20161231

Kebaktian Umum, Sabtu 31 Desember 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Tahun 2017 kita beri nama :
 “TAHUN KEGERAKAN KEMULIAAN FIRMAN PENGAJARAN”

Matius 2:5-6
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Yerusalem di dalam pengajaran Yesaya pasal 2 dan Mikha pasal 4, mereka adalah orang yang memiliki Firman pengajaran. Tetapi sangat disayangkan atau sesuatu yang sangat disesali, meraka memiliki Firman tetapi tidak mau datang untuk menyembah. Justru yang jauh itu yang datang menyembah.

Ini pelajaran buat kita. Jangan sampai hanya mulut kita yang berkata “saya punya Firman, saya pegang Firman”. Tetapi bukan hanya sebatas itu yang Tuhan inginkan. Bukti kita memiliki Firman pengajaran, datanglah menyembah, artinya berilah hidupmu menyerah kepada Tuhan. Memiliki Firman tanpa penyerahan sepenuh, nanti itu akan menjadi masalah. Masalahnya apa? Masalahnya tentu akan dituntut banyak.

Kalau saya mengatakan memiliki Firman tetapi tidak mau datang menyembah Tuhan, alias tidak ada penyerahan diri kepada Tuhan, itu sama dengan mendustai diriku sendiri. Itu sebabnya milikilah Firman pengajaran bagaikan Yerusalem yang memiliki Firman pengajaran. Itu sudah menjadi tanda awal, kemudian langkah kedua datanglah menyembah. Artinya biarlah dalam kehidupan saudara ada minat untuk menyerahkan diri kepada Tuhan.

Untuk menyembah berarti merendahkan diri serendah-rendahnya. Sebab bahasa para imam dan para ahli Taurat dalam Matius 2:6, mereka menyebut Betlehem. Mereka tahu Firman, mengerti Firman dan menunjuk alamat. Sama dengan kebanyakan orang Kristen, mereka tahu Firman dan tunjuk alamat tetapi tidak mau datang kepada alamat itu. Itukan ironis.


Betlehem ini terkecil, artinya kalau kita tahu Firman dan kita tunjuk alamat Firman itu yaitu Betlehem yang terkecil, berarti kita bawa diri kita sebagai orang yang terkecil. Kita harus merasa diri kita hina dan terkecil. Itu bukti kita tahu Firman dan tunjuk Firman serta kita ada dalam praktek. Apa gunanya kita tahu Firman lalu tunjuk alamat tetapi prakteknya kita sombong. Ini lebih dahulu bagiku, apakah ada bukti kerendahan hati di dalam nikah sebagai suami terhadap isteri, juga isteri terhadap suami. Sebagai gembala apakah ada bukti kerendahan hati di tengah-tengah sidang jemaat. Kalau benar ada kerendahan hati maka kita bukan hanya sekedar menjadi papan penunjuk jalan, kita ada dalam perjalanan menuju ke Yerusalem Baru.

Begitu kita masuk dalam praktek Firman menjadi kecil dan hina maka kemuliaan Tuhan itu pasti akan nyata.
Mikha 5:1
5:1 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.

Memang Betlehem yang terkecil, tetapi begitu Pemimpin dan Gembala itu tampil, yaitu Tuhan Yesus maka dia berubah status, tidak lagi yang terkecil.
Matius 2:5-6
2:5 Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi:
2:6 Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."

Mengapa dia tidak lagi menjadi yang terkecil? Sebab ada pemimpin, ada gembala. Jadi peran gembala ini untuk mengangkat orang yang merendahkan diri untuk diangkat lebih tinggi. Jadi peran Tuhan Yesus mencari manusia yang hina yang ada dalam dosa untuk diangkat. Menjadi besar bukan karena dirinya tetapi karena ada Firman yang hidup itu di dalam jabatan gembala dan pemimpin itu.

Yesaya 60:22
60:22 Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, TUHAN, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya.

Ketika disebutkan “Engkau Betlehem kecil”, itu hanya disebutkan oleh para ahli Taurat dan imam tetapi mereka sendiri sombong dan tidak mau merendahkan diri sujud pada Pemimpin dan Gembala itu. Bagi yang mau sujud, yang mau datang dan menyadari bahwa dia itu kecil dan hina tetapi punya Firman. Maka yang kecil ini menjadi kaum yang besar. Yang lemah menjadi kuat.

Sekali lagi ini karena peran hadirnya pemimpin dan gembala. Dalam hal ini Yesus adalah Pemimpin, Yesus adalah Gembala. Dalam injil Yohanes pasal 5, yang paling hina itulah yang lumpuh 38 tahun. Tuhan Yesus tampil di sana mengangkat yang paling hina ini dan mencengangkan masyarakat di situ. Berarti kemuliaan Firman menjadi nyata di sana oleh peran pemimpin dan gembala.

Tahun ini adalah tahun kegerakan kemuliaan Firman. Itu bisa kita raih asalkan kita merasa diri kita kecil dan hina. Kalau kita merasa diri seperti itu maka ketika kita dikecilkan, dihina dan dinista kita harus sadar memang kita kecil dan hina. Maka tidak ada lagi perasaan “aku tersinggung” karena memang sudah ada pada kondisi itu. Tetapi orang yang mengatakan kita hina, dia tidak melihat bahwa ada tangan yang akan mengangkat kita.

Biarlah kita menyadari bahwa kita kecil dan hina kalau kita mau melihat kemuliaan Firman. Mungkin belum kita alami di bulan Januari atau di pertengahan tahun, mungkin kita petik di ujung tahun, semuanya Tuhan yang tahu.

Matius 23:12
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Yakobus 4:6
4:6 Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."

Orang congkak ini punya Firman, tunjuk alamat, tetapi tidak dalam praktek.

Yakobus 4:7
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Jadi yang bisa melawan iblis dan iblis dikalahkan adalah orang yang merendahkan diri yaitu tunduk kepada Tuhan. Inilah orang yang ditakuti oleh iblis. Orang seperti itu ada wibawa Kristus. Jangan kita melawan iblis malah kita yang lari, itukan terbalik. Mengapa kita bisa lari pontang panting? Karena kita tidak datang dan merendahkan diri kepada Tuhan, tahu Firman tetapi tidak ada dalam praktek.

Orang yang dari jauh yang datang menyembah Tuhan. Siapa yang memimpin mereka? Bintangnya Tuhan Yesus yang menuntun mereka. Lebih dahulu untuk saya, apakah saya ini bintangnya Tuhan atau hanya bintangnya organisasi. Tidak ada manfaatnya kalau disebut bintangnya manusia atau bintangnya organisasi. Bintangnya Tuhan itu yang akan menghentar orang, walaupun jauh dia akan datang menyembah.

Bintangnya Tuhan itu perlu satu dengan Firman Allah, itu sebabnya mereka harus datang dulu ke Yerusalem untuk diisi dengan Firman, setelah itu baru lengkap.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,

Awan juga berbicara tentang hamba Tuhan. Itu sama dengan bicara bintang. Ketika kilat dilihat, ada rangsangan tersendiri. Kita lihat pelayan-pelayan Tuhan yang bagaikan kilat memancar dalam memberitakan Firman. Itu sudah dinubuatkan oleh bapak Pdt. Pong Dongalemba bahwa kelak akan melihat pelayanan yang bagaikan kilat. Mengapa bisa seperti itu? Karena hamba Tuhan ini ada muatan air.

Kalau memperhatikan kilat ini maka hasilnya positif. Kalau tidak maka pentung yang dia pasti terima.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Pelayan Tuhan yang ada muatan air, itu diperintah oleh Tuhan. Bukannya awan yang tanpa air yang ditiup oleh angin ke sana kemari, tidak jelas pegangannya. Banyak pelayanan yang ditiup angin pengajaran permainan palsu manusia.
Efesus 4:14
4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Angin itu biarpun lubang kecil bisa masuk. Kalau kita berdiri di depan lubang itu bisa lekas kembung perut.

Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Dalam Maleakhi pasal 4 ada perbaikan hati antara bapak dan anak sehingga Tuhan mengatakan “jangan sampai Aku datang memukul bumi”.

Di sisi yang kedua ada kasih setia, ini nuansa nikah. Kasih setia itu harus mewarnai nikah kita untuk masuk dalam nikah yang rohani. Jadi kilat yang menyambar ke sana kemari adalah untuk menghimpun yang akan dibawa pada kasih setia untuk masuk dalam persekutuan dengan Kepala.

Kilat itu memancar dari timur ke barat. Mengapa dikatakan dari timur? Sebab bintang itu terlihat di sebelah timur. Itu juga identik dengan awan yang dimuati dengan air.

Dalam pengajaran Tabernakel sebelah timur itu adalah pintu gerbang Tabernakel. Kita mau dibawa ke sebelah barat yaitu ruangan maha suci. Jadi kilat yang memancar-mancar di seluruh alam ini adalah untuk membawa kita ke barat, masuk dalam ruangan maha suci menjadi Mempelai Wanita Tuhan, untuk berada dalam lingkup kasih setia. Bukannya untuk dipentung.

Pentung itu hanya untuk orang yang mengabaikan ketukan pintu dari kekasih itu. Akhirnya seledangnya dirampas dan dia dipukuli oleh peronda malam. Sekarang ini tangan Mempelai Laki-laki Sorga sedang mengetuk pintu hati saudara, segera buka. Jangan sampai Dia menarik tanganNya kemudian pergi.
Kidung Agung 5:2
5:2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!"

Ini bahasa romantis, itu sebabnya Kabar Mempelai ini nuansanya romantis. Sebenarnya rohani  kita harus romantis dengan kekasih kita di Sorga secara rohani, jangan daging. Yang seringkali yang dipraktekkan yang daging, itu nafsu!

Kidung Agung 5:3
5:3 "Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

Baju sudah ditanggalkan berarti merasa sudah selesai bekerja, sudah cukup dia melayani. Kaki berbicara pendirian, di sini pendiriannya salah.

Kidung Agung 5:4-5
5:4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
5:5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.

Tangan bertetesan mur, artinya dia merasa pelayanannya sudah dalam tanda derita sengsar.

Kidung Agung 5:6
5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.

Ini sama seperti dalam Amsal.
Amsal 1:24-25
1:24 Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
1:25 bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,

Kidung Agung 5:7
5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.

Jangan kita seperti ini. Biarlah kasih setia mewarnai pengiringanmu kepada Tuhan. Selendang itu untuk menutupi leher, dirampas berarti putus hubungan dengan kepala.

Kidung Agung 5:8
5:8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!

Dia baru mau mengatakan sakit asmara tetapi sudah terlambat. Sekarang katakanlah “Tuhan, saya mengasihi Engkau”. Jangan tunggu sudah luka kena pentung baru mau bicara mengasihi Tuhan.

Ini adalah lawatan Tuhan kepada kita. Jangan sampai kita punya Firman, tahu alamat tetapi tidak mau datang merendahkan diri di hadapan Tuhan. Jangan kita tampil hebat seperti tidak ada salah apa-apa padahal kita ini orang yang paling hina. Orang yang merasa dirinya paling hina dan wajar dihinakan adalah orang yang akan melihat kegerakan Firman pengajaran dalam kemuliaannya.

Kita sudah temukan Yerusalem, kita sudah tahu di mana Yesus, Firman yang menjadi daging dibaringkan yaitu di Betlehem. Betlehem bukan lagi yang terkecil sebab sudah tampil pemimpin dan gembala. Pemimpin dan gembala sudah menjadi satu dan tidak dapat dipisahkan.
Yohanes 5:5-7
5:5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.
5:6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"
5:7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."

Masalah yang membuat dia selalu gagal adalah tidak ada pemimpin yang bisa menolong dia sehingga dia tetap lumpuh.

Yohanes 5:8
5:8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah."

Pemimpin sekaligus gembala itu, pekerjaan utamanya menekankan soal tilam. Tilam bicara nikah. Tilam diangkat artinya “hargai nikahmu”. Untuk melihat kemuliaan, awal koreksi itu dilakukan di dalam wilayah nikah.
Yohanes 2:11
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Tanda kemuliaan Tuhan itu awalnya di dalam nikah. Seberat apapun kalau suami isteri mau memikul bersama maka kemuliaan Tuhan akan ada.

Kami ini utusan Tuhan Yesus. Yesus berkata “sebagaimana Bapa mengutus Aku, demikian juga Aku mengutus kamu”. Jadi di mana orientasi Tuhan Yesus bekerja, di situ kita harus berada. Kalau saya sendiri sebagai gembala tidak menghargai nikahku, di mana Shekina Gloria itu. Tidak akan mungkin bisa duduk bersanding dengan Tuhan Yesus dalam kemuliaan yang tidak ada taranya. Makanya saya harus bicara karena poinnya di situ.

Kalau saya ingin melihat kemuliaan, maka saya harus memiliki Firman, tunjuk alamatnya dan saya juga harus ada di sana. Jangan hanya punya Firman, tunjuk alamat tetapi sendiri tidak mau merendahkan diri. Saya tidak mau seperti calo di terminal, mengajak orang naik kendaraan tetapi dia sendiri tetap di terminal.

Seperti anjing menjilat kaki tuannya dan seperti isteri menyerah sepenuh kepada suaminya, itulah yang namanya menyembah. Ada bukti gereja Tuhan yang menyerah sepenuh kepada suaminya.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Di selubungi oleh matahari berarti diselubungi oleh kasih Bapa. Dia berdiri di atas bulan berarti berdiri di atas dasar Korban Kristus. Di atas kepalanya ada dua belas bintang, menunjuk ada di bawah pimpinan hamba Tuhan dalam urapan Roh Kudus.

Wahyu 12:2
12:2 Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.

Ini bukti dia menyerah sepenuhnya kepada Tuhan yaitu dia mengandung. Ada penderitaan dan kesakitan untuk mewujudkan Firman Tuhan dalam diri kita. Lebih baik kita menderita dan kesakitan seperti ini daripada masuk dalam 3,5 tahun aniaya antikristus. Kalau tidak tahan dengan siksaan lalu terjadi penyangkalan maka bersekutu dengan antikristus dan setelah Tuhan datang orang itu masuk neraka selamanya.

Contoh dalam Alkitab, seorang pemimpin yang mengaku dia kecil.
Hakim-hakim 6:15
6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku."

Gideon ini ada dalam kategori yang paling kecil. Sekalipun dia ada dari kaum yang paling kecil, tetapi dia masih punya gandum. Saat itu bangsa Israel melarat karena dijajah oleh tiga bangsa yaitu bangsa Midian, Amalek dan orang-orang dari sebelah timur.
Hakim-hakim 6:6
6:6 sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.

Dalam keadaan melarat seperti itu, kehidupan yang berasal dari kaum yang paling kecil itu yaitu Gideon, masih punya gandum, berarti masih punya Firman. Ketika Malaikat datang, dia sedang mengirik gandum di tempat yang tersembunyi.

Ada tiga bangsa yang menyerang mereka saat itu:
1.      Midian
Artinya berbantah-bantah. Supaya jangan ada kemelaratan pada saudara maka jangan tumbuh kembangkan roh berbantah-bantah. Jangan semai roh perbantahan, yang Tuhan inginkan adalah kerukunan.

2.      Amalek
Bangasa ini suka berperang, tidak cinta damai. Yang sebenarnya harus kita perangi adalah dosa. Mungkin sekarang kita kelihatan damai tetapi tidak memerangi dosa, ini juga tidak ada artinya. Itu yang seringkali membuat kita babak belur.

3.      Orang dari sebelah timur
Yesaya 2:6
2:6 Sungguh, telah Kaubuang umat-Mu, yakni kaum keturunan Yakub, sebab di mana-mana mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir seperti orang Filistin, dan orang-orang asing di antara mereka terlalu banyak.

Orang yang dari timur yang bergabung dengan Amalek dan Midian ini adalah tukang tenung, tukang sihir dan orang asing, artinya kekafiran. Secara utuh ini ada pada mereka.

Ini yang harus kita waspadai di akhir zaman ini. Makanya jadilah kecil supaya kita terhindar dari roh suka berbantah-bantah, roh suka berperang dan roh sihir serta penuh kekafiran.

Kita akan melihat kemuliaan Firman. Jangan kita ukur dengan kemuliaan dunia, itu yang dikejar oleh orang dunia dan sifatnya sementara atau fana. Kemuliaan Firman itu yang dikejar oleh orang yang rohani yang sifatnya kekal.

Biarlah saudara ada dalam penggembalaan, ada dalam kepemimpinan yang benar-benar mengarahkan saudara pada kemuliaan yang disebut kemuliaan nikah yang rohani. Betapa mulianya kemuliaan nikah yang rohani yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata manusia yang memang terbatas. Kiranya itu yang menjadi dambaan saya dan saudara.

Di tengah kegelapan malam ini kiranya kita menjadi seperti 5 anak dara yang bijak, berarti pelitanya tetap menyala dan tidak redup untuk menyongsong Mempelai Laki-laki Anak Domba Allah. Itulah yang Tuhan rindukan.

Tuhan justru tertarik dengan yang kecil.
Ulangan 7:7
7:7 Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa mana pun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu -- bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? --

Mempelai Laki-laki Sorga akan terpikat kepada kita kalau kita merasa kecil dan hina. Maka kemuliaan Tuhan akan menjadi bagian saudara. Kita akan diselubungi dengan matahari, berdiri di atas bulan dan di atas kepalanya ada mahkota dari 12 bintang.

Malam ini kita mau melangkah pada jam 12, biarlah kita ada pada langkah yang benar. Biarlah kita merindukan kemuliaan Tuhan. Jangan sampai kami gugur di tahun 2017. Kami rindu menikmati kemuliaan kegerakan Firman pengajaran.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar