20160416

Kebaktian Doa, Sabtu 16 April 2016 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                                  
Yohanes 1:13-14
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yohanes 1:14 (Terjemahan Lama)
1:14 Maka Firman itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita (dan kami sudah memandang kemuliaan-Nya, seperti kemuliaan Anak yang tunggal yang daripada Bapa), penuh dengan anugerah dan kebenaran.

Anugerah sama dengan kasih karunia. Arti dari kata kasih karunia adalah kasih Allah di dalam aksi untuk menolong dan menyelamatkan manusia dari ancaman dosa. Biarpun ada kasih tetapi tanpa aksi itu tidak ada arti apa-apa. Kita bisa mengatakan “saya mengasihi si A” tetapi tanpa aksi tidak ada manfaatnya apa-apa. Kasih itu harus diwujudkan dalam bentuk aksi. Aksi Allah di sini adalah lewat ayat 14 di mana Firman Tuhan telah menjadi manusia dan diam di antara kita.

Kalau kita mengaku sudah dilahirkan kembali bukan melalui proses daging atau kemauan laki-laki, maka harus ada aksi. Harus ada sikap-sikap kita menanggapi atau memberi imbalan. Bukan berarti kita mampu untuk membalas tetapi imbalan itu paling tidak harus ada dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu harus ada aksi sebagaimana Tuhan juga telah beraksi menolong kita manusia. Bukan cuma menolong tetapi dikatakan menyelamatkan manusia dari ancaman dosa.

I Yohanes 3:16
3:16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Ini aksi yang harus ada pada diri kita untuk mengimbangi kasih Tuhan yang telah menyelamatkan saya dan saudara. Memang ayat ini berbicara menyerahkan nyawa, tetapi prakteknya adalah dalam aksi kita menolong orang lain, artinya kita tidak mementingkan diri sendiri. Itulah yang dikatakan juga oleh rasul Paulus.
Roma 15:2
15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.

Jangan dulu bicara yang di luar sana, tetapi mulai dari antara kita. Apakah saya berpikir untuk mencari kesenangan untuk orang di luar sana sementara isteri saya menderita karena ulah saya. Apakah bapak ibu berpikir untuk mengasihi orang lain sementara suami menderita karena ulah isteri. Kalau seperti itu berarti orang itu belum memahami kasih karunia, belum memahami anugerah Tuhan, belum memahami kasih Allah dalam aksi.

Dengan kata lain suami tidak bisa menuntut kepada isteri dan isteri juga tidak bisa menuntut kepada suami. Masing-masing harus mempraktekkan Firman. Kalau menuntut berarti “saya akan berbuat kalau dia sudah lebih duluan berbuat”. Kalau saling menuntut itu sama seperti jual beli. Ini yang Tuhan tidak suka yaitu persoalan jual beli. Kadang kala kita tidak sadar hanya menuntut dan diri sendiri tidak melakukan tugasnya.

Suami ada tuntutannya, isteripun ada tuntutannya, demikian juga anak-anak ada tuntutannya. Buktikan bahwa anugerah yang saudara terima ada aksinya, saudara beraksi. Bukan beraksi dengan tampil berdandan, tetapi kasih dalam aksi untuk menolong dan menyelamatkan manusia dari ancaman dosa. Itu adalah kasih Allah yang beraksi.

Tadi dikatakan setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama. Sesama yang paling dekat dari suami adalah isteri, sesama yang paling dekat dari isteri adalah suami.

I Petrus 3:1
3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,

Ini bukan tuntutan suami terhadap isteri, tetapi tuntutan dari Tuhan yang telah memberikan kita anugerah yaitu kasihNya dengan aksi. Ini terlebih lagi ditujukan kepada isteri yang belum menyatu dengan suami. Harus lebih dahulu melayani suami dengan kasih, berikan service yang menyenangkan suami supaya dia bertobat. Ketika dia tidur anda harus berlutut berdoa dan tumpangkan tangan.

I Petrus 3:2-3
3:2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,

Ini adalah contoh hiasan-hiasan yang memang sering dipakai. Tetapi kadang yang dipakai oleh kaum hawa adalah hiasan yang tidak kelihatan. Pada anting-antingnya ditaruh jin-jin sebagai pengikat supaya suaminya tidak berselingkuh. Atau roh jahatnya ditaruh di cincin. Di akhir zaman ini banyak hal seperti itu. Ini disampaikan bukan supaya saudara mencari hal-hal yang seperti itu! Ini diingatkan supaya jangan saudara lakukan. Saudara jangan memakai ilmu pemikat!

I Petrus 3:4
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Kalau memakai perhiasan ilmu pemikat itu hiasan yang dapat binasa dan membinasakan orang yang memakainya. Jangan juga memakai perhiasan jasmani yang berlebihan, jangan seperti toko emas yang berjalan. Yang harus ada adalah perhiasan batinia, itu adalah kekuatan isteri untuk memikat suami.

I Petrus 3:4 (Terjemahan Lama)
3:4 melainkan sifat yang baik pada hatinya, itulah perhiasan yang tiada akan binasa, yaitu perangai yang lemah lembut dan pendiam, yang besar harganya di hadirat Allah.

Lemah lembut artinya bisa melepaskan pengampunan dan pendiam.

I Petrus 3:5
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

Apakah Sara, Ribka dan Rahel memakai emas? Mereka memakai perhiasan emas. Ketika Eliezer berjumpa dengan Ribka di tepi sumur dia langsung memberikan perhiasan emas. Tetapi yang Tuhan inginkan kepada kita, bukan persoalan ini yang harus kita tonjolkan.

Perempuan yang menaruh pengharapan kepada Allahnya prakteknya dia tunduk kepada suaminya. Isteri harus berbicara yang sopan dan lemah lembut kepada suaminya. Isteri jangan membentak suami.

I Petrus 3:6
3:6 sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Bukan suami merendahkan isteri, tetapi isteri di sini yang menghambakan dirinya. Bukan karena keinginan suami tetapi isteri itu mau menyenangkan suaminya.

I Petrus 3:7
3:7 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.

Suami-suami ini harus duduk bersama dengan isterinya. Doa suami bisa terhalang kalau tidak hidup bijaksana dan duduk bersama dengan isteri sebagai kaum yang lemah. Tetapi sekarang ini dapat dikatakan banyak wanita yang tidak lemah, ada yang isteri pemain karate dan kalau suaminya salah dia pukul.

Mari kita perhatikan contoh di dalam Alkitab orang yang mendapat kasih karunia yaitu Nuh. Apakah Nuh setelah mendapatkan kasih Allah yang di dalam aksinya kemudian Nuh sendiri tidak beraksi? Ada aksi yang harus dilakukan oleh Nuh.
Kejadian 6:8
6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

Dari sekian banyak manusia yang melakukan kejahatan dan kekerasan yang membuat bumi rusak, Nuh mendapat kasih karunia. Waktu itu Tuhan sampai menyatakan penyesalanNya kenapa sampai Dia menciptakan manusia.
Kejadian 6:5-6
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

Dosa-dosa di zaman Nuh terulang di akhir zaman. Orang yang melakukan dosa seperti di zaman Nuh ini membuat Tuhan menyesal menciptakan orang itu dan membuat hati Tuhan pilu. Tetapi di tengah-tengah kehidupan yang begitu banyak memilukan hati Tuhan dan membuat Tuhan menyesal menciptakan mereka, maka ada ada empat keluarga yang membuat hati Tuhan terhibur yaitu Nuh suami isteri, Sem suami isteri, Yafet suami isteri dan Ham suami isteri.

Saat Nuh mendapatkan kasih karunia ini, bersamaan dengan itu datang ancaman Tuhan mau menghukum dunia. Ini yang kita harus sikapi di hari-hari terakhir ini, apakah kita ini mendapatkan kasih karunia, lalu apa aksi kita? Tanggapan kita yang mendapat kasih karunia bukanlah aksi yang kita lakukan sesuai selera kita tetapi Tuhan memberikan apa yang harus kita kerjakan. Untuk menanggapi kasih Tuhan kita harus beribadah. Memang semua manusia bisa beribadah, tetapi ibadah itu bukan asal, ada polanya.

Ketika Nuh mendapat kasih karunia dari Tuhan karena aksi Tuhan kepadanya untuk menyelamatkannya dari ancaman dosa di saat manusia lain sudah dalam keadaan tidak ada lagi kendali, ada arahan dari Tuhan terhadap Nuh untuk melakukan apa. Dia tidak berbuat dengan asal. Itulah orang yang mendapatkan kasih karunia bukan hanya pada tempo itu saja tetapi berkesinambungan. Kasih dari Tuhan itu harus berkesinambungan, dalam artian ada hal-hal yang ditunjuk oleh Tuhan untuk Nuh lakukan.
Kejadian 6:9-10
6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
6:10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.

Susunan ini sampai 5 kali disebutkan dan Ham selalu pada urutan kedua tetapi sebenarnya Ham adalah anak bungsu. Kenapa? Karena anak nomor dua inilah yang seringkali berhasil meraih hak sulung. Antara Manasye dan Efraim yang sulung adalah Manasye tetapi Efraim yang menerima kesulungan. Esau dan Yakub yang menjadi anak sulung adalah Esau tetapi Yakub yang mendapatkan kesulungan. Sekalipun Ham ada pada urutan kedua, ia tidak dapat hak sulung sebab mencela bapanya.

Kejadian 6:11-12
6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Manusia sudah rusak dan orang yang sudah rusak ini merusakkan lagi bumi ini.

Kejadian 6:13-14
6:13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Pada ayat 14 ini Tuhan tekankan adalah mutu yaitu dari kayu gofir. Setelah itu baru Tuhan menunjukkan modelnya. Jadi Tuhan tidak memulai dengan model, tetapi Tuhan memulai dengan mutu. Inilah orang yang mendapatkan kasih karunia dari Tuhan. Jadi kalau hanya memperlihatkan persoalan model, itu berarti belum mendapat kasih karunia.

Gereja sekarang ini, model yang dipertontonkan, bukan mutu. Jadi di dalam ibadah itu mutu yang harus diutamakan. Pakai lampu kerlap-kerlip itu hanya model, pakai tarian kerincing-kerincing itu hanya model, tetapi di mana mutunya! Harus ada mutu sesuai selera Tuhan supaya kita jangan kena murka.

Coba baca dalam Amos pasal 6:1-7, apa yang kurang dari ibadah bangsa Israel. Tetapi Tuhan suruh menghentikan semuanya dan juga pada Amos 5:21-23. Jangan saudara marah dan kurang hati kalau dari belakang mimbar ini selalu ditekankan persoalan mutu rohani.

Kalau benar kita mendapatkan kasih karunia maka Tuhan lebih dahulu minta mutunya. Mutu ini diikuti dengan membuat petak-petak. Maksudnya supaya ada kamar untuk Sem dengan isterinya, ada kamar Yafet dengan isterinya, ada kamar Ham dengan isterinya dan ada kamar Nuh dengan isterinya. Itu mutu yang Tuhan inginkan di dalam nikah kita. Nikah itu persekutuan kecil, harus bermutu.

Kalau dalam nikah kita tidak terasa mutunya maka tidak akan ada petak-petaknya. Jangan sampai Sem masuk di kamar Ham padahal ada isterinya Ham di situ. Jadi mutu dalam nikah adalah terasa penghargaan terhadap nikah. Kadang anak-anak juga tidak memahami, anak-anak masuk kamar orang tua sembarang saja. Seharusnya permisi dulu sebelum masuk kamar orang tua.

Ibrani 13:4
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.

Anak menghormati nikah papa dan mama. Orang tua juga menghormati nikah anak-anaknya.

Penuh hormat ini bahasa gerika yaitu Pinion yang artinya:
1.      Nikah itu memiliki nilai yang tinggi.
Itu sebabnya nikah harus dihormati. Tuhan menciptakan nikah dan diakhiri dengan nikah Kristus dengan gereja yang begitu tinggi nilainya.
2.      Nikah harus dikasihi.
3.      Nikah itu enak atau indah dipandang.

Itu sebabnya Tuhan menciptakan nikah dan diakhiri dengan nikah Kristus dan gereja yang nilainya begitu tinggi. Kalau kita tidak melihat bahwa nikah kita nilainya tinggi, tidak kita kasihi dan tidak elok dipandang, kapan kita mau mencapai nikah Kristus dengan gerejaNya. Hal yang sangat sial kalau kami hamba Tuhan tidak mau belajar menghormati nikah. Hidup nikah kita tidak boleh begitu-begitu saja tetapi harus ada keubahan.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar