20160903

Kebaktian Doa, Sabtu 3 September 2016 Pdt. Bernard Legontu

Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yohanes pasal 1 ini terbagi tiga bagian:
Ayat 1-18      : Kesaksian Rasul Yohanes
Ayat 19-37    : Kesaksian Nabi Yohanes
Ayat 38-51    : Kesaksian Tuhan Yesus

Yohanes 1:19-23
1:19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias."
1:21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!"
1:22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"
1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Di sini kita melihat imam-imam dan orang Lewi diutus oleh satu kekuatan ibadah lama dari Yerusalem untuk menemui Yohanes Pembaptis. Sebetulnya imam-imam dan orang Lewi ini menjalankan peran sebagai utusan tetapi bukan lagi utusan Sorga melainkan utusan dari salah satu organisasi besar pada waktu itu. Organisasi ini berpusat di Yerusalem dan mereka inilah yang mengutus imam-imam dan orang Lewi.

Bila kita melihat utusan orang Lewi ini sudah salah arah. Sudah salah dalam menempatkan diri mereka. Mereka bukan lagi alat Sorga atau utusan Sorga, tetapi berubah menjadi utusan yang lain, dapat dikatakan utusan organiasi. Organisasi agama pada waktu itu diorganisir oleh imam besar, imam-imam kepala dan imam-imam yang berpusat di Yerusalem, yang mana mereka menjalankan ibadah tua.

Itu sebabnya kami harus melihat dengan jeli, jangan sampai kami hamba Tuhan bukan menjadi utusan Sorga dan hanya sebagai utusan organisasi. Jangan sampai sidang jemaat ditangani bukan oleh utusan Sorga tetapi utusan organisasi. Kalau bukan utusan sorga maka baik pelayan maupun yang dilayani tidak akan mencapai sasaran. Baik yang mengaku utusan, baik yang menerima utusan, kedua-duanya bakal berada di luar pembentukan Tubuh Kristus.
Di sini kita melihat suatu pelajaran yang sangat-sangat mulia untuk kita bersama mulai dari hamba-hamba Tuhan. Kami hamba-hamba Tuhan harus yakin benar dan harus ada ciri khusus bahwa hidup itu diutus oleh Tuhan. Salah satu bahwa orang itu diutus oleh Tuhan adalah dia ada penyataan Allah. Artinya Tuhan selalu menyatakan diri kepadanya. Itu adalah salah satu ciri yang tidak bisa dipungkiri lagi.  

Kalau tidak ada penyataan Allah, besar kemungkinan dia hanya mengutus dirinya sendiri atau diutus oleh organisasi. Orang yang hanya diutus oleh organisasi, akan menjadikan organisasi itu sebagai tuhannya, bisa menjadi nomor 1, Tuhan dinomor duakan. Jadi Tuhan tidak 100% lagi mewarnai pelayanannya.

Kita ini berorganisasi, ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, supaya jangan pemerintah menganggap sebagai organisasi liar. Tetapi jangan sampai organisasi dijadikan kendaraan yang mengikat kita sehingga tidak penuh lagi dengan Tuhan. Ini jangan kita anggap sepeleh atau biasa sebab ini bisa mendatangkan kecelakaan rohani, bencana rohani.

Kalau kita berhadapan dengan utusan yang hanya diutus oleh organisasi, tidak usah kita takut dengan perkataannya dan gertakannya. Tetapi awas kalau dia adalah utusan Sorga yang memiliki tanda ada penyataan Tuhan dalam dirinya yang merupakan salah satu syarat dia adalah utusan Tuhan. Jangan sampai kita salah menerima.

Sorga melalui rasul Paulus mengatakan bahwa hamba Tuhan harus memiliki penyataan Allah.
II Timotius 4:1
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

Galatia 1:12; 2:2
1:12 Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
2:2 Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi -- dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang --, supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.

I Korintus 14:6
14:6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?

II Korintus 12:7
12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Ibrani 2:4
2:4 Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.

Ini semua adalah aturan atau ketetapan Sorga yang harus ada dalam diri hamba Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan harus lebih dahulu mengoreksi diri, apakah memiliki penyataan Sorga atau tidak.

Untuk apa berdebat bahwa jemaat itu adalah milik salah satu organisasi. Kita ini datang beribadah harus yakin bahwa kita adalah Tuhan punya dan yang berhak atas kita adalah Tuhan sebagai pemilik kita. Sayapun harus punya keyakinan bahwa saya hadir di sini karena saya diutus oleh Tuhan dan juga harus ada tanda yaitu adanya penyataan-penyataan dari Tuhan. Sudah banyak sekali penyataan-penyataan yang Tuhan berikan kepadaku, sehingga kami tidak salah melangkah.

Kami berada dalam satu wadah organisasi tetapi yang mengutus kami adalah Sorga. Kalau kami sadar bahwa kami diutus oleh Sorga maka pantaslah kami menyandang jabatan imam sebagai seorang Lewi. Sebagai imam berarti ada tahbisan dan sebagai Lewi berarti tidak punya pemikiran untuk mencari nafkah dengan cara kerja sambilan. Benar-benar 100% bekerja untuk Tuhan. Mati atau lapar itu tanggung jawabnya Tuhan karena kita diutus oleh Tuhan.

Yang kita baca dalam Yohanes pasal 1, imam dan Lewi ini diutus oleh organisasi. Kalau hanya diutus oleh organisasi maka ketika buntu suplai dari pusat maka dia akan bingung dan berupaya untuk mencari tambahan dengan bekerja sambilan. Ini bukti bukan utusan Sorga tetapi utusan organisasi. Kalau pelayan Tuhan seperti itu maka yang menjadi korban adalah sidang jemaat.

Saudara harus yakin bahwa saudara adalah punyanya Tuhan. Kalau saudara adalah punyanya Tuhan maka Tuhan tidak akan keliru menempatkan saudara untuk digembalakn oleh gambala yang juga adalah utusan Tuhan, bukan utusan organisasi. Kalau dia yakini bahwa dia adalah utusan Sorga maka dia tidak akan peduli dengan apa yang mau dia makan dan dia pakai karena itu adalah urusannya Tuhan. Ini yang harus ada pada kami hamba Tuhan dan juga harus ada pada sidang jemaat.

Salah satu ciri utusan Sorga adalah dia memiliki penyataan Tuhan. Penyataan ini menunjukkan keakraban Tuhan dengan hamba Tuhan. Dalam Gereja Tuhan di akhir zaman ini banyak yang mengaku utusan Tuhan tetapi dia mempunyai kebun dan sebagainya. Itu bukan lagi imam dari suku Lewi.

Yohanes 1:19,23
1:19 Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."

Ternyata pelayanan Yohanes Pembaptis yang menyebut dirinya sebagai suara yang berseru-seru, telah menggoncang penduduk Yerusalem, berarti menggoncangkan ibadah tua karena membawa suasana yang beda dengan yang telah dijalani selama ini. Itu sebabnya mereka diutus untuk mencari tahu siapa sebenarnya Yohanes Pembaptis.

Sekali lagi dikatakan, yang mengutus adalah kekuatan organisasi yang ada di Yerusalem. Jadi sekalipun mengatakan dirinya imam atau orang Lewi tetapi yang mengutus bukan Tuhan melainkan wadah manusia. Terserah saudara, mau jatuh di tangan utusan Sorga atau tidak. Itu terpergantung oleh setiap pribadi. Ini hak asasi setiap manusia.

Dari sejak awal Tuhan dengungkan. Tuhan tidak pernah mengganggu gugat hak manusia. Contoh, kalau bukan hak asasi manusia, maka Tuhan akan menarik tangan Hawa ketika mau menjamah buah itu. Tergantung setiap insan, kalau dia mau salah pilih itu salahnya sendiri.

Ada salah satu poin yang indah dalam Yohanes 1:22, ada sisi baiknya. Walaupun arah mereka salah tetapi ada yang bisa kita teladani. Mereka bertanggung jawab terhadap yang mengutus mereka.
Yohanes 1:22
1:22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?"

Memang imam atau orang Lewi harus bertanggung jawab kepada yang mengutusnya yaitu Sorga yang mengutus mereka. Tetapi di sini mereka bertanggung jawab kepada pusat organisasi yang mengutus. Ada hal yang elok di sini tetapi pertanggungjawaban mereka hanya sampai pada jajaran organisasi. Mereka tidak lagi merasa bahwa tanggung jawab mereka kepada Tuhan. Kalau mereka adalah imam yang dipilih oleh Sorga maka tanggung jawabnya harus kepada Tuhan di Sorga bukan kepada manusia.

Itu sebabnya mengapa imam-imam Lewi tidak takut menyeleweng karena dia tidak melihat Tuhan, dia tidak melihat Tuhan, yang dia lihat manusia sehingga berpikir “jangan sampai aku dipecat, jangan sampai belangaku dibalik, jangan sampai piringku diambil”. Itu terjadi karena dia tidak melihat Sorga.

Petrus sebagai utusan Sorga, memuji orang yang percaya sekalipun tidak melihat.
I Petrus 1:7
1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Bagaimana iman bisa murni? Iman bisa murni karena ada Firman pengajaran yang sehat (murni). Karena Firman pengajaran yang sehat dan murni ini yang akan mengkatrol supaya iman kita murni. Tetapi harus ada prakteknya yaitu kita masuk dalam peleburan, artinya kita harus diuji.

Untuk kedua kali, kembali Tuhan Yesus akan menyatakan Pribadi yang tidak kelihatan itu lewat diriNya dalam kemuliaanNya.

I Petrus 1:8
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

Iman yang murni adalah kita bisa mengasihi. Jangan katakan iman yang murni itu yang bisa membuat mulut singa terkatub, mata yang buta melihat atau mujizat-mujizat lahiriah lainnya. Iman yang murni adalah sekalipun kita tidak melihat tetapi kita bisa mengasihi Yang tidak kita lihat.

Jangan kita kepincut hanya melihat pelayan Tuhan yang berdoa lalu terjadi mujizat jasmani. Itu tidak salah, tetapi itu bukan standar iman yang murni sebab setan juga bisa melakukan hal-hal seperti itu. Jangan kita percaya karena melihat mujizat. Kita harus mengasihi sekalipun tidak melihat, itu adalah iman yang murni bahkan lebih dari iman. Sebab ada iman, pengharapan dan kasih, yang terbesar adalah kasih. Ini yang harus kita miliki.
I Korintus 13:13
13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Kasih ini harus ada prakteknya. Karena Tuhan mengatakan mengasihi isi dunia maka Dia mengirim buah hatiNya, itulah Tuhan Yesus yang ada di pangkuan Bapa. Ada dipangkuan Bapa berarti adalah buah hati Bapa.
Yohanes 1:18
1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Bila melihat dalam Tabernakel, iman itu ada di daerah halaman, pengharapan itu di daerah ruangan suci dan kasih itu ada di ruangan maha suci.

Kita harus punya keyakinan, walaupun kita tidak melihat, tetapi kita mengasihi Dia. Kami adalah imam dan orang Lewi. Bagaimana kami mau mengajak jemaat mengasihi Tuhan kalau kami sendiri tidak mengasihi Tuhan. Semoga standar rohani kita tidak hanya sampai pada iman atau  pada pengharapan dan kesucian, tetapi standar rohani kita harus sampai di ruangan maha suci yaitu mengasihi Tuhan dan prakteknya beribadah/melayani dalam 3 macam ibadah.

Buktikan bahwa kasih itu ada pada saudara karena itu lebih besar dari pada pengharapan dan lebih besar dari pada iman.
I Petrus 1:8
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

Bukti kita mengasihi Tuhan adalah kita bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. Buktikan bahwa saudara mengasihi Tuhan, saudara tidak melihat Tuhan tetapi mengasihiNya. Kasih di sini adalah kasih Mempelai. Saudara mengasihi Mempelai Laki-laki Sorga walaupun saudara belum melihat.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar