Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes pasal 13 secara keseluruhan terkena pada tabut dari Tabut Perjanjian.
Tabut Perjanjian terbagi 2 bagian:
1. Tutupnya dari emas murni dengan 2 kerubnya. Menunjuk Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga. Kerub pertama adalah Allah Bapa atau Tuhan, Kerub kedua adalah Allah Roh Kudus atau Kristus. Kedua kerub ini memandang pada tutup pendamaian yang terbuat dari emas murni, ada 7 percikan darah di situ, ini menunjukan pribadi Yesus. Jadi kalau disimpulkan tutup pendamaian adalah Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus Mempelai Pria Sorga.
2. Tabutnya dari kayu penaga yang disalut dengan emas dalam dan luar.
Keluaran 25:10-11
25:10 "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
25:11 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Kayu penaga menunjuk kehidupan kita manusia daging tetapi telah disalut dengan emas. Itu menunjuk kesucian Ilahi! Jadi manusia daging yang berdosa tidak terlihat lagi dagingnya, tetapi telah disalut dengan kesucian Roh Kudus. Istilah rasul Paulus = mengenakan Tuhan Yesus Kristus.
Galatia 3:26-27
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
Galatia 3:27 (Terjemahan Lama)
3:27 Karena seberapa banyak kamu, yang dibaptiskan kepada Kristus, sudah bersalut dengan Kristus.
Inilah tabut dari tabut perjanjian, kayu penaga yang bersalut dengan emas, menunjuk kita manusia berdosa yang bersalut dengan Tuhan Yesus Kristus. Permulaan penyalutan atau mengenakan Tuhan Yesus Kristus adalah masuk baptisan air yang benar. Yang belum dibaptis biarlah berdoa supaya bisa masuk baptisan air yang benar. Yang sudah dibaptis perhatikan baik-baik, biarlah kehidupan kita bersalut Tuhan Yesus Kristus.
Tabut itu disalut dari dalam baru keluar. Artinya baptisan air yang benar menghasilkan hati nurani yang baik = manusia batiniah yang tersembunyi dalam perhiasan rohani.
I Petrus 3:20-21,3-5
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniahh yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Praktek hati nurani yang baik kita lihat dari perhiasan rohani yang membungkus manusia batiniah kita:
1. Lemah lembut. Ada 2 pengertian lemah lembut:
a) Yakobus 1:21
1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Bisa menerima Firman sekeras apapun demi keselamatan jiwa kita. Saya sebagai gembala bertanggung jawab supaya sidang jemaat selamat, makanya memberitakan Firman yang keras untuk menyucikan. Jika masih ada dosa dipertahankan, lalu menerima Firman yang keras menunjuk dosa yang disembunyikan, segera dengan rendah hati menyelesaikan dan mengakui kepada Tuhan dan sesama.
Sayang sekali Yudas tidak memanfaatkan kesempatan terakhir untuk dia disalut dengan kesucian Roh Kudus.
Yohanes 13:1-2
13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
13:2 Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.
Hati Yudas begitu kotor, tetap kayu penaga, kayu penaga itu berwarna hitam bergetah. Firman yang keras dia tolak karena dia lebih suka mendengar bisikan iblis. Manusia seringkali lebih condong pada bisikan iblis dari pada suara Firman yang keras. Sementara mau disalut oleh Tuhan dengan perhiasan lemah lembut, dia malah mempertahankan kekerasan hatinya, tidak mau bertobat.
Matius 26:23,25
26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Ini kekerasan hatinya Yudas! Tuhan tolong jangan ada pada kita sekalian.
b) Bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Itu adalah praktek saling mengasihi.
2. Tenteram atau pendiam. Artinya:
a) Tidak berkomentar negatif terhadap Firman, terhadap Tuhan, saat dalam menghadapi pergumulan dan persoalan. Kadangkala kita sudah salah berkomentar yang negatif, Tuhan tidak baik, Tuhan tidak adil, Tuhan tidak sayang saya, kenapa yang lain ditolong saya tidak. Kalau tenteram tidak ada kata-kata seperti itu.
b) Bisa mengontrol perkataan sesuai Firman, tidak asal ngomong.
3. Tunduk = taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi.
Biar kita memiliki hati nurani yang baik, manusia batiniah yang tersembunyi dalam perhiasan rohani.
I Petrus 3:21-22
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Ayat 22 ini bicara tentang pengangkatan Yesus. Ini pelajaran bagi kita, hati nurani yang baik adalah landasan yang kuat untuk mengangkat kehidupan kita sampai ke takhta Allah. Artinya hati nurani yang baik ini adalah landasan untuk kita dipakai Tuhan dalam pembangunan Tubuh Kristus sampai kita selesai terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna untuk terangkat ke awan-awan bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga masuk pesta nikah Anak Domba, berkerajaan 1000 tahun damai dan nanti naik dalam kerajaan sorga yang kekal, duduk setakhta dengan Yesus. Pemakaian Tuhan bukan melihat otak, tetapi hati kita.
Waktu murid-murid berdoa untuk mengangkat seseorang menggantikan Yudas Iskariot, isi doa mereka ‘Tuhan Engkau yang melihat hati’. Jadi pemakaian Tuhan itu dari hati. Ingat juga waktu Samuel mau mengurapi salah satu dari anak Isai untuk menjadi raja menggantikan Saul, ketika Samuel melihat kakak Daud dengan perawakan yang gagah karena seorang prajurit, Samuel berkata dalam hati sesungguhnya inilah raja yang akan diurapi. Tetapi Tuhan berkata Aku tidak melihat rupa, tetapi melihat hati.
Pemakaian Tuhan itu berdasarkan hati nurani, hati yang lemah lembut, hati yang tenteram dan hati yang tunduk. Kita pasti dipakai, kalau dipakai rohani semakin naik, sampai duduk bersanding dengan Yesus.
Hati nurani yang baik adalah landasan yang kuat untuk menerima berkat dari Tuhan. Ibaratnya landasan bandara, harus kuat supaya pesawat bisa mendarat di situ. Kadangkala ketika masih merintis usaha, dia dengar-dengaran, masih sungguh-sungguh. Tetapi karena hatnya tidak kuat, begitu diberkati, usaha maju, tidak setia, tidak dengar-dengaran lagi. Juga kami hamba Tuhan, awal perintisan pelayanan sungguh-sungguh melayani, puasa, dengar-dengaran, taat. Begitu sudah diberkati pelayanannya, jiwa bertambah, ekonomi juga diberkati, mulai tidak taat dengar-dengaran. Seperti Uzia, awalnya jadi raja dengar-dengaran, begitu sudah kokoh takhtanya, sudah kuat, dia menjadi sombong. Berlaku tidak setia kepada Tuhan.
Biarlah kita memiliki hati nurani yang baik, supaya menjadi landasan yang kuat untuk kita dipakai Tuhan, rohani semakin terangkat, juga landasan untuk menerima berkat-berkat dari Tuhan. Baik berkat jasmani, terutama berkat rohani yaitu pembukaan rahasia Firman. Banyak dari kami hamba Tuhan, ketika rahasia Firman sudah diubahkan lalu dipuji, jadi sombong!
Penyalutan itu tidak bisa separuh jalan, bukan hanya bagian dalam tetapi harus sampai bagian luar, sampai semua tertutup, tidak boleh kayu kelihatan, hanya emas yang kelihatan. Harus dilanjutkan penyalutan yaitu dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
Roma 13:12-14
13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
13:14 Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Dimana kita disalut dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang? Dalam penggembalaan lewat 3 macam ibadah pokok. Jadi sesudah masuk dalam baptisan air, ada kelanjutannya yaitu bertekun dalam 3 macam ibadah pokok. Di situ kita mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.
1. Bersalut Tuhan, itu adalah ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (mezbah dupa emas). Kita bersekutu dengan Allah Bapa, Tuhan, di dalam kasihNya dan kita bersalut terang kasih Allah. Dalam gambar Mempelai Wanita, terang kasih Tuhan itu adalah terang matahari.
2. Bersalut Yesus, itu adalah ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci (meja roti sajian). Kita bersekutu dengan Yesus Anak Allah di dalam Firman pengajaran dan KorbanNya. Bersalut Yesus = bersalut terang penebusan = terang bulan di bawah kaki Mempelai Wanita Tuhan.
3. Bersalut Kristus, itu adalah ketekunan dalam ibadah raya (pelita emas). Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus, Kristus dalam urapan dan karuniaNya. Kita bersalut terang Kristus, terang Roh Kudus = terang mahkota 12 bintang.
Mari tekuni penggembalaan maka kita bersalut Tuhan Yesus Kristus sebagai senjata terang. Apa yang disalut, ditutup, dibungkus dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus?
Roma 13:12-13
13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
13:13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.
Ini yang harus dibungkus, jangan ada lagi:
1. Perselisihan dan iri hati. Ini bagian dalam, harus diterangi dengan terang Tuhan Yesus Kristus, terang matahari, bulan dan bintang. Jangan ada lagi perselisihan dan iri hati. 2 dosa ini seringkali dianggap tidak apa-apa, dibiarkan, dipertahankan. Padahal kalau ada 2 dosa ini bagaikan keran dosa yang membuka dosa-dosa yang lain masuk dalam hidup kita! Makanya harus diselesaikan.
I Korintus 12:20-21
12:20 Sebab aku kuatir, bahwa apabila aku datang aku mendapati kamu tidak seperti yang kuinginkan dan kamu mendapati aku tidak seperti yang kamu inginkan. Aku kuatir akan adanya 1perselisihan, 2iri hati, 3amarah, 4kepentingan diri sendiri, 5fitnah, 6bisik-bisikan, 7keangkuhan, dan 8kerusuhan.
12:21 Aku kuatir, bahwa apabila aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depan kamu, dan bahwa aku akan berdukacita terhadap banyak orang yang di masa yang lampau berbuat dosa dan belum lagi bertobat dari 9kecemaran, 10percabulan dan 11ketidaksopanan yang mereka lakukan.
Totalnya ada 11 dosa. Pengertian angka 11 yaitu penghambat pembangnunan Tubuh Kristus. Dulu waktu bangsa Israel mau masuk tanah Kanaan, di sana ada 11 suku bangsa yang harus ditumpas dan diganti dengan 12 suku Israel. Tetapi sayangnya bangsa Israel tidak menumpas semuanya. Yudas mati, jabatan rasul tidak boleh kosong, tidak bisa hanya 11, harus diganti supaya menjadi 12.
Jadi kalau ada perselisihan dan iri hati, dosa-dosa ini akan masuk. Perselisihan karena dosa harus saling mengaku dan mengampuni. Yang benar mengampuni, yang salah mengaku. Kalau karena pengajaran ayo kembali ke Alkitab, jangan berlarut-larut. Kadangkala kita gampang sekali mengatakan orang lain sesat dan menyimpang. Tetapi pernahkah kita mengajak orang itu duduk bersama membaca Alkitab, tunjukan di mana yang menyimpang. Ayo bicara 4 mata! Tunjukan saya ini menyimpang di mana! Itu yang betul, kembali ke Alkitab. Seperti rasul-rasul dalam Kisah Para Rasul pasal 15 ada simpang siur ajarannya mereka kumpul bersama. Memang dikatakan di situ mereka bertengkar sangat. Itu ranah hamba Tuhan! Bukan jemaat! Jemaat hanya mengantarkan, tetapi hamba Tuhan yang berkepentingan membicarakan hal itu. Jadi jemaat jangan campur.
Kisah Para Rasul 15:3,6-7
15:3 Mereka diantarkan oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati saudara-saudara di situ.
15:6 Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Kisah Para Rasul 15:7 (Terjemahan Lama)
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Jadi kalau kita berselisih soal pengajaran, ayo tirulah gereja mula-mula, ayo duduk bersama. Mana yang kamu bilang menyimpang, tunjukan ayat-ayatnya. Kalau memang saya dibilang sesat, saya berani datang, mana yang kamu bilang sesat tunjukan dasarnya, saya juga akan tunjukan dasarnya. Saya tidak berani khotbah kalau tidak ada ayat-ayat Alkitab. Supaya kita jangan berselisih, jangan bicara di belakang. Perselisihan itu membuka kran dosa sehingga dosa-dosa yang lain masuk semua. Akhirnya menimbulkan kebencian, sampai kebencian tanpa alasan. Jemaat hanya mengikuti pemimpinnya bagaimana. Kalau lihat gembalanya tidak suka pada gembala yang lain, jemaat ikut saja karena jemaat tidak mengerti. Saya tidak mau menggiring jemaat seperti itu, saya membenci pendeta akhirnya jemaat juga ikut membenci pendeta yang lain. Jangan seperti itu! Ini yang harus disalut dengan kesucian Ilahi, kesucian Roh Kudus.
Dalam satu perselisihan kita bisa melihat siapa yang benar, siapa yang salah. Orang yang benar pasti diam. Seperti Yesus dituduh macam-macam Dia diam. Orang yang benar tidak akan koar-koar apalagi sampai di media sosial. Kalau dia salah pasti mencari banyak dukungan, banyak bergosip, menghasut, memfitnah dan lain sebagainya. Dari situ saja kita bisa lihat. Kita tidak usah gubris kalau ketemu orang yang cari dukungan. Saya belajar untuk diam saja, apapun yang dituduhkan saya diam saja. Kalau saya berkoar-koar, cari dukungan, berarti saya yang salah, apalagi kalau sampai telpon-telpon hamba Tuhan yang berpengaruh.
2. Pesta pora, kemabukan, percabulan dan hawa nafsu = dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Itu bagian luar. Semua ini adalah perbuatan kegelapan. Kita singkirkan dengan terang Tuhan Yesus Kristus.
Jangan keluar dari penggembalaan, biarlah kita bertekun dalam penggembalaan. Terang itu akan semakin besar sampai nanti kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, terang dunia, sama seperti Yesus terang dunia.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Penyalutan terakhir kita bersalut kasih Yesus, kasih yang sempurna.
Kolose 3:14
3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Bersalutlah dengan kasih yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kasih Yesus adalah kasih dari kayu salib, harus ada pada kita. Yesus sudah mau datang, pertanyaannya apakah kita sudah mengenakan kasih? Ini finishingnya.
Mengapa kita harus bersalut kasih Yesus, kasih dari kayu salib?
1. Roma 8:35-36
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
Karena keadaan kita seperti domba-domba sembelihan yang menghadapi bahaya maut sepanjang hari. Baik maut secara tubuh, kematian tubuh ini bisa terjadi kapan saja, karena kecelakaan, karena bencana alam, kelalaian manusia dan lain sebagainya. Juga kita menghadapi maut secara rohani, dosa-dosa di mana-mana. Termasuk ajaran palsu, itu maut secara rohani! Kalau kita tidak dibungkus dengan kasih Kristus, kita akan ditelan oleh maut yang akan mengarah pada maut kematian kekal di neraka.
Raja Daud berkata hanya 1 langkah jaraknya dengan maut. Jadi jarak kita dengan maut begitu dekat, makanya kita harus dibungkus dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dibungkus dengan kasih Tuhan, kasih sekuat maut untuk melindungi kita dari maut secara tubuh, maut rohani dan terlebih maut kekal kematian di neraka.
2. Supaya kita tidak terpisah dengan Yesus 1 detikpun sekalipun kita menghadapi banyak tantangan. Tantangan begitu hebat hari-hari terakhir ini. Pencobaan semakin berat. Sidang jemaat Filadelfia, tantangan yang dia hadapi luar biasa! Kekuatannya tidak seberapa tetapi menghadapi jemaat iblis, menghadapi pencobaan yang kian berat yang memuncak pada aniaya antikristus. Kalau kita tidak dibungkus kasih Yesus sekuat maut, kita tidak akan mampu menghadapi tantangan dan pencobaan yang ada yang kian berat, kegoncangan yang kian besar!
3. Supaya kita bisa mengasihi musuh. Tentu sebelumnya sudah bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Matius 5:43-48
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Supaya kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai bisa mengasihi musuh, orang-orang yang memusuhi kita. Minimal kita bisa mendoakan yang baik, sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Ini yang disebut kasih matahari. Matahari itu bersinar, dia tidak pilih untuk siapa dia bersinar. Semua dia sinari, mau orang jahat, orang baik semua dia sinari. Begitu juga kita, miliki kasih matahari, kasih yang sempurna.
Kalau masih ada pahit hati dan kebencian, itu berarti kita masih berada di dalam maut.
I Yohanes 3:15
3:15 Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Kita periksa diri kita, jangan ada kebencian dalam diri kita. Biarlah hidup kita dibungkus dengan kasih Allah, kasih yang sempurna. Ini yang menyatukan kita di dalam Tubuh Kristus, mulai dalam nikah, dalam penggembalaan, antara penggembalaan, sampai Israel kafir menyatu dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna.
Bagaimana kita bisa menerima penyalutan kasih yang sempurna, kasih yang sekuat maut? Lewat percikan darah, sengsara daging tanpa dosa dan keadaan kita seperti domba sembelihan, di situlah Tuhan mau menyalut kita dengan kasih sekuat maut, kasih yang sempurna. Kita tidak berdaya, dibenci kiri kanan, dikucilkan dan lain-lain, mungkin sampai orang yang dulunya dekat dengan kita sudah menjauh. Saya alami seperti itu, yang dekat-dekat menjauh dan balik menyerang.
Saat kita menghadapi keadaan yang sangat-sangat tidak berdaya, di situ kasih sekuat maut dicurahkan. Begitu kita sudah sangat tidak berdaya apa yang bisa kita lakukan? Yang bisa kita lakukan hanya satu, menyembah Tuhan, naikan doa penyembahan. Saat kita dalam percikan darah, saat tidak berdaya lagi dan kita bisa menaikan doa penyembahan, di situlah kasih yang sempurna dilimpahkan dan menyalut seluruh hidup kita. Apapun yang terjadi kita tetap mengasihi Yesus, tetap bertahan, tidak mau terpisah sedetikpun dari Yesus. Sampai nanti benar-benar menyatu dengan Yesus selama-lamanya.
Sore ini percikan darah apa yang kita hadapi, mungkin sudah tidak berdaya, tidak mampu lagi, naikan doa penyembahan. Sangking beratnya pergumulan itu, sudah tidak bisa lagi mengucapkan haleluya dengan lantang, tinggal dengan suara yang lirih. Seperti dalam kitab Nahum, permaisuri ditelanjangi, dayang-dayang mengaduh seperti burung merpati. Tetapi dalam Kidung Agung, Salomo berkata merpatiku, perdengarkan suaramu. Suara penyembahan kita di saat-saat tidak berdaya, di dalam pengalaman percikan darah, itu suara yang paling merdu yang Yesus mau dengar.
Kidung Agung 2:14
2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Nahum 2:7
2:7 Permaisuri dibawa ke luar dan ditelanjangi dan dayang-dayangnya mengerang, mengaduh seperti suara merpati sambil memukul-mukul dada.
Ini keadaan tidak berdaya. Berarti rajanya sudah dikalahkan, permaisuri saja sudah ditelanjangi, dayang-dayang sudah tidak bisa berbuat apa-apa, musuh sudah masuk dalam istana. Yang bisa dilakukan tinggal mengadu seperti suara merpati, naikan doa penyembahan. Mungkin sudah tidak bisa menyeru haleluya tinggal bahasa air mata, tetapi itu suara yang paling merdu yang Yesus mau dengar dari kita.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar