20160904

Kebaktian Umum, Minggu 4 September 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Ini pernyataan dari rasul Yohanes untuk membuktikan bahwa dia masuk pada tiga serangkai yang dapat dikatakan ikut menandatangani surat ini sebagaimana disebutkan pada ayat 4 dan ayat 5.
Wahyu 1:4-5
1:4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --

Jadi rasul Yohanes ini termasuk yang ikut dipakai oleh Tuhan untuk mengirim surat kepada tujuh sidang jemaat yang menggambarkan gereja Tuhan yang hidup pada akhir zaman ini. Jadi bila kita membaca kitab Wahyu maka kita akan melihat coretan tangan dari rasul Yohanes, dari tujuh Roh Allah dan yang mengetahui adalah Yesus Kristus Mempelai Laki-laki Sorga.

Bukti terlibatnya Yohanes ini ada pada pokok ayat yang kita baca tadi yaitu Wahyu 1:9. Jadi untuk menjadi mitra kerja Tuhan Yesus dan Roh Kudus, teladannya ada di sini. Yohanes berkata “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan”. Jadi Yohanes adalah satu figur yang ada dalam kesusahan. Tetapi dia mengatakan “saudara dan sekutumu”. Jadi dalam gambaran ungkapan kata ini, agar ketika saya membaca saya harus menjiwai dan berada serta memikirkan dan merenungkan atau membawa diriku tenggelam dalam pengalaman yang Yohanes alami.

Ketika kita umat Tuhan membaca surat ini lalu disapa oleh Yohanes saudaramu, maka apa yang dialami oleh Yohanes dalam ketekunan menanti Tuhan, maka seyogyanya ini harus menjadi pengalaman kita. Kalau dia menyapa kita saudaranya, maka kita juga harus menyapa Yohanes saudara kita.

Saudara itu bukan hanya satu darah tetapi juga seribu akar. Walaupun Yohanes ada dalam sengsara tetapi karena akarnya seribu maka dia tidak mungkin tercabut. Demikian juga kita umat Tuhan kalau kita mengatakan Yohanes adalah saudara kita maka jangan sampai kita tercabut ketika kita diizinkan Tuhan masuk dalam pengalaman sengsara saat kita mengikuti Tuhan.

Yang menyapa kita ingin supaya kita sama seperti dia, berarti kita memiliki seribu akar. Jangan kita mudah tercabut ketika mengalami kesulitan hidup saat mengikut Tuhan. Tetapi yang menjadi pengalaman banyak umat Tuhan bahkan hamba Tuhan, ketika tidak ada dabu-dabu di meja makan itu sudah dianggap kesusahan besar sehingga menjadi ribut. Apalagi kalau persoalan yang lain-lain. Ini baru yang bersifat selera makanan jasmani. Apalagi kalau menyangkut yang rohani, ketika kita mengikuti kebenaran Allah yaitu mati dan bangkit bersama Tuhan lewat baptisan air kemudian kita mendapatkan damprat dari orang lain. Apakah kesusahan itu akan menyebabkan saudara tercabut?.

Jangan karena persoalan sepeleh kita akhirnya tercabut dari persekutuan Tubuh Kristus. Kalau terjadi seperti itu maka bukti orang itu tidak mengakui Yohanes yang mengirimkan surat bersama dengan tujuh roh Allah dan Tuhan Yesus.

Jangan karena persoalan-persoalan daging akhirnya saudara terhempas dari persekutuan. Mengapa bisa seperti itu? Karena tidak merasa Yohanes adalah saudaranya dan tidak merasa Tuhan Yesus sebagai saudaranya.
Ibrani 2:11
2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

Kalau Yohanes yang menyapa kita saudara itu lumrah. Tetapi kalau Tuhan Yesus yang menyapa kita saudaranya itu adalah hal yang ajaib. Selama 3,5 tahun Yesus melayani pekerjaan BapaNya di dunia ini apakah pernah Dia tercabut atau menjadi lemas sehingga meninggalkan pekerjaan BapaNya? Tidak. Yohanespun demikian.

Ada empat pokok yang disampaikan oleh Yohanes.
1.      Rasul Yohanes rela berada dalam kesusahan.
2.      Dia tetap ada dalam kerajaan, dia tidak mau keluar dari kerajaan Allah.
3.      Dia menanggung kesusahan karena Firman Allah
4.      Dia menanggung penderitaan karena kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Oleh empat hal itu dia menderita dan dibuang di pulau Patmos, pulau kecil yaitu pulau karang. Mengapa Yohanes ada di situ? Apakah karena ada kesalahan pada dirinya? Tidak. Dia rela menanggung kesusahan ini akibat Firman Tuhan, akibat kesaksian yang diberikan oleh Yesus dan dia menyapa kita saudara. Artinya ketika saudara diperhadapkan dengan kesusahaan, ketika saudara menanggung kesusahan akibat Firman Tuhan, ketika saudara menanggung kesusahan akibat kesaksian yang diberikan oleh Tuhan Yesus, teladanilah Yohanes. Jangan kita tercabut dari rencana Tuhan, jangan kita goyah, jangan kita keluar dari persekutuan Tubuh Kristus yaitu Mempelai Wanita Tuhan.

1.      Dalam kesusahan
Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Sekalipun Yohanes dalam kesusahan, dia tetap tekun menanti kedatangan Tuhan Yesus. Itu terjadi 2000 tahun yang lampau. Apalagi kita sekarang ini sudah dekat sekali. Ibarat derap langkah kuda putih yang ditunggangi Tuhan Yesus itu semakin jelas di telinga kita, mengapa kita tidak tekun! Kalau tidak tekun menanti maka orang itu nanti akan tercabut dan kelak akan menangis. Jangan sampai saudara terjadi seperti ini:
Pengkhotbah 12:1
12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",

Mengapa hal ini dialami? Karena tidak tekun menanti. Jangan kita berlambat-lambatan mengiring Tuhan dan tidak ada usaha untuk memperoleh janji Tuhan.

Rasul Yohanes mengatakan bahwa kita adalah saudara dan sekutunya. Berarti warna warni pengalaman yang dialami oleh Yohanes ini, jika kita alami maka kita juga harus berlaku seperti rasul Yohanes.

Kalau kita mengatakan Firman ini untuk kita, maka kita harus berani membayar harganya, jangan takut.
Kisah Para Rasul 14:22
14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Banyak mengalami sengsara, itu sebabnya banyak orang yang tidak mau mengiring Tuhan. Kita tidak boleh cengeng, jangan kita mengikut Tuhan mencari enaknya saja. Memang mengikut Tuhan ibarat berdeklamasi, naik turun intonasinya. Menyanyi juga menjadi indah kalau naik turun nadanya, kalau datar-datar saja tidak akan enak didengar. Ketika kita di lembah jangan kita meraju, ketika di gunung jangan kita sombong. Jangan kita menjadi sombong karena sudah ada di atas tetapi tunjukkan kerendahan hatimu.

Ketika menghadapi meja dan yang ada di piring adalah kangkung rebus, nikmati saja itu. Ketika saudara sakit nikmati saja. Kalau terpaksa harus jalan kaki pergi ke kebaktian, nikmati saja. Jangan kesusahan itu membuat saudara tercabut dari pembentukan tubuh Kristus.

2.      Dalam kerajaan
Dalam menanti kedatangan Tuhan jangan kita lupakan hal ini.
Kisah Para Rasul 14:22
14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

Kalau saudara bisa menikmati nilai kerajaan Allah ini maka tidak mungkin saudara akan tercabut. Kerajaan Allah tidak datang secara fisik tetapi secara rohani. Apa itu kerajaan Allah?
Roma 14:17
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Ada dua kitab di dalam Perjanjian baru yang sama jumlah pasalnya. Injil Matius ada 28 pasal dan menampilkan Tuhan Yesus sebagai Raja segala raja, Mempelai Laki-laki Sorga yang empunya kerajaan Allah itu. Kisah Para Rasul ada 28 pasal, menceritakan lahirnya gereja yang ada dalam lingkup Kerajaan Allah itu. Apakah saudara yakini saudara ada dalam kerajaan itu?

Kalau hanya karena persoalan makan dan minum lalu kita tercabut dari Kerajaan Allah itu sangat menyedihkan. Kalau seseorang melayani Tuhan hanya mengukur dari persoalan makan dan minum maka orang itu sangat menyedihkan kelak hidupnya.

Wilayah kebenaran itu suasana halaman Tabernakel. Taurat digenapkan oleh Tuhan Yesus sehingga kebenaran kita terima oleh iman. Begitu kita menerima dan percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, berarti kita ada di pintu gerbang. Kemudian kita bertobat dan minta ampun kepada Tuhan berarti kita ada pada alat yang pertama yaitu Mezbah Korban Bakaran. Setelah dibaptis berarti kita ada pada kolam basuhan dan kita mendapatkan pengampunan Tuhan maka kita ada di wilayah kebenaran Allah = halaman.

Damai sejahtera itu kita nikmati dalam ruangan kudus. Damai sejahtera kita nikmati lewat pekerjaan Firman, Roh dan kasih Allah. Itu sebabnya Yohanes tidak mau keluar dari situ. Sukacita oleh Roh Kudus itu menunjuk ruangan maha kudus. Kerajaan Sorga dalam bentuk mini digambarkan seperti Tabernakel.

Ini yang tidak dipahami oleh dunia, mengapa anak Tuhan dalam penderitaan karena Kerajaan Allah bisa bersukacita? Karena memiliki pengharapan, satu waktu saya akan duduk bersama dengan Tuhan Yesus.

Rasul Yohanes punya pengharapan makanya dia tekun menanti dalam penderitaan.
1 Yohanes 3:2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Kalau dia menyapa kita adalah saudaranya maka kita harus bisa menikmati kesusahan itu dan itu luar biasa. Jangan kita menjadi lemas dan cengeng mengikut Tuhan. Sengsara memang akan kita alami tetapi jangan sampai kita masuk dalam sengsara aniaya 3,5 tahun. Ini sangat mengerikan.

Seringkali karena kita mau mengikuti baptisan yang benar sehingga kita mendapatkan sengsara.
Matius 13:52
13:52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

Tabernakel adalah sorga mini dan kita dapat melihat langkah rohani kita sebagai orang yang ada dalam Kerajaan Allah. Saudara bisa melihat warna rohani saudara mungkin baru sampai di pintu gerbang, atau ada persekutuan dengan Mezbah Korban Bakaran, atau sudah ada di Bejana pembasukan karena sudah dibaptis. Tetapi jangan kita berhenti hanya sampai pada baptisan air, masih perlu tindak lanjutnya.

Ayo masuk dalam ruangan suci, di sana ada ada tiga macam alat yang menunjuk tiga macam ibadah, tekunilah itu. Kita harus tekun di meja roti pertunjukkan yaitu persekutuan dengan Firman Tuhan dan Perjamuan Kudus, tekun di Pelita Emas yaitu persekutuan dengan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya, tekun di Mezbah Dupa Emas yaitu persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih, dalam doa penyembahan.

Jangan tiru dunia, tirulah Sorga. Jangan tiru cara orang dunia berpakaian lalu kita datang beribadah. Kita harus ada dalam kerajaan Allah, kerajaan Allah itu kudus, kerajaan Allah itu sopan. Biarlah kita datang beribadah dengan sopan di hadapan Tuhan.

Kalau menerima pelajaran hal Kerajaan Sorga itu seperti bendahara, kepadanya akan Tuhan percayakan harta yang lama itulah kekayaan yang ada dalam perjanjian lama dan harta yang baru yang ada dalam perjanjian baru sehingga tampil indah pembukaan rahasia Firman Tuhan.
Matius 13:52
13:52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

Ibadah itu bukan lenggak-lenggoknya yang diutamakan. Di dalam Alkitab memang banyak disebutkan tentang menari. Tetapi menari itu bukan  hanya diasumsikan dari gerak geriknya. Mari kita perhatikan bagaimana Salomo rindu melihat kekasihnya menari.
Kidung Agung 6:13
6:13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?

Sulamit dalam penampilannya sama seperti gadis yang menari tarian perang. Itu penampilan Sulamit, itu penampilan gereja Tuhan. Tarian perang ini ditampilkan untuk menyambut tentara yang menang dari peperangan dan membawa jarahan. Berarti yang menari ini adalah pantulan kehidupan yang menang menghadapi tantangan dan cobaan, dia tekun, dia tidak kalah. Apa artinya kita menari tetapi kalah terus hadapi godaan iblis?.

Kalau menari dalam gereja tetapi kemudian kalah terus di luar, itu tidak benar. Kalau keluar gereja langsung merokok, minum minuman keras dan berbusana tidak karu-karuan, itu berarti kalah. Menari itu adalah penampilan seutuh tubuh. Tampilkan tubuhmu seutuhnya mempermuliakan Tuhan. Matamu mempermuliakan Tuhan, telingamu suka mendengar Firman, hidungmu suka menyembah Tuhan, mulutmu memuja dan memuji Tuhan, kakimu kuat pendiriannya di dalam Tuhan, belakangmu berarti lihat pintu-pintu di belakang yang perlu ditutup dan jangan dibiarkan menganga, ke depan kita melangkah dengan bimbingan dan tuntunan Tuhan.

3.      Menanggung karena Firman dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus
Ibrani 13:13
13:13 Karena itu marilah kita pergi kepada-Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan-Nya.

Karena Firman Tuhan lalu kita dihina dan dicemooh kita harus rela menanggung. Kita mengalami keubahan hidup karena diberi oleh Tuhan lewat Firman pengajaran yang mengubah hidup kita. Alangkah eloknya kalau seperti itu, itu bukti kita ada dalam kerajaan Allah.

Lukas 17:20
17:20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,

Ibrani 8:5; 9:21-28
8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
9:21 Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.
9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Dulu secara fisik, sekarang kita lihat melalui Tabernakel secara rohani kita harus melakoni itu semua. Ini yang mengakibatkan Yohanes ada di pulau Patmos, dalam kesusahan, dalam kerajaan, karena menanggung Firman Allah dan kesaksian Yesus. Dengan ketekunannya dia dipercaya oleh Tuhan untuk melihat Sorga. Dia melihat Tuhan Yesus duduk di atas takhta dan dipercayakan kepadanya untuk menulis rahasia Firman.

Sesungguhnya apa yang ditulis oleh Yohanes ini adalah rahasia yang dibuka untuk kita yang hidup di akhir zaman. Kalau kita melihat penderitaan Yohanes itu demi kita, melihat penderitaan Kristus itu demi kita. Kalau kita merasakan pekerjaan Roh Kudus lewat tujuh manifestasiNya dalam kehidupan kita maka itu adalah kemurahan Tuhan.

Mari kita bahu membahu bersama Yohanes. Yohanes sudah tidak ada tetapi Firman Tuhan ada pada kita. Yohanes mengajar agar kita bahu membahu dalam pelayanan.
Zefanya 3:9
3:9 "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.

Ini maunya Tuhan dan dambaan hati Yohanes, dia menyapa kita sebagai sekutu dan saudaranya dalam kesusahan maksudnya supaya kita bahu membahu. Kalau saya tidak didukung oleh sidang jemaat dan kita tidak saling mendukung maka pelayanan kita tidak akan jadi. Kalau kita melihat ada hamba Tuhan yang meniru keteladanan Yohanes di pulau Patmos di dalam ketekunan, apa salahnya kalau kita bahu membahu bersama dengan dia. Jangan kita berpikir “dia saja yang menanggung aku tidak”. Biarlah kita bahu membahu menanggung segala sesuatu dalam pembangunan Tubuh Kristus.
Filipi 2:5,8
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yohanes ini adalah pribadi yang bersama dengan Yesus secara tubuh insani. Saat Yesus dalam perjamuan terakhir, Yohanes tidak mau jauh dari Yesus. Bahkan kepalanya dia sandarkan di dada Yesus. Ketika Yesus sudah tidak ada di lihat secara fisik dia tetap manja kepada Yesus, berarti suka bersandar kepada Yesus. Kenapa ketika menyembah kita terlelap, kenapa tidak kita jadwalkan untuk beribadah menyembah Tuhan dalam rumah kita?.

Memang keselamatan itu masing-masing, tetapi harus ada kesatuan dalam doa penyembahan.
Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Dia ingin kesusahan itu dihayati juga oleh kita. Bukan hanya kebahagiaan yang dia alami itu yang kita alami, tetapi kesusahannya juga supaya kita alami, itu memang warna-warni dalam kehidupan kita.

Menantikan Yesus di sini dalam arti double dan ini harus ada pada kita. Bukan hanya kita menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kali tetapi juga harus menanti hadirat Tuhan dalam doa penyembahan. Jangan ketika berdoa malah tidur.

Setiap saya membaca Firman saya membawa diriku seakan-akan saya ada di situ. Begitu juga ketika membaca tentang Yohanes di pulau Patmos, saya membawa diriku ada pada kondisi Yohanes. Saya bukan cengeng tetapi saya rindu merasakan hadirat Tuhan.

Kenapa ketika kita menyembah Tuhan sepi-sepi saja, diam membisu. Sudah ada Firman Tuhan tetapi tidak mau bersuara menyembah Tuhan, jangan kita seperti itu. Kita menanti Tuhan mulai dari menanti hadiratNya dalam doa penyembahan. Ketika kita menikmati hadirat Tuhan dalam doa penyembahan, kita mengharapkan kelak juga kita menikmati hadirat Tuhan yang lebih lagi dari saat ini. Sebab kelak pada kedatanganNya pada kali yang kedua kita akan memandang wajahNya dan kita juga ada dalam kemuliaan bersama dengan Dia.

Jangan sampai kita terlepas dari rencana Allah. Jangan sampai sidang jemaat ada di luar kerajaan Allah. Lihat di mana posisimu secara rohani di dalam pola Tabernakel. Kalau baru percaya berarti baru sampai di pintu gerbang. Kalau sudah di mezbah korban bakaran berarti sudah bertobat, kalau memberi diri dibaptis berarti sampai di bejana pembasuhan. Kemudian kita mohon urapan Roh Kudus (pintu kemah) agar kita diberikan kekuatan untuk menikmati ibadah Pendalaman Alkitab dan perjamuan kudus (meja roti pertunjukkan), persekutuan dengan Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya (pelita emas), persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasihNya (mezbah dupa emas).

Biarlah kita tekun dalam persekutuan dengan Firman, Roh dan kasih Tuhan. Yohanes tekun menanti walaupun dia dibuang di pulau Patmos. Tetapi saat berada di pulau Patmos, yang dia nantikan itu hadir. Saat Yesus hadir, dia diangkat oleh Tuhan.
Wahyu 1:10
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,

Betul-betul Yohanes menantikan Tuhan dan saat itu Tuhan hadir. Pada kedatanganNya pada kali yang kedua hadirat Tuhan akan lebih lagi kita rasakan. Saat beribadah, kita memuji Tuhan, kita mendengarkan Firman dan menyembah Tuhan, biarlah kita merasakan jamahan Tuhan. Coba kalau saudara rindu merasakan hadirat Tuhan coba rekam bagaimana penderitaan Yesus. Lihat mahkota duri di kepalaNya, lihat tanganNya yang telentang dipaku, lihat kakiNya, lihat lambungNya, semua itu karena saudara, pasti saudara akan merasakan pengaruhnya. Bukan hanya kita menghayalkan nanti bertemu dengan Tuhan tetapi mulai dari sekarang. Kalau sekarang kita nikmati maka akan lebih lagi kita rasakan pada kedatanganNya pada kali yang kedua.

Posisikan dirimu manja di kaki Tuhan, posisikan dirimu manja di dadanya Tuhan maka pasti Tuhan percayakan hadirat Tuhan di dalam nikahmu, di dalam ibadah pelayanamu dan juga di dalam pekerjaanmu.

Yohanes ada di pulau Patmos karena Firman Tuhan dan karena kesaksian Tuhan Yesus. Kondisikanlah hidupmu sungguh-sungguh dalam keadaan seperti ini.

Yesaya 51:1
51:1 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali.

Tuhan Yesus adalah batu karang yang teguh. Lihat bagaimana Dia sudah dipahat di bukit Golgota, bagaimana tangan dan kakiNya dipaku dan sekujur tubuhNya dicambuk seperti batu yang dipahat untuk kita mendapatkan kesempatan hidup dalam karunia Tuhan.

Yesaya 51:7
51:7 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka.

Bertahanlah menanti Tuhan, kesusahaanmu Tuhan yang catat.
Mazmur 56:9
56:9 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?

Sengsara saudara Tuhan hitung-hitung. Kesusahan saudara Tuhan hitung. Derita yang saudara alami karena Firman itu Tuhan daftar. Untuk apa Tuhan daftar? Sebab mau Tuhan ganjar dengan berkat yang luar biasa, akan dia ganti dengan sukacita yang besar. Jadi lebih banyak didaftar lebih bagus.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar