20161224

Kebaktian Doa, Sabtu 24 Desember 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yohanes 1:24-28
1:24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.
1:25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
1:26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,
1:27 yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak."
1:28 Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.

Pemahaman Yohanes Pembaptis akan pribadi Yesus sungguh-sungguh mengagumkan. Mengapa? Sebab dia berkata “membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” atau untuk menyentuh kaki Yesuspun dia tidak layak. Ini pertanda pemahaman Yohanes Pembaptis terhadap pribadi Yesus, sangat mendalam. Dia perlihatkan suatu sikap yang sepatutnya menjadi teladan utamanya bagi kami pelayan-pelayan Tuhan.

Tali kasut ini hubungannya dengan kekayaan. Kalau berbicara kekayaan, bagi Yesus itu hanyalah alas kakiNya.

Ketika Abraham dalam meraih kemenangan menghadapi 4 raja, maka Alkitab menceritakan kepada kita bahwa raja Sodom siap menyerahkan semua kekayaan yang telah diperoleh oleh Abraham. Raja Sodom hanya meminta rakyatnya dikembalikan dan segala kekayaan itu semua akan diberikan kepada Abraham. Ketika bicara kekayaan, Abraham mengatakan bahwa tali kasutpun tidak akan dia terima. Secara logika itu memang sudah pantas Abraham miliki. Tetapi bukan hal itu yang menjadi sasarannya sehingga dia tidak ingin menerima.

Kejadian 14:21,23
14:21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu."
14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.

Teladan bapa orang percaya ini dalam pelayanannya, bukan motivasi kekayaan. Demikian juga Yohanes Pembaptis yang adalah keturunan dari bapa orang yang beriman ini. Dia juga melayani, bukan untuk tunduk mencari kekayaan yang sesungguhnya hanya alas kakinya Tuhan. Yang dia ingin kerjakan dalam pelayanan adalah bagaimana menyenangkan hati Tuhan Yesus. Persoalan tali kasut yang ada hubungannya dengan harta, bukan itu tujuannya.

Ini tantangan bagiku dan bagi saudara anak-anak Tuhan. Dalam kita melayani, termasuk ketika masuk dalam peperangan rohani, apakah kita berupaya menyenangkan Mempelai Laki-laki Sorga. Kalau kita mau membuat hatiNya bersukacita maka apapun peperangan-peperangan dan tantangan-tantangan yang kita alami dalam pelayanan, kita tidak akan memandang ke bawah tetapi tetap akan memandang ke atas. Artinya kita tidak akan berhenti melayani Tuhan hanya karena tidak ada sambal, tidak ada ikan teri atau tidak ada garam dan vitsin atau kebutuhan lahiriah yang lain di rumah kita. Kalau perkara-perkara jasmani menjadi tujuan kita berperang secara rohani, maka kita salah arah. Mungkin perkara-perkara jasmani yang dikejar itu bisa kita peroleh dalam pelayanan tetapi itu sama dengan membuka tali kasutnya Tuhan Yesus.

Yang dibicarakan tentang Yohanes merasa tidak layak membuka tali kasut Tuhan Yesus ini, yang ditekankan di sini bukan persoalan kerendahan hati. Yang pertama disebutkan dalam Alkitab persoalan tali kasut ini ada dalam Kejadian pasal 14 yang dikaitkan persoalan harta. Persoalan harta ini yang seringkali bila tidak terpenuhi membuat kita muring-muring. Kita beribadah dan melayani itu sebenarnya kita berada dalam kancah peperangan mengalahkan daging kita. Akhirnya bukannya meraih kemenangan tetapi kegagalan.

Sebenarnya raja Sodom dan Gomora (jumlah 5 raja) sudah kalah. Mereka dikalahkan oleh 4 raja. Harta kekayaan mereka telah dirampas oleh 4 raja dan rakyat mereka semua ditawan. Tetapi ketika Abraham mendengar bahwa keponakannya yaitu Lot juga ikut ditawan, dia tidak tinggal diam.

Kalau kita ini sebagai umat Tuhan merasa sepenanggungan dengan saudara seiman kita dan melihat sudah ada yang ditawan secara rohani, seharusnya bangkit rasa impati kita untuk merebut orang itu.

Dalam peperangan Abraham, dia tidak hanya merebut Lot keponakannya, tetapi dia juga merebut semua kekayaan orang Sodom dan Gomora beserta rakyat dari 5 raja ini. Setelah merebut kemenangan inilah Abraham mendapatkan tawaran kekayaan yang telah dia rebut dari tangan 4 raja itu. Sebetulnya tanpa ditawaripun Abraham berhak mendapatkan itu sebab memang dia yang merebut kembali. Tetapi di sini membuktikan bahwa bapa orang percaya bukan bertujuan perkara yang jasmani sebab dia percaya kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi.

Mazmur 115:16
115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

Memang Tuhan berniat memberikan kepada saudara, namun jangan itu menjadi tujuan saudara. Tetapi yang Tuhan cari apakah di dalam peperangan rohani ini, kita meraih kemenangan atau tidak. Bukti kita meraih kemenangan dalam peperangan rohani adalah kita tidak mempunyai pandangan terhadap harta kekayaan duniawi.

Selembar tali kasutpun tidak. Artinya bukan berarti kita tidak butuh, tetapi kita tidak punya sasaran di sana. Sasaran kita berperang dalam peperangan rohani adalah untuk menyenangkan Kekasih kita. Peperangan rohani ini adalah untuk menggumuli daging kita.

Orang dunia justru berusaha untuk merawat atau memupuk dagingnya. Daging itu bisa dipupuk kalau keinginannya terpenuhi dengan memiliki ini dan itu. Tetapi kita anak Tuhan berbeda, kita harus menyalibkan daging. Sehingga ketika kita menghadapi meja yang tidak lengkap, tidak sesuai dengan selera kita yang disajikan oleh isteri, kita tidak perlu muring-muring. Begitu juga ketika kebutuhan isteri tidak terpenuhkan oleh pekerjaan suami, tidak perlu muring-muring. Sebab kita semua dipanggil untuk menyalibkan daging.

Ini cara Tuhan untuk meredam gejolak-gejolak daging. Siapapun kita, pendeta besar sekalipun, dapat dikatakan tidak bisa lepas dari gejolak-gejolak daging. Di sinilah wilayah atau medan perang kita, mau mengalahkan daging kita, mau mengalahkan prestise dan harga diri kita. Berbeda dengan orang dunia, mereka tidak mau dipermalukan. Itu warna orang dunia, kalau itu masih ada dalam dirku berarti saya tidak beda dengan orang dunia. Kalau kita bisa menang mengalahkan gejolak daging maka saudara benar adalah keturunan Abraham.

Pembicaraan tali kasut ini dikaitkan dengan persoalan pembaptisan. Berarti pembaptisan atau lahir baru, disitulah awal kita perang melawan daging. Jika anda masuk di wilayah lahir baru, di situlah awalnya saudara memerangi daging. Bagaimana mengatakan lahir baru tetapi tabiat dagingnya tidak berubah padahal telah dibaptis.

Baptisan air itulah batasan di mana gejolak daging sebelum dibaptis dan sesudah dibaptis itu adalah awal kita masuk dalam wilayah perang melawan daging. Namun yang nampak dalam kehidupan hamba Tuhan dan anak Tuhan, sudah dibaptis tetapi warna hidupnya sama saja sebelum dibaptis. Itu berarti kelahiran barunya hanya slogan, hanya sekedar ucapan. Begitu kita masuk dalam wilayah kelahiran baru maka kita harus mengambil sikap mulai sekarang mau memerangi daging kita. Yang rohani kita pelan dan pasti makin meningkat dan yang daging itu pelan dan pasti hilang.

Hal ini tidak terjadi secara instan. Ada yang bergerak secara cepat, ada yang lamban. Yang Tuhan inginkan apakah kita rindu garis finis, bertemu dengan Yesus Mempelai Laki Sorga. Sebenarnya apa yang kita miliki dan nikmati secara lahiriah ini, semua ada di bawah telapak kakinya Tuhan Yesus. Satu saat kita bukan hanya menyenangkan hatinya Tuhan Yesus tetapi sebagai mana Dia telah merebut hati kita, kita juga bisa senangkan hati Tuhan Yesus dan kita menjadi belahan jiwaNya.

Persoalan tali kasut tadi ada di wilayah pembaptisan air. Coba kita perhatikan persoalan lahir baru.
II Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Ciptaan baru ini setelah masuk baptisan air. Apakah ini sudah menjadi fakta dalam kehidupan kita. Sebab ibadah pelayanan itu sama dengan kita masuk dalam medan perang, yang kita perangi adalah daging, dunia dan iblis.

Dalam peperangan kita melihat ada tiga perkara yang terjadi:
1.      Yang tewas dikalahkan iblis, dunia dan daging, jangan sampai kita ditewaskan oleh iblis, dunia dan daging. Kan sayang kalau kita beribadah dan melayani tetapi dihadapan Tuhan kita sudah tewas. Musuh yang paling besar adalah daging kita sendiri. Sebab dari daging itulah iblis menyentuh kita dan dunia menggoda daging kita.

Ada yang bertanya kepada Martin Luther “apa beda orang Kristen dan orang bukan Kristen”. Lalu dijawab “orang Kristen dan orang bukan Kristen sama-sama orang berdosa, tetapi orang Kristen adalah orang yang angkat perang melawan dosa”.

Untuk mengalahkan daging, dunia dan iblis kita tidak punya kekuatan sedikitpun. Kecuali dalam ibadah pelayanan, di situlah kita mendapatkan kekuatan lewat persekutuan dengan Firman pengajaran yang sehat, Roh dan Kasih Tuhan. Itu sebabnya kita harus masuk dalam ruangan suci. Dalam ruangan suci ada tiga macam alat:
1)      Meja roti sajian menunjuk persekutuan kita dengan Firman pengajaran
2)      Pelita emas yang menunjuk persekutuan kita dengan Roh Kudus dan karunia-karuniaNya.
3)      Mezbah dupa emas menunjuk persekutuan kita dengan Bapa di dalam Kasih.

Di sinlah kita mendapat kekuatan. Kalau saya tidak menggalakkan ketiga hal ini maka mudah sekali tewas.

2.      Ditawan oleh musuh
Kalau dalam pengajaran, orang yang ditawan itu terlihat di mana pola ibadah yaitu Tabernakel beserta dengan penampilan Mempelai Laki-laki Sorga dan Mempelai Wanita Tuhan yang menghiasi belakang mimbar itu sudah mereka hilangkan, mereka sudah ditawan oleh ajaran lain. Itu sebabnya tiga macam ibadah ini harus menjadi rana ibadah kita. Kalau mau kita menang maka kita harus bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam pemecahan roti dan berdoa.
Kisah Para Rasul 2:42
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Itu terjadi pada gereja hujan awal. Padahal Firman Tuhan mengatakan bahwa kemuliaan gereja hujan akhir akan lebih mulia dari gereja hujan awal.

3.      Membelot
Berarti dia keluar dari kesatuannya dan malah berbalik melawan. Pembelot inilah yang sangat menyusahkan hamba-hamba Tuhan termasuk yang di dalam Alkitab yaitu Yeremia. Pembelot ini yang menjadi paling kejam. Orang yang membelot dalam pengajaran ini yang paling kejam, dia akan menghina-hina pengajaran padahal awalnya dia yang mengagungkan. Orang yang mau datang pada pengajaran justru dia halangi.

Semoga kita tidak ada yang menjadi pembelot. Pegang teguh pengajaran Kabar Mempelai. Jangan hanya menjadi slogan, harus ada warna Kabar Mempelai. Orang yang tidak kenal pengajaran lalu masuk dalam pengajaran maka dia bukannya menjadi kejam tetapi justru menjadi manis.

Dalam kelahiran baru, di situlah awal kita terlibat dalam perang. Rasul Paulus mengatakan “aku melatih diriku agar jangan sampai aku memberitakan injil dan orang lain selamat tetapi akhirnya aku ditolak”. Ini yang sangat dia takuti.
I Korintus 9:27
9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Kekuatiran rasul Paulus inilah yang dia sampaikan kepada umat Tuhan:
II Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.

Berarti Paulus paham dalam ibadah dan pelayanannya= masuk dalam wilayah pergumulan. Pergumulannya di sini adalah melawan daging.

Galatia 5:24-25
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Bagaimana praktek kita dipimpin oleh Roh Kudus? Apakah hanya sebatas kita bangun subuh lalu berdoa dan berbahasa roh lalu merasa sepanjang hari kita dipimpin oleh Roh Kudus?

Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Gembala itu diangkat oleh Roh Kudus. Kalau mengatakan dipimpin oleh Roh tetapi tidak menghargai penggembalaan maka itu hanya kebohongan. Jadi dipimpin oleh Roh Kudus adalah membawa diri digembalakan. Tentu kita harus waspada dengan penggembalaan di hari-hari terakhir ini. Kalau gembala itu mengerti soal Firman maka dia pasti akan mengerti soal adat istiadat dan dia akan mengerti hal itu tidak berkenan kepada Tuhan.

Kita dibekali oleh Tuhan supaya kita menekuni hal-hal tadi supaya satu saat Tuhan berkata kepada kita “engkau belahan jiwaKu”. Sekarang kita ditonton oleh dunia, satu saat kita akan menonton orang-orang yang menghina pengajaran itu masuk dalam kesusahan yang berat.
Jangan terbalik, sekarang kita menonton lalu satu saat malah kita yang ditonton.
I Korintus 4:9
4:9 Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.

Mazmur 91:8
91:8 Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar