20160917

Kebaktian Doa, Sabtu 17 September 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yohanes 1:19-21
1:19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
1:21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"

Utusan dari pusat ini datang untuk menanyakan siapa Yohanes Pembaptis itu. Di sinilah Yohanes bersaksi, dia mengatakan bahwa dia adalah suara yang berseru-seru, berarti dia utusan dari Sorga. Ada dua figur yang diangkat oleh para utusan ini:
1.      Elia
2.      Nabi yang akan datang

Kita akan melihat tentang nabi yang akan datang itu. Bangsa Israel menantikan kegenapan nubuatan nabi Musa. Datangnya nabi itu spesial untuk bangsa Israel.
Ulangan 18:15-22
18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
18:16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati.
18:17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;
18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --
18:22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."
Ayat ini diangkat kembali oleh Stefanus dalam khotbahnya di depan imam besar dan Mahkamah Agama.
Kisah Para Rasul 7:37
7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.

Ternyata bicara nabi yang akan datang itu menunjuk pribadi Yesus Kristus. Diberi penekanan “supaya kamu mendengar akan Dia”. Inilah yang dipertanyakan oleh utusan dari Yerusalem ini.
Matius 17:5
17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."

Setelah ditampilkan pribadi Yesus yang harusnya mereka taati, ternyata ketika apa yang mereka nanti-nantikan itu menjadi nyata, malah mereka salibkan. Bahkan mereka menolak mati-matian nabi yang menggenapi nubuatan nabi Musa dalam Ulangan pasal 18. Inilah kekerasan hati umat Tuhan.

Kita bisa berkata bangsa Israel itu keras hati dan keras tengkuk. Tetapi tanpa kita sadar kita sendiri yang memposisikan diri seperti orang Yahudi ini. Kita tidak taat dan tidak patuh. Padahal itulah kegenapan dari nubuatan.
Ulangan 18:19
18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

Di sini ada tuntutan balik dari Tuhan. Jadi menolak utusan Tuhan itu sama dengan menolak Sorga dan akan ada tuntutan balik. Kebalikannya kalau kita menerima, bukan hanya sekedar ucapan tetapi mengambil semua apa yang Dia sabdakan maka Sorga terbuka luas untuk kehidupan kita. Olehnya jangan kita menolak nabi yang sudah ada itu yaitu Yesus.

Ketika itu masih sebatas nubuatan nabi. Kalau sekarang bagi kita itu sudah jelas bahwa Dia adalah Tuhan dan sekaligus Mempelai Laki-laki Sorga. Berarti kalau kita tidak mau menyambut Dia, tidak mau menerima Dia dan menolak Dia, itu sama dengan menolak Tuhan sama dengan menolak Mempelai Laki-laki Sorga.

Bagaimana praktek kehidupan anak Tuhan dalam hal menyambut Mempelai Laki-laki Sorga?
Matius 10:40
10:40 Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

“Kamu” di sini menunjuk hamba Tuhan yang bagaikan awan yang ada muatan air di dalam kehidupannya, ada muatan Firman pengajaran, itu sama dengan menyambut Tuhan Yesus, menyambut Mempelai Laki-laki Sorga.

Matius 10:41-42
10:41 Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

Ternyata ada nilainya menyambut utusan Tuhan. Tentu ada bukti-bukti bahwa dia adalah utusan Tuhan. Utusan Tuhan itu diibaratkan seperti awan yang dimuati oleh Tuhan dengan air. Artinya ada bentuk-bentuk atau ciri-ciri kepercayaan Tuhan kalau benar hamba Tuhan itu utusan Tuhan. Kita akan merasakan siraman pengajaran Firman, kita akan menikmati turunnya hujan dalam kehidupan kita.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,

Utusan yang mengutus dirinya sendiri atau diutus oleh manusia, dia tidak ada muatan Firman (Yehezkiel 33:1-6). Tetapi utusan yang diutus oleh Tuhan, jelas dia mempunyai muatan Firman (Yehezkiel 33:7-33).

Pelayan yang diangkat oleh manusia kelihatan tidak ada resiko yang dia hadapi, tidak ada goncangan yang dia alami. Tetapi yang diangkat oleh Tuhan, ada resiko yang dia hadapi. Kalau umat Tuhan berkata “tindakan Tuhan tidak tepat” maka perkataan itu juga kena kepada utusan yang diangkat oleh Tuhan.

Hamba Tuhan yang diutus oleh Tuhan ini ada muatan air, berarti ada Firman pengajaran yang mengoreksi umat Tuhan. Dahulu mengoreksi bangsa Israel, sekarang mengoreksi kita. Dalam penyajian Firman pengajaran ini, maka muncul tantangan. Itu bukan berarti dia salah, tetapi karena iblis tidak senang. Iblis mau mempertahankan kehidupan manusia itu supaya tetap menjadi miliknya sehingga berani orang itu mempersalahkan Tuhan dengan perkataan “tindakan Tuhan tidak tepat”.
Yehezkiel 33:17
33:17 Tetapi teman-temanmu sebangsa berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Padahal tindakan mereka yang tidak tepat.

Koreksi disampaikan oleh utusan yang sah dari Tuhan, yaitu Firman pengajaran yang membersihkan supaya tampil keadilan dan kebenaran. Utusan Tuhan ini menyorotkan kebenaran Firman Allah, ibarat menyiram umat Tuhan dengan derasnya Firman pengajaran.

Yehezkiel 33:19-20
33:19 Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup karena itu.
33:20 Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Aku akan menghakimi kamu, masing-masing menurut kelakuannya, hai kaum Israel."

Mereka berbalik menuduh tindakan Tuhan tidak tepat. Kalau mengatakan tindakan Tuhan tidak tepat, berarti itu sama dengan menyalah-nyalahkan tindakan hamba Tuhan yang benar utusan Tuhan. Kita harus belajar untuk menahan kata, terlebih lagi menghadapi hamba Tuhan yang sudah jelas ada muatan air dari Tuhan.

Elia ada kekurangannya, Musa ada kekurangannya, hanya Tuhan Yesus yang tidak ada kekhilafannya. Kita harus waspada dalam berucap. Kalau kita mengata-ngatai utusan Tuhan yang jelas ada muata air maka yang akan tersinggung adalah Yang mengutus. Sebab Tuhan yang mengutus dia, tahu kekurangan dari hambaNya. Tetapi dia menjadi pilihan Tuhan untuk datang mendapatkan kita. Ketika kita berhadapan dengan figur seperti itu, kita harus waspada dalam berucap.

Kalau ada muatan air, berarti ada kepercayaan Tuhan di atasnya. Kalau salah kita berucap pada orang itu berarti sama dengan menyalahkan Tuhan, mengapa mengutus orang seperti itu. Kalau menyalahkan Tuhan berarti sama dengan menyalahkan sorga, bagaimana bisa orang seperti itu masuk Sorga.

Tindakan kita yang harus dilakukan hanya satu yaitu menyambut utusan Tuhan yang ada muatan air. Kalau menyambut hamba Tuhan seperti itu maka ada 6 hal yang kita peroleh.

1.      Dipelihara saat kelaparan
Dalam II Raja-raja 17:13-16, ada seorang janda yang siap menyambut utusan Tuhan.
I Raja-raja 17:13-16
17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Janda ini adalah bangsa kafir. Ketika Tuhan Yesus mengangkat kisah ini, bangsa Israel tersinggung. Karena Tuhan berkata bahwa di Israel banyak janda tetapi tidak ada satupun yang ditolong oleh Tuhan kecuali janda kafir dari tanah Sidon itu.
Lukas 4:26
4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.

Karena dia siap menyambut utusan Tuhan yang ada muatan air maka dia memperoleh berkat dipelihara saat kelaparan. Pada waktu itu terjadi kelaparan karena 3,5 tahun hujan tidak turun. Saudara bayangkan kalau 3,5 tahun hujan tidak turun, semua tanaman merana dan bagaimana nasib hewan dan manusia, tidak ada air yang bisa dikonsumsi. Tetapi janda dari Sidon ini dipelihara oleh Tuhan karena menyambut Elia

2.      Hidup berkemenangan, hidup berkecukupan
Utamanya di sini dalam soal rohani. Kelak nanti akan terjadi kelaparan yang mengerikan yaitu kelaparan rohani. Tetapi orang yang telah belajar mempraktekkan Firman menyambut utusan Tuhan, berarti menyambut utusan sorga maka kehidupan Sorga akan turun atas kehidupannya, utamanya berkat rohani.

Janda ini bukan saja pas-pasan tetapi sudah kritis. Sebab dia berkata:
I Raja-raja 17:12
17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

Jadi dia sudah kritis, tetapi karena dia mendahulukan utusan Tuhan maka terjadi hal yang luar biasa.

Hidup berkecukupan ini sesuai dengan doa Tuhan Yesus “berikanlah makanan kami pada hari ini yang secukupnya”. Tuhan tidak mengajar kita untuk menjadi rakus tetapi secukupnya.

3.      Perempuan Sunem kandungannya dibuka
Elisa sering lewat dan mampir di rumah mereka. Ternyata ibu rumah tangga di situ memperhatikan bahwa yang datang itu bukan seperti manusia yang lain. Dia berkata kepada suaminya “dia ini hamba Tuhan, ayo kita buat sebuah kamar untuknya”. Singkatnya mereka selalu memberikan pelayanan kepada Elisa dan fasilitas yang telah mereka siapkan dimanfaatkan benar oleh Elisa. Berkat yang dialami oleh perempuan itu adalah kandungannya dibuka oleh Tuhan.

Ketika Elisa menyuruh Gehazi untuk bertanya apa yang mereka butuh, mereka menjawab bahwa mereka tidak punya kekurangan. Tetapi Gehazi jeli, setiap mereka mampir tidak ada suara anak-anak dan dia melapor kepada Elisa bahwa keluarga itu tidak mempunyai anak. Maka Eliza berkata pada perempuan itu bahwa tahun depan dia akan menggendong anak.
II Raja-raja 4:16
4:16 Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!"

Jadi kehidupan yang menyambut utusan Tuhan, kandungannya dibuka. Kelihatan anak Tuhan yang menyambut utusan Tuhan, kandungan rohaninya dibuka oleh Tuhan untuk menyambut benih Firman dan Firman itu tumbuh dalam kehidupannya. Itulah orang yang menyambut dengan sepenuh hati.

Secara jasmani mereka ini tidak berkekurangan tetapi tidak punya anak. Artinya mungkin kita tidak berkekurangan secara financial tetapi kandungan hati kita tidak terbuka untuk menerima benih Firman. Jangan sampai kandungan rohani kita mandul, kalau kandungan rohani mandul maka ucapannya tidak elok di dengar. Mereka berucap “tindakan Tuhan tidak tepat”.

4.      Mengalami kuasa kebangkitan
Ketika anak itu sudah lahir dan sudah remaja lalu mengikuti ayahnya memanen gandum, di tengah-tengah kesibukan memanen gandum anak ini berteriak “kepalaku sakit”. Ayahnya ini langsung memerintahkan supaya anak itu dibawa pada mamanya. Sampai dipangkuan mamanya, anak itu menghembuskan nafas yang terakhir. Singkatnya anak itu bangkit kembali ketika Elisa datang dan meniarap di atas anak yang mati itu, kemudian anak itu bersin tujuh kali.
II Raja-raja 4:35
4:35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.

Bersin itu berarti mengeluarkan hal yang kotor. Artinya, begitu terjadi persekutuan yang utuh dengan utusan Tuhan maka yang kotor semuanya keluar dari anak itu.

5.      Dipelihara saat kelaparan
II Raja-raja 8:1
8:1 Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya."

Orang yang kandungan rohaninya terbuka menerima benih Firman Tuhan, tidak sulit untuk taat pada anjuran hamba Tuhan. Dia dipelihara saat kelaparan karena menerima setiap anjuran dari hamba Tuhan.

Jangankan perempuan itu, raja pada waktu itu sangat hormat kepada utusan Tuhan ini.
6.      Apa yang sudah hilang dikembalikan oleh Tuhan.
Bukan hanya dipelihara tetapi hasil ladang yang sudah hilang selama 7 tahun dikembalikan kepada perempuan itu oleh raja karena raja itu hormat kepad Aziz Allah.
II Raja-raja 8:6
8:6 Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: "Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang."

Inilah berkat bagi orang yang suka menyambut utusan Tuhan. Kita mau menyambut Tuhan pada kedatanganNya pada kali yang kedua. Jadi kita sudah harus terlibat dalam praktek yaitu menyambut utusan Tuhan. Jangan kita melihat kekurangan utusan Tuhan itu. Kalau melihat kekurangan Musa, Elia dan nabi-nabi lain maka kita tidak akan bisa menyambut. Apakah Tuhan tidak melihat kekurangan mereka? Tuhan melihat tetapi Tuhan sudah memuati mereka dengan air hujan Firman pengajaran supaya ada berkat yang kita terima lewat pelayanan mereka.

Kalau hanya melihat hamba-hamba Tuhan yang datang siapa yang mau menyambut, tetapi karena saudara mau melibatkan diri dalam praktek menyambut Tuhan maka apa salahnya saudara ikut menyambut mereka. Mulai dari sekarang belajarlah menyambut Tuhan dengan praktek menyambut hamba Tuhan. Tidak akan rugi kalau kita berbuat untuk hamba Tuhan, tetapi seringkali perhitungan yang jalan, nanti kalau membawa ini dan itu bisa menjadi rugi.

Kita berhadapan dengan kedatangan Tuhan yang segera akan datang. Belajarlah menyambut Tuhan mulai dengan belajar menyambut hamba Tuhan.

II Raja-raja 8:1,3-6
8:1 Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya."
8:3 Dan setelah lewat ketujuh tahun itu, pulanglah perempuan itu dari negeri orang Filistin. Kemudian ia pergi mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja.
8:4 Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya: "Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa."
8:5 Sedang ia menceritakan kepada raja tentang Elisa menghidupkan anak yang sudah mati itu, tampaklah perempuan yang anaknya dihidupkan itu datang mengadukan perihal rumahnya dan ladangnya kepada raja. Lalu berkatalah Gehazi: "Ya tuanku raja! Inilah perempuan itu dan inilah anaknya yang dihidupkan Elisa."
8:6 Lalu raja bertanya-tanya, dan perempuan itu menceritakan semuanya kepadanya. Kemudian raja menugaskan seorang pegawai istana menyertai perempuan itu dengan pesan: "Pulangkanlah segala miliknya dan segala hasil ladang itu sejak ia meninggalkan negeri ini sampai sekarang."
Tersimpul pada ayat 6 ini bahwa raja menghormati keputusan dari utusan Tuhan.

Biarlah kita menyambut utusan Sorga tanpa melihat kekurangannya. Nabi yang akan datang itu sebenarnya sudah ada, itulah Tuhan Yesus. Dan Dia akan datang pada kali yang kedua. Praktek menyambut Dia adalah mulai dari sekarang kita memberikan pelayanan kepada utusan-utusan Tuhan.

Memang mereka ada kekurangannya tetapi tugas hamba Tuhan pada kehidupan yang masih merindu kepada Firman pengajaran yang sehat, berikan pelayanan yang indah dan elok kepada mereka.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar