20170507

Kebaktian Umum, Minggu 7 Mei 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 2:18-29
2:18 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga:
2:19 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
2:21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.
2:22 Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.
2:23 Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.
2:24 Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
2:25 Tetapi apa yang ada padamu, peganglah itu sampai Aku datang.
2:26 Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa;
2:27 dan ia akan memerintah mereka dengan tongkat besi; mereka akan diremukkan seperti tembikar tukang periuk -- sama seperti yang Kuterima dari Bapa-Ku --
r2:28 dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.
2:29 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Kita perhatikan penampilan asal dari surat ini. Disebutkan pada ayat yang ke-18 ada tiga bentuk penampilan asal dari surat ini:
1.      Firman Anak Allah
2.      MataNya bagaikan nyala api
3.      KakiNya bagaikan tembaga

Inilah pribadi yang memerintahkan Yohanes untuk menulis surat, yang berjalan di antara kaki dian itu.
Wahyu 1:14-15
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Pribadi inilah yang sesungguhnya memiliki sidang jemaat, yang telah berkorban di Joljuta demi sidang jemaatNya.
Wahyu 1:5-6
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
1:6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.

Ini pengorbanan yang telah melahirkan tujuh sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.

Kita lihat surat yang ditujukan kepada jemaat Tiatira, di mana Tuhan tampil dengan cara yang lain. Tiatira artinya:
1.      Anak perempuan.
2.      Wanita penganiaya.
3.      Misa, berarti ada hubungan dengan ibadah.

Kita patut perhatikan, karena surat ini bukan hanya ditujukan kepada jemaat Tiatira. Tetapi nubuatan bagi kita yang hidup di akhir zaman. Dulu secara berjemaah, sekarang secara pribadi.

1.      Firman Anak Allah
Penampilan pertama asal surat tersebut adalah Firman Anak Allah. Ini ditujukan kepada jemaat Tiatira yang artinya anak perempuan. Secara lahiriah berarti perempuan, secara rohani gereja Tuhan juga digambarkan seperti perempuan. Berarti ini ditujukan kepada kekasihNya.

Bukan berarti surat cinta kepada kekasih ini penuh pesona yang harmonis. Karena Dia menjumpai kekasihNya ini sudah rusak, tidak lagi menyenangkan hati, kekasihNya berperilaku tidak sesuai dengan selera Anak Allah. Padahal mereka adalah hasil korban Kristus Yesus di Golgota. Tetapi keadaan mereka sudah parah, sangat menyayat hati Sang Pemilik jemaat sekaligus adalah Mempelai Laki-laki Sorga itulah Anak Allah.

Dalam Matius 22:1 dikatakan Bapa itu mau menggelar pesta nikah AnakNya. Bagaimana Bapa mau menikahkan AnakNya kalau perempuan ini keadaannya seperti itu. Bagaimana kita gereja Tuhan berani menyebut diri Tubuh Kristus, berani menyebut rumah Tuhan, berani menyebut Mempelai Wanita kalau kondisi rohani seperti ini.
Tuhan tidak tanggung-tanggung, itu sebabnya penampilanNya kedua bagaikan nyala api. Ini menunjukkan jemaat itu tidak bisa berkamuflase di depanNya, tidak bisa bertopeng di hadapan Tuhan. Karena mata Tuhan melihat tembus sampai di relung hati umat Tuhan yang paling dalam, utamanya kami hamba Tuhan.

Lebih dahulu kita melihat tentang Firman Anak Allah, Mempelai Laki-laki Sorga. Berarti penampilan yang pertama menyatakan diri bahwa Dia adalah kekasih dari jemaat, kekasih dari umat Tuhan.
2 Korintus 11:2
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Kalau hanya diteropong dari segi pelayanan, jemaat Tiatira ini hebat.
Wahyu 2:19
2:19 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.

Persoalan imannya apalagi yang kurang, persoalan kasihnya sudah lumayan, pelayanannya dan ketekunannya hebat. Pelayanannya pergi ke sana sini. Banyak sekali pelayanannya. Tetapi apakah pelayanannya itu sudah bisa menutupi kekurangannya? Jangan sampai pelayanan itu hanya sebagai topeng untuk menutupi kekurangannya padahal seharusnya kekurangan itu dibuka di hadapan Tuhan. Jangan sampai pelayanan itu hanya untuk menutupi kebobrokan yang ada.

Itu sebabnya bagaimana seharusnya kita menanggapi surat Kekasih kita ini. Dengan catatan kita harus mengambil sikap seperti permintaan Kekasih itu. Ketika membaca surat itu apakah hati mereka tidak getar-getir setelah membaca surat itu? Mungkin mereka berpikir “ayo kita tingkatkan pekerjaan kita, siapa tahu Tuhan tidak melihat lagi kekurangan kita”. Tidak seperti itu, sebab Pemilik kekasih itu menginginkan anak perempuan ini tampil molek dan cantik di hadapanNya tanpa cacat, cela dan kerut. Tetapi apalah arti kalau dia tampil sebagai wanita penganiaya dan hanya ditutupi dengan misa atau aturan ibadah.

Ini adalah surat dari Kekasih kita, harus segera kita tanggapi dengan serius, bagaimana sebenarnya selera dari Kekasih kita yang menyurati kita. Kadang kalau Firman tampil kita malah berkata kena kepada yang duduk di sebelah. Tetapi ketika Firman itu kena kepada diri sendiri malah berupaya dengan berbagai cara untuk menutupi.

Tuhan berkata sudah memberi kesempatan untuk bertobat tetapi tidak mau bertobat. Bukankah ini keterlaluan. Kesempatan Tuhan berikan supaya Izebel bertobat tetapi sama sekali dia tidak mau. Apa boleh buat, akhirnya Tuhan lemparkan dia ke ranjang orang sakit. Artinya nikahnya akan hancur nantinya! Ini jangan terjadi pada kita.
Diberi waktu supaya Tiatira ini bertobat tetapi sama sekali dia tidak peduli.
Wahyu 2:21
2:21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.

Sangat disayangkan jemaat Tiatira ini, diberi kesempatan untuk bertobat tetapi tidak mau bertobat ini bukti kekerasan hati, dari penyembahan berhalanya, dari kecemarannya. Lihat akibatnya!
Wahyu 2:22
2:22 Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.

Kalau diberikan Tuhan kesempatan untuk bertobat kemudian diremehkan, tidak dihirau atau diabaikan maka Tuhan melemparkannya ke ranjang pesakitan.

Firman Tuhan ini datang kepada kita, bukan lagi kepada jemaat Tiatira. Ini adalah percikan darah yang keempat. Ada tiga lagi yang ada di depan dan tiga yang sudah selesai. Berarti dia ada di tengah. Ke depan bisa kena, ke belakang bisa kena. Semua bisa kena roh Tiatira ini.

Mestinya ketika mereka membaca surat, sudah harus mengambil sikap seperti yang termaktub dalam isi surat itu. Tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan. Kekasih itu tidak mau diriNya dipermainkan.
Galatia 6:7
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

Ini peringatan buat kita bersama. Jangan coba kita mempermainkan Kekasih kita. Bagi yang sudah menikah, sebelum menikah tentu pacaran dulu. Kalau saya singkat saja, 7 bulan dia di sekolah Alkitab dan 6 bulan dalam praktek, berarti kurang lebih 1 tahun kami pacaran.

Di era pacaran (bertunangan dengan Kristus), banyak gangguan. Tidak malu saya ungkap tentang diriku. Waktu calon isteri saya yang sekarang sudah oma ini, berada di sekolah Alkitab, ada laki-laki lain yang goda. Akhirnya berita itu sampai kepada saya, waktu itu sakit sekali hati saya, minum air serasa minum duri. Ini saya beri gambaran, bagaimana hubungan Tuhan dengan kita.

Coba saudara pikirkan rasanya dikhianati oleh kekasihmu. Kalau kita mungkin bisa langsung berpikir “masih ada perempuan lain yang lebih elok dari engkau”. Tetapi Yesus berbeda, Dia surati kita karena Dia sayang kita, Dia tidak ingin melepas kita, Dia tidak ingin putus begitu saja. Tetapi bukan berarti tidak ada ancaman.
Gelombang kasih Tuhan terhadap sidang jemaat Tiatira ini tidak pernah pupus. Walaupun datang surat dalam bentuk ancaman, tetapi Dia ingin supaya jemaat Tiatira bertobat. Bukankah itu yang saudara dan saya alami.

2.      MataNya bagaikan nyala api
Saya dan saudara mau mengelak bagaimana, karena penampilan pengirim surat ini  mataNya bagaikan nyala api. Tidak ada yang tersamar bagi Dia.
Ibrani 4:13
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Amsal 15:3
15:3 Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.

Jadi tidak ada seorangpun yang lepas dari pengawasan Tuhan. Mata Tuhan yang sebetulnya kita harus mengerti dan paham dengan jelas bahwa sidang jemaat itu seringkali diibaratkan oleh Tuhan “bagaikan biji mataKu”.

Seringkali kami hamba Tuhan curang “hamba Tuhan berkata kami adalah biji mata Tuhan, jangan coba usik” dia mau berlindung pada ayat itu. Yang menjadi biji mata Tuhan adalah jemaat, kami hamba Tuhan diberi tugas untuk menjaga.

Kalau biji mata Tuhan, dia tidak suka melihat yang jahat apalagi melakukan yang jahat. Tetapi biji mata Tuhan yaitu jemaat Tiatira ini bukan tidak suka melakukan yang jahat tetapi gemar melakukan yang jahat. Jadi biji mata apa yang seperti ini.

Tuhan mengatakan siapa yang mengganggu gugat biji mata Tuhan, Tuhan akan bertindak.
Zakharia 2:8
2:8 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu -- sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya --:

Ini peduli Tuhan terhadap umatNya. Ini sikap Tuhan yang luar biasa terhadap umatNya. Apakah umat Israel ini adalah biji mata Tuhan yang sikapnya baik-baik? Sama sekali tidak! Tetapi Tuhan tetap mengakui “siapa menjamah kamu, berarti menjamah biji mataKu”. Ini yang Tuhan tetapkan untuk saya dan saudara.

Karena kita didudukan sebagai biji mataNya maka pasti Dia pelihara. Tuhan tampil memperlihatkan mata yang bagaikan nyala api.
Ulangan 32:10
32:10 Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.

Mestinya kita harus menjadi biji matanya Tuhan. Yang disebut biji mata Tuhan di sini yaitu Tiatira, Pergamus, Efesus, Laodekia, Sardis adalah biji mata Tuhan yang sudah tidak benar lagi, tidak bercahaya lagi, tidak menyala seperti api.

Yesaya 33:15
33:15 Orang yang hidup dalam kebenaran, yang berbicara dengan jujur, yang menolak untung hasil pemerasan, yang mengebaskan tangannya, supaya jangan menerima suap, yang menutup telinganya, supaya jangan mendengarkan rencana penumpahan darah, yang menutup matanya, supaya jangan melihat kejahatan,

Beginilah kalau kita ditempatkan oleh Tuhan menjadi biji mataNya, melihat yang jahat saja tidak mau apalagi mau melakukan. Kalau seperti itu maka kita akan merasakan apa yang dinyanyikan oleh pemazmur:
Mazmur 17:8 (Terjemahan Lama)
17:8 Peliharakanlah aku seperti akan biji mata-Mu; lindungkanlah kiranya aku di bawah naung sayap-Mu,

Karena dia tahu dunia ini penuh dengan kejahatan, kenajisan dan pemberontakan. Kalau dia tidak dijaga di bawah naungan Tuhan maka hancurlah dia.
Mazmur 17:8
17:8 Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu

Ini permohonan raja Daud. Tanpa dia bermohon memang Tuhan sudah berbicara dalam Zakharia 2:8 dan Ulangan 32:10 bahwa perhatian Tuhan terhadap biji mataNya benar-benar serius. Jemaat diibaratkan biji mata Tuhan. Coba kalau biji mata saudara kemasukan sesuatu, pasti saudara berupaya bagaimana untuk mengatasinya.

Demikian pula bagi jemaat Tiatira, Tuhan ingin mengeluarkan selumbar dari biji matanya, Tuhan mau menolong sidang jemaat Tiatira tetapi sayang seribu sayang, uluran tangan Tuhan tidak ditanggapi oleh sidang jemaat yang ada pada kelompok Izebel. Jemaat Tiatira ini sudah terbagi dua, sialnya gembala di situ bersikap netral, mestinya dia bertanggung jawab dalam hal ini. Sebagian besar sudah menjadi pengikut Izebel dan yang sisa masih mempertahankan kebenaran Firman Tuhan.

Kalau dikatakan mata Tuhan bagaikan nyala api, sebetulnya gereja Tuhan harus seperti ini. Mestinya kita ini bagaikan api yang menyala, jemaat yang berkobar-kobar, bagaikan biji mata Tuhan yang menyala. Tetapi Tiatira bukan biji mata Tuhan yang menyala, (sudah buta). Kasihan kalau kondisi gereja Tuhan seperti ini.

Mata Tuhan bagaikan nyala api. Ini adalah koreksi Tuhan yang tajam. Bagaimanapun kita mengupayakan untuk menyembunyikan diri, kita tidak akan bisa. Demikianlah sewajarnya kita sebagai umat Tuhan tidak boleh bersembunyi karena kita harus seperti biji mata Tuhan yang bernyala seperti api.

3.      KakiNya bagaikan tembaga
Penampilan asal surat yang terakhir ini yang sebenarnya berat sekali. Kalau kita bisa melihat hati Tuhan, ini sebenarnya kata yang paling berat sebab sudah mengandung hukuman.

Wahyu 1:15
1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

Kita tahu tembaga itu penghentar panas yang paling cepat. Kalau kaki bagaikan tembaga dalam tanur api, itu berarti penghukuman yang dilaksanakan dengan cepat. Ini yang harus kita sikapi, caranya bagaimana supaya kaki ini tidak melangkah untuk menginjak-injak jemaat Tiatira dan secara khusus kepada kita. Yang seharusnya diinjak-injak itu adalah iblis dan Tuhan mengatakan iblis akan kita injak-injak. Tuhan sudah janji bukan kita yang diinjak-injak oleh Tuhan tetapi kita yang akan menginjak-injak musuh. Kita diberi wewenang untuk menginjak-injak iblis. Tetapi kalau jemaat Tiatira ini diinjak-injak berarti dia sudah setaraf dengan iblis/musuh Tuhan.

Roma 16:20
16:20 Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!

Bukannya jemaat Tiatira ini umat Tuhan, kenapa mereka mau diinjak? Jemaat Tiatira ini pelayanannya bertambah maju tetapi kelompok Izebel yang akan diinjak-injak, dihancurkan oleh Tuhan seperti menghancurkan iblis di bawah kaki jemaat. Kenapa jemaat ini malah dihancurkan seperti iblis di bawah kaki jemaat yang lain? Saya tidak mau ada jemaat yang dipercayakan untuk menginjak saya. Bagaimana menyikapi supaya kita tidak seperti itu? Mari kita lihat sikap kita yang benar menghadapi kaki Tuhan.
Ulangan 33:3
33:3 Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus -- di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu.

Tuhan mengasihi umatNya. Umat yang bagaimana? Umat yang suka menangkap Firman di kaki Tuhan. Di sini Tuhan tunjukan jalan keluar supaya jangan kita diinjak. Ayo sidang jemaat, jangan kita lepaskan kesempatan duduk di kaki Tuhan untuk menangkap sesuatu dari FirmanNya. Ini ciri orang yang dikasihi Tuhan. Orang yang dikasihi ini yang akan menginjak iblis di bawah kakiNya, bukan dia yang diinjak. Kalau jemaat Tiatira yang dilayani oleh Izebel ini mereka terancam untuk diinjak oleh Tuhan.
Katakanlah “saya orang paling berdosa”. Ketika seorang wanita yang berdosa, mendengar Yesus ada di rumah seorang Farisi, dia datang. Apa yang dia buat? Dia duduk di kaki Tuhan dan dia mendapat pengampunan dari Tuhan.
Lukas 7:37-38
7:37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Yohanes 12:1-2
12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Di sini ada perkembangan. Sebelumnya dalam Lukas pasal 10 Maria duduk di kaki Tuhan mendengar Firman, Lazarus tidak ada dan Martha melayani tetapi bersungut. Tetapi dalam Yohanes 12:3 ada perkembangan perubahan sikap. Martha melayani tetapi tidak bersungut, Lazarus sudah tidak ke mana-mana lagi namun duduk makan bersama dengan Tuhan Yesus. Maria bukan hanya duduk di kaki Tuhan tetapi ditambahkan meminyaki kaki Yesus dengan narwastu. Jadi ketiganya ada perkembangan rohani.

Yohanes 12:3
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.

Dalam Lukas pasal 10 Maria hanya duduk mendengar Firman. Tetapi dalam Yohanes pasal 12 Maria tidak hanya duduk namun ada korban yang dia persembahkan, yang bagi Yudas Iskariot itu adalah pemborosan. Itu sama dengan yang terjadi sekarang ini, ketika menggelar ibadah persekutuan atau KKR ada orang yang mengkritik bahwa itu pemborosan.

Mereka mendengar Firman Tuhan sehingga hidupnya diguyur oleh Firman Tuhan dan dibersihkan lalu tanda perkembangan sehingga hidupnya dibela oleh Tuhan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita menunggu kaki Tuhan melangkah untuk menginjak kita atau kita mau datang di kaki Tuhan dengan kerinduan mendalam untuk mendengarkan Firman Tuhan.

Lukas 10:39
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
Ini pribadi-pribadi yang akan lolos dari kaki tembaga yang bagaikan tanur menyala yang akan menghancurkan kehidupan manusia. Kalau umat Tuhan senang dan menjadi kegemaran untuk duduk di kaki Tuhan membaca Firman dan menyembah Tuhan maka ini adalah kehidupan yang dikasihi Tuhan. Otomatis dia menjadi biji mata Tuhan dan tidak ada satu setan yang bisa mempecundangi dia.

Saya tidak tahu apakah saudara duduk di kaki Tuhan nyaman mendengarkan Firman atau malah mendengar Firman lalu tersinggung. Sebenarnya ketika kita tersinggung mestinya kita berkata “terima kasih Tuhan, berarti perhatianMu tertuju kepadaku”.

Sebelum anda datang beribadah berdoalah kepada Tuhan “Tuhan saya mau datang beribadah mau mendengarkan FirmanMu. Saya ini masih banyak kekurangan, noda dosa, cacat cela dan kerut. Tunjukkanlah noda dosaku supaya disucikan”.

Tetapi yang sering terjadi ketika si A yang kena kita berkata “puji Tuhan dia kena”. Tetapi ketika kita kena teguran kita malah mencari-cari alasan kenapa saya yang ditegur. Apalagi kalau gembala yang kena teguran Firman lewat hamba Tuhan lain dia bisa berakata “saya lagi!”. Kalau isteri gembala, begitu mendengar suaminya berkhotbah tentang perpuluhan dia senang, tetapi ketika dia kena teguran dia tidak mau terima. Seharusnya kita berbahagia karena mendapat teguran dari Dia supaya jangan kita putus cinta denganNya.

Saya tidak berani dari mimbar hanya pegang senter sehingga saudara terang dan saya gelap. Saya harus pegang pelita sehingga kita semua terang dan saya lebih terang dari saudara.

Jemaat Tiatira ini terbagi dua. Yang negatif dalam sidang jemaat Tiatira adalah mereka menjadi pengikut Izebel. Perbuatan Izebel dalam jemaat Tiatira:
1.      Izebel mengaku nabiah kemudian nabiah ini mengajar.
2.      menyesatkan hamba-hamba Tuhan.
3.      mengarahkan orang berbuat zinah.
4.      mengarahkan orang makan persembahan berhala

Gembala tidak berkutik, gembala kehilangan wibawa. Semestinya dia harus tampil seperti dalam:
Lukas 17:3-4
17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."

Apakah saudara mau mengampuni saudaramu yang berkali-kali datang mengaku dengan menyesal.Tetapi ada ambang batas juga, jangan tunggu kaki seperti tembaga itu datang.
II Timotius 4:2
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Hal ini bagi kami hamba Tuhan. Sebabnya jemaat Tuhan biarlah saudara saling menasihati satu dengan yang lain. Serangan iblis pada jemaat Tiatira ini begitu hebat. Utamanya pengikut-pengikut Izebel. Kenapa begitu cepat pengikut-pengikut Izebel ini merambat, kenapa begitu cepat ragi ini masuk kepada si A dan si B? Sebab Izebel bernubuat, sehingga mereka mudah percaya. Kalau orang sudah berkata bahwa dia bernubuat, maka tanpa pikir panjang orang percaya dan berkata “betul itu dari Tuhan”.

Memang kita tidak boleh meremehkan nubuatan tetapi harus kita uji. Gembala sidang jemaat Tiatira gagal menguji dan mereka percaya nubuatan-nubuatan Izebel ini yang penuh kepalsuan.
I Tesalonika 5:19-21
5:19 Janganlah padamkan Roh,
5:20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

Kalau yang bernubuat itu suami atau isteri, periksa nikahnya. Kalau yang bernubuat itu belum menikah, periksa kesuciannya. Sebab orang yang bernubuat yang benar itu cirinya:
1.      Cinta ibadah
2.      Cinta kesucian

Kisah Para Rasul 21:8-9
21:8 Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.
21:9 Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat.

Disebut “anak dara” berarti dalam kesucian. Dalam injil Lukas ada Hanna yang bernubuat, dia cinta ibadah dan selalu di rumah Tuhan.

Itu sebabnya nubuatan harus diuji. Jangan seperti gembala Tiatira, dia tidak punya wibawa lagi sehingga tidak bisa melawan Izebel sebab sudah banyak pengikutnya.
Wahyu 2:20-21
2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
2:21 Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.

Memberi waktu untuk bertobat bagaikan Tuhan memberikan pemutihan.

Wahyu 2:22
2:22 Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.

Akibatnya nikahnya akan hancur, masuk dalam aniaya antikristus dan anak-anaknya akan dibunuh.
Wahyu 2:23
2:23 Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.

Dalam terjemahan lain menguji “nier” artinya menguji ginjal. Ginjal adalah alat yang membersihkan air yang masuk dalam tubuh kita. Kalau ginjal itu sudah tidak berfungsi maka di dalam tubuh secara jasmani maka darah kotor akan mengalir keseluruh tubuh dan manusia tidak akan sehat. Tetapi kalau ginjal secara rohani atau nier itu berfungsi benar maka air yang masuk dalam tubuh itu tersaring bersih sehingga otomatis dari matanya kelihatan bernyala, dari mulutnya keluar bahasa yang elok, dari tangannya nyata perbuatan yang menentang kejahatan. Melihat yang jahat dia tidak mau apalagi melakukan.

Tetapi di sini jemaat Tiatira, diberi kesempatan untuk bertobat, diberi pemutihan, tetapi mereka tidak menggunakannya. Ini jangan terjadi pada diriku. Saya ada 6 anak jangan sampai ada 1 yang mati rohaninya. Sekali lagi doa saya jangan terjadi.

Mari kita manfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita menerima pemutihan dari Tuhan.
Ulangan 12:30
12:30 maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Aku pun mau berlaku begitu.

Menanyakanpun di larang oleh Tuhan. Tetapi jemaat Tiatira bukan hanya bertanya tapi sudah menjadi pelajaran yang utama dalam sidang jemaat oleh karena wanita Izebel.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar