20231209

Kebaktian Doa, Sabtu, 9 Desember 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 11:41-44

11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.

11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."

11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"

11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

 

Yesus adalah kebangkitan dan hidup. Di sini Yesus mendemonstrasikan kuasa kebangkitan di dalam perkataanNya. Sekarang wujud perkataan Yesus adalah Firman pengajaran yang benar, isinya keras untuk menyucikan = Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua itu fungsinya untuk memutuskan segala ikatan. Ada 3 macam ikatan:

1.      Ikatan pada kaki.

2.      Ikatan pada tangan.

3.      Kain penutup wajah, itulah ikatan pada wajah.

 

3 macam ikatan ini bisa diputuskan dengan pedang Firman pengajaran. Kalau tidak diputuskan maka kehidupan itu akan mati dan busuk seperti Lazarus yang telah mati 4 hari.

 

Kita bahas ikatan pada kaki dan tangan, itu mengingatkan orang yang masuk perjamuan kawin tetapi tidak berpakaian pesta.

Matius 22:11-13

22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.

22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

 

Pesta di sini adalah pesta nikah Anak Domba Allah. Kemudian undangan pesta adalah Kabar Mempelai. Orang yang tidak berpakaian pesta itu dilemparkan ke tempat yang paling gelap, penuh ratap dan kertak gigi. Orang ini menunjukan orang yang sudah menerima Kabar Mempelai tetapi masih mempertahankan ikatan di tangan, ikatan di kaki dan juga ikatan pada wajah. Mempertahankan ikatan itu sebenarnya tidak enak. Tadi dia dilemparkan ke tempat yang penuh kertakan gigi. Hidupnya selalu bersuasana kertak gigi, suasana ratap tangis = suasana kutukan. Secara jasmani dia enak-enak saja, malah kelihatan dia sudah menikmati berbuat dosa itu tetapi sebenarnya dia bersuasana kutukan, suasana neraka.

 

Sore ini kita masih membahas ikatan pada kaki dan pada tangan.

1.      Ikatan pada kaki, artinya:

a)      Tidak bisa berdiri di atas korban Kristus = jatuh bangun di dalam dosa sampai puncaknya dosa, dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Kalau ini berlangsung terus, jatuh minta ampun, jatuh lagi minta ampun, ulang lagi minta ampun, lama-lama jadi malas bertobat. Dosanya akan dia tutupi dengan dusta.

Yeremia 9:5-6

9:5 Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.

9:6 Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN.

 

Iblis mau memperhamba kita dengan dosa, jadi berbuat dosa itu = menindas diri sendiri. Makanya suasana kertak gigi dan ratap tangis dalam hidupnya.

 

Kalau dosa sudah bolak balik diulang-ulang, karena sudah malu ditutupi dengan dusta, akibatnya:

Yeremia 9:11

9:11 Aku akan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing, tempat persembunyian serigala-serigala; Aku akan membuat kota-kota Yehuda menjadi sunyi sepi, tidak berpenduduk lagi."

 

Di sini digambarkan dengan Yerusalem, sidang mempelai. Tetapi kalau sudah bolak balik berbuat dosa dan ditutupi dengan dusta akibatnya rohaninya runtuh menjadi timbunan puing-puing, menjadi tempat persembunyian serigala. Serigala itu gambaran roh jahat. Artinya rohaninya betul-betul dikuasai roh jahat. Dan pasangannya roh najis, 2 ini tidak bisa dipisah. Jadi dikuasai roh jahat dan juga roh najis.

 

Serigala adalah musuh penggembalaan.

Kisah Para Rasul 20:29

20:29 Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu.

 

Jadi kalau kehidupan itu sudah dikuasai roh jahat dan roh najis maka dia akan menjadi perusak di dalam penggembalaan. Tuhan tolong semoga kita tidak seperti ini, kita menjadi kehidupan yang mau dilepaskan dari segala ikatan, tidak mau terikat, tidak mau mempertahankan ikatan. Dirinya sendiri dia hambat untuk tergembala, dia malas untuk tergembala, kemudian dia menghambat orang lain lagi untuk tergembala. Ini perusak di dalam penggembalaan! Dia tidak menyadari dirinya sudah masuk dalam pembangunan tubuh Babel, mempelai wanita setan.

Yesaya 13:1,21-22

13:1 Ucapan ilahi terhadap Babel yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos.

13:21 tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah mereka akan penuh dengan burung hantu; burung-burung unta akan diam di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat;

13:22 anjing-anjing hutan akan menyalak di dalam puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana kesenangan. Waktunya akan datang segera, dan usianya tidak akan diperpanjang.

 

Babel itu tempatnya serigala, serigala dan burung-burung najis ada di situ. Dia masuk dalam pembangunan tubuh Babel, mempelai wanita setan yang akan dibinasakan.

 

b)      Tidak bisa berdiri teguh pada Firman pengajaran yang benar = bimbang, goyah terhadap Firman pengajaran yang benar.

I Korintus 8:58

15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

 

Kalau sudah terikat kakinya dia sudah tidak berdiri teguh di atas pengajaran yang benar. Karena apa? Karena membuka diri terhadap suara-suara asing, gosip-gosip, fitnah, ajaran-ajaran lain, ditambah suara dagingnya sendiri.

 

Kalau berdiri teguh, tidak goyah maka persekutuan dengan Tuhan kuat, jerih payah tidak sia-sia. Kalau sudah bimbang maka kebalikannya, persekutuan dengan Tuhan tidak kuat dan jerih payahnya sia-sia. Datang beribadah tetapi goyah terhadap pengajaran, itu tidak dapat apa-apa. Sama seperti Moab, dia menganggap Yehuda dan bangsa-bangsa lain sama saja, kalau sekarang ini pengajaran yang benar dengan yang lain sama saja. Tuhan bilang ibadahnya sia-sia, persekutuan dengan Tuhan sia-sia, jerih payah menjadi sia-sia, tidak mendapat apa-apa dari Tuhan = kosong dari pribadi Tuhan. Kalau sudah seperti itu tidak akan tenang hidupnya.

Yakobus 1:6-8

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

 

Biarlah ikatan pada kaki itu diputuskan lewat praktek mau bertobat sungguh-sungguh, mau hidup benar, tergembala dengan benar dan baik pada Firman pengajaran yang benar = berdiri teguh atas Firman pengajaran yang benar. Mulai dari kami gembala tidak boleh goyah. Gembala itu tempat perlindungan jemaat dari angin ribut dan angin pengajaran palsu. Kalau gembala goyah bagaimana jemaat bisa berdiri teguh. Kalau dalam Tabernakel berdiri teguh itu seperti papan-papan jenang yang berdiri tegak di atas 2 alas perak. 2 alas perak ini mengingatkan semboyan 2 nafiri itu, itulah Firman pengajaran yang benar, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Berdiri teguh pada Firman pengajaran yang benar.

 

Efesus 2:19-20

2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

 

Nabi itu Firman nubuatan dan rasul itu Firman pengajaran, berdiri teguh di atas Firman pengajaran yang benar.

 

2.      Ikatan pada tangan, artinya:

a)      Tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain, malah merugikan = selalu menjadi sandungan dan egois, mementingkan diri sendiri. Jangan jadi sandungan, sudah menerima Firman pengajaran yang benar, sudah berada dalam Kabar Mempelai, berupaya selalu untuk menjadi berkat, menjadi saksi, bukan menjadi sandungan. Kalau kita sudah hidup benar, kita pertahankan pengajaran yang benar, lalu ada orang tersandung pada kita, itu bukan berarti tangan kita terikat. Makanya jangan mundur kalau ada orang tersandung karena kita pertahankan kebenaran dan pengajaran yang benar, maju saja! Tidak usah terganggung dengan orang yang tersandung itu. Kecuali kita sudah di dalam Kabar Mempelai lalu kita berbuat dosa, perkataan kita membuat orang tersandung, yah minta ampun. Tetapi kalau kita benar lalu ada orang tersandung, itu urusannya dengan Tuhan! Tidak usah ditanggapi, doakan saja.

 

Contoh:

Matius 15:12-14

15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"

15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.

15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

 

b)      I Timotius 2:8

2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

 

Penyembahan itu digambarkan dengan orang laki-laki menadahkan tangan yang suci. Orang laki-laki ini menunjuk doa yang kuat. Doa yang kuat kalau hati kita kita suci, perbuatan suci, perkataan suci, semua hidup mau disucikan. Doa penyembahan itu puncak ibadah. Jadi ikatan pada tangan artinya tidak mau beribadah melayani Tuhan sampai tidak mau menyembah Tuhan. Kalau sudah mulai tidak mau beribadah, malas, bosan, tidak mau menyembah, itu tangannya sudah terikat, harus diputuskan!

 

Supaya lepas dari ikatan pada tangan dan kaki maka terimalah pedang Firman. Memang sakit bagi daging tetapi jiwa dan roh kita bebas. Bebas untuk apa? Untuk beribadah melayani Tuhan serta menyembah Tuhan, bebas memuji mempermuliakan Tuhan, tidak mau terhalang oleh apapun. Kalau bebas daging itu berarti malah ada ikatan.

 

Praktek lepas dari ikatan

1.      Bertobat, berdiri teguh di atas korban Kristus, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan, tidak mau lagi berbuat dosa. Ketika Firman pengajaran itu menyatakan dosa kita, kesempatan kita menyelesaikan, segera akui kepada Tuhan dan sesama. Setelah diakui jangan diulangi lagi, stop, mati terhadap dosa.

I Yohanes 3:7-9

3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;

3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

 

Tidak berbuat dosa sampai nanti tidak dapat berbuat dosa lagi = benar seperti Yesus benar. Buktikan kita sudah lepas dari ikatan, kita mau hidup benar seperti Yesus benar. Bukan benar menurut si A atau si B tetapi harus benar sesuai Firman.

 

2.      Kalau sudah benar, tergembala dengan benar dan baik.

Amsal 12:26

12:26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri.

 

Tergembala dengan benar dan baik sehingga rohani terbangun, tidak lagi menjadi  puing-puing. Penggembalaan adalah tempat untuk memperbaiki kelakuan, tempat untuk memperbaiki rohani yang sudah runtuh dan hancur.

 

3.      Bisa memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan. Serta memberi untuk pekerjaan Tuhan, bahkan disaat kita butuh. Itu berarti tangannya sudah lepas dari ikatan. Contohnya sidang jemaat Makedonia

II Korintus 8:1-5

8:1 Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia.

8:2 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.

8:3 Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.

8:4 Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.

8:5 Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.

 

Sampai bisa memberikan dirinya, memberikan hidup kita untuk Tuhan, itu sudah terlepas dari ikatan. Bahkan di saat kita butuh tetapi kita berikan kepada Tuhan. Seperti janda di sarfat, dia butuh untuk dirinya serta anaknya tetapi dia berikan kepada Tuhan, kepada Elia.

 

4.      Bisa menyembah Tuhan, mengulurkan 2 tangan yang suci kepada Tuhan. Maka Tuhanpun mengulurkan kedua tangan kemurahan dan kebaikanNya kepada kita. Kalau kita banyak menyembah tidak mungkin jatuh karena kita ada di tangan Tuhan. Sudah tergembala itu berada di tangan Tuhan, banyak menyembah itu sudah mantap di tangan Tuhan. Kenapa orang di dalam penggembalaan dia jatuh? Karena dia tergembala tetapi penyembahannya kurang. Angkat tangannya setengah-setengah atau sama sekali tidak ada penyembahan, malas menyembah.

 

Ayo banyak menyembah, angkat tangan kepada Tuhan, tangan yang suci, hidup yang sudah disucikan maka Tuhanpun mengulurkan tanganNya kepada kita. Tangan kita bertemu dengan tangan Tuhan maka pasti terjadi mujizat. Baik mujizat secara jasmani, terutama mujizat secara rohani.

 

Mujizat secara jasmani, kita lihat contoh dalam Alkitab kehidupan yang nyaris tenggelam, tetapi dengan mengulurkan tangan dia diangkat.

Matius 14:30-33

14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah.

14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

 

Memang tidak ditulis Petrus angkat tangan, tetapi orang kalau mau tenggelam pasti angkat tangan. Tuhan pegang tangannya, mujizat secara jasmani dan rohani terjadi.

 

Secara jasmani tangan kemurahan dan kebaikan Tuhan mampu mengangkat kita dari segala ketenggelaman dan kemerosotan. Mungkin tadinya usahanya maju lalu mulai turun dan merosot, tangan Tuhan mampu mengangkat dari ketenggelaman. Kaum muda mungkin berpikir setelah ini bisa kuliah, orang tua mampu membiayai. Tetapi begitu lulus SMA mau kuliah orang tuanya sementara menghadapi kesulitan ekonomi, tidak jadi kuliah. Saat segala sesuatunya merosot bukan malah saling tuding menuding “gara-gara kau!”. Tetapi saat segala sesuatunya merosot itu untuk kita mengangkat tangan kepada Tuhan, untuk kita menyembah Tuhan, mengandalkan Tuhan. Mungkin selama ini kita andalkan kekuatan kita sendiri, andalkan ijazah, andalkan koneksi, andalkan segala sesuatu di dunia ini. Awalnya maju dan berhasil, Tuhan cemburu, Tuhan izinkan merosot supaya kita mengangkat tangan kepada Tuhan, mengandalkan Tuhan, menyerah kepada Tuhan.

 

Mujizat secara rohani kita juga diangkat dari segala ketenggelaman dan kemorosotan, artinya kita disucikan dan diubahkan. Semakin disucikan itu berarti tangan Tuhan sedang mengangkat kita, maka kita semakin terlepas dari ikatan dunia. Ibarat pesawat terbang mau take off semakin naik bandara kelihatan semakin kecil, rumah-rumah kecil sampai tidak kelihatan lagi karena tertutup awan. Dan kita semakin diangkat semakin dipakai. Kalau dia hamba Tuhan semakin nyata pembukaan rahaia Firman. Kalau jemaat semakin meningkat pelayanannya, tidak begitu-begitu terus.

 

Apa yang menyebabkan ketenggelaman, apa yang membuat merosot? Angin dan gelombang. Angin itu angin pengajaran palsu, gelombang itu gelombang pencobaan, gelombang dosa. Ini yang membuat tenggelam dan merosot. Waktu makin diberkati ekonominya mulai dia berbuat dosa. Kalau dulu jangankan mau beli yang aneh-aneh, beli air putih saja tidak bisa. Setelah dia diberkati, macam-macam dia beli, bukan cuma air putih tetapi yang racun bagi tubuhnya dibeli, minuman keras dan lain-lain. Digulung gelombang dosa, dia mulai tenggelam. Awalnya dipakai Tuhan luar biasa lalu mulai bangga dan sombong, itu dihantam oleh gelombang. Mau mendengar ajaran lain itu sudah diterpa angin. Kalau dibiarkan akan tenggelam di lautan api dan belerang, neraka selamanya.

 

Sore ini mungkin kita datang dalam keadaan tenggelam dan merosot jasmani dan rohani, ayo angkat tangan kepada Tuhan. Bertobat, selesaikan dosa, tergembala dengan benar dan baik, memberi kepada sesama yang membutuhkan dan untuk pekerjaan Tuhan bahkan di saat kita butuh, ditambah bisa menyembah Tuhan, ulurkan 2 tangan kepada Tuhan, andalkan Tuhan lebih dari semuanya maka semua diangkat. Sampai nanti kita diangkat di awan-aman bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga, masuk pesta nikah Anak Domba Allah dalam satu suara penyembahan yaitu seruan haleluya.

Wahyu 19:6-7

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Ketika segala sesuatu sedang merosot, bukan untuk saling mempersalahkan satu dengan yang lain tetapi untuk mengangkat 2 tangan kepada Tuhan, menyembah berseru haleluya. Maka kita diangkat kembali, dipulihkan oleh Tuhan sampai di angkat ke awan-awan menyambut Yesus dengan berseru haleluya.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar