20250524

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 24 Mei 2025 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

 

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 13:12-20

13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;

13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.

13:17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

13:19 Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.

13:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku."

 

Di sini Yesus memberikan teladan membasuh kaki = teladan penyucian. Kita harus disucikan dari dosa Yudas Iskariot. Siapa Yudas Iskariot? Yudas adalah hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang rohaninya mundur maju. Yudas Iskariot adalah sahabat Yesus sendiri, bahkan sahabat karib.

Mazmur 41:10

41:10 Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.

 

Yudas, sahabat karibnya Yesus yang sudah makan rotinya Yesus. Yesus adalah Mempelai Pria Sorga. Roti adalah Firman Tuhan. Jadi rotinya Yesus menunjuk Firman Mempelai = Kabar Mempelai. Jadi Yudas bukan orang sembarang, dia adalah hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang dipercayai oleh Yesus yang sudah menikmati Kabar Mempelai. Jadi jangan heran kalau hari-hari terakhir ini yang justru menjadi pengkhianat adalah orang yang di dalam Kabar Mempelai. Masih mengatakan kami Kabar Mempelai, kami pengajaran, tetapi praktek hidupnya sudah mnengkhianati Kabar Mempelai. Jangan menjadi pengkhianat seperti Yudus. Yudas menjual Yesus seharga 30 keping perak. Orang yang sudah dalam Kabar Mempelai itu yang banyak menjadi pengkhianat seperti Yudas Iskariot.

 

Yudas mengangkat tumit, berarti mau lebih tinggi dari yang lain. Mengangkat tumit = sombong rohani yaitu Membelakangi Yesus atau melawan Kabar Mempelai. Kalau angkat tumit berarti orang di belakang disepak. Melawan Kabar Mempelai padahal sudah dipelihara oleh Kabar Mempelai baik secara jasmani dan juga secara rohani. Kalau hamba Tuhan, pelayanannya sudah diberkati oleh Kabar Mempelai. Siapa yang menyangka organisasi kita akan seperti ini, sudah puluhan tahun dibina oleh Kabar Mempelai, anggaran dasar yang berdasarkan pengajaran dasar Kabar Mempelai, koq begitu mudahnya diotak atik, dirubah. Justru orang di dalam yang melakukannya.

 

Kita sudah menikmati pengajaran ini, sudah diberkati, sudah dipelihara. Kami di Sekolah Alkitab sudah diberkati dengan cuma-cuma. Makan tidak bayar, lalu diberikan pelajaran secara cuma-cuma, tidak perlu bayar, semua cuma-cuma. Lalu berapa lama dalam pelayanan langsung menghalangi dan melawan Kabar Mempelai.

 

Ingat dulu waktu kita belum di dalam pengajaran Kabar Mempelai dan bagaimana keadaan kita setelah dalam pengajaran. Bagaimana Tuhan mengerjakan hidup kita lewat pengajaran ini. Bagaimana nikah kita dulu dan sekarang sudah dalam pengajaran, sudah dibenahi, sudah diperbaiki semuanya. Jangan berkhianat, jangan membelakangi, jangan melawan Kabar Mempelai. Termasuk jangan membelakangi para pendahulu yang sudah membina kita yang sudah berjerih lelah berjuang, bekerja keras untuk kerohanian kita.

 

Yudas ini sudah sama dengan Lucifer, sama dengan iblis, roh setan ada di dalam orang yang membelakangi Tuhan, melawan pengajaran, melawan pendahulu, melawan pembimbing dan pembinanya.

Yesaya 14:12-14

14:12 "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!

14:13 Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

14:14 Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

 

Itulah Lucifer, sampai mau menyamai Tuhan. Roh kesombongan ini yang sekarang bekerja keras dalam gereja. Kesombongan muncul ketika sudah dipakai Tuhan. Disebut bintang fajar, bintang itu hamba Tuhan dan pelayanan Tuhan. Sudah dipercaya jabatan pelayanan, sudah dipakai dan sudah diberkati Tuhan, masih bisa masuk roh kesombongan dalam diri kita. Kalau sudah diberkati oleh Tuhan hanya mengucap syukur saja, jangan jadi sombong, jadi bangga karena berkat-berkat jasmani. Kalau kita dipakai Tuhan itu hanya kemurahan Tuhan, mengucap syukur, bukan untuk menjadi suatu kesombongan, suatu kebanggaan. Ini yang harus kita waspadai, roh kesombongan.

 

Praktek sombong dan melawan Tuhan seperti Yudas, seperti Lucifer.

1.      Matius 26:23-25

26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."

26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

 

Merasa tidak berdosa, merasa tidak bersalah, mempersalahkan orang lain bahkan mempersalahkan Tuhan, mempersalahkan pengajaran. Orang yang sudah dalam pengajaran Kabar Mempelai malah mempersalahkan Kabar Mempelai. Sampai mereka mengatakan kita mengkultuskan pendeta Van Gessel. Kita pegang pengajaran yang telah diwahyukan oleh Tuhan kepada Pdt. Van Gessel. Kita tahu tentang Tabernakel lewat pengajaran yang Tuhan wahyukan kepada beliau. Sekarang kalau kita katakan ini pengajaran yang diwahyukan kepada Pdt. Van Gessel malah dikatakan mengkultuskan. Inilah orang sombong! Sudah salah, otak atik pengajaran, yang teguh berpegang pada pengajaran malah dikatakan salah. Ini sama dengan dosa kebenaran diri sendiri!

 

Sudah diberkati lewat pengajaran, sudah diangkat menjadi Pdp, 5 tahun berikutnya diangkat menjadi Pdm, 5 tahun berikutnya Pdt. Sudah ada gereja, sudah ada jemaat, karena pengajaran, tiba-tiba mengatakan salah yang dulu diterima! Pendahulu salah! Kenapa tidak dari dulu bilang salah, kenapa baru sekarang. Seharusnya dulu sebelum diangkat jadi pendeta, belum ada sidang yang dilayani sudah bilang salah supaya jangan merusak dalam Kabar Mempelai. Dulu undang-undang pendahulu melayani, sekarang bilang pendahulu salah. Inilah mengangkat tumit, tetapi kalau disampaikan tidak mau mengaku salah, malah menyerang yang benar!

 

Ini untuk saya lebih dahulu, saya dibina oleh papa jangan sampai saya membelakangi beliau. Saya terima pengajaran dari beliau, saya ditempatkan di sini, kecipratan dari pelayanan beliau, lalu besok-besok bilang salah. Ini membelakangi, melawan, ini orang sombong! Kalau sombong pasti sebentar lagi jatuh! Tidak usah diapa-apakan, tidak usah digoncang nanti jatuh sendiri. Karena Tuhan menentang orang sombong.

I Petrus 5:5

5:5  Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

 

2.      Markus 14:10

14:10  Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.

 

Yudas bersekutu dengan imam-imam kepala. Artinya masuk persekutuan yang salah. Apa itu persekutuan yang salah?

a)      Tanpa Yesus, tanpa pengajaran yang benar. Pengajaran yang tertulis dalam Alkitab yang Tuhan bukakan rahasianya dan tajam menyucikan, itu tidak ada.

 

b)      Di dalamnya ada dengki. Imam-imam kepala dengki kepada Yesus, mereka benci kepada Yesus. Dengki lebih tinggi dari benci, dengki itu mau menghancurkan orang yang dia benci.

Matius 27:18

27:18 Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.

 

Jangan sampai kita masuk persekutuan yang di dalamnya ada roh dengki, roh kebencian kepada persekutuan yang benar. Apa tandanya ada roh kebencian? Ancam mengancam, hasut menghasut. Awas kalau kamu ke sana, awas kalau tidak datang ke sini. Waktu Yesus di hadapan Pilatus, imam-imam kepala menghasut orang banyak supaya mereka meneriakan Yesus agar di salibkan. Padahal baru berapa hari Yesus masuk Yerusalem, mereka mengeluk-elukan ‘hosana, hosana bagi anak Daud’. Begitu ada imam-imam kepala, mereka dihasut, sudah diputar, mereka berteriak ‘salibkan Dia, salibkan Dia!’. Makanya ikut Tuhan jangan ikut-ikutan kebanyakan orang! Banyak kali orang Kristen masuk dalam pengajaran hanya ikut-ikutan. Orang-orang seperti ini gampang dihasut untuk melawan pengajaran. Biarlah Firman itu bekerja nyata dalam hidup kita, bukan ikut-ikutan tetapi hasil pekerjaan Firman, kita betul-betul tertarik pada pengajaran sehingga masuk dalam pengajaran.

 

Membaca Yohanes ini dari pasal 13, Yudas akhirnya kerasukan iblis, betul-betul ngeri, sampai dia ditelan kegelapan malam. Tidak ada kesempatan untuk bertobat. Ini untuk saya nomor 1 sebagai hamba Tuhan, jangan sampai kita seperti Yudas Iskariot.

 

c)      Hanya menekankan soal uang. Makanya dalam persekutuan kita, jangan pancing-pancing orang dengan uang. Kalau bapak ibu mengundang orang datang KKR jangan bilang nanti datang dikasih uang. Akhirnya orang datang KKR cuma mau duit. Tidak ikut ibadah, tetapi waktu selesai ibadah disuruh hamba Tuhan diam di tempat, dia ikut di situ supaya dapat duit. Itu hanya kebijakan pembicara untuk membantu hamba-hamba Tuhan dalam perjalanan pulangnya. Persekutuan yang benar bukan menawarkan duit, yang ditawarkan keselamatan, Firman pengajaran yang menyucikan.

 

Bersekutu atau berfellowship adalah mewarisi karakter. Termasuk tergembala, ini suatu persekutuan. Kalau bapak ibu jatuh pada alamat yang salah, gembala salah dalam tahbisan, dalam nikah, dalam hidup sehari-hari, karakternya turun. Kalau gembala suka dusta nanti jemaat juga suka dusta. Kalau jemaat hidup dalam kenajisan, nanti turun kepada jemaat. Kalau gembala tempramen, nanti begitu juga jemaat. Kalau saya sebagai hamba Tuhan bersekutu, dalam persekutuan lihat pengajaran, lihat hamba Tuhannya, jangan sampai karakternya yang tidak baik turun kepada saya.

 

Karakternya ahli Taurat dan imam-imam kepala turun kepada Yudas! Karena dia salah dalam bersekutu. Orang Farisi hamba uang, Yudas juga hamba uang. Imam-imam kepala suka dengki, Yudas juga begitu. Sampai gurunya sendiri boleh dikata dia bunuh.

 

Jangan sampai salah bersekutu, persekutuan yang benar berdasarkan Firman pengajaran yang benar sehingga yang ditekankan adalah kesucian. Jadi kalau bapak ibu datang ke sini, sampai di sini dibiarkan dosanya, tidak ada penekanan penyucian, itu sudah salah alamat. Tetapi setiap kali kita beribadah, selalu ditekankan soal kesucian, Firman menyucikan, berarti sudah tepat alamatnya. Dan terjadi secara wajar, tidak ada unsur paksaan, apalagi ancaman! Makanya saya dalam menggembalakan seperti itu, kalau ada jiwa datang dilayani. Kalau dia bisa menikmati Firman Tuhan, mengalami penyucian dan mau digembalakan, puji Tuhan! Bukan malah dipaksa-paksa.

 

Persekutuan yang benar terjadi secara wajar, tanpa paksaan, tanpa ancaman. Maka pasti mewarisi karakter yang baik, karakter Yesus. Karena yang ditampilkan dalam persekutuan adalah pribadi Yesus, maka karakter Yesus kita warisi. Kita periksa, kita datang tergembala di sini, ikut fellowship, karakter apa yang ada pada saya. Kalau karakternya tambah jelek, tanda tanya persekutuan, tanda tanya juga penggembalaan. Tetapi kalau datang bersekutu lalu karakter yang jelek diubahkan berangsur-angsur bertambah baik, mantapkanlah bersekutu, mantapkanlah untuk tergembala!

 

Kalau kita mewarisi tabiat yang baik dari Yesus pasti menghasilkan tahbisan yang benar. Apa itu?

1.      Filipi 2:8

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Karakter pertama  ketaatan. Kita bisa raba sendiri, saya tergembala di Langgadopi 4, saya pelan-pelan diubahkan karakter saya, saya semakin taat, berarti sudah benar. Tetapi kalau digembalakan di situ saya semakin melawan, semakin tidak tunduk, dipertanyakan. Kalau pulang dari persekutuan semakin taat, itu sudah benar. Bukan ketika pulang persekutuan malah lawan gembala, dipertanyakan persekutuannya benar atau tidak.

 

2.      II Timotius 2:13

2:13 jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."

 

Karakter kedua adalah kesetiaan. Makanya saya berbahagia kalau ada persekutuan yang benar lalu jemaat bisa ikut serta. Apalagi kalau dalam penggembalaan belum setia, lalu merindu ikut, yah sudah diajak! Jangan malah berkata sedangkan di tempat penggembalaan tidak mau ikut, ini malah mau ikut persekutuan! Tidak apa-apa ajak saja dia, nanti di sana dia dengar Firman, dia pulang mulai setia. Ada karakter Yesus yaitu kesetiaan dia warisi. Banyak terjadi seperti itu. Diajak ikut persekutuan, ikut dengar Firman, pulang mulai setia beribadah, Sabtu datang, Rabu datang, Minggu datang.

 

3.      Yohanes 18:4-5

18:4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?"

18:5 Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka.

 

Karakter ketiga kejujuran. Yesus jujur sekalipun resikonya mati!

 

Kalau persekutuannya benar, paling sedikit ada 3 karakter ini, ketaatan, kesetiaan, kejujuran. Kalau sudah taat, setia, jujur maka pasti memiliki tahbisan yang benar.

 

Karakter ini tidak langsung ada pada kita, tetapi melalui proses. Kapan karakter Yesus terbentuk di dalam kita? Saat kita diizinkan mengalami sengsara daging tanpa dosa atau ujian. Di situ kita dibentuk, ibarat biji gandum dihancurkan supaya bisa jadi tepung, dibuat menjadi roti untuk dimakan. Kalau gandum bisa bicara, saat disabit itu sudah sakit. Dikupas sakit, ditumbuk sakit, diayak, dibikin adonan, dibanting-banting, dibakar, semua sakit tetapi untuk menjadi roti yang bisa dimakan. Jadi pembentukan karakter itu lewat ujian, sakit bagi daging tetapi untuk memuaskan Tuhan. Untuk kami hamba Tuhan digesek, diizinkan terjadi seperti itu. Jangan menghindari dari pengalaman sengsara daging tanpa dosa, nikmati.

 

Kalau karakter Yesus sudah ada pada kita maka bisa berseru ya Abba, ya Bapa.

Markus 14:36

14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

 

Terserah Tuhan, biar kehendak Tuhan yang jadi, bukan kehendak kita. Dalam pelayanan, kalau tahbisan sudah benar maka akan ada penyerahan sepenuh, biar kehendak Tuhan yang jadi. Tidak menuntut hak, tidak memaksakan kehendak sendiri.

 

Berseru ya Abba, ya Bapa berarti di dalam kita ada Roh Kudus.

Galatia 4:6

4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"

 

Saat kita diuji melalui sengsara daging tanpa dosa, maka di situ karakter kita terbentuk dan Roh Kudus dicurahkan. Roh Kudus adalah potensi rohani untuk melayani. Jadi seorang hamba Tuhan, seorang pelayan Tuhan, 3 ini harus dia miliki:

1.      Karakter yang baik, karakter Yesus.

2.      Tahbisan yang benar.

3.      Potensi rohani, potensi dari Tuhan, urapan Roh Kudus.

 

Kalau yang ditekankan potensi jasmani, untuk paduan suara, untuk pelayanan di gereja harus diuji dulu. Yang membedakan pelayanan di gereja dengan kegiatan di luar adalah urapan Roh Kudus. Kalau tahbisannya benar, ada kesucian maka urapannya meningkat, pelayanannya enak, jadi berkat, bukan membuat orang tersandung!

 

Kalau sekarang ini melayani dalam gereja yang penting punya potensi jasmani. Karakter mau baik atau tidak mereka tidak peduli. Tahbisan apalagi, kalau bicara tahbisan banyak yang tidak tahu. Sudah bukan lagi potensi rohani.

 

Kegunaan urapan Roh Kudus:

1.      Memberikan karunia Roh Kudus kepada kita yaitu kemampuan ajaib untuk melayani Tuhan sesuai jabatan yang kita terima dari Tuhan.

 

2.      Memberikan kekuatan ekstra untuk kita bisa melayani dengan setia berkobar-kobar sampai garis akhir. Kalau dilihat usia tambah tua, tetapi semangat melayani Tuhan. Itu karena urapan. Kalau daging tidak akan mungkin! Urapan yang memberikan kita kekuatan ekstra untuk setia berkobar sampai garis akhir.

Roma 12:11

12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

 

3.      Roh Kudus mengubahkan dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai sama mulia seperti Yesus.

Titus 3:5

3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

 

Kita raba dan periksa diri kita, sekian tahun jadi paduan suara, jadi pemain musik, jadi tua-tua, jadi gembala, kalau ada urapan semakin berubah, semakin dibaharui, pelayanan kita semakin menyenangkan Tuhan dan memuaskan sesama.

 

Keubahan hidup itu mujizat rohani, kalau mujizat rohani terjadi maka mujizat jasmani pasti terjadi. Roh Kudus sanggup menghapus kemustahilan. Gunung yang besar tinggi  jadi rata oleh karena Roh Kudus. Tuhan sanggup melakukan apa saja bagi kita. Roh Kudus berkarya mengurapi, memberikan karunia, memberikan kekuatan ekstra untuk setia berkobar sampai garis akhir, mengubahkan kita sampai sempurna seperti Yesus. Ketika Yesus datang kita layak menyambut di awan-awan.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar