20231213

Kebaktian Natal Diora, Rabu 13 Desember 2023 Pdt. Handri Otniel Legontu


S
alam damai sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Tema: Mendaftarkan diri di kotanya masing-masing.

 

Lukas 2:1-3

2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.

2:2 Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria.

2:3 Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

 

Menjelang Yesus lahir ada perintah dari kaisar Agustus supaya semua orang di seluruh dunia harus mendaftarkan diri di kotanya masing-masing. Ini nubuatan bagi kita yang hidup di akhir zaman, kita sekarang berada pada penghujung hari keenam minggu ketebusan. Secara rohani kita juga harus mendaftarkan diri. Bagi kita sekarang hanya ada 2 kota tempat mendaftarkan diri:

1.      Kota Yerusalem Baru (Wahyu pasal 21 dan 22)

2.      Kota Babel (Wahyu pasal 17 dan 18)

 

Bagaimana kota Yerusalem Baru dan bagaimana kota Babel yang tahu adalah malaikat, malaikat ini yang menunjukan kepada rasul Yohanes. Malaikat itu menunjukan pribadi gembala. Dalam Wahyu pasal 2 dan 3 dikatakan tuliskanlah kepada malaikat jemaat pada 7 sidang jemaat di Asia Kecil, malaikat itulah gembala sidang.  Jadi gembala ini yang menjadi penentu, kita terdaftar di mana, di Yerusalem yang baru atau di Babel. Biarlah kita mau mendaftar di kota Yerusalem yang Baru.

 

Sore ini masih akan diterangkan tentang kota Yerusalem Baru.

Lukas 2:4-5

2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --

2:5 supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

 

Yesus lahir di Betlehem kemudian mengakhiri pelayananNya di Yerusalem. Jadi dari Betleham dulu baru menuju ke Yerusalem. Betlehem artinya rumah roti, berarti tempat kelimpahan roti. Jadi bukti kita mendaftar di Yerusalem Baru adalah suka bersekutu dengan kelimpahan Firman. Kita merayakan natal, biarlah yang menjadi pokok acaranya adalah mendengarkan Firman.

Wahyu 1:3

Wahyu 1:3  Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.

 

Bukti terdaftar di Yerusalem Baru adalah kita bergemar membaca, mendengar dan menuruti Firman, mempraktekan Firman. Disebut berbahagialah, jadi kita membaca, mendengar dan menuruti Firman itu yang menentukan kebahagiaan Sorga. Merayakan natal itu suatu sukacita. Tetapi seringkali sukacita itu hanya diukur dengan perkara yang jasmani, perayaannya hanya bersifat jasmani. Kebahagiaan seperti itu hanya bersifat sementara.

 

Manusia rela membayar berapapun untuk berbahagia, untuk mengalami sukacita, tetapi itu semua hanya bersifat sementara. Tuhan menawarkan kepada kita kebahagiaan sejati, kebahagiaan sorga yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun di dalam Firman Tuhan.

 

Yesus adalah Firman yang lahir menjadi manusia.

Yohanes 1:1

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

 

Dia diam di tengah-tengah kita.

Yohanes 1:14

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Berarti kita membaca, mendengar dan menuruti Firman = bersekutu dengan pribadi Yesus, sumber kebahagiaan sorga yang kekal. Biarlah hari-hari terakhir ini, waktu kita tidak kita buang dengan sia-sia. Kita gunakan waktu untuk perkara jasmani, untuk sekolah, kerja dan sebagainya. Tetapi waktu yang terbaik kita mendengar, membaca dan menuruti Firman, kita bersekutu dengan Yesus sumber kebahagiaan kekal.

 

Jika kita mendengar, membaca dan menuruti Firman maka kita akan mengalami 2 hal. 2 hal ini yang menentukan kebahagiaan sorga.

I Petrus 1:22-25

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

1:24 Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 

1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.

 

1.      Dalam ayat 22 dikatakan kamu telah menyucikan diri. Jadi yang pertama mengalami penyucian dari dosa sampai puncaknya dosa. Dosa makan minum, dosa kawin mengawinkan, dosa seks dengan berbagai ragamnya. Mengalami penyucian dari dosa sehingga kita bisa mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas. Sebab itu dalam ibadah perlu pemberitaan Firman penyucian, Firman pengajaran yang benar. Sehingga gereja datang beribadah, pulangnya mengalami penyucian. Persekutuan dengan Tuhan semain erat, persekutuan dengan sesama anggota Tubuh Kristus semakin erat. Suami disucikan, isteri disucikan, sehingga kasih Tuhan melimpah dalam rumah tangga itu.

 

Seringkali hal-hal sepeleh mau merampas kasih dalam rumah tangga. Tetapi kalau kita mau disucikan maka persekutuan itu semakin erat. Sebaliknya kalau mempertahankan dosa, yang ada bukan saling mengasihi tetapi saling menyakiti, saling merugikan. Jangan kita pertahankan dosa, buang semua biar terjadi penyucian. Dosa itu benih dari setan yang hanya membawa pada kebinasaan. Momen natal, kita mau melakukan Firman dan kita mau mengaku satu dengan yang lain. Sukacita terasa dan kasih yang kekal dari Allah, kasih yang sempurna dari kayu salib boleh kita alami.

 

Begitu kita mau mengalami penyucian secara terus menerus, ada bonusnya, kita dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

II Timotius 2:20-22

2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

 

Di sini hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang disucikan digambarkan seperti perabot dari emas dan perak, dipakai untuk maksud yang mulia. Ada perabot dari kayu dan tanah tetapi bukan untuk yang mulia. Emas dan perak kena api semakin murni, tanah dan kayu kalau kena api akan hancur.

 

Apa itu emas dan perak?

a)      Emas adalah hamba Tuhan pelayan Tuhan yang memiliki tabiat Ilahi. Apa itu tabiat Ilahi?

II Timotius 2:22

2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

 

Tabiat Ilahi itu keadilan, kesetiaan, kasih dan damai.

1)      Keadilan yaitu tidak memihak siapa-siapa, hanya memihak Tuhan, hanya memihak Firman. Saat menghadapi persoalan dan segala masalah, jangan hanya menyalahkan 1 pihak tetapi kembali pada Firman. Yang salah minta ampun, yang benar mengampuni. Seringkali sebagai gembala dalam pelayanan yang Tuhan percayakan, kalau ada suami isteri datang, biasanya suaminya dulu yang datang “om isteri saya begini begitu” kalau daging bisa keluar dari lidah ini “keterlaluan isterimu itu yah!”. Lain kali isterinya yang duluan datang “om suami saya begini begitu” bisa keluar dari lidah ini “keterlaluan suamimu!”. Tetapi kalau kita kembali pada Firrman, datang dua-dua suami isteri “ayo baca Firman, harus seperti ini harus seperti itu” sehingga suami isteri bisa sadar, yang salah mengaku, minta ampun, yang benar mengampuni.

 

Seringkali saat menghadapi masalah kita pilih keluarga daging kita, orang lain yang salah, kelompok lain yang salah, kelompok kita yang benar, itu tidak adil! Menghadapi persoalan dalam pelayanan kembali pada Firman, bukan si itu yang salah si ini yang benar. Kalau pakai daging, saling tuding menuding, apalagi kalau Firman ditafsirkan sendiri. Akhirnya itu yang salah, ini yang salah, karena dia pakai logikanya sendiri. Tetapi kalau dari Tuhan, pembukaan Firman, itu adil! Kembali pada Firman Tuhan.

 

Kadang kita terlalu gampang sekali mengeluarkan kalimat, sudah menyimpang, tahbisannya sudah tidak benar, ayo coba kembali pada Firman dan lihat bagaimana, itu adil.

 

Kembali pada Firman itu menyandang pedang, tidak ikuti daging. Bunuh tetanggamu, bunuh saudaramu, bunuh temanmu, bukan ikuti daging.

Keluaran 32:26-27

32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.

32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

 

Ini memihak Tuhan, tidak kompromi dengan daging tetapi pegang Firman, mana yang sesuai Firman itu yang dilakukan. Itu adil, kembali pada Firman sehingga Firman menunjukan mana yang benar, mana yang salah. Salomo menggunakan pedang menghadapi 2 ibu yang sama-sama mengaku anaknya yang hidup, perintah Salomo “ambil pedang, penggal anak itu”. Bisa langsung teratasi, ibu yang sesungguhnya langsung berkata “jangan bunuh anak itu” dan anak itu diberikan kepadanya.

 

Inilah yang harus kita miliki, tabiat Ilahi yaitu adil. Jangan karena daging sehingga kita gampang sekali menyalahkan si A atau si B. Adil itu kembali pada Firman, mana yang benar sesuai Firman, mana yang salah sesuai Firman.

 

2)      Kesetiaan, setia melayani Tuhan sampai garis akhir. Tidak mau mundur setapakpun dalam pelayanan, terus maju. Ibadah dan nikah itu berkaitan erat, tidak bisa dipisah, kalau ibadah bermasalah maka nikahnya bermasalah. Sebaliknya kalau nikahnya bermasalah, ibadahnya juga bermasalah. Jadi kesetiaan dalam ibadah menentukan kesetiaan dalam nikah.

Maleakhi 2:13-14

2:13 Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.

2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

 

Ini ibadahnya tidak diterima karena tidak setia di dalam nikah. Kesetiaan dalam ibadah menentukan kesetiaan dalam nikah. Kaum muda untuk mencari pasangan hidup jangan  hanya lihat yang jasmani, ganteng, cantik, kaya, punya kedudukan dan lainnya. Tetapi lihat kesetiaannya dalam ibadah pelayanan, itu menentukan kesetiaannya dalam nikah sampai garis akhir. Biar ganteng dan cantik kalau tidak setia dalam ibadah pelayanan, tidak bisa diharapkan setia dalam hal yang lain.

 

3)      Kasih yaitu mengasihi Tuhan lebih dari semua dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai bisa mengasihi orang yang memusuhi kita.

Matius 7:12

7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

 

Mengasihi sesama ada 3 tingkatan:

Ø  Mengasihi sesama yang baik kepada kita. Orang dunia juga bisa lakukan ini.

Ø  Mengasihi sesama seperti diri sendiri. Apa yang kita mau orang perbuat kepada kita, itu yang kita perbuat kepada orang lain.

Ø  Mengasihi orang yang membenci dan memusuhi kita. Seperti yang diteladankan Yesus, di kayu salib Dia berkata “Bapa ampunilah mereka”. Seringkali musuh yang paling aktif justru sesama di dalam rumah tangga. Menghadapi orang dari luar kita seringkali masih mampu, tetapi kalau menghadapi suami, isteri atau  anak rasanya tidak mampu. Apalagi kami hamba Tuhan, pukulan telak sekali kalau dalam rumah tangga ada permasalahan. Sampai saya sudah mau tinggalkan pelayanan. Lalu didorong oleh Tuhan untuk menyembah Tuhan dan Tuhan kuatkan sehingga bisa menyelesaikan dengan isteri dan bisa kembali melayani.

Matius 5:43-44

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

 

4)      Damai. Kalau sudah ada kasih pasti damai sejahtera.

 

Ini 4 tabiat Ilahi yang harus kita miliki, adil, setia, kasih dan damai.

 

b)      Perak

Amsal 10:20

10:20 Lidah orang benar seperti perak pilihan, tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

 

Perak adalah hamba Tuhan pelayan Tuhan yang dapat dipegang perkataannya. Khususnya kami hamba Tuhan, harus bisa dipegang perkataannya. Sebab perkataan itu ada kaitannya dengan pengajaran. Kalau hamba Tuhan tidak bisa dipegang perkataannya maka dalam hal pengajaran bisa berubah-ubah.

Yesaya 8:20

8:20 "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.

 

Jadi perkataan ada kaitannya dengan pengajaran. Kalau kami hamba Tuhan yang mengajar jemaat tidak bisa dipegang kata-katanya, bagaimana dalam hal pengajaran. Yesus memberikan teladan “Aku akan dibunuh, 3 hari kemudian akan bangkit dan akan mendahului kami ke Galilea”. Ketika Yesus bangkit, malaikat mengatakan “Ia mendahului kamu ke Galilea” tepat seperti perkataanNya, tidak berubah-ubah.

Markus 16:5-7

16:5 Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut,

16:6 tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.

16:7 Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu.”

 

Jadi apa yang Yesus katakan, itu yang Yesus lakukan. Jadi bisa dipegang perkataannya Yesus.

Markus 14:28

14:28 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."

 

Saya berdoa supaya Tuhan tolong jangan sampai dalam perkataan saya berubah-ubah, tidak bisa dipegang. Tetapi supaya bisa dipegang sehingga dalam pengajaranpun tidak berubah-ubah. Kalau pengajaran sudah berubah-ubah, keselamatannya diragukan, masih tanda tanya. Tadinya A, nanti B, kemudian C, keselamatannya juga masih tanda tanya. Saya hamba Tuhan sebagai gembala di sini harus bisa dipegang perkataannya, teguh dalam pengajaran yang benar.

 

Bagaimana solusinya supaya mulut ini bisa dipegang, teguh dalam pengajaran yang benar? Banyak menyembah Tuhan, memandang Tuhan dan berkata-kata dengan Tuhan, baik dalam doa 1 jam, doa puasa, dua selaman. Maka kita tampil sebagai emas, sebagai perak, kehidupan yang dipakai untuk tujuan yang mulia, dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Hasil disucikan menjadi emas dan perak yang dipakai oleh Tuhan:

Hagai 2:9

2:9 Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.

 

Kita menjadi milik Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun, dijaga, dilindungi secara khusus.

II Timotius 2:20-24

2:20 Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia.

2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.

2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

 

Sebagai hamba Tuhan saya harus menjaga supaya tidak terpancing emosi sebab di belakang saya ada berapa jiwa yang saya layani. Hindari bahasa yang bodoh dan tidak layak, ngapain ditanggapi. Tuhan berikan kemampuan, daging ini seringkali mau bereaksi apalagi saya hamba Tuhan yang masih muda. Tetapi saya selalu berdoa jangan sampai daging ini menyala-nyala dalam hal yang tidak baik, dalam pertengkaran. Lebih baik banyak diam.

 

Kita melayani Tuhan, belajar menjadi emas dan peraknya Tuhan. Tuhan yang membela. Dia Imam Besar pembela kita. Dia juga Hakim yang adil, pembalasan ada di tangan Tuhan, itu haknya Tuhan, kita ada di tangan Tuhan.

 

2.      Keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sempurna seperti Yesus.

I Petrus 1:23-25

1:23 Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

1:24 Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, 

1:25 tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.

 

Kalau kita hanya makan makanan yang jasmani, tidak mau makan Firman, yah kita manusia jasmani, hidup kita kehidupan yang jasmani. Digambarkan seperti rumput. Manusia jasmani itu hanya seperti rumput dan kemuliaannya seperti bunga rumput. Bagaimana keadaan manusia seperti rumput?

a)      Mudah layu. Artinya gampang kecewa, gampang putus asa. Juga gampang bangga, gampang sombong saat diberkati, terutama saat dipakai Tuhan. Orang kalau mulai sombong pasti merasa dia lebih tahu dari Firman, lebih tahu dari hamba Tuahn, lebih tahu dari Tuhan. Kemudian merasa lebih benar, saya yang benar, dia salah, dia itu begini begitu. Merasa benar sendiri sampai sudah tidak mengandalkan Tuhan, malah melawan Tuhan. Seperti raja Uzia, merasa lebih tahu Firman dari imam-imam. Waktu masih hidup nabi Zakharia yang membina dia, ddia ikut Tuhan sungguh-sungguh. Begitu dia sudah diberkati, kerajaannya kokoh dan kuat, yang menjadi mentornya dia meninggal, dia mulai sombong dan berubah setia, membakar ukupan di atas mezbah yang sebenarnya itu adalah pekerjaan imam-imam. Sementara dia bakar datang 80 imam-imam yang menegur dia “hai Uzia, engkau tidak boleh melakukan itu!” Uzia marah dan dia kena kusta. Kusta menunjuk kebenaran diri sendiri.

II Tawarikh 26:5

26:5 Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.

 

Ini peringatan juga untuk saya. Selama hidup pendahulu, teguh pegang Firman pengajaran, setelah pendahulu dipanggil Tuhan bagaimana?

II Tawarikh 26:16-19

26:16 Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.

26:17 Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas;

26:18 mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini."

26:19 Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan.

 

Kalau merasa lebih tahu Firman, merasa benar sendiri sampai akhirnya mengandalkan kekuatan sendiri, sudah tidak mengandalkan Tuhan, melawan Tuhan, memberontak, dalam hal ini memberontak terhadap pendahulu, nanti kena kusta. Kalau memberontak terhadap pendahulu, ada kebenaran diri sendiri, nanti kena kusta, tidak ada kehormatan. Waktu saya ditahbiskan menjadi hamba Tuhan di tempat ini, ditekankan oleh papa, generasi penerus jangan bikin jalur yang baru dari jalur yang sudah ditetapkan oleh pendahulu. Saya sudah menerima pengajaran dari para pendahulu, setelah pendahulu tidak ada jangan dirombak, jangan dibongkar, tetap bertahan pada pengajaran yang benar. Jangan berpikir saya kuat, saya bisa, saya mampu, saya lebih tahu Firman dari pendahulu, nanti kena kusta, mati, binasa.

 

b)      Mazmur 37:1-2,20

37:1 Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;

37:2 sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.

37:20 Sesungguhnya, orang-orang fasik akan binasa; musuh TUHAN seperti keindahan padang rumput: mereka habis lenyap, habis lenyap bagaikan asap.

 

Manusia rumput hanya berbuat dosa, berbuat jahat, iri, berbuat curang. Natal bukannya malah intropeksi diri tetapi malah menambah dosa. Moment natal untuk kita memuliakan Tuhan. Dia Firman yang lahir menjadi manusia, jadi kita bersekutu dengan Firman. Bukan untuk menambah dosa tetapi menyelesaikan dosa.

 

Waktu yang ada ini adalah waktu yang sisa, sudah tidak lama lagi Tuhan Yesus datang.

I Petrus 4:2

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

Lakukan Firman. Dari mana kita tahu kehendak Tuhan? Dari membaca dan mendengar serta melakukan Firman, menyenangkan hati Tuhan.

 

Kaum muda sekarang ini sudah waktu yang sisa, jangan digunakan menambah dosa. Sekarang ini ditunjang teknologi canggih, dosa sudah macam-macam. Ayo gunakan hidup ini untuk menyenangkan hati Tuhan. Biarlah kita mengalami kelepasan dari sifat rumput, mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai nanti seperti Yesus, kelak dimuliakan bersama dengan Yesus. Bukan kemuliaan jasmani, kemuliaan jasmani itu hanya seperti bunga rumput. Kita rindu kemuliaan kekal bersama dengan Yesus. Dia Raja, Dia juga Mempelai Pria Sorga untuk datang menjemput kita gereja yang sempurna Mempelai WanitaNya, sama-sama dimuliakan selama-lamanya. Kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan, tidak kena mengena dengan dosa lagi. Sebab itu dosa-dosa segera diselesaikan semuanya.

 

Sudah menjadi manusia rohani, emas dan perak, tetapi harus masuk di dalam api.

Maleakhi 3:2-3

3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.

3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.

 

Yesus sekarang datang di tengah-tengah kita, Dia masukan kita ke dalam api.

I Petrus 4:12

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

 

Saya sudah pertahankan kesucian, sudah hidup benar, tidak menyakiti orang, kenapa saya menderita, kenapa saya sengsara? Itu dimasukan dalam nyala api ujian. Sampai merasa ditinggal seorang diri, tidak ada yang menolong, itu dimasukan dalam nyala api ujian. Tujuannya apa? Ujian ini membuktikan ketaatan kita pada Firman Tuhan. Kenapa harus ada nyala api ujian? Katanya Tuhan baik? Jawabannya:

II Korintus 4:16-17

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

 

Penderitaan yang kita alami adalah penderitaan ringan bagi kehidupan yang disucikan.

II Korintus 4:18

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Tujuannya apa harus ada dalam nyala api ujian? Supaya kita dibentuk menjadi kehidupan yang tabah, kuat dan teguh hati. Menghadapi apapun tetap kuat teguh hati. Menghadapi masalah tetap berharap kepada Tuhan, menghadapi dosa-dosa tetap hidup benar dan suci, menghadapi angin pengajaran yang palsu tetap pegang ajaran yang sehat. Yesus Anak Allah tetapi belajar taat dari apa yang dideritaNya.

Ibrani 5:8

5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

 

Kalau kita bisa kuat teguh hati, sebagai hasilnya Tuhan menyertai sampai menyelesaikan segala sesuatunya bagi kita.

I Tawarikh 28:20

28:20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

 

Tuhan Yesus Kepala dan kita tubuhNya. Dia adalah kepala yang bertanggung jawab atas tubuhNya. Tuhan menyertai kita sampai kita selesai terbangun sebagai Mempelai WanitaNya. Jaminannya korban Kristus di kayu salib. Sebelum Yesus menyerahkan nyawaNya, Dia berseru “sudah selesai!”.

Yohanes 19:30

19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

 

Siapa tahu malam ini adalah waktu bagi kita untuk ditolong oleh Tuhan. Perkataan sudah selesai itu betul-betul kita alami. Masalah nikah, masalah buah nikah, masalah pekerjaan, masalah pelayanan, masalah ekonomi dan sebagainya, Tuhan selesaikan semua bagi kita. Sampai kita terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna menyongsong Yesus di awan-awan masuk dalam pesta nikah Anak Domba Allah (Wahyu 19:9), masuk kerajaan 1000 tahun damai (Wahyu 20), masuk kerajaan sorga yang kekal (Wahyu 21 dan 22). Orang yang kuat teguh hati, Dia terdaftar di Yerusalem yang Baru.

 

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar