20150708

Kebaktian PA Imamat, Rabu 8 Juli 2015 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 13:1-7
13:1 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
13:2 "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu.
13:3 Imam haruslah memeriksa penyakit pada kulit itu, dan kalau bulu di tempat penyakit itu sudah berubah menjadi putih, dan penyakit itu kelihatan lebih dalam dari kulit, maka itu penyakit kusta; kalau imam melihat hal itu, haruslah ia menyatakan orang itu najis.
13:4 Tetapi jikalau yang ada pada kulitnya itu hanya panau putih dan tidak kelihatan lebih dalam dari kulit, dan bulunya tidak berubah menjadi putih, imam harus mengurung orang itu tujuh hari lamanya.
13:5 Pada hari yang ketujuh haruslah imam memeriksa dia; bila menurut penglihatannya penyakit itu masih tetap dan tidak meluas pada kulit, imam harus mengurung dia tujuh hari lagi untuk kedua kalinya.
13:6 Kemudian pada hari yang ketujuh haruslah imam memeriksa dia untuk kedua kalinya; bila penyakit itu menjadi pudar dan tidak meluas pada kulit, imam harus menyatakan dia tahir; itu hanya bintil-bintil. Orang itu harus mencuci pakaiannya dan ia menjadi tahir.
13:7 Tetapi jikalau bintil-bintil itu memang meluas pada kulit, sesudah ia minta diperiksa oleh imam untuk dinyatakan tahir, haruslah ia minta diperiksa untuk kedua kalinya.

Pada pasal 12 kita sudah mengikuti bila ibu itu melahirkan anak laki-laki maka ibu itu cemar kain selama 40 hari dan kalau melahirkan anak perempuan maka ibu itu cemar kain selama 80 hari. Walaupun jumlah hari untuk anak laki-laki dan anak perempuan berbeda tetapi penanganannya sama, tidak berbeda.

Pasal 13 ini kembali kita diperhadapkan bagaimana seseorang untuk dideteksi atau dipantau, dalam bahasa kasarnya ada roh kecurigaan bahwa orang itu ada gejala untuk mengidap penyakit kusta. Memang penyakit kusta itu masa inkubasinya cukup lama. Sejak kuman masuk dalam tubuh seseorang sampai nampak di permukaan itu membutuhkan waktu 8 tahun. Itu kusta dalam pengertian sesungguhnya (jasmani). Jadi begitu kuman masuk tidak langsung terlihat sakit seperti disentri yang hanya 7 hari, atau kolera yang hanya menghitung jam. Penyakit kusta ini penyakit yang penuh tipuan. 8 tahun dia seperti tidak ada apa-apa padahal sudah ada apa-apanya.

Untuk mendeteksi ini adalah resiko berat bagi hamba Tuhan karena dia harus ada roh kecurigaan. Kecurigaan di sini adalah yang positif, bukan kecurigaan yang negatif sebab itu tidak baik.

Dari yang dicurigai kena kusta itu dia tidak meminta tetapi yang menganjurkan adalah yang mencurigai. Tetapi pada ayat 7 setelah dia tahu itu penyakit yang berbahaya maka dia sendiri yang minta untuk diperiksa.

Jikalau seseorang itu memahami bahayanya penyakit empat huruf yaitu dosa maka dia tidak akan bereaksi atau marah kalau diraba oleh hamba Tuhan. Entah dia hamba Tuhan yang diraba oleh hamba Tuhan yang satu karena ada kecurigaan, hamba Tuhan yang diraba itu tidak boleh marah. Berarti kecurigaan itu bernuansa ingin menolong karena mengasihi orang yang dicurigai itu. Namun ini tidak mudah, orang yang dicurigai bisa berbalik mengamuk atau marah dengan berbagai sikap yang dia ekspresikan melawan orang yang meraba atau mencurigai dia.

Imamat 13:1-2
13:1 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
13:2 "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu.

Orang itu diseret untuk diperiksan. Untuk diberitahu itu tidak mudah sebab dikatakan ada bengkak. Kalau bengkak berarti itu sudah menonjol.
I Timotius 5:24
5:24 Dosa beberapa orang mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian.

Masakan saudara melihat ada bengkak atau mencolok dan dibiarkan. Itu perlu segera ditangani sebab akan menyeret orang itu ke pengadilan. Kalau tidak cepat ditangani dan orang itu sampai di pengadilan maka tidak ada ampun. Kalau mau ditangani kemudian orang itu tidak mau berarti dia membiarkan dirinya ke pengadilan.

Yang satu sudah nampak jelas, yang kedua tidak nampak. Ini perlu ketelitian dari seorang pelayan agar baik yang sudah nampak ataupun yang belum nampak, supaya kedua-duannya segera ditolong. Ketika ada uluran tangan untuk menolong, di sini beresiko tinggi sebab sipenolong belum tentu diterima dengan baik.

Saya sebagai hamba Tuhan punya banyak pengalaman kalau mau memberitahu orang itu supaya jangan diseret ke pengadilan, orang itu malah mengamuk. Jadi tidak enak dan tidak mudah kalau memberi tahu bahwa ada dosa. Mungkin dia menyatakan ada bengkak atau tidak ada bengkak namun sudah terlihat ada panau dan bulunya sudah menjadi putih.

Jemaat Tuhan, saya sebagai hamba Tuhan tidak harus ketakutan melihat hal seperti itu, kalau melihat orang itu mengamuk, saya tidak boleh ketakutan dan harus berani berbicara. Saya harus berbicara terus menerus. Bagi Tuhan yang utama fungsi dari hamba Tuhan adalah bersuara, jadi harus berani bicara.

Ada empat tempat kusta.
1.      Imamat 13:2-7 di kulit
2.      Imamat 13:42 di kepala
3.      Imamat 13:47 di pakaian
4.      Imamat 14:34  di rumah

Penyebab-penyebab kusta juga ada empat. Apakah mudah untuk meraba, untuk memantau, untuk mendeteksi bahwa seseorang itu kena kusta? Tidak mudah! Karena orang itu bisa mengambil sikap perlawanan terhadap hamba Tuhan yang dipercaya Tuhan untuk menangani masalah ini. Berarti hamba Tuhan itu perpanjangan tangan Tuhan. Dengan kata lain Tuhan yang menangani tetapi dengan perpanjangan tangan agar umat Tuhan dan hamba Tuhan jangan ada dalam keadaan yang disebut kusta.

Kalau ini dipahami sebenarnya kalau dia melihat bahwa tangan Tuhan yang datang meraba dibalik hamba Tuhan itu Siapa yang mengutus dia, maka orang itu tidak akan mengamuk, berarti Tuhan mengasihi dia. Tetapi kenyataannya seringkali orang itu hanya melihat tangan manusia. Seperti Naaman berkata dia mengira tangan nabi akan meraba kustanya. Naaman mau diraba oleh hamba Tuhan tetapi sekarang ini banyak pendeta dan orang Kristen yang tidak mau diraba oleh Tuhan melalui hamba Tuhan yang dipakai oleh Tuhan.

Puncak rencana Allah adalah untuk membawa gereja menjadi Mempelai Wanita dengan Tuhan Yesus Mempelai Pria Sorga. Untuk mendorong gereja Tuhan menjadi Mempelai Wanita maka itu tidak bisa lepas dari pembukaan rahasia Firman. Tanpa pembukaan rahasia Firman Allah di dalam sidang jemaat maka sidang jemaat itu akan tipis harapan atau tanpa harapan untuk masuk dalam kesempurnaan. Sidang jemaat atau gereja Tuhan dalam persekutuan manapun, kalau tanpa pembukaan rahasia Firman Allah tidak ada harapan untuk masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Itu sebabnya jangan kita kecilkan pembukaan rahasia Firman Allah. Kalau Tuhan ungkapkan isi hatiNya berarti membukakan rahasia FirmanNya jangan kita kecilkan karena itu yang akan mendorong kita untuk masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus yang sempurna.

Orang lain boleh cuek tetapi kehidupan itu sudah dapat dipastikan kalau dia hidup dan umur panjang maka tinggal menunggu disembelih oleh isis (antikris). Kita seringkali sudah diingatkan tetapi tidak ada ketakutan, rasa ketakutan itu jauh. Kalau ada rasa ketakutan dia pasti mengasihi Tuhan.

Kalau mendapat pelayanan pembukaan rahasia Firman berarti kita mendapat perlindungan. Namun hamba Tuhan yang dipercaya oleh Tuhan untuk menyampaikan rahasia Firman Allah ini tidak akan disambut dengan gegap gempita. Nasib hamba Tuhan yang sejati selalu tidak disukai, alias dibenci. Tetapi justru kepadanya dipercayakan pembukaan rahasia Firman Allah. Dia tidak dapat piagam tetapi itulah nasib hamba Tuhan yang harus kita pahami sebagai hamba Tuhan. Kalau ada penolakan jangan kita kaget sebab itu bukti hamba Tuhan yang sejati.

Yeremia ini seorang keturunan imam dan dia juga seorang nabi. Jadi dia bisa meraba atau mencurigai seseorang kalau dia kena kusta.
Yeremia 20:1
20:1 Pasyhur bin Imer, imam yang pada waktu itu menjabat kepala di rumah TUHAN, mendengar Yeremia menubuatkan perkataan-perkataan itu.

Pasyhur bin Imer ini adalah imam kepala dalam Bait Allah, seharusnya dia yang menangani persoalan kusta tetapi malah dia yang kena kusta. Hamba Tuhan (Yeremia) yang sejati ini dipukul oleh imam kepala dalam Bait Allah. Tidak mudah untuk menyatakan dosa seseorang apalagi kalau yang ditegur itu sesama pelayan Tuhan.

Yeremia 20:2-3
20:2 Lalu Pasyhur memukul nabi Yeremia dan memasungkan dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di atas rumah TUHAN.
20:3 Tetapi ketika Pasyhur keesokan harinya mengeluarkan Yeremia dari pasungan itu, berkatalah Yeremia kepadanya: "TUHAN akan menyebut namamu bukan Pasyhur, melainkan Kegentaran-dari-segala-jurusan.

Yeremia ini seorang nabi dan dia juga imam, dia tidak gentar!

Yeremia 20:4,6
20:4 Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan membuat engkau menjadi kegentaran bagimu sendiri dan bagi semua sahabatmu; mereka akan rebah mati oleh pedang musuhnya di depan matamu sendiri. Dan seluruh Yehuda akan Kuserahkan ke dalam tangan raja Babel yang akan mengangkut mereka ke dalam pembuangan ke Babel dan memukul mati mereka dengan pedang.
20:6 Mengenai engkau, hai Pasyhur, dan semua orang yang diam di rumahmu, kamu akan diangkut tertawan; engkau akan sampai ke Babel dan akan mati di sana dan akan dikuburkan di sana: engkau ini dengan semua sahabatmu yang kepadanya engkau telah bernubuat palsu."

Kalau dikubur di Babel berarti permanent persekutuannya dengan Babel. Imam atau pelayan Tuhan yang menolak kalau ditegur dosanya, dia akan permanent dengan roh Babel. Hamba Tuhan tidak boleh gentar menyampaikan hal ini, tetapi kita juga harus rela kalau dikoreksi.

Setelah diperiksa dan dikurung 1 minggu lalu diperiksa lagi dan dikurung 1 minggu, berarti sudah dua minggu, maka sesudah itu dia sendiri yang minta diperiksa. Berarti dia tahu berbahaya penyakit kusta itu, dia paham kalau dosa itu berbahaya. Kalau diketahui ada penyakit kusta sebenarnya ada formulanya. Tidak akan dibiarkan tetapi akan ditangani. Kalau kita tahu dosa itu berbahaya dan mau ditangani maka kita yang akan meminta untuk ditunjukkan dosa apa, baik yang nyata maupun yang belum nyata.

Hamba Tuhan tidak sama dengan jemaat. Hamba Tuhan, apalagi seorang gembala dikaruniakan Tuhan roh menimbang segala roh. Kalau karunia ini ada berarti jemaat ditangani oleh Tuhan. Ini yang perlu saya katakan dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Yeremia ini imam yang sejati, nabi yang sejati. Dia berhadapan dengan imam yang hanya bangga dengan kedudukan tetapi tidak serius dengan tahbisan dari Sorga. Dia hanya bangga dengan kedudukan sebagai kepala imam di rumah Tuhan. Karena kebanggaannya akan kedudukannya inilah dia berani memasung hamba Tuhan yang berbicara terus terang.
Yeremia 20:1
20:1 Pasyhur bin Imer, imam yang pada waktu itu menjabat kepala di rumah TUHAN, mendengar Yeremia menubuatkan perkataan-perkataan itu.
20:2 Lalu Pasyhur memukul nabi Yeremia dan memasungkan dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di atas rumah TUHAN.

Hamba Tuhan sejati, imam yang sejati ini dipukul. Padahal dia punya tahbisan yang benar, dia serius dengan Tuhan, dia tidak bermain-main sehingga berani berbicara bahwa Pasyhur salah.

Yeremia 20:3-4,6
20:3 Tetapi ketika Pasyhur keesokan harinya mengeluarkan Yeremia dari pasungan itu, berkatalah Yeremia kepadanya: "TUHAN akan menyebut namamu bukan Pasyhur, melainkan Kegentaran-dari-segala-jurusan.
20:4 Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan membuat engkau menjadi kegentaran bagimu sendiri dan bagi semua sahabatmu; mereka akan rebah mati oleh pedang musuhnya di depan matamu sendiri. Dan seluruh Yehuda akan Kuserahkan ke dalam tangan raja Babel yang akan mengangkut mereka ke dalam pembuangan ke Babel dan memukul mati mereka dengan pedang.
20:6 Mengenai engkau, hai Pasyhur, dan semua orang yang diam di rumahmu, kamu akan diangkut tertawan; engkau akan sampai ke Babel dan akan mati di sana dan akan dikuburkan di sana: engkau ini dengan semua sahabatmu yang kepadanya engkau telah bernubuat palsu."

Jadi kalau tidak mau diraba, tidak mau diberitahu bahwa sudah bengkak, sudah ada panau, bulu yang tumbuh di situ sudah berubah menjadi putih berarti sudah ada kusta, dan orang yang diberi tahu itu mengamuk berarti dia akan permanent dengan dosa Babel. Jangan kita mengentengkan pembukaan firman Tuhan. Itu adalah lawatan Tuhan kepada kita. Karena Tuhan sayang kepada kita sehingga kita dilayani lewat perpanjangan tangan Tuhan (gembala) yang ada di dalam sidang jemaat. Kalau kita ditangani biarlah kita terima dengan rendah hati, tidak usah ada arus balik melawan. Jangan kita bersikap seakan-akan kita lebih tau dari gembala.


Contoh lain nabi yang sejati.
I Raja-raja 22:7-8
22:7 Tetapi Yosafat bertanya: "Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?"
22:8 Jawab raja Israel kepada Yosafat: "Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla." Kata Yosafat: "Janganlah raja berkata demikian."

Jadi pelayan Tuhan yang sejati tidak mendapatkan tepukan tangan, tidak mendapatkan sambutan yang meriah. Itu adalah hamba Tuhan yang sejati. Kalau sekarang ini tepukan tangan itu yang lebih banyak dalam gereja. Kecurigaan yang paling berbahaya jangan-jangan pendeta itu anak buah Izebel, anak buah Ahab.
I Raja-raja 22:14
22:14 Tetapi Mikha menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan."

Kalau melihat ayat 14 ini, keberanian Mikha bicara dengan bahasa ini taruhannya adalah nyawa sebab dia berhadapan dengan orang nomor 1 di Israel yaitu Ahab. Apalagi memang Ahab membenci Mikha. Jadi hamba Tuhan ini tidak takut dalam menyampaikan Firman sekalipun taruhannya nyawa. Hamba-hamba Tuhan kira-kira berani kalau tahu menyampaikan Firman ini taruhan nyawa, masih beranikah menyampaikan?

I Raja-raja 22:28
22:28 Tetapi jawab Mikha: "Jika benar-benar engkau pulang dengan selamat, tentulah TUHAN tidak berfirman dengan perantaraanku!" Lalu disambungnya: "Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian!"

Raja dipermalukan di muka rakyat. Hal-hal seperti ini, prinsip seperti ini langkah kita temukan di dalam pelayanan. Mengapa tidak berani? Sebab takut belanganya terbalik, takut piringnya terbalik.

Banyak pelayan Tuhan yang memang dipercaya Tuhan dan dia berani berbicara kemudian ditolak. Jangankah hamba Tuhan, Tuhan Yesus saja ditolak. Kenapa pada kedatangan Tuhan Yesus pertama kali Dia ditolak? Sebab kedatangan Yesus yang ditunggu-tunggu oleh orang Yahudi adalah untuk membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan untuk memakmurkan mereka secara jasmani.

Kalau pandangan ini ada pada seseorang, konsepnya hanya pada persoalan yang lahiriah, makanya tidak heran kalau dia menolak kebenaran. Sebab dia berpikir Tuhan Yesus datang itu hanya untuk membebaskannya secara jasmani. Dia tidak melihat bahwa Tuhan Yesus datang untuk membebaskan dia dari belenggu dosa. Kalau dibebaskan dari penjajahan jasmani maka otomatis akan bangkit ekonomi, dia akan makmur.

Kalau konsep ini ada pada anak Tuhan ada pendeta yaitu melayani Tuhan Yesus hanya untuk kemakmuran jasmani, maka tidak heran kalau satu saat dia menolak Tuhan Yesus. Kenapa banyak hamba Tuhan sadar atau tidak sadar memadamkan cahaya kebenaran Firman pengajaran? Sebab tujuannya dalam pelayanan dan ibadah adalah persoalan ekonomi. Ini yang tidak boleh kita lakukan.

Kita harus belajar pada sejarah. Contoh konkrit saja: semua orang tahu pada perang dunia pertama membuat manusia menderita, mereka sengsara dan banyak nyawa melayang sia-sia. Tetapi masyarakat dunia tidak mau belajar pada perang dunia pertama dan malah muncul perang dunia yang kedua. Sekarang ini mau muncul perang dunia yang ketiga.

Kami sebagai hamba Tuhan harus berani mengulurkan tangan meraba orang. “Dosamu menyeret engkau pada pengadilan”, yang ini belum terlalu nampak. Orang yang belum terlalu nampak itu harus diberitahu sekalipun dia membantah “tidak ada”. Resikonya tinggi kalau hamba Tuhan seperti ini, ini yang berat.
I Timotius 5:24
5:24 Dosa beberapa orang mencolok, seakan-akan mendahului mereka ke pengadilan, tetapi dosa beberapa orang lagi baru menjadi nyata kemudian.

Yang tidak nampak ini yang lebih berat. Yang satu sudah ada di atas permukaan, sudah nampak, tidak bisa dia sangkali lagi. Tetapi yang belum nampak itu bisa menyangkal, bisa berkamuflase. Sekalipun imam sudah mengatakan “ada” dia bisa tetap berkata “tidak”. Ini yang berbahaya, saya sebagai hamba Tuhan juga harus mewaspadai hal ini.

Ada 4 tempat munculnya kusta dan 4 penyebab kusta yang ada dalam Alkitab. Kita akan melihat yang pertama.
Bilangan 12:1-2
12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.
12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.

Jadi Miryam langsung di depan dan Harun di belakang. Mereka ini kakak beradik yang berasal dari satu kandung yaitu kandungan Yokhebed dan berasal dari benih yang sama yaitu benih Amram. Seharusnya pantas kalau mereka ini rukun sebab berasal dari benih yang sama, dari kandungan yang sama. Di sini 2 bersaudara menyalahkan saudara yang satu, adik mereka. Tetapi kenapa pada Bilangan pasal 12 di mana pasal ini diapit oleh pasal 11 di mana Tuhan mendengarkan orang Israel bersungut-sungut hanya persoalan daging, mereka malah bertengkar. Orang Israel bersungut-sungut hanya persoalan daging dan Tuhan melantik 70 orang tua-tua.

Sebenarnya kalau disebutkan hamba Tuhan bertengkar itu kurang pas. Mereka memaki-maki orang yang dilantik oleh Tuhan menjadi gembala Israel. Mereka kakak beradik tetapi yang dilantik oleh Tuhan menjadi gembala Israel adalah Musa. Kakak-kakaknya ini tidak mau tahu persoalan ini. Ketika mereka melihat ada peluang maka muncul apa yang asli dalam hati mereka.

Kita melihat di sini Miryam yang bicara. Sebab apa? Miryam yang merasa berjasa. Ketika puteri Firaun melihat ada keranda di sungai Nil di mana bayi (Musa) ada di dalamnya, Miryam datang dan bertanya “maukah tuan puteri mencari inang penyusu”, lalu dia memanggil mama mereka. Itu sebabnya Miryam merasa berjasa.

Musa diam seribu bahasa dan Tuhan mengambil alih persoalan. Tidak menghargai pengangkatan Tuhan kepada seseorang dan merasa diri juga seperti itu. Ini adalah kusta di hadapan Tuhan. Jadi mereka tidak mau melihat Musa menonjol. Pada gereja hujan awal Petrus yang menonjol. Itu periode Kisah Para Rasul pasal 1 sampai pasal 12. Pasal 13 sampai pasal 28 yang menonjol adalah Paulus.

Syukur ketika Petrus berbicara dalam konferensi hamba Tuhan pertama kali di Yerusalem pada tahun 50, tidak ada Datan, Korah dan Abiram di situ. Kalau mereka ada, bisa kacau konferensi itu
Kisah Para Rasul 15:7
15:7 Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

Untung tidak ada roh Datan, Korah dan Abiram masuk pada murid-murid yang lain. Tetapi sekarang ini banyak muncul roh Korah, Datan dan Abiram.

Jadi penyebab kusta yang diceritakan akibat tidak senang pada orang lain, mengata-ngatai jabatan orang lain. Kesimpulannya tidak menghargai. Ini yang repot dan banyak terjadi di dalam gereja Tuhan. Saya utamanya harus waspada.

Musa ini adik, dia yang paling bungsu. Yang paling tua adalah Miryam, kemudian Harun. Harun dan Musa selisih 3 tahun.
Bilangan 12:2-4
12:2 Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN.
12:3 Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
12:4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga.

Musa diam dan Tuhan yang mengambil alih. Jadi setiap Tuhan menjatuhkan penghukuman kalau melihat ada sesuatu yang salah, maka Tuhan tidak tampil di tempat lain tetapi selalu di pintu kemah. Kenapa Tuhan selalu mengambil posisi tampil di atas pintu kemah? Tentu ada maksud Tuhan.

Bilangan 16:18-22
16:18 Maka mereka masing-masing membawa perbaraannya, membubuh api ke dalamnya, menaruh ukupan di atasnya, lalu berdirilah mereka di depan pintu Kemah Pertemuan, juga Musa dan Harun.
16:19 Ketika Korah mengumpulkan segenap umat itu melawan mereka berdua di depan pintu Kemah Pertemuan, tampaklah kemuliaan TUHAN kepada segenap umat itu.
16:20 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun:
16:21 "Pisahkanlah dirimu dari tengah-tengah umat ini, supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata."

Jadi kalau Tuhan tampil di pintu kemah, Tuhan tidak datang dengan kemurahan tetapi dengan hukuman!

Bilangan 16:27,43,50
16:27 Maka pergilah mereka dari sekeliling tempat kediaman Korah, Datan dan Abiram. Keluarlah Datan dan Abiram, lalu berdiri di depan pintu kemah mereka bersama-sama dengan isterinya, para anaknya dan anak-anak yang kecil.
16:43 Lalu pergilah Musa dan Harun ke depan Kemah Pertemuan.
16:50 Ketika Harun kembali kepada Musa di depan pintu Kemah Pertemuan, tulah itu telah berhenti.

Jikalau sudah terkait dengan pintu kemah itu berarti kemurahan terancam dicabut (sudah tidak ada lagi). Jangan sampai kita mengundang murka Tuhan, sebab kalau Tuhan tampil di pintu kemah itu berarti keberadaan Roh Kudus. Pintu kemah menunjuk keberadaan Roh Kudus. Berarti Miryam sadar atau tidak sadar, dia telah berkonfrontasi dengan Allah Roh Kudus. Ini berbahaya sebab urapan Allah yang ada pada Musa bukanlah urapan yang asal.

Ibrani 11:23-26
11:23 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.
11:24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
11:25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
11:26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

Hamba Tuhan ini benar-benar saat itu hidup dalam kemuliaan dunia tetapi dia tolak itu. Artinya Musa tidak mengejar itu, dia menolak itu. Dia lebih senang kena percikan-percikan darah bersama dengan umat Tuhan. Percikan darah itu kekayaan yang lebih besar. Itu yang ada di dalam hati Musa. Miryam tidak tahu itu. Harun sebagai abang Musa tidak mengerti itu.

Saya takut kalau berhadapan dengan seorang hamba Tuhan yang berani melayani walaupun taruhannya nyawa. Kalau dia berbicara selalu tentang korban Kristus, selalu berbicara tentang sengsara Kristus. Dia tidak berbicara persoalan jasmani. Kalau berhadapan dengan hamba Tuhan seperti ini kita harus segan, harus kita hormati, jangan coba kita mengatai-ngatai dia sebab pasti akan berhadapan dengan Roh Kudus.

Jadi mengata-ngatai Musa, seorang hamba Tuhan yang rela menderita sengsara dengan umat
Tuhan, menanggung sengsara Kristus dalam dirinya. Hamba Tuhan seperti ini harus kita hargai, bila tidak berarti kita mengundang kusta pada diri kita.
Bilangan 12:8
12:8 Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"

Artinya kepada Musa Tuhan membukakan rahasia Firman, berbeda dengan Miryam dan Harun. Tuhan tidak merubah sedikitpun bahasanya di sini. Apakah Miryam dan Harun bukan hamba Tuhan? Mereka juga hamba Tuhan.

Jadi kekasih dalam Tuhan, kita diajar oleh Tuhan untuk memahami panggilan kita masing-masing. Kalau kita melihat ada orang lain menonjol, cobalah kita topang. Kalau saudara difasilitasi Tuhan untuk pelayanan, pakailah demi kemuliaan nama Tuhan.

Ibrani 11:26
11:26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

Kalau saudara dihina karena kebenaran Firman hal itu adalah kekayaan besar. Dan orang yang menghina akan kena kusta. Pandangan Musa diarahkan pada pengharapan. Apa pengharapan kita? Inilah pengharapan kita:
I Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Ini penyucian makanya Musa tidak mau dikatakan anak puteri Firaun. Dia melepaskan kekayaan Mesir, dia mau merangkul kekayaan yang penuh pengharapan. Pengharapan ini mesti ada pada kita. Sidang jemaat hindari dan jauhilah kesempatan yang bisa membuat kita kena kusta. Bila saudara melihat ada orang yang dipakai Tuhan, apalagi dipercayai seperti Musa berhadapan muka dengan muka, topanglah dan dukung itu, jangan justru dihina, jangan kita nilai miring, nanti kita salah, berarti hanya mengundang kusta. Ini faktor pertama yang menyebabkan orang kusta.

Bilangan 12:9-12
12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
12:11 Lalu kata Harun kepada Musa: "Ah tuanku, janganlah kiranya timpakan kepada kami dosa ini, yang kami perbuat dalam kebodohan kami.
12:12 Janganlah kiranya dibiarkan dia sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan ibunya sudah setengah busuk dagingnya."

Langsung anak nomor dua ini menjadi pengantara antara Musa dan kakak mereka yaitu Miryam. Saudara lihat bagaimana Harun memanggil adiknya “tuan”. Tidak gampang, di sini Harun merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Musa, adiknya, sehingga dia sapa “tuan”.

Di sini permohonan Harun mengangkat Miryam. Miryam sudah diam di sini. Tadi Miryam ini yang menjadi terompet tetapi ketika dia melihat dia sudah salah dan Tuhan yang berperkara dengan dia maka Miryam sudah diam tidak berbicara lagi. Jadi perlu pembelajaran bagi Miryam.

Bilangan 12:13-16
12:13 Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia."
12:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali."
12:15 Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali.
12:16 Kemudian berangkatlah mereka dari Hazerot dan berkemah di padang gurun Paran.

Sesuai dengan Imamat pasal 13, Miryam ini harus dikurung selama 7 hari atau 1 minggu. Ini sanksi yang diberikan kepada Miryam agar Miryam sadar, selama 7 hari dia diasingkan, di sana dia merenung bahwa “bukan hal yang harus dia  tonjolkan sebab dia kakak, tetapi dia harus menghargai tahbisan, apalagi tahbisan Musa bukan tahbisan yang asal”.

Ini yang harus kita renungkan di hari-hari terakhir ini. Saya harus menghargai tahbisan hamba Tuhan walaupun dia anak saya. Saya harus menghargai tahbisan hamba-hamba Tuhan yang ada di sini yang masih muda. Namun kita juga diajar untuk saling menghargai tetapi dalam penghargaan itu kita harus rela kalau diraba.

Jangan seperti Pasyur yang ketika diraba dia ngamuk. Sudah berkelopotan dengan dosa tetapi begitu diraba dia malah marah. Akhirnya kehidupannya permanent dengan Babel. Kita harus rela diraba. Kalau dikatakan ada panu, ada bengkak, ada bintil-bintil apa salahnya diperingati dan kita terima.

Ini yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan kita karena inilah kisah pertama hamba Tuhan yang kena kusta. Pertama kali muncul kusta dikalangan hamba Tuhan. Kami hamba Tuhan mestinya malu sebab ini menyebabkan perjalan anak Tuhan harus terhenti 7 hari hanya gara-gara Miryam. Setelah Tuhan tegur dan Tuhan hajar habis-habisan Miryam diam. Setalah Bilangan pasal 12 ini Miryam tidak pernah bersuara lagi. Keledai yang terantuk batu tidak akan terantuk lagi pada batu yang sama. Keledai binatang yang bodoh bisa seperti itu, kenapa kita tidak?

Dasarnya Miryam mengata-ngatai Musa terlihat benar. Musa ini punya isteri namanya Zipora dan ada dua anak tetapi disuruhnya pulang ke Midian. Tetapi pada Keluaran pasal 18, isterinya itu datang diantar oleh bapanya yang bernama Yitro. Namun Musa ini sempat menikah dengan orang Kusy. Alasan Miryam mungkin benar tetapi dia tidak melihat siapa yang dia kata-katai ini. Sekalipun dia salah tetapi Miryam harus berpikir siapa yang dia kata-katai itu. Tidak boleh kita pukul rata. Kita harus menghargai tahbisan hamba Tuhan.

Apa yang terjadi pada Bilangan pasal 12 ini adalah kusta dikulit, berarti perasaan. Banyak kali kita ini terlalu banyak perasaan. Jangan sampai perasaan kebablasan. Kalau perasaan kita digarap oleh Firman Allah puji Tuhan. Tetapi kalau yang muncul sudah perasaan daging itu sudah berbahaya.

Miryam ini perasaannya peka sekali. Harun ikut-ikut dipengaruhi oleh kakak perempuannya yang penuh perasaan. Kusta yang pertama ada pada wilayah perasaan. Ini harus kita jaga. Perasaan hamba Tuhan harus meraba, harus mendeteksi.
Imamat 13:1-2
13:1 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:
13:2 "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu.

Jadi yang menyatakan itu kusta atau dosa adalah imam (hamba Tuhan). Kalau hamba Tuhan menyatakan itu dosa, jangan kita tolak, harus kita terima. Yang menentukan itu dosa adalah pelayanan itu yang tahbisannya benar.

Imamat 13:3
13:3 Imam haruslah memeriksa penyakit pada kulit itu, dan kalau bulu di tempat penyakit itu sudah berubah menjadi putih, dan penyakit itu kelihatan lebih dalam dari kulit, maka itu penyakit kusta; kalau imam melihat hal itu, haruslah ia menyatakan orang itu najis.

Yang menyatakan kusta adalah hamba Tuhan lewat pemberitaan Firman. Penyajian Firman dari belakan mimbar ini mau menyatakan ada kusta atau tidak. Kalau tidak ada kusta puji Tuhan. Kalau ada kita harus akui/ selesaikan.

Akhirnya nanti alat yang Tuhan pakai untuk ke sana adalah kayu aras, kain kirmizi dan hisop. Kenapa dihubungkan dengan kayu aras? Sebab tujuannya kita dibersihkan dari kusta oleh Tuhan melalui imam adalah kita akan dibawa, dihentar menjadi Bait Allah, sebab kayu aras itu digunakan untuk membangun Bait Allah. Kita mau dijadikan Mempelai Wanita, kita mau dijadikan Bait Allah yang permanent. Jadi kita diperiksa oleh Tuhan bukan untuk dipermalukan atau disudutkan. Begitu ditemukan ada kusta maka proses itu berjalan. Diambil kayu aras dan hisop untuk dijadikan bahan penanganan kusta.

Imamat 14:5-6
14:5 Imam harus memerintahkan supaya burung yang seekor disembelih di atas belanga tanah berisi air mengalir.
14:6 Tetapi burung yang masih hidup haruslah diambilnya bersama-sama dengan kayu aras, kain kirmizi dan hisop, lalu bersama-sama dengan burung itu semuanya harus dicelupkannya ke dalam darah burung yang sudah disembelih di atas air mengalir itu.

Bait Allah banyak menggunakan kayu aras. Ke sana kita mau dibawa, bukan untuk dipermalukan. Berterima kasih kepada Tuhan kalau ada hamba Tuhan yang berani berbicara kebesaran Firman Allah. Walaupun saudara berpikir “terlalu sakit saya mendengar” tetapi terima saja. Mungkin dosamu menonjol, dia cegah jangan kau ke pengadilan. Mungkin dosamu tidak kelihatan tetapi daripada kaget dan terkejut di kemudian hari maka Tuhan tunjukkan bahwa itu berbahaya. Itu adalah kasih Tuhan. Kita harus mengerti siapa kita dan siapa yang kita tegur, yang harus merelakan diri untuk disucikan.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar