20160901

Kebaktian Umum di Palu, Kamis 1 September 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


I Samuel 9:1-8
9:1 Berkatalah Daud: "Masih adakah orang yang tinggal dari keluarga Saul? Maka aku akan menunjukkan kasihku kepadanya oleh karena Yonatan."
9:2 Adapun keluarga Saul mempunyai seorang hamba, yang bernama Ziba. Ia dipanggil menghadap Daud, lalu raja bertanya kepadanya: "Engkaukah Ziba?" Jawabnya: "Hamba tuanku."
9:3 Kemudian berkatalah raja: "Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul? Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah." Lalu berkatalah Ziba kepada raja: "Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya."
9:4 Tanya raja kepadanya: "Di manakah ia?" Jawab Ziba kepada raja: "Dia ada di rumah Makhir bin Amiel, di Lodebar."
9:5 Sesudah itu raja Daud menyuruh mengambil dia dari rumah Makhir bin Amiel, dari Lodebar.
9:6 Dan Mefiboset bin Yonatan bin Saul masuk menghadap Daud, ia sujud dan menyembah. Kata Daud: "Mefiboset!" Jawabnya: "Inilah hamba tuanku."
9:7 Kemudian berkatalah Daud kepadanya: "Janganlah takut, sebab aku pasti akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan, ayahmu; aku akan mengembalikan kepadamu segala ladang Saul, nenekmu, dan engkau akan tetap makan sehidangan dengan aku."
9:8 Lalu sujudlah Mefiboset dan berkata: "Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?"

Ini adalah karakter yang diperlihatkan oleh Tuhan yang ada pada Daud. Daud adalah pribadi yang merasa selama Saul masih hidup, hidupnya tidak merasa aman. Dia selalu sesak oleh karena kebencian Saul terhadapnya. Sekalipun tidak ada alasan Daud dibenci oleh Saul.

Ketika Daud telah menduduki takhta kerajaan dan Saul telah tiada dan Yonatanpun tiada, kita lihat di sini hati yang tulus, hati yang mulia, hati yang indah yang ada pada Daud. Biasanya kalau raja sudah menduduki takhta kerajaan maka semua musuhnya akan dia binasakan. Apalagi sebelum dia menjadi raja, dia mengalami himpitan.

Sekarang adalah kesempatan bagi Daud untuk membalas perbuatan jahat dari Saul, tetapi tidak terbit niat seperti itu. Malah sikapnya berbalik. Dia berkata “masih adakah yang tinggal dari keturunan Saul, aku akan menunjukkan kasihku kepadanya”. Seharusnya secara manusia dia mengatakan “kalau ada dari keturunan Saul, aku akan melibas dia”.

Tetapi Daud mengatakan “aku akan menunjukkan kasihku” itu dia ucapkan sampai dua kali. Tetapi intinya ada pada ayat 3, yaitu dia mau menunjukkan kasih dari Allah. Sehebat apapun kita, kita tidak bisa memproyeksikan kasih kalau bukan kasih itu datang dari Tuhan.

Kalau di dunia sekarang ini, bukannya menunjukkan kasih kepada musuh tetapi kalau bisa kita lumatkan kehidupan orang itu, lumatkan keluarganya, lumatkan anak cucunya. Inilah yang juga kita alami, ada niat dari orang-orang seperti itu. Seperti menunggu kapan dia hancur, kapan dia binasa. Ini bukan karakter Kristus.

Bagaimana sikap kita terhadap orang yang berlaku sadis kepada kita. Mari kita ambil keteladanan dari Daud ini. Dalam perjanjian baru, setiap kali disebut Yesus hampir selalu disertai “Yesus anak Daud”. Berarti ada karakter Allah dalam diri Daud. Kalau kita mengaku orang Kristen, orang percaya apalagi pelayan Tuhan yang mengaku Yesus adalah Tuhan kita, mengapa kita tidak melihat keteladanan Daud/ Kristus.

Ingat kekuasaan ada pada Yesus dan Dia akan membalas. Dia membalas terhadap orang yang melaksanakan dan merealisasikan kasih Tuhan dengan kebajikan secara positif tetapi awas ada murka Tuhan yang akan menyala bagi musuhNya. Kita akan mengambil yang positif yang ada pada Daud. Jangan seperti lagak orang yang kelihatan rohani tetapi ada roh kebencian di dalamnya.

Daud mendengar ada yang namanya Mefiboset. Arti Mefiboset adalah malu yang membawa pada kebinasaan. Dia sebenarnya mengarah pada kebinasaan. Tetapi oleh uluran kasih Tuhan lewat Daud, dia ditarik dari kebinasaan dan dibawa ke istana Daud serta makan sehidangan dengan Daud.

Roma 6:21
6:21 Dan buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.

Begitu kita berpikir yang tidak berkenan kepada Tuhan harus segera kita berubah dan berserah kepada Tuhan agar ditarik dari ancaman kebinasaan.

Dia ada di rumah Makir. Makir artinya terjual. Tetapi hati Daud yang ada Tuhan di dalamnya bukan berkata “biarkan dia binasa” tetapi “bawa dia kemari”. Itulah mulianya hati Daud. Saya percaya hati Yesus lebih mulia dari hati Daud.

Katakanlah kita sudah terjual. Memang sakit kita diperjualbelikan oleh dosa, tetapi masih ada mata yang melihat kita dan ada hati yang mengingat kita itulah Yesus Putera Daud. Biarlah kita pegang dan ini mengkuatkan kita. 

Disebut dia tinggal di Lodebar. Lodebar artinya tidak ada roti, tidak ada rumput. Orang-orang seperti itu yang dicari oleh raja Daud, dicari oleh Yesus. Kecuali kalau kita mengatakan “saya ada roti, saya ada rumput yang limpah” berarti merasa ada Firman kehidupan maka bukan itu yang Tuhan cari. Tetapi kalau kita mengatakan “saya butuh roti, butuh rumput yang hijau, butuh Firman kehidupan”. Maka orang itu dicari oleh raja Daud, dicari oleh Yesus.

Kita harus memiliki suatu pandangan yang lebih jeli melihat keadaan dunia akhir zaman. Disebut dia tinggal di rumah Makhir. Makhir ini mempunyai papa bernama Amiel yang artinya umat Tuhan. Syukur masih ada sedikit Mefiboset dipolesi, dia adalah umat Allah, itu sebabnya Tuhan cari.

Jangan tinggal di tempat yang tidak ada roti, tidak ada kehidupan di dalamnya. Itu sebabnya Yesus berkata “Akulah roti yang hidup”.

Kalau terperosok dalam lumpur, makin bergerak kita akan semakin dalam tenggelam. Tetapi kalau pandangan kita ke atas maka tangan Tuhan terulur untuk menolong kita.

Daud bisa melakukan ini karena kasih Allah ada pada dia. Mefiboset ini adalah cucu dari Saul, anak dari Yonatan. Inilah yang Daud sebut-sebut “aku akan menunjukkan kasihku kepadamu oleh karena Yonatan”.

Ketika mendengar Saul dan Yonatan mati di bukit Gilboa, maka Daud mengarang suatu ratapan. Ratapan itu bukan untuk mengutuk Saul, malah dia memuji-muji Saul.
II Samuel 1:23
1:23 Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.

Padahal kalau melihat sejarah Daud dengan Saul ini, Saul tidak ramah kepada Daud bahkan berniat membunuh Daud. Tetapi ketika Daud mengatakan mereka adalah orang-orang yang dicintai dan yang ramah itu karena kasih Allah ada padanya. Ini berbeda dengan hati Saul. Hati Saul hanya berniat untuk membunuh Daud.

II Samuel 1:24
1:24 Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.

Ini bukan bahasa omong kosongnya Daud tetapi ini satu pujian kepada orang yang membenci dia.

II Samuel 1:25-26
1:25 Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
1:26 Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.

Jadi kenapa Mefiboset dipelihara? Karena cinta Yonatan yang melekat kepada Daud. Dalam I Samuel 18 kita bisa membaca hati Yonatan melekat kepada Daud sampai rela senjata perangnya dia serahkan kepada Daud. Ketika mereka bertangis-tangisan, Yonatan ini tahu persis bahwa suatu saat Daud pasti menjadi raja sehingga dia berkata “bila engkau menjadi raja, biarlah aku menjadi orang kedua. Dan bila aku sudah tidak ada, anak-anaku jangan engkau biarkan”. Ini warna hidup dari Yonatan yang mencintai Daud lebih dari kasih perempuan. Ini menunjukkan bahwa Daud dan Yonatan ini diikat oleh kasih Mempelai.

Satu saat pada perayaan bulan baru, menurut tradisi orang Israel, keluarga mereka harus makan bersama. Pada waktu itu Saul duduk di kepala meja lalu Abner di sebelah kanannya, Yonantan di sebelah kepala meja yang lain dan di sebelah kiri Saul adalah kursi Daud. Pada hari pertama dia melihat kursi Daud itu kosong dan dia tidak bertanya. Pada hari kedua Saul tetap melihat kursi Daud kosong, maka Saul bertanya kepada Yonatan di mana Daud?. Yonatan menjawab bahwa Daud pergi ke Betlehem untuk mempersembahkan korban, padahal Daud bersembunyi. Saat itu Saul marah karena Daud tidak ada lalu mengambil lembing dan melemparkannya kepada Yonatan dengan seruan “anak sundal yang kurang ajar!”. Inilah orang yang dikatakan orang percaya tetapi tidak punya karakter Ilahi.

Yonatan menghindar sehingga tidak kena lembing, lalu Yonatan pergi ke padang untuk memanah. Setelah memanah dia berseru kepada bujangnya “lebih jauh ke sana” padahal itu sandi supaya Daud lari menjauh dari Saul karena Saul berniat yang tidak baik kepadanya. Saul adalah gambaran orang Kristen yang tidak memiliki kasih. Kalau kita diniati seperti itu, jangan takut sebab ada Tuhan membela kita.

Memang hidup Daud tidak nyaman tetapi satu saat kemuliaan Allah menjadi bagiannya karena dalam dirinya ada kasih Allah. Pertama dia mengatakan kasihku, kemudian kasih Allah lalu yang ketiga dia kunci dengan kasihku. Berarti kasih Allah menjadi inti untuk mewarnai kasih Daud dan ini harus ada pada kita. Jangan seperti Saul yang mengatakan anaknya “anak sundal yang kurang ajar”.
I Samuel 18:27-30
20:27 Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: "Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?"
20:28 Jawab Yonatan kepada Saul: "Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem,
20:29 katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja."
20:30 Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: "Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?

Kita lihat provokasi dari Saul terhadap Yonatan yang memiliki kasih Mempelai. Akhirnya Yonatan meninggalkan kusrsinya. Kalau melihat ratapan Daud terhadap Yonatan diceritakan bahwa kasih Yonatan kepada Daud lebih dari kasih perempuan”. Pada hari pertama kursi Daud yang kosong, hari kedua kursi Daud dan Yonatan yang kosong. Berarti sudah dua kursi yang kosong, itu menunjuk kursi mempelai. Artinya di dalam gereja Tuhan kalau ada kebencian maka jangan harap ada roh Mempelai di situ/ Tuhan Yesus tidak ada di situ.

Kita merindu supaya kehidupan kita seperti Daud. Sepahit getirnya kehidupan Daud tetapi karena ada roh Mempelai maka dia mencari musuhnya untuk diberi makan.

Biarlah kita menjadi umat Tuhan yang benar-benar memiliki roh Mempelai.
Roma 12:17-20
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.

Tetapi yang dilakukan di dalam gereja adalah kebalikan dari ayat ini. Apalagi kalau merasa orang itu merugikan dirinya, maka dia akan mencari daya untuk menjerat orang itu. Kalau bersikap seperti itu berarti tidak memiliki roh Mempelai.

Kita masih diberi kesempatan mendengarkan suara Yesus Mempelai Laki-laki Sorga karena Dia rindu kita duduk di kursi pelaminan bersama dengan Dia dalam pengertian rohani. Gereja Tuhan diibaratkan bertunangan dengan Yesus. Kalau bertunangan maka ada waktunya untuk menikah.
Wahyu 19:6
19:6 Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.

Hanya gereja Tuhan yaitu anak Tuhan, hanya hamba Tuhan yang memiliki roh Mempelai yang berhak menduduki kursi itu dan ada dalam pesta nikah Anak Domba Allah. Kalau tidak berada di sana maka pasti tertinggal di luar dan dia menjadi bagian dari antikristus. Sekarang ini kita sudah mulai merasa kerja antikristus, mulai terasa upaya dunia untuk membuat mulus datangnya antikristus, waspadalah!
Olehnya itu miliki roh Mempelai seperti Daud dan Yonatan. Meja yang ada kebencian, di situ tidak akan ada roh Mempelai. Tetapi meja Tuhan ada ukurannya, di situ ada roh Mempelai. Di atas meja Tuhan ada dua tumpukan roti di atas satu meja, itu berarti dua menjadi satu. Tiap ketul roti terbuat dari dua gomer tepung, berarti dua menjadi satu. Jangan kita berada pada mejanya Saul. Orang yang ada di meja Saul, bercirikan meja kebencian, dia hanya akan menjadi mangsa antikristus.




Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar