20250308

Kebaktian Penghiburan Bpk. Deni Ntore Sabtu, 8 Maret 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 



 

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Ibrani 2:14-18

2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

 

Di sini kita melihat bahwa keadaan manusia berdosa ada dalam keadaan takut menghadapi maut. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, pagi masih bersenda gurau, siang masih berkumpul dengan keluarga, sore sudah mengalami maut. Itulah keadaan manusia karena upah dosa adalah maut. Tadinya manusia yang segambar dengan Tuhan ditempatkan di taman Eden, suasana bahagia, tidak ada air mata. Tetapi setelah jatuh dalam dosa manusia diusir dari taman Eden ke dunia dalam suasana kutukan, takut menghadapi maut. Itu sebabnya Yesus di utus ke dunia ini mengambil rupa seperti kita, dia manusia darah daging sama seperti kita, hanya Dia satu-satunya manusia yang tidak berdosa dan dia datang ke dunia ini untuk membebaskan manusia dari kuasa maut. Yesus di utus ke dunia untuk mati di kayu salib sehingga kita tidak takut lagi terhadap maut. Yesus diutus ke dunia sebagai wujud kasih Tuhan kepada kita manusia berdosa.

Yohanes 3:16

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Mungkin seperti bapak kekasih kita dipanggil Tuhan, mengalami maut secara tubuh. Tetapi kalau kita percaya kepada Tuhan maka kita tidak akan mengalami maut kekal di neraka. Kalau kita hidup dalam Tuhan lalu diizinkan meninggal dunia, maut secara tubuh, waktu Yesus datang akan dibangkitkan, tidak mengalami maut kekal, kebinasaan kekal di neraka. Jadi bukan mati atau hidup yang penting, yang penting selama kita hidup di dunia ini kita mau hidup di dalam Tuhan.

 

Ada 2 sikap manusia terhadap kasih Tuhan:

1.      Percaya dan mempercayakan hidup kepada Yesus. Orang seperti ini kalau diizinkan dipanggil Tuhan mengalami maut secara tubuh, ketika Yesus datang dia dibangkitkan. Karena dia mempercayakan hidupnya kepada Yesus, bukan kepada yang lain. Banyak kali kita orang Kristen mengaku percaya kepada Yesus tetapi mempercayakan diri kita pada sesuatu di luar Yesus. Masih ada pegangan-pegangan kita karena takut kepada maut. Itu tidak mempercayakan diri kepada Yesus tetap pada yang lain di luar Yesus, itu membangkitkan cemburu Tuhan! Mari kita percayakan hidup sepenuhnya kepada Yesus.

 

2.      Menolak Yesus, tidak percaya kepada Yesus. Sekalipun label Kristen, mengaku pengikut Yesus, belum tentu percaya kepada Yesus. Orang Yahudi ada yang tidak percaya kepada Yesus sekalipun Yesus sudah melakukan banyak mujizat. Sekarang kita orang percaya, Yahudi secara rohani, ada yang tidak percaya kepada Yesus. Jadi mujizat secara jasmani bukan garansi bahwa orang akan percaya pada Yesus, belum tentu!

Yohanes 12:37

12:37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,

 

Perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Kanaan, berapa banyak mujizat yang Tuhan lakukan pada mereka, sampai waktu mau masuk Kanaan Tuhan membelah sungai Yordan, menghadapi tembok Yerikho yang tebal Tuhan rubuhkan. Tetapi waktu mereka menduduki tanah Kanaan, apakah mereka percaya kepada Tuhan? Lebih banyak yang tidak percaya! Sampai mereka harus dibuang 70 tahun ke Babel. Berkali-kali Tuhan sudah menolong kita, tetapi kadang iman kepada Yesus malah kurang.

 

Percaya kepada Yesus harus ada buktinya yaitu hidup dari iman. Praktek hidup dari iman, hidup karena percaya kepada Yesus:

1.      II Korintus 5:6-8

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

5:7 — sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat —

5:8 tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

 

Praktek pertama adalah tabah = kuat dan teguh hati. Mari bapak ibu sekalian, khususnya keluarga yang ditinggalkan kekasih tercinta, biarlah kita tabah, kuat dan teguh hati. Kami hamba Tuhan memberitakan tentang ketabahan, kuat dan teguh hati, harus sudah menjadi pengalaman hidup. Teman-teman Ayub datang kepadanya ketika dia ditimpa oleh kemalangan, sampai dia kehilangan anak-anaknya, kehilangan harta bendanya, kehilangan kesehatan, tinggal kulit membungkus tulang. Teman-temannya datang memberi penghiburan dan kekuatan, tetapi Ayub berkata penghibur sialan kamu semua. Mengapa demikian? Karena mereka sendiri tidak punya pengalaman dengan Tuhan! Sama juga malam ini kita datang menghibur keluarga, kalau kita tidak punya pengalaman dengan Tuhan, jangan sampai keluarga mengatakan penghibur sialan kamu!

 

Kita harus punya pengalaman dengan Tuhan, tabah dan kuat teguh hati. Arti kuat teguh hati:

a)      Tetap percaya kepada Yesus apapun yang kita hadapi. Kadang ketika sukacita, waktu diberkati, imannya malah kendor. Waktu diizinkan dukacita, sengsara, bisa juga iman kendor. Tetap percaya kepada Yesus apapun yang dihadapi, mau dukacita ataupun sukacita. Jangan sampai kepercayaan kepada Yesus berkurang. Iman kepada Yesus, hanya Dia satu-satunya Juruselamat, tidak ada yang lain. Jangan gadaikan iman kita! Sekalipun sekarang ini begitu banyak percakapan-percakapan yang mau menggugurkan iman kepercayaan.

 

b)      Tetap pegang teguh kebenaran Firman, ajaran yang sehat, apapun yang kita hadapi. Mau dicibir orang, dihina orang karena kebenaran Firman, tidak usah pusing! Tidak usah didengar, tidak usah peduli omongan orang. Rasul Paulus katakan aku tidak mempedulikan nyawaku asalkan aku menyelesaikan tugas yang Tuhan percayakan sampai garis akhir. Nyawa saja dia tidak hiraukan, apalagi hanya omongan orang.

 

Kadang ketika sudah diberkati, mulai tinggalkan ajaran yang sehat. Ingat Salomo, waktu muda pegang pedang. Pedang itu menunjuk pedang Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata 2 manapun. Menghadapi nikah yang bermasalah bisa dia hadapi dengan pedang. Tetapi begitu sudah tua, diberkati semua maju, semua berhasil, isteri-isterinya mencondongkan hatinya untuk menyembah berhala.

 

Saat diberkati, saat dalam sukacita ataupun dukacita, tetap pegang teguh Firman pengajaran yang benar, kebenaran Firman Tuhan.

 

c)      Tetap setia dan benar dalam ibadah pelayanan apapun yang dihadapi sampai garis akhir. Saat diberkati kadangkala tidak setia. Waktu masih mau kuliah, minta gembala supaya didoakan. Begitu mau skripsi, om doakan sudah mau ujian skripsi. Begitu sudah dapat gelar sarjana, om gembalanya sudah tidak pernah diingat, ibadah pelayanan sudah tidak pernah diingat lagi. apalagi kalau sudah dapat pekerjaan yang mapan. Waktu dalam kesulitan juga bisa tidak setia dan tidak benar dalam ibadah pelayanan.

 

Ayo tetap setia dan benar dalam ibadah pelayanan apapun yang kita hadapi. Kerinduan hati saya waktu Yesus datang gembala dan jemaat saling bermegah. Gembala bermegah melihat jemaat yang dilayani ada duduk bersama Yesus. Jemaat juga bermegah, saya bisa duduk bersanding dengan Yesus karena gembalaku setia melayani.

 

d)      Tidak putus asa, tidak kecewa, tidak menyangkal Yesus apapun masalah ataupun pergumulan yang dihadapi, tetap mengucap syukur.

 

2.      II Korintus 5:9

5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

 

Praktek hidup dalam iman adalah selalu berusaha untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Dalam setiap sisi kehidupan kita berusaha untuk selalu berkenan kepada Tuhan lewat perkataan, perbuatan, lewat pikiran kita. Bagaimana untuk bisa selalu berkenan kepada Tuhan? Ingat Yesus waktu naik berdoa di atas gunung, kemudian terdengar suara inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia. Jadi berusaha berkenan kepada Tuhan lewat praktek taat pada Firman Tuhan. Kata taat ini biar dibolak balik tetap dibaca taat. Dari kiri ke kanan taat, dari kanan ke kiri taat, mau dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas dibaca taat. Jadi biarpun hidup kita seperti dibolak balik, tetap kita mau taat pada Firman Tuhan.

 

Yesus sebagai teladan yang sempurna, Dia taat sampai mati di kayu salib. Kita belum sampai mati, menderita seperti Yesus menderita sekalipun tidak berdosa. Kalau kita menderita itu wajar karena kita berdosa. Memang itu kutuk akibat dosa, hidup dalam penderitaan.

 

3.      II Korintus 5:10

5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

 

Siap menghadapi takhta pengadilan. Kalau kita tidak terbukti bersalah sekalipun dibacakan tuntutan tidak usah bereaksi. Yang akan diadili adalah dosa-dosa, baik perkataan, perbuatan, angan-angan, itu semua dihakimi. Bahkan apa yang sudah Tuhan gerakan lalu tidak dilakukan, itu juga akan dihakimi. Siap menghadapi takhta pengadilan artinya selama hidup di dunia ini selalu berupaya untuk berdamai dengan Tuhan dan dengan sesama. Perdamaikan semua, kalau salah kepada Tuhan akui selesaikan, minta ampun kepada Tuhan. Kalau salah kepada sesama segera mengaku dan mengampuni. Yang salah mengaku, yang benar ampuni dan lupakan.

 

Berdamai, selesaikan semua dosa sampai tidak ada lagi dosa. Ingat kita ini dipakai Tuhan dalam pelayanan pendamaian.

II Korintus 5:18-21

5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

 

Bagaimana melayani dalam pelayanan pendamaian kalau hati kita tidak damai. Jika tidak berdamai, maka orang itu yang akan dihakimi dan dihukum. Tetapi kalau kita berdamai maka kita yang akan duduk bersama Yesus untuk menghakimi.

Roma 12:18

12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!

 

Berdamai itu bergantung pada kita. Jadi kalau dia tidak datang untuk berdamai, kita yang inisiatif datang untuk berdamai.

 

Ibrani 12:14

12:14 Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan.

 

Yesus berusaha untuk mendamaikan kita dengan Bapa di sorga sampai Dia mati di kayu salib, kita juga harus berusaha. Kalau sudah hidup damai, kejar kekudusan maka mata kita bisa memandang Tuhan. Mulai bisa memandang Tuhan lewat doa penyembahan.

 

Dalam doa penyembahan kita bisa memandang Tuhan, bisa memandang ladang Tuhan kita dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, bisa memandang pertolongan Tuhan yang ajaib kepada kita dan bisa memandang Tuhan waktu Yesus datang pada kali kedua. Yesus datang dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja, sebagai kepala gereja, Mempelai Pria Sorga, kita memandang Dia dan bisa berseru haleluya, masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Ini tugas kami hamba Tuhan, menghentar jemaat untuk bisa menyambut Yesus di awan-awan yang permai. Kalau dia meninggal dunia maka waktu Yesus datang dia dibangkitkan dan diangkat ke awan-awan. Kalau hidup sampai Yesus datang, kita diubahkan sekejab mata, menyambut Yesus di awan-awan yang permai.

 

Mungkin selagi hidup Bapak ini ada hal-hal yang tidak berkenan yang telah beliau lakukan, beliau katakan dan belum pernah diselesaikan, lepaskanlah pengampunan, jangan diingat-ingat. Juga anak, isteri, cucu, sesama dalam keluarga, mungkin ada yang mengganjal di hati berkaitan dengan kekasih yang dipanggil Tuhan, ada persoalan yang belum didamaikan, Firman Tuhan mengajar kita untuk berdamai, kejar kekudusan, selesaikan semuanya. Untuk menuntut Bapak ini minta ampun kepada kita sudah tidak mungkin, beliau sudah terbujur kaku. Yang masih hidup ini yang harus hidup dalam damai, kejar kekudusan, maka mata kita bisa memandang Tuhan! Waktu Yesus datang kedua kali kita bisa memandang Tuhan. Bahkan dalam hidup sehari-hari kita bisa memandang pertolongan Tuhan yang ajaib dalam hidup kita sekalian.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar