Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 13:18-20
13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
13:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."
Mulai dari ayat 1 sampai ayat 20 ini bicara tentang teladan merendahkan diri dan teladan penyucian. Setelah Yesus memberikan teladan merendahkan diri dan penyucian, Yesus bicara tentang kepercayaan.
Ada 2 hal yang harus kita percaya:
1. Percaya pembukaan rahasia Firman.
Yohanes 13:19
13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.
Selain mengungkap dosa-dosa yang tersembunyi dalam kita, pembukaan rahasia Firman juga mengungkapkan apa yang akan terjadi dan pasti terjadi. Kalau kita percaya pembukaan rahasia Firman = kita percaya Yesus sebagai Raja segala raja, Mempelai Laki-laki Sorga. Yesus berkata Akulah dia. Apa maksudnya Yesus mengatakan Akulah Dia? Injil Yohanes menampilkan Yesus sebagai Anak Allah. Yang menikah bukan Bapa melainkan Anak Allah. Jadi Yesus sebagai Anak Allah berarti Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga, Raja segala raja. Kita percaya pembukaan Firman berarti kita percaya Yesus Raja segala raja, Mempelai Laki-laki Sorga.
2. Hamba Tuhan yang sungguh-sungguh diutus oleh Tuhan.
Yohanes 13:20
13:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."
Kalau kita percaya hamba Tuhan, berarti kita percaya Yesus dan percaya Allah Bapa di Sorga yang mengutus.
Kalau kita percaya pembukaan rahasia Firman dan juga hamba Tuhan maka kehidupan kita akan berhasil mencapai Kanaan Samawi, Yerusalem Baru. Waktu bangsa Israel mau menyeberang sungai Yordan menuju tanah Kanaan ada perintah kepada seluruh barisan Israel untuk memandang tabut dan memandang yang memikul. Tabut bicara Firman Kabar Mempelai, yang memikul adalah hamba Tuhan.
Yohanes pasal 13 ini terkena peti dari Tabut Perjanjian. Ini menunjuk gereja Tuhan, Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Supaya kita berhasil menjadi gereja Tuhan yang sempurna maka kita harus percaya kepada Tuhan dan hamba Tuhan yang diutus oleh Tuhan, dalam hal ini adalah gembala.
Dalam Alkitab 3 kali dituliskan percaya kepada Tuhan dan kepada hamba Tuhan.
1. Keluaran 14:31
14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
2. Keluaran 19:9
19:9 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.
3. II Tawarikh 20:20
20:20 Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa. Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat, dan berkata: "Dengar, hai Yehuda dan penduduk Yerusalem! Percayalah kepada TUHAN, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh! Percayalah kepada nabi-nabi-Nya, dan kamu akan berhasil!"
2 hal ini yang harus kita percaya yaitu Tuhan atau Firman Tuhan dan gembala yang dipercaya Tuhan menggembalakan kita sekalian.
Kita lihat contoh hamba Tuhan yang sungguh-sungguh diutus Tuhan yaitu Musa. Musa dipakai oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel keluar dari mesir menyeberang laut Teberau untuk menuju tanah Kanaan.
Keluaran 14:26-31
14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda."
14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.
14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.
14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.
14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Dalam ayat 26-30 ditampilkan 2 keadaan, orang Israel hidup dan orang Mesir mati. Kemudian di ayat 31 percayalah bangsa itu kepada Tuhan dan kepada Musa. Artinya gembala yang dapat dipercaya oleh sidang jemaat adalah hamba Tuhan yang memiliki pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus, maka bisa diteladani oleh sidang jemaat. Karena sistem penggembalaan itu sistem meneladani, hamba Tuhan mati dan bangkit bersama dengan Yesus, jemaat juga meneladani. Gembala mempercayakan dirinya untuk digembalakan sehingga nanti berhasil menjadi Mempelai Wanita Tuhan.
Jadi sidang jemaat harus jeli melihat, saya ini digembalakan oleh siapa. Sudah menampilkan Firman pengajaran, lihat lagi hamba Tuhannya ada pengalaman mati dan bangkit bersama Yesus atau tidak. Mati dan bangkit itu jangan setengah-setengah. Kalau hamba Tuhan itu mati, harus mati sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah. Kalau hidup, bangkit, hidup sungguh-sungguh, tidak boleh setengah-setengah. Kenapa tidak boleh setengah-setengah? Kalau matinya setengah-setengah, hidupnya setengah-setengah, maka pelayanannya setengah mati, susah dalam melayani. Sidang jemaat mau melayani, malah lihat gembalanya setengah-setengah. Jadi harus mati sungguh-sungguh dan bangkit sungguh-sungguh. Mati yang benar, bangkit yang benar maka jemaat bisa meneladani.
Iblis itu meniru, kematian dan kebangkitan dia tiru tetapi dia hanya setengah-setengah. Hati-hati supaya kita tidak jatuh pada alamat yang salah. Lihat Firman pengajaran, lihat hamba Tuhannya, jangan yang setengah-setengah. Harus yang mati sungguh-sungguh, bangkit sungguh-sungguh.
Pengalaman kematian yang benar:
I Petrus 4:1
4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,
Mati yang benar adalah rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa, mati terhadap dosa = bertobat. Hamba Tuhan harus sungguh-sungguh bertobat, termasuk pengerja jangan setengah-setengah. Saya gembala harus sungguh-sungguh bertobat, mati terhadap dosa.
Dulu waktu saya masih pengerja sempat setengah-setengah, akhirnya bahu saya dihantam. Syukur Tuhan masih hajar supaya mati sungguh-sungguh terhadap dosa.
Hidup yang benar atau bangkit yang benar itu bagaimana?
I Petrus 4:2
4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.
Hidup yang benar itu tidak menuruti keinginan atau kehendak daging, tetapi menuruti kehendak Tuhan! Sama dengan taat dengar-dengaran. Ini baru bisa diteladani, hamba Tuhannya taat, lurus terus, tidak bengkok-bengkok. Jemaat bisa meneladani, tidak ragu dia mempercayakan hidupnya untuk digembalakan karena melihat gembalanya sungguh-sungguh.
Bentuk pengalaman kematian seringkali dalam bentuk kesukaran, penderitaan, kalau hamba Tuhan yang baru merintis diizinkan dalam bentuk kemiskinan, kekurangan. Tetapi harus dalam tanda pertobatan, mati terhadap dosa. Kalau sudah sengsara, susah, mengalami kesukaran dan kesulitan ekonomi lalu tidak bertobat, itu kematian yang setengah-setengah, kematian palsu!
Kami hamba Tuhan tidak boleh hutang, sengsara yah sudah sengsara, jangan hutang kiri kanan, nikmati saja. Harus ditandai dengan pertobatan, mati terhadap dosa. Kalau sudah sengsara lalu tidak bertobat, malah menambah dosa, itu kematian palsu, kematian setengah-setengah. Kalau istilah guru kami itu mati konyol!
Ingat, iblis itu pandai meniru. Dia tahu jemaat itu akan berhasil mencapai sasaran akhir kalau dipimpin oleh hamba Tuhan yang mati bangkitnya sungguh-sungguh. Makanya iblis tiru pengalaman mati dan bangkit tetapi setengah-setengah. Hanya diukur dari perkara jasmani.
Wahyu 13:3
13:3 Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Antikristus ada luka di kepalanya, berbahaya bagi hidupnya, ini pengalaman kematian palsu. Lalu sakit lalu sembuh, ini pengalaman bangkit yang palsu. Ini mati dan bangkitnya setan, hanya diukur dari perkara yang jasmani.
Wahyu 13:4
13:4 Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Ini kematian dan kebangkitan palsu hanya diukur dengan perkara-perkara jasmani. Kalau baru merintis lalu susah, itu kematian. Tetapi tidak diperiksa dia bertobat atau tidak. Yang penting kalau susah dia mati. Nanti kalau sudah diberkati, gereja besar, jemaat banyak, punya kendaraan, itu bangkit. Hanya diukur dengan itu, tetapi tidak dilihat, dia hidup menurut kehendak Tuhan, dia taat pada firman atau tidak. Jadi ukurannya hanya yang jasmani. Bahaya kalau jemaat digembalakan oleh hamba Tuhan seperti ini, yang mati bangkitnya hanya diukur dari yang jasmani, bukannya dibawa kepada Yesus tetapi hanya digiring untuk menyembah antikristus.
Wahyu 13:11-13
13:11 Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
13:12 Dan seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.
13:13 Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
Hanya karena tanda-tanda jasmani, hanya karena perkara jasmani, akhirnya jemaat digiring untuk menyembah antikristus. Ini juga awasan bagi kita, kalau sidang jemaat ikut Tuhan hanya melihat tanda-tanda jasmani, nanti akan jatuh pada alamat yang salah, digembalakan oleh hamba Tuhan yang mati bangkitnya setengah-setengah, yang palsu, yang hanya diukur dengan yang jasmani. Hamba Tuhan mati bangkitnya diukur dengan yang jasmani, jemaat ikut Tuhan hanya mencari perkara yang jasmani, keduanya mengarah pada penyembahan antikristus. Ini bahaya!
Makanya setelah Yesus selesai memberikan keteladanan merendahkan diri dan keteladanan penyucian, langsung Dia bicara tentang kepercayaan supaya jangan salah, jangan jatuh pada alamat yang salah. Percaya Firman, percaya hamba Tuhan. Hamba Tuhan yang bagaimana yang bisa dipercaya? Yang mati dan bangkitnya sungguh-sungguh, bukan setengah-setengah. Mati terhadap dosa, hidup untuk menuruti kehendak Tuhan.
Kita jangan sampai tertipu! Apalagi tadi dikatakan banyak, bahkan seluruh bumi. Jangan kita tertipu dengan jumlah! Jangan hanya melihat jumlah, di sana banyak berarti sudah betul. Jangan diukur dengan banyak sedikitnya. Makanya betul-betul dilihat! Pandang tabut, pandang pemikulnya. Lihat hamba Tuhan itu bagaimana mati bangkitnya, apakah dia bertobat, menuruti kehendak Tuhan atau tidak.
Yesus mengutus murid-muridNya untuk pergi melayani berdua-duaan. Untuk kami, kalau hamba Tuhan sudah menikah, diutus Tuhan melayani dengan isteri. Jadi gembala dan ibu gembala harus punya pengalaman mati dan bangkit bersama dengan Yesus. Berat kalau hanya gembala saja yang mempunyai pengalaman yang mati dan bangkit bersama Yesus kemudian isterinya tidak. Hamba Tuhannya sudah bertobat sungguh-sungguh, menuruti kehendak Tuhan. Tetapi isterinya menuruti kehendak daging. Gembala khotbah di kota, isteri ikut tetapi hanya pergi untuk jalan-jalan. Berat sekali kalau seperti itu!
Karena kalau sudah menikah Alkitab katakan mereka bukan lagi 2 melainkan 1. Hamba Tuhan lebih dulu tunjukan, saya gembala bersama isteri saya tunjukan kami 2 orang tetapi sudah satu. Satu dalam pengalaman kematian, satu dalam pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Bertobat sungguh-sungguh, hidup menuruti kehendak Tuhan. Baru jemaat bisa meneladani, jemaat bisa mempercayakan dirinya untuk digembalakan.
Banyak kali terjadi jemaat hanya bisa menerima bapak gembala, tetapi ibu gembala tidak bisa diterima. Itu penggembalaan yang tidak sehat. Makanya kami berdua harus satu hati suami isteri, supaya jemaat bisa menerima saya dan juga bisa menerima isteri saya. Kenapa penggembalaan seringkali goncang? Karena satu diterima yang lain tidak. Ada lagi yang terbalik, jemaat lebih sayang pada ibu gembala karena gembalanya tidak sungguh-sungguh. Ini penggembalaan yang tidak sehat.
Setelah berhenti berbuat dosa dan hidup menuruti kehendak Tuhan, diizinkan Tuhan masuk nyala api ujian. Apakah betul matinya mati benaran, bangkitnya bangkit yang benar, harus diuji. Nyala api ujian bentuknya macam-macam.
I Petrus 4:12-14
4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Diizinkan menghadapi nyala api ujian, tujuannya supaya kita mengalami minyak urapan Roh Kudus yang melimpah! Pelayanan yang kita kerjakan disebut pelayanan roh. Kita akan menghadapi KKR, itu pelayanan roh, bukan dikerjakan dengan daging. Kalau dikerjakan dengan daging bisa ribut, bisa tengkar! Gara-gara tenda bisa ribut, gara-gara kayu api bisa ribut, gara-gara bumbu bisa ribut, gara-gara hotel bisa ribut, apa saja bisa jadi ribut kalau dikerjakan dengan daging. Ini pelayanan roh, maka kita kerjakan dengan kekuatan urapan Roh Kudus. Jangan heran kalau diperhadapkan dengan nyala api ujian. Kita bergerak bekerja, orang cibir, orang hina, nikmati saja. Orang mau bilang apa, terserah! Seperti tahun lalu dilapor ke polisi, tidak apa-apa, tetap jalan saja, karena ini pelayanan roh.
II Korintus 3:8
3:8 betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
Kita butuh kekuatan Roh Kudus. Roh Kudus adalah meterai dari Tuhan bahwa kita adalah miliknya Tuhan. Maka kita tidak usah takut dalam pelayanan. Kita miliknya Tuhan, siapa coba mengganggu miliknya Tuhan berhadapan langsung dengan Tuhan. Maju terus saja melayani.
II Korintus 1:22
1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Kalau gembala mengalami urapan Roh Kudus yang melimpah maka gembala itu milik Tuhan sehingga sidang jemaat tidak akan ragu menyerahkan dirinya untuk digembalakan. Dia pasti berhasil dibawa menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Gembala milik Tuhan, jemaat yang dilayani juga milik Tuhan, akan dihentar kepada Yesus sebagai yang empunya hidup kita.
Mulai dari kami hamba Tuhan, lebih dulu harus ada tanda mati dan bangkit yang benar. Lebih dulu harus tahan menghadapi nyala api ujian.
II Korintus 1:5-6
1:5 Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.
1:6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.
Sengsaranya hamba Tuhan, itu adalah hiburan bagi sidang jemaat. Jemaat sudah yakin bahwa hamba Tuhan yang melayani saya ini hamba Tuhan yang sungguh-sungguh. Dia tidak mengomel dalam kesengsaraan, dia tetap dalam pertobatan, dia tetap taat pada Firman Tuhan. Jemaat semakin kuat, semakin mantap untuk digembalakan. Penderitaan hamba Tuhan itu hiburan bagi sidang jemaat. Kalau hamba Tuhan dihibur, jemaat lebih terhibur lagi. Kalau hamba Tuhan seperti ini, jemaat bisa meneladani. Waktu jemaat diperhadapkan dengan sengsara, jemaat bisa kuat.
II Korintus 1:7
1:7 Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.
Kalau gembala sedikit-sedikit mengeluh, ngomel, begitu jemaat menghadapi sengsara lebih mengeluh, lebih ngomel! Karena melihat gembala kuat, jemaat juga kuat, bisa menikmati sengsara. Kesengsaraan yang dihadapi gereja Tuhan kian meningkat, kian berat, karena iblis mau menggagalkan kita masuk dalam kegenapan rencana Tuhan. Sampai sengsara gereja Tuhan seperti orang yang dijatuhi hukuman mati.
II Korintus 1:9
1:9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
Coba terdakwa ketika sudah divonis mati, betapa hujatan dia dengar, cemohan dan keluarganya juga kena, betul-betul sengsara. Tetapi sengsara yang kita alami tujuannya supaya kita mengalami urapan Roh Kudus yang melimpah.
Sikap yang benar saat menghadapi nyala api ujian. Ini bisa jemaat lihat pada gembala yang bisa dipercaya. Kalau tidak ada sikap ini, sulit kita untuk tergembala di sana.
1. II Korintus 1:3-4 (Ucapan syukur)
1:3 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,
1:4 yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.
Sikap pertama adalah mengucap syukur. Terima kasih Tuhan, Engkau izinkan saya mengalami nyala api ujian. Itu untuk membuktikan pertobatan kita benar dan ketaatan kita benar. Tidak usah ngomel, tidak usah bersungut-sungut, apalagi saling mempersalahkan.
2. Sikap kedua, saat menghadapi sengsara tersungkur menyembah Tuhan, menangis di bawah kaki Tuhan. Kita bukan menangis sayang diri, kita menangis di bawah kaki Tuhan terutama supaya mendapat pembukaan rahasia Firman. Contohnya rasul Yohanes, dia dibuang di pulau Patmos, tetapi dia tersungkur menangis untuk mendapat pembukaan rahasia Firman.
Wahyu 5:4-5
5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.
5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Kalau membaca kitab Wahyu ini, waktu Yohanes dibuang di pulau Patmos, dia dalam keadaan sengsara, tidak ada disebutkan dia menangis sayang diri. Tetapi dia menangis untuk mendapat pembukaan rahasia Firman. Saat kita mengalami sengsara, diizinkan menghadapi nyala api ujian kita menangis di kaki Tuhan. Kenapa? Kalau ada pembukaan rahasia Firman, maka pasti ada pembukaan pintu-pintu yang tertutup. Itu yang kita tangisi!
II Korintus 2:12
2:12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.
Bagi kami hamba Tuhan, Tuhan izinkan sengsara supaya ada pembukaan Firman, pembukaan jalan untuk kemajuan pelayanan, pelayanan semakin maju. Bukan malah kecewa, putus asa, mengeluh ‘habis panggilan!’. Nikmati pengalaman sengsara. Begitu juga bagi sidang jemaat, kalau ada pembukaan Firman, ada pembukaan pintu-pintu yang tertutup di dunia ini. Tuhan buka semuanya bagi kita semua. Ada jalan keluar dari setiap persoalan dan pergumulan yang kita hadapi.
3. II Korintus 1:9-10
1:9 Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.
1:10 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi,
Sikap ketiga menaruh pengharapan hanya kepada Yesus = kuat dan teguh hati! Kita tidak menaruh kepercayaan pada diri kita, tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri. Kadangkala ketika menghadapi nyala api ujian, mulai berpikir ada orang kuat yang bisa saya minta tolong. Ada masalah dalam pelayanan, ingat lagi ada orang lain yang bisa menolong. Kadangkala kita seperti itu, menaruh kepercayaan pada kekuatan sendiri. Tuhan mau sampai kita menaruh pengharapan hanya kepada Tuhan, tidak pada yang lain.
Kalau kita kuat dan teguh hati maka Roh Kudus dicurahkan dengan melimpah, untuk apa?
a) Memberikan kekuatan dan penghiburan.
Yohanes 15:26-27
15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
15:27 Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
Roh Kudus memberikan kekuatan dan penghiburan sehingga saat menghadapi nyala api ujian kita bisa bersaksi. Kita bisa berbahagia di tengah penderitaan. Orang lain yang menyaksikan kita malah menangis, tetapi kita yang menikmati pelayanan berbahagia.
b) Yohanes 14:16
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
Roh Kudus itu roh penolong, memberikan pertolongan kepada kita tepat pada waktunya. Tidak selamanya pengalaman sengsara itu, ada waktunya, kita nikmati saja. Yesus katakan tinggal sesaat saja kamu akan melihat Aku, tinggal sesaat kamu tidak akan melihat Aku. Hanya sesaat, tidak akan lama, nikmati saja pengalaman itu. ada Roh Kudus yang menolong kita tepat pada waktuNya.
c) I Petrus 4:14
4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.
Roh Kudus itu roh kemuliaan, memberikan kemuliaan = mengubahkan kita sampai sama mulia dengan Yesus. Yesus datang kita siap menyambut kedatanganNya.
GPT “Kristus Penebus” Jl. Langgadopi No.4 Tentena Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663 HP: 081334496911 Email: imamat_raja@yahoo.com |