Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita lanjutkan pelajaran Tabernakel tentang meja roti sajian. Meja roti sajian menunjuk persekutuan dengan Firman pengajaran yang benar. Meja roti sajian dibagi 2 bagian:
1. Roti sajian menunjuk Firman pengajaran yang benar.
2. Meja menunjuk meja hati dan pikiran kita.
Imamat 24:5-9
24:5 "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa;
24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.
24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."
Roti sajian harus disusun di atas meja di hadapan Tuhan. Tentu mejanya harus bersih. Meja yang bersih menunjukkan hati dan pikiran yang suci baru bisa ditempati oleh Firman. Firman menunjuk pribadi Yesus sendiri. Jadi jika hati dan pikiran suci itu menjadi tempat Yesus bertakhta. Kalau kita menjadi takhtanya Yesus tidak usah ragu soal hidup sehari-hari, Dia raja yang sanggup menolong kita tepat pada waktunya.
Ada 3 berkat yang kita terima kalau Yesus bertakhta di hati kita kalau hati dan pikiran kita suci:
1. Imamat 24:8
24:8 Setiap hari Sabat ia harus tetap mengaturnya di hadapan TUHAN; itulah dari pihak orang Israel suatu kewajiban perjanjian untuk selama-lamanya.
Setiap hari sabat ada roti yang baru. Artinya:
a) Gembala selalu mendapat pembukaan rahasia Firman yang baru. Untuk dipraktekan dan diberitakan kepada jemaat, menjadi makanan rohani bagi sidang jemaat. Saya sebagai gembala lebih dulu, hati pikiran saya harus bersih dan suci, supaya ada pembukaan yang baru. Ayat yang sama dibaca tetapi ada pembukaan yang baru, lebih dalam lagi.
b) Sidang jemaat selalu bisa menikmati makan Firman pengajaran yang benar. Bergairah dan bersukacita mendengar sampai bisa mempraktekan Firman Tuhan. Kalau ada pembukaan rahasia Firman yang baru, sidang jemaat bisa menikmatinya, maka ada hasilnya. Dari berkat pembukaan rahasia Firman ini, kita menerima hasil.
Imamat 24:9
24:9 Roti itu teruntuk bagi Harun serta anak-anaknya dan mereka harus memakannya di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus baginya dari segala korban api-apian TUHAN; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya."
Harun dan anak-anaknya harus makan roti. Dulu Harun dan anak-anaknya harus makan roti yang lama, yang baru diletakan di meja roti sajian, jadi tidak pernah habis, selalu ada persediaan makanan bagi mereka. Artinya:
1) Ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk memelihara hidup jasmani kita, dipelihara secara ajaib. Bidang apa saja goncang di dunia ini, tetapi Tuhan jamin pemeliharaan bahkan dipelihara langsung dari sorga. Seperti janda di Sarfat dipelihara langsung dari sorga, orang Israel di padang gurun dipelihara langsung dari sorga. Tidak menanam, tidak menabur, tidak menuai, koq roti terus ada tiap pagi. Kalau janda di Sarfat, minyak dan tepungnya tidak pernah habis. Itu pemeliharaan yang ajaib dan secara langsung dari sorga sampai di zaman antikristus. Waktu antikristus berkuasa kita disingkirkan ke padang gurun. Di padang gurun kita dipelihara lewat Firman Tuhan dan perjamuan suci.
2) Ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk memelihara hidup rohani kita. Jasmani terpelihara, terutama rohani terpelihara sehingga kita mengalami sabat. Sabat di sini artinya perhentian dalam Roh Kudus yaitu ketenangan dan damai sejahtera.
I Tesalonika 5:23
5:23 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Kita ada perhentian dari Roh Kudus, ada damai sejahtera, tenang. Biar dunia goncang, harga-harga naik, kesulitan di berbagai bidang, tetapi kita tenang, damai sejahtera, sehingga semua jadi enak dan ringan. Sekalipun pencobaan itu di hadapan manusia berat, tetapi kalau tenang semua menjadi ringan. Masalahnya kecil, tetapi karena kita tidak tenang, jadi besar. Kalau tidak tenang, yang kecil menjadi berat semuanya. Kalau tenang, semua yang berat menjadi enak dan ringan.
c) Ada jaminan kepastian dari Tuhan untuk membawa kita mencapai hidup kekal di Yerusalem Baru. Meja roti sajian itu posisinya di sebelah utara.
Keluaran 26:35
26:35 Meja itu haruslah kautaruh di depan tabir itu, dan kandil itu berhadapan dengan meja itu pada sisi selatan dari Kemah Suci, dan meja itu haruslah kautempatkan pada sisi utara.
Mazmur 48:3
48:3 Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
Jadi, dengan menikmati Firman Tuhan, ada jaminan dari Tuhan, kita bisa mencapai kota Yerusalem Baru, kota di sebelah utara. Jadi pemeliharaan Tuhan luar biasa, bukan hanya memelihara yang jasmani tetapi Tuhan pelihara terutama rohani kita. Bahkan bukan cuma di dunia ini, Dia membawa kita mencapai hidup kekal di Yerusalem Baru.
Semoga menjadi kenyataan bagi kita, hari ini kita datang berdoa puasa, kita tidak makan, tidak minum tetapi kita mau makan Firman Tuhan untuk dipelihara secara ajaib oleh Tuhan, dibawa ke Yerusalem Baru.
2. Imamat 24:6
24:6 engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
12 roti disusun rapi di hadapan Tuhan, tidak acak. 12 roti ini disusun menjadi 2 susun, masing-masing 6 ketul. Kita manusia diciptakan pada hari keenam, jadi 6 menunjuk manusia daging.
6 roti dan 6 roti menunjukan suami dan isteri. Mulai dari nikah ditata rapi oleh Tuhan, nikah kita menjadi rapi di hadapan Tuhan, tidak kacau, tidak amburadul. Kaum muda kalau makan Firman Tuhan, Tuhan tata rapi, masuk nikah semua rapi. Perjalanan nikah kita kalau bisa makan Firman Tuhan, semua ditata rapi oleh Tuhan. 6 roti pertama itu suami manusia daging yang sudah dikuasai oleh Firman Tuhan. 6 roti kedua itu isteri manusia daging yang sudah diisi oleh Firman sehingga menjadi rapi. Mau cari pandangan hidup bukan dilihat dengan pandangan daging tetapi nilai yang rohani, ada isi Firman atau tidak. Kalau ada isi Firman nanti rapi, semua tertata rapi diatur oleh Tuhan.
6 roti dan 6 roti juga menunjuk gembala dan sidang jemaat. Gembala manusia daging tetapi mau diisi Firman, gembala juga manusia daging tetapi mau diisi Firman maka penggembalaan menjadi rapi, tidak kacau. Jemaat tidak berani mengatur gembala, gembala bisa memimpin dengan baik dengan hikmat dan kasih Tuhan, bukan diktator, rapi semua.
6 roti dan 6 roti juga menunjuk hamba Tuhan dengan hamba Tuhan, persekutuan antara gembala. Gembala A ada Firman dikuasai Tuhan, gembala B juga ada Firman, bisa persekutuannya rapi teratur. Tidak saling tuding, menyimpang, sana tidak taat, sana bukan Lempinel. Saya ini alumni Lempinel, tetapi saya miris melihat kalau ada yang meremehkan hamba Tuhan yang bukan lulusan Lempinel. Paulus dengan Petrus, kalau diibaratkan Petrus alumni Lempinel, Paulus bukan tetapi sama-sama dipakai. Jadi jangan merendahkan yang lain. Biar sama-sama diisi Firman sehingga terjadi persekutuan yang indah.
6 dan 6 kalau dibaca menjadi 66 menunjuk 66 kitab, Firman yang murni. Firman yang murni ini yang menjadi pokok persekutuan kita. Mulai dari dalam nikah, mau menikah lihat Firman pengajaran yang murni. Masuk penggembalaan lihat pokoknya, Firman yang murni, pasti tertata rapi semuanya. Persekutuan antara penggembalaan lihat Firman yang murni, tidak usah lihat kekurangan orang. Prinsip saya mencari pengajaran, saya tidak mau cari kekurangan orang. Terserah orang itu mau bikin apa, itu urusannya dengan Tuhan. Firman Tuhan katakan entah dia duduk, entah dia berdiri itu urusannya dia dengan Majikannya, bukan urusannya kita.
Cari pengajaran yang benar biar kita disucikan. Maka kita akan dipakai dalam pelayanan Tubuh Kristus yang sempurna. Semakin dipakai semakin tertata rapi hidup kita. Tuhan tidak membuat kita kacau, amburadul hidup kita.
Syarat untuk bisa bersekutu:
a) Harus 1 jenis roti. Harus satu pengajaran yang benar, jangan campur-campur. Kalau kita lihat sepertinya tidak sesuai dengan yang kita terima selama ini yang sudah menjadi pengalaman hidup, jangan didengar. Lalu kenapa sudah satu pengajaran yang benar tetapi tidak bisa bersekutu? Gurunya saja, ajarannya sama, persekutuannya sama, kenapa tidak bisa saling bersekutu? Karena syarat kedua belum dipenuhi.
b) Harus dalam terang. Harus sama-sama terang, kalau yang lain gelap tidak akan bisa.
I Yohanes 1:7
1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.
Harus dalam terang, artinya tidak ada dosa yang disembunyikan. Saya ada pengajaran, hamba Tuhan ada pengajaran, tetapi saya hidup dalam gelap, menyembunyikan dosa, tidak mau menyelesaikan dosa, biar satu pengajaran tidak akan bisa satu arena yang satu gelap yang lain terang. Kalau sama-sama terang, bisa menyatu. Kalau yang satu gelap, yang lain terang, tidak akan bisa, karena tidak jujur! Sama-sama dalam terang artinya saling mengaku, saling mengampuni, saling melayani. Kalau hanya minta dilayani tidak akan bisa. Papan-papan jenang itu bukan hanya dilayani, dia juga saling melayani. Ada lubangnya ada pasaknya. Pasak itu untuk mengisi lubang di papan yang lain, sedangkan lubangnya sendiri diisi oleh pasak dari papan yang lain supaya tidak ambruk.
Kadangkala kita menutut supaya dilayani, tidak disapa saja sudah muring-muring, tidak dikasih tempat sesuai keinginannya sudah jengkel ‘saya tidak mau ikut persekutuan lagi!’. Dalam penggembalaan juga begitu, sudah satu pengajaran tidak bisa satu kalau ada gelap. Dalam nikahpun demikian.
Saling mengaku, saling mengampuni, saling melayani. Saling melayani juga terkandung di dalamnya bisa mengakui pemakaian Tuhan kepada orang lain. Masing-masing dipakai Tuhan, tangan kiri akui pemakaian tangan kanan, tangan kanan akui tangan kiri. Kalau tidak mau mengakui pemakaian Tuhan pada orang lain, tidak akan bisa! Harus mengakui pemakaian Tuhan pada orang lain, itu hidup dalam terang! Saya secara pribadi kalau pengerja khotbah saya terima saya catat, akui pemakaian Tuhan, saya tidak sampai di situ, padahal sudah pernah saya terangkan, dia dapat yang baru.
Kalau bisa bersekutu, satu pengajaran, sama-sama terang maka ada hasilnya:
a) Mazmur 133:1-3
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Bisa rukun. Rukun di sini artinya satu hati, satu suara pengajaran. Sehingga berkat-berkat Tuhan diperintahkan datang kepada kita. Biar punya rumah di kaki gunung mana di tempat terpencil, kalau Tuhan perintahkan berkat ke sana, siapa yang bisa menghalangi. Bahkan berkat kehidupan sampai hidup yang kekal, untuk selama-lamaya diberkati oleh Tuhan.
b) Jika 2 orang sepakat maka Tuhan menjawab doa.
Matius 18:19
18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
Kita menjadi rumah doa, kita yakin doa-doa kita dijawab oleh Tuhan tepat pada waktunya, tidak terlambat, tidak terlalu cepat.
3. Imamat 24:7
24:7 Engkau harus membubuh kemenyan tulen di atas tiap-tiap susun; kemenyan itulah yang harus menjadi bagian ingat-ingatan roti itu, yakni suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Ada kemenyan dibubuhkan di atas roti artinya kita bisa menaikan doa penyembahan kepada Tuhan. Kalau kita bisa menyembah Tuhan itu berkat, karena tidak semua orang bisa menyembah. Bahkan sudah sama-sama sembayang berjemaah, ada yang sulit menyembah, gelisah. Yang lain bisa menikmati, enak sekali menyembah sampai berbahasa roh, tetapi dia merasa sulit menyembah, kering. Kalau bisa menyembah itu suatu berkat dari Tuhan, karena menyembah Tuhan itu berarti kita memandang wajah Tuhan yang mulia. Bukan cuma halusinasi memandang wajah Tuhan.
Praktek memandang wajah Tuhan yang mulia.
a) Sebelum memandang wajah Tuhan, pandang dulu diri. Artinya bisa melihat diri sendiri dalam kelemahan dan kekurangan, bukan untuk dipertahankan tetapi untuk diakui kepada Tuhan supaya diubahkan. Apa kekurangan kelemahan kita, kita lihat dan akui kepada Tuhan.
Kalau kita banyak menyembah, pasti banyak melihat kekurangan diri sendiri = banyak menghakimi diri sendiri, bukan malah melihat kekurangan orang, menghakimi orang lain. Saya tidak percaya kalau ada hamba Tuhan berkata saya menyembah berapa jam sehari tetapi dalam kesehariannya suka melihat kekurangan orang. Berarti dia belum melihat Tuhan dalam kemuliaan. Dirinya saja tidak dia lihat, tetapi kekurangan orang dia lihat.
Matius 7:4-5
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Kekurangannya begitu banyak, kekurangan orang cuma sedikit dituding dan dilihat terus. Dalam rumah tangga repot kalau suami isteri suka saling lihat kekurangan, persekutuannya tidak akan pernah baik, cuma tengkar terus. Biarlah kita melihat kekurangan kita untuk diakui dan diubahkan.
b) Mazmur 17:15
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Selalu mengalami kepuasan rohani sehingga tidak mencari kepuasan di dunia, apalagi kepuasan lewat berbuat dosa! Kita periksa bagaimana kehidupan kita sehari-hari, ada kepuasan rohani atau mencari kepuasan di dunia! Apalagi kalau hamba Tuhan yang cari kepuasan di dunia, bagaimana mau mengajar jemaat memandang Tuhan dalam kemuliaan kalau hamba Tuhan saja tidak mau memandang Tuhan tidak mengalami kepuasan rohani.
c) Mengalami keubahan hidup.
Matius 17:2-3
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.
Mengalami keubahan hidup dari manusia daging sampai sempurna seperti Yesus. Keubahan hidup di sini dari wajah, berarti keubahan hidup dari hati. Kita belajar dari Musa dan Elia. Mereka ini sama-sama punya pengalaman dengan api Tuhan. Makanya dalam Wahyu pasal 11 ada 2 saksi itulah Musa dan Elia. Tetapi sehebat-hebatnya mereka melayani, hati mereka sempat putus asa, sempat kecewa juga.
Keluaran 6:8-11
6:8 Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu.
6:9 Kemudian TUHAN berfirman kepada Musa:
6:10 "Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa ia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."
6:11 Tetapi Musa berkata di hadapan TUHAN: "Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"
Ini Musa, putus asa menghadapi masalah dalam pelayanan. Juga termasuk masalah dalam hidup sehari-hari. Kenapa putus asa menghadapi masalah? Karena pertahankan kekurangan. Padahal dalam pasal 3 dan 4 ketika Musa berkata jangan utus saya, saya tidak petah lidah, tidak tahu bicara, akhirnya Tuhan marah kepada Musa. Tuhan katakan itu ada abangmu Harun, dia akan menjadi penyambung lidahmu. Kekurangannya sudah dia utarakan, tetapi Tuhan mau pakai, jangan pertahankan kekuranganmu itu.
Putus asa dan kecewa dalam pelayanan itu karena minder. Jangan seperti itu, Tuhan tidak mau!. Kadang kita sadar punya kekurangan, tetapi kita pertahankan terus itu. Itu yang membuat kecewa dan putus asa dalam pelayanan, kecewa dalam menghadapi masalah hidup sehari-hari. Ini yang harus dibaharui.
Elia juga demikian.
I Raja-raja 19:3-4
19:3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana.
19:4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."
Elia juga putus asa menghadapi masalah dalam pelayanan, menghadapi sengsara daging karena Tuhan. Elia ini putus asa menghadapi sengsara. Karena Izebel sudah ultimatum, sebagaimana dia memperlakukan nabi-nabi Baal dan nabi Asyera dia juga akan diperlakukan seperti itu. Elia takut, langsung lari. Kalau kita mau jujur, seringkali saat kita diperhadapkan ujian untuk meningkatkan rohani kita, kita kecewa dan putus asa. Saya sudah tekun 3 macam ibadah, saya banyak berkorban untuk pekerjaan Tuhan, saya puasa, saya begini, saya begitu. Mulai hitung-hitungan dengan Tuhan apa yang kita lakukan untuk Tuhan, padahal tidak bisa dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi kita!.
Kalau kita diizinkan mengalami ujian, nyala api penderitaan, sengsara daging tanpa dosa, percikan darah, jangan kecewa, jangan putus asa, sementara ditingkatkan rohani kita untuk bisa mencapai level sempurna.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Jadi lewat doa penyembahan, hati yang putus asa dan kecewa menghadapi masalah dalam pelayanan, masalah dalam nikah, saat menghadapi percikan darah, diubahkan menjadi kuat teguh hati. Sampai kita bisa berbahagia di dalam penderitaan. Terima kasih Tuhan, saya mengambil bagian sedikit dari penderitaan Yesus, supaya kita dipermuliakan juga bersama Yesus.
I Petrus 4:13
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Kita bahagia, waktu Yesus datang, kita bisa memandang Dia muka dengan muka. Dulu lewat doa penyembahan karena hati Musa dan Elia sudah diubahkan menjadi kuat dan teguh hati maka mereka bisa bercakap-cakap dengan Yesus. Sekarang dengan kuat teguh hati kita bisa memandang Yesus, memandang pertolongannya tepat pada waktunya, kita bahagia sekalipun dalam penderitaan, sampai nanti kita bisa memandang Dia waktu Dia datang kembali, muka dengan muka, masuk kemuliaan kekal di Yerusalem Baru.
Sepanjang hari ini kita gunakan kesempatan untuk memandang Yesus lewat doa penyembahan. Banyak persoalan kita hadapi, masalah dalam nikah, pelayanan, dalam keluarga, pekerjaan, dalam study, masalah penyakit dan lain-lain, seringkali kita kecewa, putus asa karena kita pertahankan kekurangan kita atau karena kita hitung-hitungan dengan Tuhan merasa berjasa. Biarlah kita mau merendahkan diri sungguh-sungguh di hadapan Tuhan, kita akui segala kekurangan kelemahan kita, kita mau memandang Dia dalam penyembahan, nanti Yesus datang kita bisa memandang muka dengan muka.
Tuhan Memberkati
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar