20140715

Kebaktian Doa Puasa Sesi I, Selasa 15 Juli 2014 Pdt. Yusuf Tambun


SESI I

Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Berdoa dan berpuasa adalah salah satu sikap yang meneladani Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus sudah berdoa puasa di atas gunung selama 40 hari 40 malam. Puasa yang kita kerjakan sekarang ini adalah kita belajar mengambil bagian sedikit dalam penderitaan bersama Tuhan Yesus jadi bukanlah sesuatu yang “wah”. Puasa memang menderita bagi daging, menderita bersama sama Tuhan Yesus. Tetapi itu bukan sesuatu yang percuma, kalau kita berpuasa ada kuasa yang kita dapatkan dari dalamnya.

Cara berpuasa dalam Matius pasal 6:16
Matius 6:16
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Puasa bukan untuk kebanggaan dan bukan untuk dipamer-pamerkan. Kalau berpuasa untuk dilihat orang berarti sudah mendapat upah, tetapi bukan upah yang positif namun mendapat akibat yang negatif. Puasa ditujukan kepada Bapa yang tersembunyi.

Matius 6:17-18
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

1.      Cucilah muka
Cara berpuasa yang pertama harus mencuci muka, artinya harus ada air Firman yang menyucikan. Berarti harus ada Firman penyucian, Firman pengajaran yang benar. Kalau berpuasa di rumah harus membaca Firman. Kalau tidak membaca Firman itu bukan puasa yang benar.

Air Firman harus mencuci muka. Muka berarti:
a)      Hati
Hati kita yang harus pertama disucikan oleh Firman dalam doa puasa. Jangan sampai kita berpuasa tetapi hati kita tidak mendapatkan jamahan air Firman penyucian dari Tuhan. Hati itu adalah gudangnya dosa yang harus disucikan oleh Firman penyucian.

b)      Lima indra
Yang harus disucikan:
Ø  Telinga kita sehingga menjadi telinga yang dengar-dengaran dan taat.
Ø  Mulut kita sehingga menjadi mulut yang berbicara benar dan baik serta dipakai untuk menyembah Tuhan.
Ø  Perasaan kita sehingga menjadi perasaan seperti Tuhan Yesus yang tidak mempertahankan harga diri namun mengosongkan semuanya.
Ø  Mata kita sehingga bisa melihat cahaya injil kemuliaan Kristus, bisa melihat kekuatan Firman pengajaran yang benar.
Ø  Hidung disucikan sehingga kita bisa menyembah Tuhan.

2.      Minyakilah kepalamu
Minyak menunjuk urapan Roh Kudus maksudnya untuk menolong kita berdoa dan menyembah Tuhan.
Roma 8:26-27
8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.

Jadi puasa yang benar harus ada Firman dan ada doa penyembahan.

Apa tujuan berpuasa?
1.      Menggumuli nikah rumah tangga
I Korintus 7:3-5
7:3 Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
7:4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
7:5 Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.

I Korintus 7:5 (Terjemahan Inggris)
7:5 Defraud ye not one the other, except it be with consent for a time, that ye may give yourselves to fasting and prayer (berpuasa dan berdoa); and come together again, that Satan tempt you not for your incontinency.

Tujuannya adalah supaya setiap anggota rumah tangga tidak saling menuntut hak-haknya tetapi setiap anggota rumah tangga bisa saling memenuhi dan melakukan kewajiban di dalam rumah tangga.

Mulai dari istri, kewajibannya harus tunduk kepada suaminya.
Kolose 3:18
3:18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

Kalau istri tunduk kepada suami di dalam nikah maka hasilnya bisa menyelamatkan nikah itu. Mereka bisa menolong suami yang tidak taat kepada Firman.
I Petrus 3:1,3-4
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Jadi harta paling berharga dari istri adalah lemah lembut dan tentram yang di dalamnya artinya adalah tunduk. Istri yang tunduk adalah istri yang menaruh pengharapan kepada kepada Tuhan bahwa Tuhan sanggup menjamah suaminya dan Tuhan pasti menolong istri yang tunduk.
I Petrus 3:5-6
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Kalau istri tunduk kepada suaminya berarti sedang berbuat baik, perbuatan yang baik dan benar di hadapan Tuhan. Tetapi kalau istri tidak tunduk dan malah menanduk suaminya berarti istri tidak mempunyai perbuatan yang baik.

Suami juga harus memenuhi kewajiban dalam rumah tangga.
Kolose 3:19
3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

Suami harus mengasihi istri dan tidak berlaku kasar. Kalau suami berlaku kasar terhadap istri berarti itu adalah suami yang tidak beres karena istri adalah tubuh suami. Kalau suami mengasihi dan tidak berlaku kasar terhadap istrinya maka hasilnya doa suami tidak terhalang bagaikan dupa yang naik, doa dijawab oleh Tuhan.
I Petrus 3:7
3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Mengapa seringkali doa terhalang dan tidak dijawab? Karena tidak melakukan kewajiban dalam nikah.

Anggota yang terakhir dalam rumah tangga adalah anak.
Kolose 3:20
3:20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

Kewajiban anak harus taat dengar-dengaran di dalam rumah, taat dengar-dengaran kepada Tuhan, kepada orang tua dan kepada guru. Jangan suka membantah apalagi melawan. Hasilnya kalau anak-anak melakukan kewajiban dalam rumah tangga adalah memiliki masa depan yang indah di hadapan Tuhan? Ketaatan adalah permulaan keberhasilan. Kalau anak-anak tidak dengar-dengaran jangan harap masa depan indah tetapi malah suram. Ketidaktaatan adalah permulaan kehancuran.
Efesus 6:1-3
6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
6:3 supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Hasilnya adalah berbahagia dan panjang umur di bumi artinya masuk kerajaan 1000 tahun damai sampai hidup kekal selama-lamanya.

Jadi tujuan kita berpuasa yang pertama adalah bergumul untuk nikah rumah tangga. Bergumul untuk istri, suami dan anak supaya tidak saling mempersalahkan, tidak saling bertengkar, tidak saling membenarkan diri tetapi supaya bisa saling memenuhi kewajiban dan melakukan tugas sesuai Firman. Istri tunduk terhadap suami, suami mengasihi dan tidak berlaku kasar terhadap istri, anak-anak taat dengar-dengaran.

2.      Menggumuli ibadah pelayanan
II Korintus 6:4-5
6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;

Jadi untuk ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan dan harus kita kerjakan, kita harus berjaga-jaga dan berpuasa supaya kita ditolong oleh Tuhan. Mengapa kita harus berpuasa dalam pelayanan? Sebab tanpa kita mendapat campur tangan Tuhan, tanpa kita mendapat pertolongan Tuhan, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa
Yohanes 15:5
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Kita tidak bisa mengerjakan ibadah pelayanan kalau di luar Tuhan. Sebenarnya ini adalah perkataan Tuhan Yesus sendiri. Ini ketegasan Tuhan bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Apa maksudnya tidak bisa berbuat apa-apa? Artinya tidak bisa berbuah.
Yohanes 15:4
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Buah adalah sesuatu yang memuaskan Tuhan.
Markus 11:12-13
11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

Tidak bisa menghasilkan buah artinya tidak bisa melakukan sesuatu yang memuaskan hati Tuhan, tidak bisa melakukan sesuatu yang sesuai kehendak Tuhan. Itu sebabnya kita harus berdoa puasa supaya dalam mengerjakan pekerjaan kepercayaan Tuhan kita bisa berbuat sesuai kehendak Tuhan dan memuaskan hati Tuhan.

Kalau tanpa Tuhan sama dengan mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri.
Yohanes 15:4
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Melakukan sesuatu dari diri sendiri berarti melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri, dengan kepandaian sendiri, dengan pengalaman sendiri. Kalau berbuat dengan diri sendiri hasilnya tidak memuaskan hati Tuhan bahkan menjijikan bagi Tuhan dan memilukan hati Tuhan.
Matius 7:22-23
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Yohanes 15:5
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Pribadi Tuhan di sini dikaitkan dengan pokok anggur yang benar.
Yohanes 15:1
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

Pribadi Tuhan pokoknya adalah Firman.
Yohanes 1:1
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Tuhan adalah pokok anggur. Anggur dikaitakan dengan pesta nikah. Berarti Tuhan sebagai pokok anggur adalah Firman pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel. Dikatakan pokok anggur yang benar, berarti Firman pengajaran yang benar.

Tanpa Firman pengajaran yang benar kita tidak bisa melakukan pekerjaan Tuhan sesuai dengan kehendak Tuhan. Mungkin orang lain bisa mengatakan punya Firman, tetapi apakah yang mereka kerjakan sesuai kehendak Tuhan dan memuaskan hati Tuhan? Biarlah semua kita kerjakan sesuai pengajaran yang benar dan jangan menyimpang supaya apa yang kita kerjakan tidak salah. Di luar Firman pengajaran yang benar berarti ada di dalam ajaran-ajaran asing, ajaran-ajaran lain, ajaran yang sudah ditambah dan dikurang.

Hawa menambah dan mengurangi Firman sehingga akhirnya diusir dari dalam taman Eden.
Kejadian 3:2-3
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Hawa mengurangi kata “bebas” dan menambah kata “raba”. Selama Hawa hidup di taman Eden, dia taati pengajaran Firman Tuhan, maka semuanya beres. Aman di taman Eden dan semua tersedia. Tetapi begitu Hawa keluar, begitu Hawa tidak di dalam Firman pengajaran yang benar, begitu Hawa menambah dan mengurangi Firman pengajaran yang benar maka akibatnya dia harus diusir dari Taman Eden, dia harus kena kutuk.

Kejadian 3:1; 2:16
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

Firman pengajaran yang benar katakan “boleh” ular katakan “jangan”, Firman pengajaran yang benar katakan “jangan” ular katakan “boleh”. Ular juga menyampaikan Firman tetapi diputar balik. Ini adalah firman yang berasal dari ular. Ajaran di luar Firman pengajaran yang benar adalah ajaran yang diputar balik.

Firman dari Tuhan itu jelas tetapi ular merubah menjadi tanda tanya, berarti diragukan dan tidak ada kepastian. Itu sebabnya orang yang menyampaikan firman ular mengadakan seminar tentang Firman Tuhan.

Tinggal di dalam Tuhan digambarkan seperti carang melekat pada pokok.
Yohanes 15:4
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Carang yang tinggal di dalam Tuhan adalah carang yang tinggal di pokok, melekat di pokok. Melekat artinya tidak lepas. Artinya kita harus berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar.

Kalau ranting tidak melekat pada pokok, kalau ranting lepas dari pokok, kalau tidak berpegang pada Firman pengajaran yang benar maka hiduppun tidak bisa. Bertumbuh saja tidak bisa apalagi mau berbuah. Apa bukti kita adalah ranting yang mau melekat pada pokok? Buktinya mau dibersihkan, selalu mau mengalami penyucian terus menerus, penyucian yang intensif. Kalau ada dosa segera akui, kalau ada kejatuhan dalam dosa segera selesaikan agar bisa tetap melekat pada pokok.

Semakin carang itu dibersihkan maka akan semakin berbuah, berbuah banyak, sampai berbuah tetap dan manis. Artinya menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Kalau kita disucikan kita bisa menghasilkan buah, berarti bisa memuaskan hati Tuhan, bisa menyenangkan hati Tuhan.

Orang yang tidak hidup seperti Firman pengajaran yang benar, tidak berpegang teguh pada Firman pengajaran yang benar akan dipotong dan dicampakkan keluar sehingga menjadi kering.
Yohanes 15:6
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.

Pengertian dibuang berarti tidak berguna. Mungkin secara manusia terlihat rajin dan dipakai tetapi dihadapan Tuhan dia dibuang. Setelah dibuang menjadi kering. Kering berarti tidak ada kepuasan sehingga bersungut-sungut, berbantah-bantah dan mengeritik. Akhirnya dicampakkan dalam api dan dibakar berarti binasa selama-lamanya.

Ranting-ranting kering ini suatu saat akan dikumpulkan orang. Mungkin terlihat persekutuan yang besar tetapi lepas dari Tuhan. Dikumpulkan orang berarti hanya dikendalikan orang, dikendalikan oleh keinginan daging, kehendak daging, kemauan daging dan hanya dikendalikan oleh dunia. Namun mereka hanya dikumpulkan untuk dicampakkan ke api neraka.

Mungkin sekarang daging kita sakit dan menderita ketika dibersihkan tetapi bertahanlah. Kalau kita tetap melekat pada pokok dan disucikan maka kita akan berbuah banyak dan berbuah manis berarti menyenangkan hati Tuhan. Kalau pekerjaan pelayanan yang dipercayakan pada kita, kita kerjakan sesuai Firman pengajaran yang benar maka apa yang kita kerjakan itu bagaikan buah yang memuaskan hati Tuhan dan nama Tuhan dipermuliakan.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar