Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:4-5
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Wahyu 14:1-5 menunjuk pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan. Ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus:
1. Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Ini menunjuk pengikutan yang kuat yang tidak bisa dihalangi oleh apapun.
2. Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Guruh atau guntur kaitannya dengan hujan. Kita disirami dengan hujan Firman pengajaran sehingga rohani bertumbuh.
3. Ada bunyi kecapi (ayat 2c). Banyak senar tetapi menghasilkan satu suara yang murni. Perbedaan tidak menjadi halangan kita bisa satu dalam Tubuh Kristus, tetapi disatukan di dalam Tuhan.
4. Ada nyanyian baru (ayat 3). Kalau menyanyi pasti ada nada naik turun, ini menunjuk pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus menghasilkan keubahan hidup.
5. Murni sama seperti perawan (ayat 4a). Ini berarti terjaga kesuciannya, baik jasmani terutama secara rohani.
6. Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b). Menjadi Kristen anak sulung.
7. Tidak berdusta = memiliki kualitas tidak bercela (ayat 5).
Pengikutan kita kepada Tuhan ditandai dengan tidak berdusta = memiliki kualitas tidak bercela. Gereja Tuhan mau diarahkan pada level tertinggi yaitu tidak bercacat cela. Masih banyak cacat cela kita, tetapi kita bersyukur ada Firman yang sanggup mengubahkan dan membaharui hidup kita. Kekurangan bukan untuk dipertahankan tetapi untuk diperbaiki sehingga bisa mencapai kesempurnaan. Kelak kita sebagai Tubuh Kristus bisa menyatu dengan Yesus sebagai kepala. Tubuh itu Mempelai Wanita Tuhan, kepala itu Mempelai Pria Sorga.
Apa itu dusta?
1. Berkata tidak benar untuk menutupi dosa. Dosanya ditutupi dengan dusta, akhirnya dosanya semakin bertimbun-timbun.
Yeremia 9:5
9:5 Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
Jadi dosa ditutup dengan dusta. Buat dosa lagi, ditutupi dengan dusta. Akhirnya dosanya bertimbun-timbun, membuat malas untuk bertobat sampai suatu saat tidak bisa bertobat seperti setan. Kalau seandainya setan bisa bertobat, sudah lebih dulu dia bertobat karena dia tahu betapa ngerinya penghukuman neraka itu. Neraka itu sebenarnya hanya disediakan untuk iblis. Tetapi karena manusia mau menuruti maunya setan, akhirnya sama-sama dengan dia di neraka. Kita tidak ingin seperti itu!
Yang seharusnya kita lakukan adalah berkata ya jika ya, tidak jika tidak, selebihnya dari itu dari setan.
Matius 5:37
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Ya katakan ya, tidak katakan tidak = jujur. Tuhan rindu kita menjadi pribadi yang jujur. Tuhan menciptakan kita manusia yang segambar dengan Dia adalah manusia yang jujur adanya. Tadinya manusia diciptakan jujur. Tetapi karena dirusak oleh dosa makanya banyak berdalih, banyak dusta. Biar sudah disumpah sambil pegang Alkitab masih berdusta juga.
Pengkhotbah 7:29
7:29 Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.
Kejujuran dimulai dengan jujur mengaku dosa. Kita salah kepada Tuhan, kepada sesama, kita jujur mengaku kepada Tuhan vertikal, kepada sesama horisontal. Dosa dipakukan di kayu salib, surat hutang kita dihapuskan oleh darah Yesus. Mengaku kepada Tuhan, mengaku kepada sesama. Kejujuran dimulai dengan jujur mengaku dosa. Kalau sudah jujur, Amsal mengatakan doa orang jujur dikenan oleh Tuhan, dijawab oleh Tuhan, kita menjadi rumah doa. Kenapa kita berdoa sampai sekarang doa kita belum dijawab? Tuhan menunggu kita jujur, masih ada yang disembunyikan, masih ada yang salah belum diselesaikan. Hari-hari terakhir yang sisa gunakan mengaku dosa
Amsal 15:8
15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.
Mari kita berubah menjadi pribadi yang jujur. Mulai dari jujur mengaku dosa di dalam nikah rumah tangga dulu, suami kepada isteri, isteri kepada suami. Jujur dalam nikah, saling mengaku saling mengampuni maka doa kita naik. Dosa itu yang menghambat doa sehingga tidak tembus ke hadirat Tuhan. Diselesaikan semua baru doa kita tembus ke hadirat Tuhan.
2. I Yohanes 4:20-21
4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Kalau mengaku mengasihi Tuhan lalu tidak mengasihi sesama, berarti dia berdusta. Kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama tidak bisa dipisah, ini 2 loh batu. 2 loh batu tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi satu kesatuan. 4 hukum kasih kepada Tuhan dan 6 hukum kasih kepada manusia. Jadi berdusta itu tidak memiliki kasih kepada Tuhan dan tidak punya kasih kepada sesama. Berarti hanya mengasihi diri sendiri, hanya mementingkan diri sendiri = egois. Mementingkan diri sendiri, tidak peduli Tuhan, tidak peduli sesama, itu sudah pendusta! Dosa yang mencuat akhir zaman ada 18 dosa dan dibuka dengan mencintai diri sendiri, mengasihi diri sendiri sampai lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Tuhan tolong jangan ada tabiat egois pada kita.
II Timotius 3:1-2,4
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Ketika takhta putih digelar, Tuhan akan memisahkan orang yang mengasihi Tuhan dan sesama dengan orang yang hanya mengasihi diri sendiri. Jadi dipisah antara Kristen domba dan Kristen kambing. Mungkin sekarang belum nyata, nanti akan terlihat nyata. Yang domba masuk kebahagiaan kekal, kambing masuk kebinasaan kekal.
Matius 25:31,33
25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Jadi egois itu tabiat kambing. Praktek tabiat egois.
a) Yehezkiel 34:17-19
34:17 Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.
34:18 Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?
34:19 Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?
Bicara rumput penggembalaan dan air yang jernih, secara rohani menunjuk makanan rohani bagi domba, bagi sidang jemaat, itulah Firman pengajaran yang sehat. Rasul Paulus mengatakan ada ajaran sehat, ada juga yang tidak sehat. Firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, itu yang diinjak-injak, dikeruhkan.
Jadi tabiat kambing yang pertama dapat pengajaran yang sehat dari Tuhan, tetapi mengeruhkannya dengan perbuatan dan perkataan sehingga hanya menjadi sandungan bagi orang lain, orang tidak mau menerima Firman pengajaran yang sehat dan benar lagi. Karena yang mendapat berkat itu malah menjadi sandungan. Katanya pengajaran yang benar, ajaran yang sehat, koq perbuatannya begitu, tingkah lakunya sehari-hari menipu dan merugikan. Apalagi kami hamba Tuhan yang menyampaikan Firman Tuhan. Berkhotbah tetapi perilaku tidak sesuai dengan Firman. Makanya rasul Paulus memesankan kepada Timotius, awasi dirimu, awasi ajaranmu, dengan demikian engkau menyelamatkan dirimu dan orang-orang yang mendengarkan engkau. Apa yang dia ajarkan apakah cocok dengan praktek hidupnya. Yesus memberikan teladan, apa yang Yesus ajarkan itu yang Dia kerjakan. Bagi kita sidang jemaat, apa yang kita terima di gereja itu yang kita lakukan, jangan dikeruhkan dengan perilaku kita!
Kisah Para Rasul 1:1
1:1 Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,
Ini bagi kami hamba Tuhan, mau khotbah harus praktekan. Mau khotbah soal memberi, hamba Tuhannya jangan kikir. Mau khotbah tentang kesucian, hamba Tuhan jaga kesucian. Khotbah tentang nikah, periksa nikahnya, benar atau tidak, baru sampaikan kepada jemaat. Jangan seperti ahli Taurat dan orang-orang farisi. Mereka menaruh beban yang berat di pundak umat tetapi dengan 1 jaripun tidak mau mereka sentuh. Dia ajarkan harus begini harus begitu tetapi hamba Tuhannya tidak pernah praktek, ini mengeruhkah Firman dengan perbuatan dan perkataan. Kita yang sudah menerima Firman di dalam gereja jangan dikeruhkan. Biarlah orang di luar sana melihat, oh itu orang Kristen, ada Firman Tuhan, ada cahaya kemuliaan. Jangan malah berkata, siapa itu? Orang Kristen. Ini natalan, koq mabuk!
Harusnya sikap kita menghiasi Firman Tuhan, artinya kita memuliakan Firman dengan perbuatan dan perkataan kita, dengan sikap praktek hidup sehari-hari.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Titus 2:10 (Terjemahan Lama)
2:10 dan dengan tiada mencuri, melainkan menunjukkan setia yang sempurna, supaya di dalam segala perkara mereka itu menjadi suatu perhiasan bagi pengajaran Allah, Juruselamat kita.
Saya ingat dulu papa kalau berdoa untuk kami anak-anaknya selalu berdoa biarlah menjadi hiasan dalam rumah Tuhan. Setelah membaca ayat ini saya ingat ini yang selalu papa doakan.
Kita sudah mendapat berkat Firman Tuhan, ayo bagikan dengan cara mengundang orang supaya datang mendengar. Kita yang mengundang, tunjukan perilaku kita yang sudah dibaharui.
b) Yehezkiel 24:20-21
24:20 Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku:
24:21 Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang.
Mendesak yang lemah dengan lambung atau perut dan bahu sehingga keluar dari kandang penggembalaan. Apa artinya? Bahu bicara tanggung jawab. Kepada kita Tuhan sudah percayakan tanggung jawab jabatan pelayanan dari Tuhan. Ada yang zangkoor, pemain musik, guru sekolah minggu, ada pembersih gereja dan lain-lain. Bukan saya yang kasih melainkan Tuhan, saya hanya memberi penumpangan tangan. Kita sudah dapatkan jabatan pelayanan, harus tanggung jawab! Jadi praktek egois kedua, dapat berkat jabatan pelayanan tetapi tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan.
Saya tidak pernah tunjuk bapak jadi zangkoor, bapak pimpin pujian. Saya sampaikan Firman Tuhan saja, siapa yang rindu melayani ada formulir imam-imam silahkan isi dengan baik sesuai dengan gerakan Firman. Begitu bapak ibu isi formulir dengan nama lalu ditanda tangani itu tanggung jawab dengan Tuhan, bukan dengan saya. Setialah, tanggung jawablah pada pelayanan, jangan bolong-bolong, layani Tuhan dengan sungguh-sungguh!
Mengapa tidak setia dan tanggung jawab? Karena persoalan lambung, persoalan perut, hanya karena mencari perkara jasmani. Ragu dengan janji Tuhan, padahal Tuhan sendiri berkata akan terjadi kegoncangan di akhir zaman ini, tetapi imam-imam yaitu hamba Tuhan, pelayan Tuhan tetap makan. Tuhan sudah janji itu, jangan ragu, layani Tuhan maka makan minum itu urusannya.
Yesaya 65:13
65:13 Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu;
65:14 sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.
Hamba Tuhan yang setia dan tanggung jawab pasti makan. Biarpun harga naik tetap makan. Mungkin gagal panen, tetapi kalau hamba Tuhan pelayan Tuhan tetap makan. Yakini janji Firman Tuhan, klaim janji Tuhan, Tuhan tidak pernah menipu.
Yesaya 65:14
65:14 sesungguhnya, hamba-hamba-Ku akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.
Yang lain sedih hati, patah semangat, putus asa, sampai tidak sedikit orang Kristen bunuh diri karena persoalan hidup akhir zaman, karena masalah perut. Mari layani Tuhan sungguh-sungguh, kalau tidak sungguh-sungguh akan menjadi sandungan bagi jemaat yang lemah rohaninya. Itukan paduan suara, kenapa tidak menyanyi, tidak beribadah! Yang lemah rohaninya yang datang ibadah cuma cari-cari kesalahan orang jadi loyo, akhirnya keluar dari penggembalaan. Hutang darah di hadapan Tuhan kalau gara-gara kita hamba Tuhan pelayan Tuhan tidak setia dan tidak tanggung jawab sehingga ada yang keluar dari penggembalaan, keluar dari tubuh Kristus. Akhirnya orang seperti itu ditentukan untuk pedang, harus bertekuk lutut untuk dibantai oleh pedang antikristus. Jangan terjadi pada kita.
Pelayanan itu hanya kemurahan Tuhan. Jangan jadikan kemurahan Tuhan sebagai sesuatu yang murahan. Nanti berhadapan dengan kekerasan Tuhan. Kalau di dunia paduan suara yang mau menyanyi diseleksi yang suaranya bagus-bagus, di sini kita hanya dapat kemurahan. Tetapi Tuhan mau pakai kalau kita sungguh-sungguh. Tetapi jangan juga dijadikan murahan.
c) Matius 25:32,41-45
25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Yang ketiga ini tidak mau memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan. Kita lihat ada sesama yang membutuhkan, baik bantuan secara jasmani maupun bantuan moral, dengan kita mengunjungi itu sudah memberikan bantuan moral. Ada berapa jemaat yang dirawat di rumah sakit, dibesuklah, dibantu dalam doa dan dalam doi. Minimal didoakan, terutama yang sakit-sakit rohaninya didoakan.
Tabiat kambing pertama dan kedua itu tidak mengasihi Tuhan. Poin ketiga ini tidak mengasihi sesama. Jadi orang yang berdusta itu tidak punya kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Manusia itu sebenarnya tidak punya kasih, sebab semua manusia sudah berbuat dosa, kehilangan kemuliaan Allah berarti kehilangan kasih Allah, tidak punya kasih. Lalu bagaimana supaya kita bisa memiliki kasih kepada Tuhan dan kepada sesama?
I Yohanes 2:4-5
2:4 Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.
2:5 Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia.
I Petrus 1:22
1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.
Untuk memiliki kasih kita harus mendengar dan taat dengar-dengaran pada Firman. Itu berarti kita mengasihi Tuhan dan bisa mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Bukan cuma mendengar tetapi juga mentaati. Makanya Tuhan ciptakan manusia telinganya 2. Yang satu mendengar yang satu lagi dengar-dengaran pada Firman Tuhan, maka kasih itu akan bertumbuh, berkembang, sampai sempurna.
Kita periksa, sudah sejauh mana pertumbuhan kasih kita? Saya juga sebagai hamba Tuhan yang berkhotbah sudah sejauh mana kasihku? Waktu Yesus datang apakah siap kita menyambutNya? Dalam surat I Korintus dikatakan kita akan memandang muka dengan muka waktu Yesus datang, demikian tinggalah ketiga hal ini, iman, pengharapan dan kasih, yang terbesar adalah kasih.
Sudah sejauh mana pertumbuhan kasih kita? Kita punya pola Tabernakel, ini miniatur kerajaan sorga. Dulu Musa disuruh membuat Tabernakel atau kemah suci. Sudah hancur semua apa yang dibuat oleh Musa. Sekarang yang ada pada kita pengajarannya, itu pola ibadah kita. Kita pelajari pertumbuhan kasih lewat pola Tabernakel.
1. Mezbah korban bakaran, ini menunjuk pertobatan.
Dulu di atas mezbah ini hewan kurban dipersembahkan untuk menebus salah, untuk korban keselamatan, untuk penghapus dosa, ucapan syukur dan lain-lain. Semuanya sudah digenapi oleh korban Kristus Yesus, korban yang sempurna. Jadi kita tidak perlu lagi bawa domba, bawa lembu, bawa burung tekukur, bawa burung merpati, tidak perlu sebab sudah ada korban Kristus yang sempurna. Dari salib Kristus kita dapatkan kasih mula-mula.
Ini pertumbuhan kasih yang pertama yaitu punya kasih mula-mula. Kita periksa apakah masih punya kasih mula-mula? Sidang jemaat Efesus punya banyak kelebihan dalam pelayannya, namun Yesus berkata tetapi Aku mencela engkau karena engkau meninggalkan kasihmu yang semula, betapa dalamnya engkau jatuh. Aku akan datang mengambil kaki dian, segera bertobat!
Bukti punya kasih mula-mula adalah bertobat dan hidup dalam pertobatan, bukan malah menambah dosa. Pemain musik bertobat atau tidak! Paduan suara bertobat atau tidak! Khotbah bertobat atau tidak! Pelayanan apa saja, menyapu dan mengepel gereja dengan tanda pertobatan, itu kasih mula-mula! Makanya semangat terus melayani. Kenapa melayani mulai loyo? Pelayanan itu kuk yang enak dan ringan Tuhan berikan kepada kita. Dosa itu beban. Mengapa menjadi berat melayani? Karena pikul beban dosa. Coba saya pikul 30 beras sambil khotbah, di awal masih kuat, pertengahan mulai terengah-engah, khotbahnya tidak dimengerti karena ada beban dosa. Beban dosanya dibuang, pelayanannya jangan dibuang, tetap pegang pelayanan.
Bagaimana proses bertobat?
a) Mendengar Firman dengan kerinduan untuk disucikan! Tuhan mulut saya ini tidak baik, mata saya tidak baik, tangan saya suka berbuat dosa ini, ayo dengar Firman dengan kerinduan untuk disucikan.
b) Ketika Firman menunjuk dosa, terima Firman yang menunjuk dosa itu.
c) Akui dosanya kepada Tuhan dan sesama, buang dosanya, pelayanannya tetap dipertahankan.
Mengaku dosa itu sikap kesatria, kalau tidak mau mengaku dosa itu pecundang. Adonia dia sadar telah berbuat dosa, dia lari memegang tanduk mezbah korban bakaran. Raja Salomo berkata: kalau dia berlaku sebagai seorang kesatria, tidak sehelai rambutpun akan jatuh. Tuhan jamin sehelai rambutpun tidak akan jatuh.
I Raja-raja 1:50-52
1:50 Takutlah Adonia kepada Salomo, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah.
1:51 Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang."
1:52 Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambut pun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh."
Ayo mengaku dosa, itu sama dengan memegang tanduk-tanduk mezbah. Tanduk bagi hewan itu simbol kekuatannya. Jadi kalau kita mengaku dosa maka kita akan mengalami kekuatan darah Yesus untuk menghapus dosa kita dan mencabut akar dosa supaya tidak diperbuat lagi. Ayo akui dosa biar kekuatan darah Yesus kita rasakan.
Kita mengaku dosa dan Tuhan menjamin sehelai rambut tidak akan jatuh. Artinya Tuhan melindungi. Dunia yang kita tempati ini sudah cemar, semua dikuasai oleh dosa. Dunia nyata, dunia maya, semua dosa di situ. Tetapi kita dilindungi oleh Tuhan supaya tidak tercemar lagi oleh dosa. Dibentengi dan dijaga oleh Tuhan. Mau menyerempet dosa, ada Roh Kudus mengingatkan ‘jangan!’ itu perlindungan Tuhan.
Sehelai rambut tidak biarkan jatuh, berarti Tuhan lindungi, dipelihara Tuhan dan diperhatikan Tuhan. Manusia tidak mau memperhatikan sehelai rambut yang jatuh. Kalau sudah jatuh rambut tidak ada lagi yang mau cari, ini rambutnya siapa? Kecuali kalau sudah rontok banyak baru cari obat penumbuh rambut. Tetapi Tuhan tidak membiarkan sehelai rambutpun jatuh, betapa Tuhan memperhatikan kehidupan kita sekalian. Itulah kesatria.
Kalau dosa sudah ditunjuk oleh Firman, tetap mengeraskan hati, tetap mempertahankan dosa, tidak mau memanfaatkan mezbah korban bakaran untuk bertobat, suatu waktu dosa itu Tuhan ukir di tanduk-tanduk mezbah, berarti dosanya tidak diampuni lagi! Dosanya sudah permanent karena tidak mau diakui, dosanya diulang-ulang terus, tidak mau diakui.
Yeremia 17:1-2
17:1 "Dosa Yehuda telah tertulis dengan pena besi, yang matanya dari intan, terukir pada loh hati mereka dan pada tanduk-tanduk mezbah mereka
17:2 sebagai peringatan terhadap mereka! — Mezbah-mezbah mereka dan tiang-tiang berhala mereka memang ada di samping pohon yang rimbun di atas bukit yang tinggi,
Dosa yang diulang-ulang itu menjadi berhala! Kita tidak menyembah patung atau bukit batu atau pohon, tetapi dengan mengulang-ulang dosa, dosa menjadi berhala, menjadi permanent, tidak terampunkan lagi. Apalagi kalau sudah sengaja!
2. Mezbah dupa emas, ini menunjuk doa penyembahan. Dulu dupa dibakar berbau harum ke hadirat Tuhan, sekarang menunjuk doa penyembahan. Ini perkembangan kasih, sudah sejauh mana kasih kita. Pertobatan harus ada, kalau sudah bertobat, hidup benar dan suci, pasti penyembahan naik. Tidak usah disuruh, tidak usah dipaksa, kalau bertobat, dosa sudah diselesaikan pasti bisa menyembah. Kenapa sulit menyembah? Periksa dosanya, masih ada yang disembunyikan. Kalau sudah dibuang semua pasti naik penyembahan kita bagaikan dupa yang dibakar.
Ukupan untuk mezbah dupa emas ini dibuat dari bahan yang harum-harum yang dihaluskan. Penyembahan ini adalah proses menghaluskan daging. Daging dengan segala keinginannya, tabiatnya, emosinya, dihaluskan. Mulai dari dalam rumah tangga, tunjukan kalau daging kita sudah dihaluskan. Kalau di luar kelihatan halus. Di rumah tangga, isterinya jadi sasaran. Atau kebalikan, suaminya yang disikat terus sama isterinya.
Dalam rumah tangga di lihat sudah halus atau belum dagingnya. Telinganya sudah halus? Matanya sudah halus? Mulutnya sudah halus? Biar dihaluskan lewat penyembahan. Cekcok dalam rumah tangga, Tuhan yang dikorbankan, janganlah! Diselesaikan masalahnya, bukan Tuhan jadi sasaran. Lewat doa penyembahan dihaluskan semuanya.
Penyembahan yang benar didorong oleh Firman pengajaran yang benar. Kalau pekerjaan Firman pengajaran sudah kita rasakan, penyembahan kita akan naik.
Lukas 9:28
9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
Jadi murid-murid diajar dulu baru naik menyembah. Penyembahan itu naik gunung, memang sakit bagi daging, terus dihaluskan daging kita. Nanti muara dari penyembahan adalah kita masuk dalam kumpulan orang banyak yang siap menyambut kedatangan Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga dengan suara haleluya. Haleluya itu bahasa sorga, penyembahan di bumi pantulan dari sorga. Kalau di sorga menyembah dengan haleluya, di bumi juga haleluya, tembus sampai sorga, kita menyambut Yesus.
Wahyu 19:6-7
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Yesus Raja, Dia Mempelai Pria Sorga. Kita pengantinNya yang siap sedia, menyambut Dia dengan seruan haleluya. Apa yang terutama harus dihaluskan? Panca indera kita. Waktu Yesus berdoa, yang pertama berubah adalah wajahNya. Di wajah ini ada panca indera. Yang ada kaitan dengan penyembahan adalah hidung dan mulut. Hidung ini seringkali cium bau busuk, kalau cium bau busuk pasti mulut bersuara. Seringkali kita begitu, hidung kita mencium bau busuk orang sehingga mulut bersuara. Tidak tahu dia itu, begini begini. Langsung cerita di luar. Si A cerita sama si B dia itu begini, si B kembangkan sama si C dia itu begini dan bagitu. Nanti si C kembangkan lagi sama si D dia itu begini, begitu, begono. Maka tersiarlah bahwa si itu busuknya minta ampun, padahal tidak seperti itu sebenarnya.
Ini yang harus dihaluskan. Ayub mengatakan kalau hidung ditekan, darah keluar. Ayo haluskan, bukan cium busuknya orang, tetapi Alkitab katakan menghirup darah, mencium darah Yesus. Bukan mencium busuknya, kekurangannya orang.
Amsal 30:33
30:33 Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.
Bertobat, hidungnya bukan mencium kekurangan orang, tetapi memeriksa diri yang penuh dengan kekurangan. Mulut dihaluskan, mulut berkata yang baik, mulut menghasilkan perkataan yang manis, perkataan yang membangun menjadi berkat bagi sesama. Jangan hendaknya keluar perkataan kotor dari mulutmu, tetapi berkata-katalah yang membangun, sehingga orang yang mendengar beroleh kasih karunia.
3. 2 loh batu, itu ada di ruangan maha suci, ini isi dari tabut perjanjian. Tabut perjanjian terdiri dari 2 bagian:
a) Tutup dengan 2 kerub dari emas murni menunjuk Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus, Raja, Mempelai Pria Sorga.
b) Peti dari kayu penaga disalut emas bagian dalam dan luar, menunjuk gereja yang sempurna, Tubuh Kristus, Mempelai Wanita Tuhan. Isinya 2 loh batu, ini kasih yang sempurna. Kasih kita biar bertumbuh sampai mencapai kasih yang sempurna.
Bukan nanti, mulai sekarang sudah ada perkembangan kasih mengarah pada kesempurnaan. Bukti kasihnya mengarah pada kesempurnaan.
a) Markus 12:29-30
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Bukti pertama mengasihi Tuhan dengan segenap tubuh, jiwa dan roh kita. Artinya mengutamakan perkara yang rohani lebih dari segala-galanya. Ibadah pelayanan, pengajaran yang benar itu yang kita utamakan lebih dari aktivitas di bumi ini. Bukan berarti kita tidak boleh beraktivitas, silahkan kerja, sekolah dan lain-lain. Tetapi yang rohani tempatkan pada urutan yang pertama. Tuhan tidak pernah menipu. Saya banyak pengalaman dengan Tuhan, ketika mengutamakan yang rohani, Tuhan tidak pernah menipu, Tuhan sediakan sesuatu yang jasmani.
Buktikan kita mengasihi Tuhan dengan tubuh, jiwa dan roh kita. Apalagi hamba Tuhan! Kalau jemaat bisa mengutamakan yang rohani, lalu hamba Tuhan hanya yang jasmani terus. Kalau dapat berkat jasmani bukan untuk dijadikan kesombongan atau kebanggaan.
b) Markus 12:31
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Apa itu mengasihi sesama seperti diri sendiri? Apa yang kita rindukan orang lain perbuat kepada kita, perbuatlah itu kepada sesama. Masa ada orang mau menyakiti dirinya sendiri. Orang yang menyakiti dirinya sendiri seperti orang gila di Gerasa, ambil batu pukul dirinya sendiri. Seperti itulah kita memandang sesama, ini diri saya, jangan dirugikan, jangan disakiti, jangan dipukuli. Kalau kita rindu sesama itu berbuat baik kepada kita, lakukan itu kepada sesama.
Matius 7:12
7:12 maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatu pun untuk bapanya atau ibunya.
Saya sebagai hamba Tuhan, saya tidak mau pelayanan saya diganggu oleh hamba Tuhan lain, tidak mau dirusak oleh hamba Tuhan lain. Yah saya jangan ganggu pelayanan hamba Tuhan lain. Terlepas dari kekurangannya apa, itu urusannya dia dengan majikannya. Entahkah dia duduk, entah dia berbaring itu urusannya dengan Tuhan majikannya, itu bukan urusan saya. Saya tidak mau diperbuat begitu, yah saya jangan berbuat begitu kepada sesama. Yang saya mau hamba Tuhan mendoakan pelayanan di tempat ini, saya juga mendoakan pelayanan mereka.
Kalau bisa mengasihi sesama maka akan memuncak bisa mengasihi musuh. Inilah kasih yang sempurna ketika kita bisa mengasihi musuh. Bukan kita yang memusuhi dia, dia yang memusuhi kita tetapi kita mau mengasihi dia, itulah kasih yang sempurna.
Matius 5:43-48
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Itu suatu percikan darah, suatu sengsara. Ketika kita disakiti, kita mau mendoakan dia, kita mau memperhatikan dia, itu suatu percikan darah, tetapi Alkitab mengajarkan demikian. Ini butuh proses, memang bukan sulap yang langsung jadi. Butuh proses sampai pada tahap kita bisa mengasihi orang yang menyakiti kita, mulai dari mendoakan.
Musuh paling aktif justru sesama dalam rumah tangga. Kalau tetangga yang berulah, bodoh amat. Tetapi kalau sudah isteri, suami, anak, kakak, adik, bagaimana? Mau coret dari kartu keluarga, mau putuskan tali persaudaraan. Saya sudah begini, bukan main malah dia beginikan. Apalagi kalau isteri sendiri. Isteri berulah terus, masa mau dibawa ke pengadilan untuk cerai? Itulah yang harus digumuli!
Disitulah praktek mengasihi, mulai dari mendoakan yang baik. Saat dia tidur didoakan. Tuhan Yesus tolong suamiku, tolong isteriku, tolong anakku, tolong adikku, tolong kakakku.
Mari kita mengasihi mulai dari dalam rumah tangga, baru dalam penggembalaan lalu antara penggembalaan. Orang yang membenci dan memusuhi kita doakan, mulai dari mendoakan yang baik-baik.
Kalau kita sudah mempunyai kasih, mengasihi Tuhan, mengasihi sesama sampai mengasihi musuh, maka hasilnya:
Markus 12:34
12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Hasilnya:
a) Kita menjadi gadis yang bijaksana. Siapa yang masuk pesta nikah Anak Domba? Gadis yang bijaksana. Kita menjadi kehidupan yang bijaksana sehingga layak untuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Mengasihi musuh itu betul-betul kita punya minyak persediaan. Daging kita betul-betul diperas menghasilkan minyak persediaan, urapan Roh Kudus yang melimpah-limpah. Menjadi pribadi yang bijaksana, memiliki hikmat sorga untuk bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah.
b) Tidak ada pertanyaan lagi. Pertanyaan menunjuk persoalan dan masalah. Tidak ada persoalan, masalah apapun diselesaikan oleh Tuhan. Pagi menjelang siang, masalah apa yang terus menimbulkan pertanyaan dalam hidup kita. Bagaimana masa depan. Bagaimana pendidikanku, bagaimana nikahku, bagaimana hubungan dengan isteri dan suami, bagaimana anakku, mungkin kaum muda bertanya bagaimana jodohku. Tidak ada lagi pertanyaan, Tuhan selesaikan semua, Tuhan mampu mengatasi semuanya. Kita belajar untuk mengasihi Tuhan, belajar mengasihi sesama. Praktekan Firman Tuhan, mengasihi sesama sampai mengasihi musuh. Kasih Tuhan dicurahkan kepada kita, kasih yang sempurna.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar