20231224

Kebaktian Umum, Minggu 24 Desember 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 13:14-15

13:14 Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.

13:15 Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.

 

Kalau dilihat di sini nabi palsu menyesatkan penyembahan gereja Tuhan. Waktu Yesus datang pertama kali disambut dengan penyembahan, nanti Yesus datang kedua kali juga disambut dengan penyembahan dari gereja Tuhan yang sempurna, mempelai wanita sorga.

Wahyu 19:6-7

19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Penyembahan yang benar kepada Yesus Raja segala raja, Mempelai Pria Sorga. Waktu Yesus datang pertama kali disambut dengan penyembahan dari orang Majus. Dari 4 Injil yang menceritakan penyembahan waktu Yesus datang pertama kali hanya Injil Matius karena Injil Matius menampilkan pribadi Yesus sebagai Raja, Raja harus disembah. Markus menampilkan Yesus sebagai hamba, hamba tidak disembah. Lukas menampilkan Yesus sebagai anak manusia yang sengsara, manusia tidak disembah. Yohanes menampilkan Yesus sebagai Anak Allah.

 

Injil Matius dibuka dengan penyembahan orang Majus

Matius 2:2-6

2:2 dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

2:3 Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem.

2:4 Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.

2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:

2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

 

Injil Matius juga ditutup dengan penyembahan.

Matius 28:17

28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

 

Dalam Matius 2:1-6 penyembahan dikaitkan dengan kelahiran Yesus, Matius 28:17 penyembahan dikaitkan dengan kebangkitan Yesus. Kebangkitan Yesus ini yang memungkinkan kita bisa masuk kelahiran baru lewat baptisan air yang benar.

I Petrus 1:3-4

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

 

Ada kaitannya antara penyembahan dan baptisan air. Menyembah itu menyerahkan hidup seluruh kepada Tuhan (proskoneho). Permulaan penyerahan hidup adalah memberi diri untuk dibaptis. Jadi baptisan air itu memberi, bukan disuruh, bukan dipaksa, bukan diwakilkan orang lain atau dibawa orang tua, namun masing-masing memberi diri. Kalau masih bayi belum bisa memberi. Yang bisa memberi hanya orang yang sudah mengerti.

Kisah Para Rasul 2:38

2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

 

Ada yang diwakilkan dan pernah terjadi, orangnya mau dibaptis tetapi kecelakaan meninggal dunia, jadinya saudaranya yang dibaptis mewakili adiknya yang sudah mati. Mana ayatnya! Kadang-kadang sudah ngawur dalam gereja, sudah tidak sesuai Firman! Yesus dibaptis padahal Dia tidak berdosa, tetapi Dia berikan teladan kepada kita, mana baptisan air yang benar. Kalau baptisannya hanya sedikit air, Sida-sida dari Etiopia tidak perlu turun ke tempat yang banyak air, cukup dalam keretanya ada air di situ saja dia dibaptis.

 

Baptisan air ini banyak kali digampangkan, dipandang enteng.

Yehezkiel 16:1-5

16:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:

16:2 "Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji

16:3 dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti.

16:4 Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garam pun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin.

16:5 Tidak seorang pun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya hal-hal itu kepadamu dari rasa belas kasihan; malahan engkau dibuang ke ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada hari lahirmu.

 

Seringkali baptisan air itu dipandang enteng padahal itu permulaan penyerahan hidup kita kepada Tuhan. Namanya lahir baru, berarti menjadi baru. Lahir baru menentukan hidup kita mengalami pembaharuan atau tidak. Yerusalem Baru tempat segala sesuatu yang sudah dibaharui, segala sesuatu yang lama tidak boleh lagi ada di sana. Jadi kalau baptisannya tidak sesuai Firman, Yerusalem Baru hanya impian, tidak menjadi kenyataan.

 

Jadi orang yang menyembah Yesus Raja segala raja pada waktu Dia datang kedua kali adalah orang yang mengalami kuasa pembaharuan di dalam baptisan air yang benar. Kita yang sudah dibaptis, kita raba dan periksa diri kita, apakah pembaharuan itu sudah kita alami? Jangan cuma karena ikut-ikutan, atau karena dipaksa, banyak kali hanya karena mau menikah. Biarlah kuasa pembaharuan itu kita alami dalam hidup kita. Pelaksanaan baptisan air yang benar seperti Yesus dibaptis. Syaratnya harus mati terhadap dosa. Pelaksanaannya di kubur bersama Yesus, bangkit bersama Yesus. Menghasilkan hidup yang baru.

 

Ada 3 macam pembaharuan di dalam baptisan air yang benar:

1.      I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Hasil pertama adalah pembaharuan hati nurani. Hati manusia itu cenderung jahat sehingga menghasilkan perbuatan dan perkataan yang jahat dan najis!

Kejadian 6:5-6

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

 

Jadi kecenderungan hati manusia adalah jahat, membuahkan perbuatan yang jahat dan najis. Lewat baptisan air yang benar, hati yang jahat diubahkan menjadi hati nurani yang baik.

 

Praktek hati nurani yang baik:

a)      Hati yang tulus seperti merpati, hati jujur! Waktu Yesus dibaptis, keluar dari air dan turun Roh Kudus seperti burung merpati. Itu hati yang tulus, hati yang tanpa kepahitan. Kalau tidak senang pada orang, perhatikan bagaimana baptisannya, pelaksanaannya bagaimana, yang menangani siapa. Kalau baptisannya benar menghasilkan hati nurani yang baik, tulus, hati yang tanpa kepahitan, hati yang jujur. Jujur dimulai dari pengajaran, jujur soal pengajaran. Saya bertanggung jawab terhadap berapa jiwa yang Tuhan percayakan, saya harus mengawasi diri serta mengawasi ajaran. Kalau saya tidak benar dalam ajaran kasihan sidang jemaat. Kalau tidak benar soal pengajaran tidak akan ada pembukaan Firman, kering semuanya, mau khotbah apa kalau sudah menyeleweng.

 

b)      I Tawarikh 29:17-19

29:17 Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.

29:18 Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, bapa-bapa kami, peliharalah untuk selama-lamanya kecenderungan hati umat-Mu yang demikian ini dan tetaplah tujukan hati mereka kepada-Mu.

29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan."

 

Praktek kedua bisa memberi untuk pelayanan pembangunan Tubuh Kristus dengan tulus hati dan sukarela. Kita lihat pemberian kita selama ini. Memberi itu soal hati, bukan kaya atau tidak kaya. Kalau hatinya baik bisa memberi dengan sukarela dan tulus hati. Semua harus kita beri dan korbankan untuk pembangunan Tubuh Kristus. Kecuali 1 yang tidak boleh kita korbankan yaitu Firman pengajaran yang benar tidak boleh dikorbankan. Saya dipanggil Tuhan melayani dalam Firman pengajaran ini, jangan sampai mengorbankan pengajaran yang benar, meneruskan pelayanan orang tua jangan mengorbankan Firman pengajaran yang benar.

 

Persekutuan Tubuh Kristus dimulai dari nikah. Perhatikan kaum muda, jangan korbankan Firman pengajaran yang benar untuk menikah. Jangan bilang nanti saya tarik, atau saya ikut dulu dia nanti balik kanan, tidak boleh begitu! Ini bukan terminal! Kita yang sudah menikah, saat menemukan kesulitan-kesulitan di dalam nikah, jangan korbankan Firman pengajaran yang benar untuk menyelesaikan masalah itu.

 

Persekutuan itu akan lebih besar lagi yaitu di dalam penggembalaan. Kita masuk dalam penggembalaan harus berdasarkan Firman pengajaran yang benar. Jangan korbankan Firman pengajaran untuk penggembalaan. Misalkan ada gereja di samping rumahnya, dari pada jauh-jauh pergi beribadah yah ke samping rumah saja padahal tanpa pengajaran, jangan, rugi! Sekalipun jauh sekali, jangan korbankan pengajaran, kita yang berkorban untuk bisa tergembala dalam Firman pengajaran yang benar. Lebih besar lagi persekutuan antara penggembalaan, jangan korbankan Firman pengajaran, bersekutu harus berdasarkan pengajaran. Ke manapun kita bersekutu ingat Firman pengajaran.

 

Ingat Yudas, Yudas tidak setia dalam Firman pengajaran yang benar. Ada roh mundur maju dalam dirinya, lain kali dia ada bersama Yesus dalam persekutuan yang benar, lain kali dia keluar. Pas dia keluar, dia pergi ke persekutuan yang salah, dia bersekutu dengan imam-imam kepala, orang yang benci Yesus.

Markus 16:10-11

16:10 Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.

16:11 Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

 

Yudas tinggalkan persekutuan yang benar, masuk persekutuan yang salah yaitu persekutuan tanpa Firman pengajaran karena mencari perkara yang jasmani. Menikah soal hati, penggembalaan soal hati, bersekutu soal hati. Tergantung hati nurani yang baik, kalau hati nurani baik maka dia akan menikah berdasarkan Firman pengajaran yang benar, dia akan tergembala berdasarkan Firman pengajaran yang benar, dia akan bersekutu berdasarkan Firman pengajaran yang benar, tidak akan ikut-ikutan yang lain. Apalagi kalau tujuannya hanya mencari yang jasmani seperti Yudas.

 

Semua kita korbankan, sampai korban perasaan dan sebagainya, sampai seluruh hidup kita korbankan untuk masuk dalam persekutuan yang benar. Memberi untuk persekutuan Tubuh Kristus.

 

Dalam I Tawarikh pasal 29 itu adalah doa Daud, Daud adalah seorang gembala. Jadi doa Daud ini doa seorang gembala untuk sidang jemaat supaya hati jemaat tetap tertuju kepada Yesus, hati nuraninya baik, Tuhan memelihara kecenderungan hati pada hal yang baik, bukan yang jahat. Hati nurani yang baik, yang tulus, yang sukarela memberi bagi pelayanan Tubuh Kristus.

 

Kalau gembala sudah menyimpang dan menyeleweng bagaimana bisa mendoakan jemaat supaya hati nuraninya baik tertuju kepada Yesus.

I Tawarikh 29:19

29:19 Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah hati yang tulus sehingga ia berpegang pada segala perintah-Mu dan peringatan-Mu dan ketetapan-Mu, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan."

 

c)      Berpegang teguh pada segala perintah Tuhan, itu artinya taat dengar-dengaran.

Matius 3:13-15

3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.

3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"

3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.

 

Ini hati yang taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Kalau saya sudah menyimpang saya tidak akan mengarahkan jemaat pada persekutuan yang benar sebab kalau sampai jemaat mendengar pengajaran yang benar saya pasti dilawan jemaat.

 

2.      Matius 3:7

3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

 

Ini pembaharuan karakter. Hai kamu keturunan ular beludak. Kalau namanya keturunan, dia mewarisi tabiat, ada tabiat orang tua turun kepada anak. Tabiat atau karakter kita harus dibaharui. Tabiat ular beludak harus dibaharui. Ular itu bengkok sana bengkok sini, tidak berani lurus, tidak berani jujur. Ini yang harus dibaharui.

 

Apa itu pembaharuan karakter ular beludak? Kita lihat dari perjalanan bangsa Israel.

Bilangan 21:5-7

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak." 

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

 

Kembali lagi ini doa gembala. Tadi gembala berdoa supaya jemaat memiliki hati nurani yang baik. Di sini gembala berdoa supaya jemaat memiliki karakter yang baik, jangan memiliki karakter ular beludak.

 

Apa karakter ular beludak?

a)      Muak terhadap manna, manna ini Firman penggembalaan. Jadi artinya bosan terhadap Firman penggembalaan, tidak menghargai Firman penggembalaan. Ini tabiat atau karakter, harus diubahkan. Memang tidak seperti sulap langsung jadi, ada prosesnya untuk dibaharui.

 

Misalnya mendengar Firman melamun, itu jadi karakter. Itu sulit dan ada proses untuk dibaharui. Ngantuk saat mendengar Firman, itu karakter juga. Termasuk pikiran yang mengembara saat dengar Firman, harus dibaharui lewat baptisan air. Sebelum baptisan air ngantuk, setelah baptisan air malah tidur, dipertanyakan baptisan airnya bagaimana, syaratnya bagaimana, pelaksanaannya bagaimana!

 

Dengar Firman itu dengan suatu perhatian. Kalau ada perhatian pasti bisa mengerti Firman Tuhan.

II Timotius 2:7

2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

 

Apalagi kalau sudah bosan, marah saat dengar Firman, ini betul-betul karakter ular beludak. Orang seperti ini akan ke sana sini, perkataannya tidak akan bisa dipegang. Omongannya berbisa, melemahkan orang.

 

b)      Melawan Musa dan melawan Tuhan. Jadi karakter ular beludak yang kedua adalah melawan Tuhan, melawan Firman dan melawan gembala. Saya banyak kali menghadapi perlawanan, semua saya serahkan kepada Tuhan. Doa yang baik seperti Musa, bukan dikutuk.

 

Gembala dalam nikah itu suami, isteri melawan suami, anak melawan orang tua, itu karekater ular beludak.

 

Makanya Tuhan kirim ular beludak, menunjukan ini karakter ular beludak, harus dibaharui. Kalau tidak dibaharui akibatnya dipagut ular, artinya bisa ular masuk, bisa iblis masuk itulah dosa, dia jatuh dalam dosa, kalau dibiarkan mati rohaninya!

 

Bisa ular ada di mulut, itu menunjuk ajaran palsu. Kalau sudah bosan terhadap Firman pengajaran, melawan Firman penggembalaan maka masuk ajaran palsu yang mematikan dan membunuh rohani.

II Petrus 2:1

2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

 

Kita yang sudah dibaptis periksa hati nurani kita, kemudian karakter kita. Terutama saat mendengar Firman, di situ dilihat karakter seseorang baik atau tidak. Kalau saat mendengar Firman tidak serius, tidak menghargai, bukan karakter Yesus yang ada padanya tetapi karakter ular beludak! Akhirnya kena racun dosa dan racun ajaran palsu yang mematikan rohani.

 

Lewat baptisan air, karakter ular beludak diubahkan menjadi karakter bayi yang baru lahir.

I Petrus 2:1-3

2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

2:3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.

 

a)      Karakter pertama membuang dosa. Buang segala kejahatan, segala tipu muslihat, segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. Bagaimana kalau gembala yang tukang fitnah, seharusnya gembala yang berdoa supaya karakter jemaat berubah, ini malah gembalanya ular beludak! Dosa itu dari akar itulah kejahatan, pohonnya itu tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian, buahnya itu fitnah, perkataan dosa. Semuanya dibuang, jangan ada lagi dalam diri kita.

 

b)      Selalu ingin air susu yang murni dan rohani. Itulah Firman penggembalaan.

1)      Murni artinya tidak campur-campur filsafat dunia, tidak campur pikiran manusia,  tetapi murni pembukaan rahasia Firman dari Tuhan. Banyak sekarang dicampur lawak-lawak dalam Firman, apalagi kalau dicampur ajaran sesat, tidak murni lagi.

 

2)      Rohani artinya dalam urapan Roh Kudus. Sekalipun disampaikan dengan sederhana, tetapi kalau dalam urapan Roh Kudus itu sanggup mengubahkan gereja Tuhan.

 

Biarlah ada kerinduan dan keinginan yang besar dalam hati kita untuk mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Firman penggembalaan itu kita jadikan kebutuhan utama kita yang tidak mau ditukar oleh apapun. Coba bayi minta susu, dia akan menangis terus sampai diberikan susu. Biarlah kita punya karakter seperti itu, mau dihambat, mau dihalangi oleh apapun, tetap berusaha datang mendengarkan Firman penggembalaan sebab itu kebutuhan utama kita. Saat ikut siaran langsung lalu terputus, berupaya jangan sampai terputus, lanjut kembali.

 

Yesus saja menghargai FirmanNya, masakan kita tidak mau hargai malah main-main.

Hosea 11:4

11:4 Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan.

 

Tuhan membungkuk memberi makan. Sekarang makanan yang dimaksud adalah makanan rohani. Membungkuk itu sikap penghargaan. Biarlah kita menghargai Firman Tuhan, jangan ada karakter ular beludak.

 

c)      Hanya bergantung pada tangan kebaikan Tuhan, mengandalkan Tuhan lebih dari segala-galanya. Jangan andalkan yang lain. Biar bayi orang kaya, bayi pejabat, dia tidak punya kemampuan apa-apa, hanya bergantung pada tangan kebaikan dan kemurahan ibunya, orang tuanya. Sekarang kita bergantung kepada Tuhan. Saat tidak mampu berbuat apa-apa, tinggal menangis, saya hanya bayi.

 

Kalau baru lulus sekolah Alkitab itu seperti bayi, bayi itu kepalanya besar tetapi tenaganya tidak ada. Kadangkala baru lulus karena kepalanya penuh dengan Firman yang dia pelajari maunya dia curahkan semua. Tetapi begitu datang tantangan dia tidak mampu berbuat apa-apa. Sebab itu andalkan Tuhan, angkat tangan “Tuhan saya tidak mampu berbuat apa-apa, hanya mengandalkan Engkau lebih dari segala-galanya”.

 

Hasilnya kalau karakter kita seperti bayi:

Yesaya 11:8-9

11:8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.

11:9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.

 

Hasilnya pengenalan kita kepada Yesus semakin dalam, semakin jelas. Buktinya menghadapi segala sesuatu kita selalu damai. Kita ini tubuh, Yesus kepala, masakan kepala tidak bertanggung jawab terhadap tubuh. Kepala pasti bertanggung jawab penuh atas tubuhNya. Kita tidak perlu takut menghadapi segala tantangan. Pencobaan, tantangan dan penderitaan yang kita hadapi sekarang ini semakin berat. Ada yang namanya masa praaniaya 3,5 tahun, kita tidak tahu kapan waktunya. Tetapi kalau kita mengenal Yesus dengan jelas maka kita tenang dan damai menghadapi semuanya.

 

Orang mau ngomong apa, tenang dan damai. Orang perlakukan kita yang tidak baik, merugikan kita, kita tetap tenang dan damai. Bayi kalau sudah minum, apalagi kalau masih minum asi, kalau sudah dapat asi dia tenang dan damai.

 

3.      Keluaran 15:1-21 Perikop: Nyanyian Musa dan Israel

 

Bangsa Israel menyeberang laut Teberau itu menubuatkan baptisan air. Begitu mereka selesai menyeberang mereka menyanyi, menaikan pujian kepada Tuhan. Jadi yang ketiga pembaharuan lidah.

I Korintus 10:1-2

10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.

10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

 

Dalam laut itu baptisan air, di dalam awan itu baptisan Roh Kudus. Jadi setelah mereka menyeberangi laut Teberau, mereka menyanyikan nyanyian Musa. Ini menunjukan pembaharuan lidah. Ini hasil baptisan air, kita mengalami pembaharuan hati, pembaharuan karekater dan pembaharuan lidah. Bangsa Israel sudah menyeberang laut, orang Israel bersama Tuhan sehingga mereka menang, Firaun dan orang-orangnya tenggelam binasa. Firaun gambaran binatang buas, makanya Firaun disebut buaya, binatang buas.

Yehezkiel 29:3

29:3 Berbicaralah dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku menjadi lawanmu, hai Firaun, raja Mesir, buaya yang besar, yang berbaring di tengah anak-anak sungaimu, yaitu Nil, dan yang berkata: Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya.

 

Firaun gambaran setan, binatang buas. Setan itu naga di udara. Nabi palsu binatang buas yang keluar dari darat. Antikristus binatang buas yang keluar dari dalam laut. Trio setan ini menyebabkan lidah manusia menjadi buas. Lidah yang buas ini yang mau diubahkan. Kadang kita tidak sadar sudah mengeluarkan bahasa yang buas yang menyebabkan orang yang mendengar mati rohaninya.

 

Praktek lidah yang buas.

a)      Wahyu 13:6

13:6  Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

 

Lidah buas itu menghujat, mulai dari menggosip, menjelek-jelekan orang, memfitnah, sampai menghujat. Menghujat ini yang benar dibilang salah dan dilawan, yang salah dibilang benar dan didukung mati-matian. Yang dihujat adalah nama Tuhan, kemah kediaman Tuhan itulah Tabernakel, orang benar juga dihujat dan semua yang diam di sorga.

 

Ini perkataan buas, melemahkan dan mematikan rohani orang. Bergosip tetapi waktu ditanya “kamu ngomong begini?” malah dia jawab tidak, padahal orang lain yang mendengar sudah lemah, orang lain sudah tersandung. Apalagi hamba Tuhan “om katanya begini begitu” malah dijawab ah tidak pernah, malah sampai sumpah-sumpah “saya pertaruhkan tahbisan saya” ini mulut yang harus dibaharui.

 

b)      Wahyu 13:11

13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

 

Penampilannya seperti anak domba, suaranya suara naga, berarti kepalsuan. Jadi yang kedua ini lidah dusta. Kadangkala dusta ini dianggap biasa, bahkan dusta dijadikan guyoyan, itu buas! Ini harus dibaharui, harus diubahkan! Mulai saya sebagai gembala, harus bisa dipegang perkataannya.

 

c)      Wahyu 16:13

16:13 Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.

 

Yang ketiga ini perkataan najis, mulut yang najis! Kenajisan ini bukan hanya sebatas yang jasmani, kenajisan juga menyangkut soal yang rohani. Apa perkataan najis yang rohani? Menyaksikan atau mengajarkan ajaran yang palsu. Mungkin perkataan najis yang jasmani sudah tidak diucapkan, tetapi ada perkataan najis yang rohani.

 

Lewat baptisan air perkataan dibaharui, lidah dibaharui menjadi lidah seorang bayi.

Matius 21:16

21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: "Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?"

 

Lidah bayi itu lidah yang hanya memuji dan menyembah Tuhan. Bukan berarti setiap kita bertemu dan bicara dirumah hanya menyanyi-nyanyi menyembah Tuhan, bukan! Artinya perkataannya itu perkataan yang memuliakan Tuhan, hanya untuk memuji dan menyembah Tuhan. Kalau ini kita lakukan, kita jaga perkataan kita sesuai Firman, maka suatu saat sampai tidak salah dalam perkataan = sempurna. Itulah puncak keubahan hidup!

 

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Banyak kali kita salah dalam berkata-kata, teledor dalam tutur kata, itu harus dibaharui. Hati dibaharui, karakter dibaharui, lidah dibaharui. Kita memiliki hati nurani yang baik, memiliki karakter yang baik seperti bayi, kita memiliki lidah yang baik seperti bayi yang baru lahir, hanya untuk memuliakan Tuhan, tidak salah lagi dalam perkataan.

 

Jika 3 macam pembaharuan ini kita alami, kita sudah tampil seperti bayi yang baru lahir maka hasilnya:

1.      Yakobus 3:4-5

3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

 

Lidah yang benar itu bagaikan kemudi yang membawa kapal kita ke masa depan yang baik dan indah. Lidah ini menentukan masa depan kita baik indah atau hancur.

I Petrus 3:10

3:10 "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.

 

Mazmur 34:13-14

34:13 Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

34:14 Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;

 

Mau melihat masa depan mulutnya dijaga, hati dijaga, karakternya dibaharui. Mungkin secara manusia sudah tidak punya masa depan, atau masa depannya suram, tetapi kalau lidahnya baik, ada masa depan yang indah.

 

Bayi Musa seharusnya sudah mati, dia sudah dihanyutkan di sungai Nil. Sekalipun ditaruh dalam peti pandan tetapi di sungai Nil itu ada binatang buas. Dia selamat dan sampai di tangan puteri Firaun yang sementara mandi. Didengar tangisan bayi, dilihat ada keranjang,  setelah dibuka, langsung ketahuan ini pasti bayi orang Ibrani. Hukum saat itu bayi laki-laki ibrani harus dibunuh. Jadi Musa sama sekali sudah tidak punya masa depan, tidak punya harapan untuk hidup. Tetapi dengan menangis, dia bisa hidup. Sekarang bagi kita hanya menyembah. Mungkin secara jasmani tidak punya masa depan, hancur semua, tinggal menyembah. Ada yang masa depannya orang tuanya sendiri yang rusak, tinggal menyembah saja, Tuhan mampu menolong menjadi baik semuanya.

Keluaran 2:5-6

2:5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.

2:6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

 

Dengan lidah baik, hati yang baik, karakter yang baik, sudah lebih dari cukup menarik belas kasihan Tuhan kepada kita, memberikan masa depan yang baik dan indah bagi kita sekalian. Orang tua ada hari tua yang baik dan indah, Tuhan mampu sediakan semuanya. Sampai masa depan yang terindah kita masuk Yerusalem Baru, Tuhan sediakan semuanya.  

 

Kaum muda jangan putus asa dan jangan kecewa. Sayapun pernah seperti itu, kenapa saya lahir di keluarga seperti itu, saya cemburu lihat orang lain bisa beli ini beli itu. Tetapi Tuhan hibur juga waktu saya masih SD. Saya sekelas dengan anak-anak pejabat yang punya kedudukan, tentu gizinya tercukupi, tetapi hiburan dari Tuhan itu sekalipun ke sekolah tidak ada uang jajan, tetapi tidak pernah mereka bisa kalahkan saya, rangking terus sampai lulus. Tuhan mampu memberikan masa depan yang indah dan berhasil pada waktunya.

 

2.      Perempuan Kanaan menghadapi anak yang kerasukan setan. Sekarang menunjuk masalah nikah dan buah nikah, tetapi lidahnya mau menjilat remah-remah roti. Tadinya lidah anjing itu menjilat muntah, borok dan darah, ini bisa menjilat remah-remah roti, artinya bisa berkata-kata sesuai Firman. Itu sudah lebih dari cukup menarik belas kasihan Tuhan menyelesaikan masalah nikah dan buah nikah. Masalah paling berat itu masalah nikah dan buah nikah. Kalau masalah ekonomi, masalah sekolah dan lain-lain tidak seberat masalah nikah dan buah nikah. Biar dia punya banyak makanan, gajinya besar, tetapi kalau nikah buah nikahnya bermasalah itu pukulan telak. Biar dia hamba Tuhan hebat dipakai khotbah di mana-mana tetapi kalau nikah dan buah nikahnya bermasalah itu pukulan telak. Ini masalah yang paling berat, tetapi dengan perkataan yang diubahkan sudah lebih dari cukup menarik belas kasihan Tuhan menyelesaikan semuanya.

Matius 15:25

15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

 

Tadinya dia berseru Tuhan tolong anakku, orang lain yang dia persalahkan. Akhirnya bisa berkata Tuhan tolonglah aku.

 

Matius 15:26

15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

 

Tuhan Yesus tunjukan “nikahmu bermasalah, buah nikahmu bermasalah karena kamu punya karakter anjing, lidah yang tidak baik!”. Namun perempuan itu mau diubahkan.

Matius 15:27

15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."

 

Lidah anjing yang tadinya menjilat yang tidak baik, sekarang menjilat remah-remah roti, mau berkata-kata sesuai Firman.

Matius 15:28

15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

 

Markus 7:29

7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

 

Kata-kata kita yang menentukan nasib nikah dan buah nikah kita. Lidah dibaharui maka masalah nikah dan buah nikah teratasi, selesai. Masalah yang lainpun selesai. Ayo kata-kata kita sekarang diperhatikan. Pembaharuan lidah, apa yang ada dalam hati keluar di mulut.

 

3.      Kita tampil sebagai Mempelai Wanita menyambut Yesus di awan-awan dengan suara penyembahan haleluya.

 

Lidah menentukan nasib hidup kita, nasib nikah dan buah nikah kita serta menentukan nasib masa depan kita, mau ketemu Yesus di Yerusalem Baru atau mau binasa selama-lamanya bersama dengan Babel.

 

Hati dibaharui, karakter dibaharui, lidah kita dibaharui lewat baptisan air. Yang belum masuk baptisan air berdoa supaya biar oleh dorongan Firman, bukan dorangan siapa-siapa. Beri diri dibaptis, bukan orang yang beri. Yang sudah dibaptis berjuang supaya pembaharuan hati, pembaharuan karakter, pembaharuan lidah sungguh-sungguh boleh kita alami.

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar