20170408

Kebaktian Doa, Sabtu 8 April 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 1:43-46 (Murid-murid Yesus yang pertama)
1:43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"
1:44 Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
1:46 Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"

Roh Kudus menuntun Yesus untuk berpuasa 40 hari dan 40 malam dan berakhir dengan kemenangan menghadapi godaan dari iblis. Iblis menyodorkan supaya Yesus membuktikan kuasaNya dengan mengubah batu menjadi roti. Yesus tidak mengikuti permintaan iblis bahkan Dia berkata “manusia itu hidup dari Firman Tuhan”.

Bila kita melihat tentang Filipus di sini, ketika Yesus masuk di wilayah Galilea, Yesus langsung berkata kepada Filipus “ikutlah Aku”. Filipus tidak menunda waktu karena yang memanggil dia itu adalah Anak Allah, Mesias, itulah Kristus dan dia saksikan kepada Natanael.

Bukan dari hasil jerih payahnya yang menghidupkan dia, tetapi dasarnya Firman yang memberi kehidupan. Filipus arti namanya penggemar kuda. Sikapnya memang dia penggemar kuda, bukan sebagai joki. Dia adalah penggemar kuda Mesir dan akan dialihkan menjadi penggemar kuda yang rohani. Dia paham dan mengerti bahwa selama ini dia menjadi penggemar kuda Mesir, kuda yang lemah, kuda yang tidak berdaya, Tuhan mau mengalihkan dia menjadi penggemar kuda yang rohani, hal-hal yang rohani, perkara-perkara yang rohani.

Hal itu dia pahami karena pada kehadiran Tuhan saat itu, tanpa basa basi Yesus langsung mengajak dia “ikutlah Aku”. Kuasa dari dua kata ini langsung menguasai Filipus. Dia mendengar perkataan “ikutlah Aku” dan dia melihat sosok yang mengajaknya itu adalah sungguh Anak Allah, sehingga tanpa menunggu lama dia mencari kawannya.

Jadi dari ayat 43, 44, 45 ini adalah satu tindakan yang tidak lama berlangsung. Yang berbicara itu ada di dekatnya dan dia mengikutinya tanpa menunda-nunda waktu.

Dia merasa ini adalah berkat yang tidak dia pikirkan. Bukan karena kena lotre. tetapi karena ajakan “ikutlah Aku” itu adalah dari Tuhan Pencipta langit dan bumi maka dia tidak mau yang menikmati hanya dia sendiri, dia mencari juga orang lain. Ini semua terjadi dengan cepat, tidak ada penundaan waktu.

Tuhan itu tidak ingin kita menjadi umat Tuhan yang mengulur-ulur waktu atau menunda-nunda waktu. Jangan sampai dalam kehidupan kita suka menunda-nunda waktu. Bahkan hukuman kebinasaan itupun tidak ditunda-tunda oleh Tuhan.

Olehnya kita harus memburu waktu. Jangan sampai kita kena pada hukuman kebinasaan yang dikatakan tidak ditunda itu. Kalau kita mengulur waktu kita bisa kena hukuman kebinasaan. Bukan itu yang kita inginkan, bukan itu tujuan kita beribadah.

Kita perhatikan hal ini, karena resiko menunda-nunda waktu itu dalam kitab hakim-hakim pasal 19 sampai 20, hampir membuat satu suku binasa/ punah. Suku Benyamin hampir punah, tinggal 300 orang. Itu karena orang Lewi yang menunda-nunda waktu. Hari pertama dia datang menjemput isterinya, lalu dia makan dan bermalam. Hari ketiga dia pamit, setelah pamit bapaknya berkata “tunggulah dulu, kami masih kangen pada anak kami. Tunggulah besok”. Lalu orang Lewi ini mengalah. Dia ulur waktu sampai pada hari keempat. Pagi hari dia bersiap tetapi bapaknya masih mengajak ngomong kesana kemari sampai petang lalu berkata “ini sudah petang dan dia ikuti lagi suara mertua. Kemudian dia bermalam dan besok paginya bersiap.

Sampai hari kelima dia menunda waktu. Padahal angka 5 adalah angka kemurahan di mana Tuhan bekerja meraih kita. Dia bekerja tanpa menunda waktu, Dia bekerja sesuai dengan waktu yang ditentukan. Pengalaman ini jangan terjadi pada diri kita, jangan membuang-buang waktu seperti orang Lewi ini.
Hakim-hakim 19:4-10
19:4 Mertuanya, ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.
19:5 Tetapi pada hari yang keempat, ketika mereka bangun pagi-pagi dan ketika orang Lewi itu berkemas untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu kepada menantunya: "Segarkanlah dirimu dahulu dengan sekerat roti, kemudian bolehlah kamu pergi."
19:6 Jadi duduklah mereka, lalu makan dan minumlah keduanya bersama-sama. Kata ayah perempuan muda itu kepada laki-laki itu: "Baiklah putuskan untuk tinggal bermalam dan biarlah hatimu gembira."
19:7 Tetapi ketika orang itu bangun untuk pergi juga, mertuanya itu mendesaknya, sehingga ia tinggal pula di sana bermalam.
19:8 Pada hari yang kelima, ketika ia bangun pagi-pagi untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu: "Mari, segarkanlah dirimu dahulu, dan tinggallah sebentar lagi, sampai matahari surut." Lalu makanlah mereka keduanya.
19:9 Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya: "Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan dan pulang ke rumahmu."
19:10 Tetapi orang itu tidak mau tinggal bermalam; ia berkemas, lalu pergi. Demikian sampailah ia di daerah yang berhadapan dengan Yebus -- itulah Yerusalem --; bersama-sama dengan dia ada sepasang keledai yang berpelana dan gundiknya juga.

Berakibat:
Hakim-hakim 19:22-23
19:22 Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."
19:23 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.

Suku Benyamin hampir punah hanya karena orang Lewi yang menunda-nunda waktu. Setelah dia berangkat pada hari yang keenam dan sampai di Gibea hari sudah malam. Dia coba membangun tenda di lapangan. Maka datanglah seorang bapak yang berkata “jangan bermalam di lapangan, orang di Gibea ini orang jahat. Isterimu masih muda. Jangan kamu di sini, banyak orang jahat”. Maka diajaklah dia masuk di rumah bapak itu. Dan dia melihat dan mengalami benar bahwa orang Gibea itu orang jahat. Ketika malam orang Gibea datang mencari isteri orang Lewi ini.

Karena yang punya rumah takut rumahnya dibakar dan dia mau dibunuh termasuk orang Lewi ini kalau isterinya tidak diserahkan akhirnya dia mengalah dan isterinya dia serahkan, akhirnya diperkosa semalam suntuk. Dia pulang subuh tergeletak di depan pintu dan menghembuskan nafas.

Itu akibat menunda waktu. Itu bagian dari keadaan yang tidak Tuhan inginkan yaitu menunda waktu. Kemudian suami dari perempuan ini memenggal isterinya itu menjadi 12 penggal dan mengirimkan kepada 12 suku Israel. Mereka berseru “ini murka Tuhan kepada kita”. Akhirnya orang Israel memerangi suku Benyamin. Pada peperangan pertama Benyamin menang, yang kedua juga Benyamin menang, yang ketiga kali suku Benyamin dikalah. Akibat  menunda waktu satu suku hampir punah itulah suku Benyamin.

Tidak enak dan tidak elok kalau kita menunda waktu. Filipus mendegar perkataan Tuhan Yesus “ikutlah Aku” dan dia langsung ikut. Setelah dia menerima berkat besar setelah mengikut Tuhan, maka dia mencari supaya orang lain juga mengalami berkat seperti yang telah dia alami.

Kalau kita merasa sudah diberkati oleh Tuhan dan kita ada di wilayahnya Tuhan, ingat ada orang yang belum menikmati seperti apa yang saudara nikmati. Sangat disayangkan orang yang sudah ada di dalam justru mengambil langkah dan undur. Kepada orang ini lebih berat lagi hukumannya. Ini jangan sampai terjadi pada kita.

T.L. Osborn menceritakan akibat menunda waktu. Ketika dia mengadakan kampanye di Amerika, dia mengajak siapa yang mau mengikut Tuhan dengan hati penuh, maka majulah ratusan anak muda. Satu pemuda dibisik oleh iblis “nanti bulan depan”. Belum sampai bulan depan, pada hari minggu pemuda itu pergi bersama kawan-kawannya pergi mandi-mandi di satu kolam permandian. Sementara berenang, kakinya kesemutan. Ketika temannya datang mengangkat, dia sudah mati tenggelam. Dia terlambat satu bulan karena mengulur-ulur waktu.

Anak muda jangan mengulur-ulur waktu, jangan buang-buang kesempatanmu. Barangkali saudara kelak akan dipakai Tuhan lebih dari T.L Osborn. Atau mungkin saudara tidak merasa tetapi Tuhan yang bekerja, ketika saudara bersaksi kepada orang lain karena saudara sudah diberkati Tuhan dan orang itu dimenangkan. Besar kemungkinan orang yang dimenangkan itu menjadi penginjil besar (hamba Tuhan) atau gembala yang dipakai oleh Tuhan.

Filipus contoh orang yang tidak membuang waktu. Dia merasa menerima berkat yang besar dari sorga karena bisa bersama dengan Yesus. Dia ingin orang lain juga menikmati maka dia segera mencari Natanael.

Kemudian T.L. Osborn menceritakan lagi dalam satu KKR, dia memberikan prioritas ibu-ibu “ayo serahkan hidupmu sepenuhnya kepada Yesus”. Ibu-ibu maju, tetapi satu ibu dibisik oleh iblis “nanti minggu depan”. Lebih menang bisikan iblis dari pada panggilan hamba Tuhan untuk benar-benar menyerahkan hidupnya untuk Tuhan. Lusanya ibu itu pergi arisan. Entah apa yang mereka makan diarisan itu, pulangnya itu itu muntahber. Besoknya dia meninggal, tidak sampai satu minggu. Ibu ini terlambat satu minggu.

Menunda-nunda waktu itu berakibat. Tetapi dalam Kitab Habakuk ketika Tuhan katakan jangan menunda waktu, ada yang berkata “ah masa!”sambil lubang hidungnya dia naikan ke atas. Ini pelecehan, melecehkan Tuhan. Olehnya itu jangan sampai kita membuang-buang waktu.

Ini adalah waktu akbar yang Tuhan berikan. Ini kesempatan untuk kita mencari Natanael akhir zaman.

Dengan saudara melepaskan genggamanmu (korban) sekecil apapun itu bernilai di hadapan Tuhan. Asalkan satu tujuan yaitu untuk melibatkan diri dalam pembangunan Tubuh Kristus. Filipus tidak mau sendirian, dia mencari Natanael. Natanael ini dari pasal pertama sudah disebut dan pada pasal terakhir dia disebut. Jadi buah pelayanan Filipus ini bertahan sampai akhir.
Yohanes 21:2
21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.

Natanael ini dari negeri Kana. Kalau Filipus, Andreas dan Simon adalah orang Betesda. Apakah saudara tidak bangga kalau hasil pelayananmu disebut oleh Tuhan bahkan disebut lengkap dengan alamatnya. Akhirnya Natanael inilah yang ikut serta menarik jala yang berisi ikan 153 ekor dan jala itu tidak koyak.

Jangan sampai kita tidak bergerak. Bukan tanpa maksud, bukan kebetulan. Saya memang sudah lama mendengar suara menggonggong, tetapi selama ini saya selalu berpikir “apakah ini sudah waktunya Tuhan, apakah saya harus akomodir bahasa-bahasa ini”. Saya bawa ini dalam doa, saya tahu itu berat.

Soal tidak menunda waktu ini ada hubungannya dengan pembukaan rahasia Firman. Mengapa Tuhan tuntut kita untuk tidak menunda waktu? Karena kita ada dalam kondisi di mana Tuhan begitu limpah membukakan rahasia FirmanNya. Tanda waktu segera berakhir.

Tugas kita adalah mencari Natanael-Natanael yang masih belum mengerti. Walaupun nanti banyak yang bertanya, jangan ajak berdebat, ikuti cara Filipus. Bawa dia mendengar Firman Tuhan. Seringkali kita ajak berdebat sehingga bukannya orang itu tambah diyakinkan. Orang seperti itu Firman masih di akal, masih di otak sehingga jadi perdebatan. Untuk kita Firman itu sudah harus menjadi iman. Kalau Firman sudah menjadi iman, itu bukan menjadi debat.

Wahyu 10:6
10:6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!

Pada pasal 10 ini dengan terang benderang rahasia Firman dibuka. Sampai karena keperkasaan Firman Tuhan yang dibukakan itu maka kaki kanannya menginjak laut dan kaki kirinya menginjak daratan serta tangannya teracung ke atas. Jadi pembukaan rahasia Firman Tuhan mampu mengalahkan trio iblis. Di udara tangan mengalahkan iblis, di laut antikristus dikalahkan dan di darat nabi palsu di kalahkan.

Wahyu 10:4-6,11
10:4 Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga berkata: "Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!"
10:5 Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,
10:6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!
10:11 Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."

Tidak akan ada penundaan lagi. Berarti waktu sudah sempit
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Pembukaan rahasia Firman bertujuan mendorong kita untuk masuk dalam persiapan kegenapan waktu di mana pertemuan Kepala dan Tubuh. Kita sudah ada di situ. Tanda kedatangan Tuhan secara umum adalah gempa bumi, bela sampar, bencana alam dan peperangan. Tetapi pembukaan rahasia Firman Tuhan adalah tanda kedatangan Tuhan secara khusus kepada umat Tuhan. Jadi kalau kita menerima pembukaan rahasia Firman maka kita adalah orang Kristen khusus, bukan umum.

Ayo kita perhatikan, karena kebinasaanpun tidak ditunda.
II Petrus 2:3
2:3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

Bila kita dilawati oleh pembukaan rahasia Firman maka itu pertanda waktu sudah mau berakhir. Kegenapan waktu berarti tidak ada penundaan waktu lagi. Kita harus mengapresiasi ini. Kristus Yesus akan datang untuk meletakkan kepalaNya di atas tubuhNya yang telah sempurna.

Sikap Filipus:
1.      Dia betul-betul menunjukkan ketetapannya yang tidak goyah. Begitu mendengar dua kata saja, keyakinannya tidak goyah lagi. Dia langsung ikut.

2.      Filipus tidak mau terlibat untuk bantah membantah. Walaupun Natanael mengatakan “mana mungkin dari Nazaret ada yang baik” tetapi Filipus tidak mau terlibat membantah “jadi dia pandang enteng Nazaret!”. Dia tidak seperti itu, dia tidak mau terlibat. Dia langsung membawa Natanael untuk melihat sendiri.

3.      Dia langsung membawa Natanael kepada sasaran yang tepat, pada alamat yang jitu. Kita juga harus mengerti alamat yang tepat ke mana kita bawa jiwa. Bukan asal ada merek salib di depan gereja itu sudah alamat yang tepat. Periksa dulu apakah ada ajaran yang benar di situ atau tidak. Kita sudah ditetapkan Tuhan ada pada alamat yang tepat di mana Tuhan menyatakan diriNya dan membuka isi hatiNya kepada kita, jangan kita menarik diri.

4.      Filipus punya pandangan tidak mementingkan dirinya sendiri. Dia mencari supaya lain orang juga menerima berkat seperti apa yang telah dia terima.

Filipus merasa dia mempunyai nenek moyang Abraham, Ishak dan Yakub maka berkat itu juga dia ingin orang lain terima. Kita ini juga sudah menerima berkat Abraham. Kita sudah masuk dalam keturunan Abraham karena iman. Jangan sampai kelak malah masuk neraka lalu berseru “bapa Abraham”. Abraham akan berkata “ia memang kau anakku tetapi kau layak di situ”. Seperti orang kaya yang mengaku anak Abraham namun dia ada di neraka. Sedangkan Lazarus yang miskin ada di pangkuan Abraham.

Ibrani 4:1-2
4:1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
4:2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.

Bisa saja kita duduk satu bangku, atau suami isteri duduk satu bangku tetapi yang satu merasa berita ini berguna dan yang lain merasa berita ini tidak berguna. Berarti kelak akan terpisah, satu diangkat dan yang satunya tertinggal.

Ibrani 4:3-4
4:3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
4:4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya."

Hari ketujuh bernubuat untuk kita di depan ini, jangan sampai kita tertinggal.

Ibrani 4:2 ini yang merisaukan hatiku. Jangan sampai pasangan nikah itu yang satunya menerima Firman Tuhan sebagai berkat dan yang satunya tidak. Sebab akibatnya yang satunya terangkat dan satunya bisa tertinggal. Ini yang merisaukan hati saya sebagai gembala, jangan sampai ada yang tertinggal. Kalau ada yang tertinggal itu tidak enak sebab orang itu akan menderita selama-lamanya.

Oleh sebab itu gunakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita di hari-hari terakhir ini.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar