20241220

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 21 Desember 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 12:35-36

12:35 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.

12:36 Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang." Sesudah berkata demikian, Yesus pergi bersembunyi dari antara mereka.

 

Di sini Yesus merindu supaya kita menjadi anak-anak terang. Siapa itu anak-anak terang?

Efesus 5:8-13

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.

5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.

5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.

 

Anak-anak terang adalah orang yang menerima panggilan Tuhan untuk keluar dari kegelapan dosa dan pindah ke dalam terang = menanggalkan atau menelanjangi perbuatan-perbuatan kegelapan. Apa itu perbuatan-perbuatan kegelapan?

Roma 13:12-14

13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!

13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.

13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

 

Ada 6 perbuatan kegelapan di sini, dibagi menjadi 2:

1.      Pesta pora, kemabukan, percabulan dan hawa nafsu = dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Ini perbuatan kegelapan yang sekarang ini begitu menjadi-jadi, begitu hebat, begitu luar biasa hari-hari terakhir ini. Kalau dulu perempuan merokok itu masih jarang, sekarang mau laki-laki atau perempuan sama saja jago merokok, jago minum. Juga dosa kawin mengawinkan sekarang begitu hebat melanda siapa saja. Mau orang tua, setengah tua, pemudi, remaja, anak sekolah Minggu kena semua dihantam oleh dosa ini, begitu luar biasa.

 

2.      Perselisihan dan iri hati. Seringkali ini dianggap sepeleh, padahal perselisihan dan iri hati nilainya sama dengan dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Di dalam Alkitab yang iri dan suka berselisih itu justru hamba-hamba Tuhan. Kain kepada Habel, padahal sama-sama mempersembahkan korban. Kakak-kakak Yusuf iri kepada Yusuf, padahal sama-sama melayani. Zaman Perjanjian Baru imam-imam kepala iri kepada Yesus. Tidak melakukan dosa makan minum, mungkin keras dalam hal dosa kawin mengawinkan, tetapi iri, itu sama saja nilainya. Tuduh yang lain melegalkan kawin cerai, tetapi dia iri, berselisih, sama saja nilainya! Makanya dicatat di satu ayat, itu semua perbuatan kegelapan.

 

Perselisihan dan iri hati ini kadang dianggap biasa, padahal ini adalah rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur yang sedang berbunga.

Kidung Agung 2:15

2:15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!

 

Kalau perselisihannya karena pengajaran, mari duduk bersama dan kembali ke Alkitab. Kalau perselisihan karena dosa mari saling mengaku dan saling mengampuni, jangan dianggap sepeleh! Ini merusak kebun anggur yang sedang berbunga sehingga tidak ada air anggur yang manis. Air anggur ada kaitannya dengan pesta nikah. Ingat pesta kawin di Kana, begitu kekurangan air anggur menjadi bingung pemimpin pesta. Jadi kalau tidak ada buah anggur, tidak ada air anggur berarti tidak bisa masuk pesta nikah Anak Domba Allah, tidak bisa menjadi mempelai wanita Tuhan. Tidak melakukan dosa makan minum, tidak melakukan dosa kawin mengawinkan tetapi ada iri hati dan perselisihan, sama-sama gagal masuk pesta nikah Anak Domba Allah, tidak bisa jadi mempelai wanita Tuhan!

 

Sebab itu periksa hati, jangan ada perselisihan dan iri hati. Jangan ada dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Jangan ada dalam hidup kita, tanggalkan itu, tanggalkan perbuatan kegelapan. Cara menanggalkannya adalah dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang. Apa artinya ini? Bertekun di dalam 3 macam ibadah pokok. Di situ kita bergaul dengan Tuhan Yesus Kristus.

1.      Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran dan KorbanNya sehingga kita menerima terang penebusan yang akan terus membesar. Penebusan = kelepasan. Terang penebusan semakin besar berarti terus lepas dari dosa sampai terang ini menjadi permanen, itulah digambarkan dengan terang bulan di bawah kaki Mempelai Wanita Tuhan. Dalam 7 masa raya orang Israel, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab ini ditunjukan dengan pesta Paskah.

 

2.      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya, kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus sehingga kita menerima terang Roh Kudus. Bukti kita menerima terang Roh Kudus kita dikaruniakan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Tekuni ibadah raya ditambah ibadah-ibadah persekutuan yang berdasarkan pengajaran yang benar. Itu membuat karunia-karunia Roh Kudus semakin bertambah, jabatannya semakin mantap, terangnya semakin besar. Sampai nanti permanen menjadi terang mahkota 12 bintang di atas kepala Mempelai Wanita Tuhan. Ini kena mengena dengan pesta Pentakosta.

 

3.      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasihNya. Kita menerima terang kasih Allah Bapa, dalam Mazmur 84:12 itu sama dengan terang matahari. Terus tekuni ibadah doa penyembahan, terangnya semakin besar sampai menjadi terang matahari yang menyelubungi gereja Tuhan. Ini kena pada pesta pondok Daun.

 

Kalau disimpulkan lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok kita mengalami

1.      Suasana pesta rohani atau kebahagiaan sorga. Tekuni 3 macam ibadah pokok, berarti kita 3 kali berpesta. Suasana pesta yaitu:

a)      Suasana kelimpahan makanan rohani yaitu Firman penggembalaan untuk memelihara rohani dan jasmani kita. Saya berbahagia, lewat Injil Yohanes, Tuhan bukakan rahasia Firman. Juga lewat kitab Wahyu dan lewat kitab Imamat, Tuhan bukakan Firman. Makanan rohani memelihara rohani dan jasmani kita.

Yohanes 10:9-10

10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

 

Sudah dinubuatkan dalam perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan, 40 tahun di padang gurun dipelihara dengan manna. Pada hari keenam 2 gomer untuk 1 orang, makanan secukupnya. Ini yang Tuhan sediakan bagi kita. Ada Firman pengajaran yang mengarahkan kita untuk menjadi mempelai wanita Tuhan. Dalam 3 macam ibadah pokok dan ibadah-ibadah persekutuan ada Kabar Mempelai yang mengarahkan kita menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

 

b)      Suasana kebahagiaan. Pada umumnya suasana pesta itu suasana kebahagiaan. Kebahagiaan apa yang kita dapatkan dalam 3 macam ibadah?

Wahyu 7:17

7:17  Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

 

Ini kebahagiaan yang kita dapatkan, di dalam penggembalaan ada Firman pengajaran yang merupakan tuntunan tangan Tuhan bagi kita di tengah-tengah kegelapan dunia ini. Kita dituntun terus melewati padang gurun dunia yang gelap, di tengah-tengah auman binatang buas. Sambil menuntun Yesus menghapus air mata kita. Dituntun sampai ke mata air kehidupan, itulah takhta sorga.

Wahyu 22:1

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

 

Semakin dekat takhta sorga semakin bahagia. Di dalam penggembalaan kita dapatkan suasana pesta, ada kelimpahan Firman. Firman Tuhan itu adalah tuntunan tangan Tuhan di tengah-tengah padang gurun dunia, memberikan kebahagiaan kepada kita. Sambil menuntun Tuhan menghapus air mata kita, masalah apapun diselesaikan oleh Tuhan sampai kita mencapai takhta sorga, kita berbahagia bersama Yesus di Yerusalem Baru.

 

2.      Terang semakin meningkat, semakin membesar. Semakin kita bertekun dalam penggembalaan semakin terang, tambah tekun tambah terang, terus terang sampai menjadi terang dunia.

Matius 5:14-16

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

 

Terang semakin membesar:

a)      Mulai dari terang dalam rumah tangga. Kalau sungguh-sungguh bertekun dalam 3 macam ibadah pokok pasti menjadi terang kesaksian dalam rumah tangga. Ada kesaksian yang hidup dalam rumah tangga, suami jadi terang, isteri jadi terang, anak jadi terang. Untuk menjadi terang dalam rumah tangga ada syaratnya:

1)      Pelita harus diletakan di atas kaki dian. Artinya tahu posisinya masing-masing dalam rumah tangga dan melakukan kewajibannya. Suami sebagai kepala, suami menjadi saluran yang rohani dan jasmani bagi isteri dan anak-anak. Dan dia pasti mengasihi isteri seperti diri sendiri, tidak berlaku kasar kepada isteri. Gelap itukan mengerikan, tadinya isteri kalau ketemu suami rasanya ngeri, mau diapa lagi saya ini. Tetapi suami sudah bertekun dalam penggembalaan, ada kesaksian hidup, suami sudah jarang marah, suami bisa mengasihi, bisa mengajak isteri berdoa menyembah bersama-sama, hubungan semakin erat.

 

Kemudian Isteri tahu posisinya sebagai tubuh, mau diatur oleh suami sebagai kepala, dia tunduk kepada suaminya dan menjadi pendoa syafaat bagi suami dan anak-anak.

 

Kemudian anak sebagai anggota tubuh meringankan beban orang tua, hormat dan taat pada orang tua, dia menjadi terang dalam rumah tangga. Pulang lebih awal saja sudah menjadi terang kesaksian. Yitro heran melihat anaknya pulang lebih awal, menjadi terang kesaksian.

 

2)      Sumbunya harus dibakar. Artinya rela berkorban apapun. Sebagai suami rela berkorban apa saja, isteri berkorban apa saja, anak berkorban apapun untuk melakukan kewajibannya. Mau mengasihi isteri yang cerewet minta ampun, tetapi harus, itu sumbu yang dibakar. Isteri mau tunduk pada suami yang begitu kasar, itu sumbu yang dibakar. Mau hormat pada orang tua padahal orang tua tidak bertobat, harus dibakar semuanya, rela berkorban apapun.

 

b)      Setelah itu baru membesar terang di depan semua orang.

Efesus 5:9

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

 

Terang di depan semua orang berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran. Kebaikan hanya berbuat baik untuk sesama, bukan merugikan, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Keadilan itu jujur, tidak memihak manusia, hanya memihak Tuhan, memihak Firman Tuhan dan benar. Ini terang kesaksian di depan semua orang. Dalam penggembalaan, antara penggembalaan, kita hanya berbuat baik, adil dan benar. Hanya itu yang kita lakukan, selebihnya itu kegelapan. Apalagi bisa membalas kejahatan dengan kebaikan, itu suatu terang yang begitu besar, terang benderang. Kalau orang jahat dibalas dengan kejahatan, itu gelap. Orang baik dibalas dengan kejahatan itu sangat gelap!

 

c)      Yang ketiga menjadi terang dunia, itulah mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

 

Tekunlah dalam 3 macam ibadah, ada suasana pesta, kebahagiaan, kelimpahan, ada terang yang semakin membesar. Dalam rumah tangga jangan halangi suami untuk tergembala, jangan halangi isteri untuk tergembala, jangan halangi anak untuk tergembala. Harus saling mendorong untuk tergembala, nanti menikmati terang itu, semakin terang, terang di depan orang sampai menjadi terang dunia.

 

3.      Sayap burung nazar semakin besar. Ketika kita sudah menjadi terang dunia, sayapnya sudah besar, itu menerbangkan kita ke padang gurun.

Wahyu 12:14

12:14 Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

 

Jadi semakin tekun dalam penggembalaan, semakin terang, sayapnya semakin besar. Tetapi ujiannya semakin besar, semakin berat. Di sini banyak yang tidak tahan. Waktu saya belum tergembala enak-enak saja hidup saya, setelah tergembala koq begini yah. Ujiannya semakin berat seperti kandungan yang semakin membesar sampai pada saat melahirkan.

Wahyu 12:2-4

12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

12:3 Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.

12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

 

Semakin berat dan besar kandungannya semakin menderita. Jalan semakin susah, lama-lama kakinya sudah ba tikus-tikus, susah bernafas, tidur telentang susah, miring lebih susah lagi. Begitu waktunya mau melahirkan lebih berat lagi. Dalam masa mau melahirkan, di depan ada naga mau menelan. Itulah ujian yang kita hadapi, semakin berat, semakin besar. Yang bisa kita lakukan hanya mengeluh mengerang, berseru, berserah kepada Tuhan lewat doa penyembahan.

 

Apa ujian dan godaan terberat yang sesungguhnya? Menghadapi daging kita sendiri. Kalau daging sudah dimatikan suaranya, mau dicaci maki orang sudah tidak bereaksi, tidak akan sedih, tidak akan kecewa. Tetapi kalau daging masih bersuara, begitu dicaci maki orang dagingnya bersuara. Makanya daging harus kita robek lewat doa penyembahan sehingga ujian apapun yang datang kita tidak bereaksi daging lagi.

 

Waktu bangsa Israel keluar dari Mesir, musuh pertama yang mereka hadapi adalah Amalek. Amalek itu gambaran daging.

Keluaran 17:8

17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.

 

Ulangan 25:17-18 (Perikop: Amalek harus dihapuskan)

25:17 "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;

25:18 bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.

 

Ingatan terhadap Amalek harus dihapuskan, daging harus dimatikan sama sekali. Amalek menyerang baarisan belakang yang lemah. Artinya apa? Kalau daging tidak dirobek, tidak dimatikan, pasti lemah menghadapi ujian dan godaan sehingga mundur dari Firman pengajaran, mundur dari mengikut Tuhan sampai akhirnya mati rohani. Jangan tambah barisan orang yang mundur dari Firman pengajaran, makanya kalahkan daging lewat doa penyembahan. Orang yang mundur itu orang yang binasa!

Ibrani 10:38-39

10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

 

Tahun ini tahun penyembahan, ujiannya memang semakin berat, godaannya semakin besar, tangisannya semakin banyak. Yang bisa kita lakukan hanya menyembah.

 

Kita lihat menghadapi Amalek apa yang Musa lakukan?

Keluaran 17:9-12

17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."

17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.

17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.

17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.

 

Yang Musa lakukan mengangkat 2 tangan kepada Tuhan. Mengangkat tangan ini bicara penyembahan.

I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Jadi menghadapi daging, ujian yang semakin berat, godaan yang semakin berat, kita mengangkat 2 tangan kepada Tuhan lewat menaikan doa penyembahan kepada Tuhan, hanya berserah sepenuh kepada Tuhan. Musa gambaran gembala, harus menjadi teladan untuk tekun dalam doa penyembahan. Jemaat diperhadapkan dengan banyak tantangan, ujian dan godaan, kalau gembala tidak menaikan doa penyahutan kalah jemaat! Ada gembala yang terus berdoa, menaikan doa penyembahan kepada Tuhan dan doa penyahutan untuk sidang jemaat.

 

Tetapi waktu tangan Musa diturunkan, orang Amalek lebih kuat dari orang Israel. Jangan berpikir kalau begitu gembala saja yang menyembah, jemaat tidak usah. Bukan begitu, gembala menjadi teladan dan jemaat meneladani untuk menyembah. Kalau penyembahannya kurang, gembala kurang menyembah, jemaat kurang menyembah maka dagingnya menjadi lebih kuat sehingga kita akan berguguran menghadapi ujian dan godaan. Bisa godaan pekerjaan, godaan jodoh sehingga meninggalkan pengajaran. Makanya jangan kurang penyembahannya, tingkatkan. Kalau penyembahan kurang maka daging menjadi lebih kuat dan kita dikalahkan oleh godaan. Tetapi kalau penyembahan meningkat, daging dikalahkan, kita juga menang atas ujian dan godaan.

 

Dikatakan tangan Musa menjadi penat sehingga harus ditopang oleh Harun dan Hur. Artinya gembala sudah menaikan doa penyembahan, sudah menaikan doa penyahutan bagi sidang jemaat tetapi masih perlu ditopang oleh doa sidang jemaat. Terutama dari imam-imam dan tua-tua. Harun itu imam besar, Hur itu orang Lewi, dia juga imam. Bukan imam-imam yang membuat gembala berkeluh kesah.

Ibrani 13:17

13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

 

Jangan bikin gembala berkeluh kesah. Gembala sudah menaikan doa penyembahan, sudah menaikan doa penyahutan tetapi malah dibuat berkeluh kesah. Yang rugi siapa? Yang membuat gembala berkeluh kesah, itu yang rugi! Angkat 2 tangan, jemaat juga menopang. Terima kasih buat doa-doa dari bapak, ibu, kekasih dalam Tuhan. Saya percaya jemaat berdoa untuk saya, untuk penggembalaan.

 

Ingatan akan Amalek harus dihapuskan. Berjuang untuk mematikan suara daging lewat doa penyembahan maka pasti menang. Pergumulan dan ujian apa yang kita hadapi sepanjang tahun ini, godaan apa yang begitu berat kita rasakan, naikan doa penyembahan, berjuang untuk menyembah. Tambah dengan puasa dan doa semalaman, kita pasti menang!

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati


Tidak ada komentar:

Posting Komentar