Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes 1:24-28
1:24 Dan di
antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka
bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau
bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
1:26 Yohanes
menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di
tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
1:27 yaitu Dia,
yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak
layak."
1:28 Hal itu
terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
Pemahaman
Yohanes Pembaptis akan pribadi Yesus sungguh-sungguh mengagumkan. Mengapa?
Sebab dia berkata “membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” atau untuk
menyentuh kaki Yesuspun dia tidak layak. Ini pertanda pemahaman Yohanes
Pembaptis terhadap pribadi Yesus, sangat mendalam. Dia perlihatkan suatu sikap
yang sepatutnya menjadi teladan utamanya bagi kami pelayan-pelayan Tuhan.
Tali
kasut ini hubungannya dengan kekayaan. Kalau berbicara kekayaan, bagi Yesus itu
hanyalah alas kakiNya.
Ketika
Abraham dalam meraih kemenangan menghadapi 4 raja, maka Alkitab menceritakan
kepada kita bahwa raja Sodom siap menyerahkan semua kekayaan yang telah
diperoleh oleh Abraham. Raja Sodom hanya meminta rakyatnya dikembalikan dan segala kekayaan itu semua akan diberikan kepada Abraham. Ketika bicara
kekayaan, Abraham mengatakan bahwa tali kasutpun tidak akan dia terima. Secara
logika itu memang sudah pantas Abraham miliki. Tetapi bukan
hal itu yang menjadi sasarannya sehingga dia tidak ingin menerima.
Kejadian 14:21,23
14:21 Berkatalah
raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan
ambillah untukmu harta benda itu."
14:23 Aku tidak
akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut
pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram
menjadi kaya.
Teladan
bapa orang percaya ini dalam pelayanannya, bukan motivasi kekayaan. Demikian
juga Yohanes Pembaptis yang adalah keturunan dari bapa orang yang beriman ini.
Dia juga melayani, bukan untuk tunduk mencari kekayaan yang sesungguhnya hanya
alas kakinya Tuhan. Yang dia ingin kerjakan dalam pelayanan adalah bagaimana
menyenangkan hati Tuhan Yesus. Persoalan tali kasut yang ada hubungannya dengan
harta, bukan itu tujuannya.
Ini
tantangan bagiku dan bagi saudara anak-anak Tuhan. Dalam kita melayani,
termasuk ketika masuk dalam peperangan rohani, apakah kita berupaya
menyenangkan Mempelai Laki-laki Sorga. Kalau kita mau membuat hatiNya
bersukacita maka apapun peperangan-peperangan dan tantangan-tantangan yang kita
alami dalam pelayanan, kita tidak akan memandang ke bawah tetapi tetap akan
memandang ke atas. Artinya kita tidak akan berhenti melayani Tuhan hanya karena
tidak ada sambal, tidak ada ikan teri atau tidak
ada garam dan vitsin atau kebutuhan lahiriah yang lain di rumah kita. Kalau
perkara-perkara jasmani menjadi tujuan kita berperang secara rohani, maka kita
salah arah. Mungkin perkara-perkara jasmani yang dikejar itu bisa kita peroleh
dalam pelayanan tetapi itu sama dengan membuka tali kasutnya Tuhan Yesus.
Yang
dibicarakan tentang Yohanes merasa tidak layak membuka tali kasut Tuhan Yesus
ini, yang ditekankan di sini bukan persoalan kerendahan hati. Yang pertama
disebutkan dalam Alkitab persoalan tali kasut ini ada dalam Kejadian pasal 14
yang dikaitkan persoalan harta. Persoalan harta ini yang seringkali bila tidak
terpenuhi membuat kita muring-muring. Kita beribadah dan melayani itu
sebenarnya kita berada dalam kancah peperangan mengalahkan daging kita.
Akhirnya bukannya meraih kemenangan tetapi kegagalan.
Sebenarnya
raja Sodom dan Gomora (jumlah 5
raja) sudah kalah. Mereka dikalahkan oleh 4
raja. Harta kekayaan mereka telah dirampas oleh 4 raja dan rakyat mereka semua ditawan.
Tetapi ketika Abraham mendengar bahwa keponakannya yaitu Lot juga ikut ditawan,
dia tidak tinggal diam.
Kalau
kita ini sebagai umat Tuhan merasa sepenanggungan dengan saudara seiman kita dan melihat sudah
ada yang ditawan secara rohani, seharusnya
bangkit rasa impati kita untuk merebut orang itu.
Dalam
peperangan Abraham, dia tidak hanya merebut Lot keponakannya, tetapi dia juga
merebut semua kekayaan orang Sodom dan Gomora beserta rakyat dari 5 raja ini.
Setelah merebut kemenangan inilah Abraham mendapatkan tawaran kekayaan yang
telah dia rebut dari tangan 4 raja itu. Sebetulnya tanpa ditawaripun Abraham
berhak mendapatkan itu sebab memang dia yang merebut kembali. Tetapi di sini
membuktikan bahwa bapa orang percaya bukan bertujuan perkara yang jasmani sebab
dia percaya kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi.
Mazmur 115:16
115:16 Langit
itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak
manusia.
Memang
Tuhan berniat memberikan kepada saudara, namun jangan itu menjadi tujuan
saudara. Tetapi yang Tuhan cari apakah di dalam peperangan rohani ini, kita
meraih kemenangan atau tidak. Bukti kita meraih kemenangan dalam peperangan
rohani adalah kita tidak mempunyai pandangan terhadap harta kekayaan duniawi.
Selembar
tali kasutpun tidak. Artinya bukan berarti kita tidak butuh, tetapi kita tidak
punya sasaran di sana. Sasaran kita berperang dalam peperangan rohani adalah
untuk menyenangkan Kekasih kita. Peperangan rohani ini adalah untuk menggumuli
daging kita.
Orang
dunia justru berusaha untuk merawat atau memupuk dagingnya. Daging itu bisa
dipupuk kalau keinginannya terpenuhi dengan memiliki ini dan itu. Tetapi kita
anak Tuhan berbeda, kita harus menyalibkan daging. Sehingga ketika kita
menghadapi meja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan selera kita yang
disajikan oleh isteri, kita tidak perlu muring-muring. Begitu juga ketika
kebutuhan isteri tidak terpenuhkan oleh pekerjaan suami, tidak perlu
muring-muring. Sebab kita semua dipanggil untuk menyalibkan daging.
Ini
cara Tuhan untuk meredam gejolak-gejolak daging. Siapapun kita, pendeta besar
sekalipun, dapat dikatakan tidak bisa lepas dari gejolak-gejolak daging. Di
sinilah wilayah atau medan perang kita, mau mengalahkan daging kita, mau
mengalahkan prestise dan harga diri kita. Berbeda dengan orang dunia, mereka
tidak mau dipermalukan. Itu warna orang dunia, kalau itu masih ada dalam dirku
berarti saya tidak beda dengan orang dunia. Kalau kita bisa menang mengalahkan
gejolak daging maka saudara benar adalah keturunan Abraham.
Pembicaraan
tali kasut ini dikaitkan dengan persoalan pembaptisan. Berarti pembaptisan atau
lahir baru, disitulah awal kita perang melawan daging. Jika anda masuk di
wilayah lahir baru, di situlah awalnya saudara memerangi daging. Bagaimana
mengatakan lahir baru tetapi tabiat dagingnya tidak berubah padahal telah
dibaptis.
Baptisan
air itulah batasan di mana gejolak daging sebelum dibaptis dan sesudah dibaptis
itu adalah awal kita masuk dalam wilayah perang melawan daging. Namun yang nampak
dalam kehidupan hamba Tuhan dan anak Tuhan, sudah dibaptis tetapi warna
hidupnya sama saja sebelum dibaptis. Itu berarti kelahiran barunya hanya slogan,
hanya sekedar ucapan. Begitu kita masuk dalam wilayah kelahiran baru maka kita
harus mengambil sikap mulai sekarang mau memerangi daging kita. Yang rohani
kita pelan dan pasti makin meningkat dan yang daging itu pelan dan pasti
hilang.
Hal
ini tidak terjadi secara instan. Ada yang bergerak secara cepat, ada yang
lamban. Yang Tuhan inginkan apakah kita rindu garis finis, bertemu dengan Yesus
Mempelai Laki Sorga. Sebenarnya apa yang kita miliki dan nikmati secara
lahiriah ini, semua ada di bawah telapak kakinya Tuhan Yesus. Satu saat kita bukan
hanya menyenangkan hatinya Tuhan Yesus tetapi sebagai mana Dia telah merebut hati
kita, kita juga bisa senangkan
hati Tuhan Yesus dan kita menjadi belahan jiwaNya.
Persoalan
tali kasut tadi ada di wilayah pembaptisan air. Coba kita perhatikan persoalan
lahir baru.
II Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa
yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah
berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Ciptaan
baru ini setelah masuk baptisan air.
Apakah ini sudah menjadi fakta dalam kehidupan kita. Sebab ibadah pelayanan itu
sama dengan kita masuk dalam medan perang, yang kita perangi adalah daging,
dunia dan iblis.
Dalam
peperangan kita melihat ada tiga perkara yang terjadi:
1.
Yang tewas dikalahkan iblis, dunia dan
daging, jangan sampai kita ditewaskan oleh iblis, dunia dan daging. Kan sayang
kalau kita beribadah dan melayani tetapi dihadapan Tuhan kita sudah tewas.
Musuh yang paling besar adalah daging kita sendiri. Sebab dari daging itulah
iblis menyentuh kita dan dunia menggoda daging kita.
Ada yang bertanya kepada Martin
Luther “apa beda orang Kristen dan orang bukan Kristen”. Lalu dijawab “orang
Kristen dan orang bukan Kristen sama-sama orang berdosa, tetapi orang Kristen
adalah orang yang angkat perang melawan dosa”.
Untuk mengalahkan daging, dunia
dan iblis kita tidak punya kekuatan sedikitpun. Kecuali dalam ibadah pelayanan,
di situlah kita mendapatkan kekuatan lewat persekutuan dengan Firman pengajaran
yang sehat, Roh dan Kasih Tuhan. Itu sebabnya kita harus masuk dalam ruangan
suci. Dalam ruangan suci ada tiga macam alat:
1)
Meja roti sajian menunjuk persekutuan
kita dengan Firman pengajaran
2)
Pelita emas yang menunjuk persekutuan
kita dengan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya.
3)
Mezbah dupa emas menunjuk persekutuan kita dengan Bapa di
dalam Kasih.
Di sinlah kita mendapat kekuatan.
Kalau saya tidak menggalakkan ketiga hal ini maka mudah sekali tewas.
2.
Ditawan oleh musuh
Kalau dalam pengajaran, orang
yang ditawan itu terlihat di mana pola ibadah yaitu Tabernakel beserta dengan
penampilan Mempelai Laki-laki Sorga dan Mempelai Wanita Tuhan yang menghiasi belakang
mimbar itu sudah mereka hilangkan, mereka sudah ditawan oleh ajaran lain. Itu
sebabnya tiga macam ibadah ini harus menjadi rana ibadah kita. Kalau mau kita
menang maka kita harus bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam
persekutuan, dalam pemecahan roti dan berdoa.
Kisah
Para Rasul 2:42
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan
berdoa.
Itu terjadi pada gereja hujan
awal. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa kemuliaan gereja hujan akhir akan
lebih mulia dari gereja hujan awal.
3.
Membelot
Berarti dia keluar dari
kesatuannya dan malah berbalik melawan. Pembelot inilah yang sangat menyusahkan
hamba-hamba Tuhan termasuk yang di dalam Alkitab yaitu Yeremia. Pembelot ini yang menjadi
paling kejam. Orang yang membelot dalam pengajaran ini yang paling kejam, dia
akan menghina-hina pengajaran padahal awalnya dia yang mengagungkan. Orang yang
mau datang pada pengajaran justru dia halangi.
Semoga kita tidak ada yang menjadi
pembelot. Pegang teguh pengajaran Kabar Mempelai. Jangan hanya menjadi slogan,
harus ada warna Kabar Mempelai. Orang yang tidak kenal pengajaran lalu masuk
dalam pengajaran maka dia bukannya menjadi kejam tetapi justru menjadi manis.
Dalam
kelahiran baru, di situlah awal kita terlibat dalam perang. Rasul Paulus
mengatakan “aku melatih diriku agar jangan sampai aku memberitakan injil dan
orang lain selamat tetapi akhirnya aku ditolak”. Ini yang sangat dia takuti.
I Korintus 9:27
9:27 Tetapi aku
melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil
kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Kekuatiran
rasul Paulus inilah yang dia sampaikan kepada umat Tuhan:
II Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku
takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati
kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.
Berarti
Paulus paham dalam ibadah dan pelayanannya= masuk dalam wilayah pergumulan.
Pergumulannya di sini adalah melawan daging.
Galatia 5:24-25
5:24 Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
Bagaimana
praktek kita dipimpin oleh Roh Kudus? Apakah hanya sebatas kita bangun subuh
lalu berdoa dan berbahasa roh lalu merasa sepanjang hari kita dipimpin oleh Roh
Kudus?
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu
jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang
diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Gembala
itu diangkat oleh Roh Kudus. Kalau mengatakan dipimpin oleh Roh tetapi tidak
menghargai penggembalaan maka itu hanya kebohongan. Jadi dipimpin oleh Roh
Kudus adalah membawa diri digembalakan. Tentu kita harus waspada dengan
penggembalaan di hari-hari terakhir ini. Kalau gembala itu mengerti soal Firman
maka dia pasti akan mengerti soal adat istiadat dan dia akan mengerti hal itu tidak berkenan kepada Tuhan.
Kita
dibekali oleh Tuhan supaya kita menekuni hal-hal tadi supaya satu saat Tuhan
berkata kepada kita “engkau belahan jiwaKu”. Sekarang kita ditonton oleh dunia,
satu saat kita akan menonton orang-orang yang menghina pengajaran itu masuk
dalam kesusahan yang berat.
Jangan
terbalik, sekarang kita menonton lalu satu saat malah kita yang ditonton.
I Korintus 4:9
4:9 Sebab, menurut
pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling
rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami
telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
Mazmur 91:8
91:8 Engkau hanya
menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang
fasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar