumpah, ini artinya menyangkal penyembahan yang benar. Mulut kita ini seharusnya mengeluarkan ucapan bibir yang memuliakan Tuhan. Bukan dipakai mengutuk dan bersumpah dusta. Jangan bersumpah demi apapun. Kalau sudah bersumpah itu sudah tidak betul, jangan dipercaya orang seperti itu.

 

Ibrani 13:15

13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.

 

Yang benar mulut ini dipakai hanya untuk memuliakan Tuhan, menyembah Tuhan. Bukan mau bicara yang lain-lain. Petrus ini mulutnya tidak baik, mengutuk dan bersumpah itu perkataan yang tidak baik. Jadi bukan hanya sekedar berdusta, berkata yang sia-sia, berkata yang tidak baik, menghasut, memfitnah, bergosip, itu sudah menyangkal penyembahan yang benar.

 

Kita dipanggil utuk memuliakan Tuhan, bersaksi, untuk menceritakan perbuatan Tuhan yang besar yang telah memanggil kita dari kegelapan pada terangnya yang ajaib, bukan mau menceritakan gelapnya orang! Seharusnya kita bercerita dulu saya gelap tetapi sudah ditolong oleh Tuhan, bukan bercerita dia itu begini, dia itu begitu.

 

I Petrus 2:9

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

 

Ini yang betul, kita dipanggil untuk memberitakan perbuatan Tuhan yang ajaib yang memindahkan kita dari gelap kepada terang. Seperti perempuan Samaria, apa yang dia saksikan? Keadaannya yang penuh dosa! Dia bilang kepada orang kota Sikhar,  mungkinkah Dia ini ini Mesias, Dia memberitahukan kepadaku apa yang sudah ku perbuat, kesaksiannya memenangkan banyak jiwa. Apalagi kalau saya hamba Tuhan merosot, buat apa saya malah mau cerita orang. Lebih baik saksikanlah pekerjaan Tuhan di dalam hidup saya. Dalam khotbah saya tidak malu menyaksikan hidup saya dulu, karena itulah pekerjaan Tuhan yang telah memindahkan saya dari gelap kepada terang yang harus disaksikan, untuk menguatkan Firman bahwa Firman itu berkuasa mengubahkan.

 

3 kali Petrus menyangkal, seharusnya dia binasa. Kenapa Petrus 3 kali menyangkal Yesus? Semua itu karena dia takut sengsara. Kalau kita sudah takut sengsara, takut salib, pasti menyangkal! Bagaimana keadaan orang yang menyangkal.

1.      Markus 14:54,66

14:54 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api.

14:66 Pada waktu itu Petrus masih ada di bawah, di halaman. Lalu datanglah seorang hamba perempuan Imam Besar,

 

Keadaan pertama dia menjadi Kristen halaman. Halaman masih jauh dari ruangan suci. Ini Kristen halaman, artinya ikut Yesus hanya puas sampai pada baptisan air, pada keselamatan, hanya sampai lahir baru, tetapi tidak mau masuk ruangan suci. Kalau disimpulkan tidak mau tergembala! Banyak yang seperti itu, bahkan hamba Tuhan tidak mau tergembala. Saya juga gembala, melayani ke mana, tetap harus kembali ke kandang, tidak boleh beredar-edar.

 

2.      Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Keadaan kedua Petrus tidak punya kasih. Kalau bahasa gerikanya apakah engkau mengasih Aku dengan kasih Agape, kasih Allah, Petrus jawab Aku mengasihi Engkau dengan kasih Fileo, kasih persaudaraan. Pertanyaan kedua juga begitu, Yesus tanya kasih Agape, Petrus jawab kasih Fileo. Pertanyaan ketiga apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih Fileo, Petrus menangis dengan sedih, sebab dia tidak memiliki kasih. Orang yang menyangkal tidak punya kasih kepada Tuhan dan tidak punya kasih kepada sesama.

 

Satu-satunya yang bisa menolong Petrus adalah sistem penggembalaan. Sampai 3 kali Tuhan katakan gembalakanlah domba-dombaKu. Di situ ada Firman penggembalaan diberitakan yang sanggup menyadarkan kita, sanggup memulihkan keadaan kita. Petrus sadar karena mendengar kokok ayam. Begitu mendengar kokok ayam, Petrus ingat perkataan Yesus, langsung dia sadar, menyesali perbuatannya. Kokok ayam itu Firman penggembalaan. Firman penggembalaan itu Firman pengajaran yang dipercayakan oleh Tuhan kepada seorang gembala untuk diberitakan dengan setia, dengan teratur, secara terus menerus, bukan comot sana comot sini. Penekanannya diberitakan dengan setia. Jadi kesetiaan dari Tuhan, ada Firman penggembalaan diberitakan kepada kita. Setiap kita beribadah, ada Firman penggembalaan diberitakan, berarti Tuhan setia kepada kita. Dan di situ ada pandangan belas kasihan Tuhan. Ketika ayam berkokok, Yesus memandang Petrus.

Lukas 22:60-61

22:60 Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

22:61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

 

Jadi dalam Firman penggembalaan yang kita dengar ada pandangan belas kasihan Tuhan. Tuhan lihat dosa kita, tetapi bukan untuk Tuhan hukum, seharusnya Petrus yang menyangkal itu dihukum! Seringkali kita lebih hebat dari Tuhan. Kalau Tuhan pandangannya belas kasihan, kita pandangannya hakim untuk menghukum. Kadang sedih, memandang orang yang dilihat kekurangannya, lalu dipecat. Kalau mau pecat orang, pecat diri sendiri, karena saya juga banyak kekurangan. Biarlah pandangannya pandangan belas kasih Tuhan. Sampaikan Firman pengajaran yang benar, biar Tuhan yang bekerja. Tuhan memandang dengan penuh kasih dan Petrus sadar.

 

Kalau Tuhan memandang kita, Tuhan juga mengulurkan tangan belas kasihan. Tuhan lihat Petrus sudah merosot, sudah di dalam sumur, Tuhan lihat dan Tuhan angkat. Begitu juga kami hamba Tuhan, lihat orang jatuh, jemaat jatuh, harus dengan pandangan belas kasih, angkat dia! Bukan dilihat orang jatuh malah dihukum, itu pandangan hakim, pandangan algojo. Pandangan Yesus Imam Besar harus kita miliki, melihat sesama yang jatuh, sesama yang berkekurangan pandang dia dengan belas kasihan dan ulurkan tangan untuk menolong dia. Bukan pandang dia lalu dijauhi, ini orang pezinah! Saya mau tanya, di neraka itu apakah hanya untuk pezinah dan pencuri? Semua pendosa tempatnya di situ! Oke saya bukan pezinah tetapi saya kata-katai orang, neraka juga tempat saya, sama saja! Jadi pandanglah dengan pandangan belas kasih. Dosanya kita benci, orangnya kita kasihi, tolong dia. Ini yang harus ada pada kita, khususnya kami hamba Tuhan.

Yudas 1:22-23

1:22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,

1:23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

 

Apa yang dibenci? Pakaian mereka! Artinya dosanya, tabiatnya! Orangnya jangan dibenci, tunjukan belas kasihan kepada orangnya, itu yang benar. Ini yang harus ada pada kita. Seperti Yesus memandang Petrus, begitu juga kita memandang orang lain yang ada dalam dosa. Kasihan dia sedang diperbudak oleh setan, sedang menderita sengsara, lalu kita mau hakimi, mau kita hukum lagi! Jangan! Pandang dia dengan belas kasihan, selamatkan, rebut. Memang untuk merebut resikonya tangan kita terbakar, kita hadapi perlawanan balik, tidak apa-apa. Saya menolong orang malah dikata-katai, tidak apa-apa. Saya mau meneladani Yesus merebut orang dari dalam api.

 

Ini kesetiaan Tuhan, Dia memandang kita dan Dia mengulurkan tangan untuk menolong kita. Sebagai timbal balik dari kita juga harus ada kesetiaan. Apa itu? Pandang Yesus. Yesus adalah Firman, pandang Firman, Firman itu cermin. Kita bercermin pada Firman, ini salahku Tuhan, ini dosaku. Iya Tuhan, telingaku ini tidak baik, gampang tersandung, tersinggung. Mata ini tidak baik. Hidungku ini mencium bau busuk, bukan malah menyembah.

II Korintus 3:18

3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

 

Kita bercermin pada Firman dan ulurkan tangan kepada Tuhan, itu kesetiaan kita kepada Tuhan. Ulurkan tangan mau melakukan Firman, mau taat pada Firman Tuhan. Memandang Tuhan mengulurkan tangan itu menyembah. Lebih baik kita banyak menyembah Tuhan saja. Apalagi ini tahun penyembahan, seharusnya hidung kita hanya mencium bau dupa, bukan mencium bau busuknya orang.

 

Tangan Tuhan ketemu dengan tangan kita, mujizat pasti terjadi, mujizat jasmani terutama mujizat rohani. Mujizat rohani kita diubahkan. Mujizat yang jasmani yang mustahil menjadi tidak mustahil, semua dilakukan oleh Tuhan.

 

Mulut kita tidak menyangkal Tuhan tetapi menyembah Tuhan. Hidung kita hanya untuk mencium bau dupa. Tangan hanya terulur kepada Tuhan, bukan terulur menghukum orang dan menjatuhkan orang, jangan!

 

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Ini doa orang laki-laki, maksudnya doa orang yang kuat, hanya mengangkat tangan kepada Tuhan dan tangan Tuhan diulurkan kepada kita, mujizat terjadi bagi kita sekalian, mujizat jasmani, mujizat rohani, sampai mujizat terakhir kita disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Diangkat ke awan-awan yang permai, bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar