20170426

Kebaktian PA Yeremia, Rabu 26 April 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yeremia 3:1-5
3:1 Firman-Nya: "Jika seseorang menceraikan isterinya, lalu perempuan itu pergi dari padanya dan menjadi isteri orang lain, akan kembalikah laki-laki yang pertama kepada perempuan itu? Bukankah negeri itu sudah tetap cemar? Engkau telah berzinah dengan banyak kekasih, dan mau kembali kepada-Ku? demikianlah firman TUHAN.
3:2 Layangkanlah matamu ke bukit-bukit gundul dan lihatlah! Di manakah engkau tidak pernah ditiduri? Di pinggir jalan-jalan engkau duduk menantikan kekasih, seperti seorang Arab di padang gurun. Engkau telah mencemarkan negeri dengan zinahmu dan dengan kejahatanmu.
3:3 Sebab itu dirus hujan tertahan dan hujan pada akhir musim tidak datang. Tetapi dahimu adalah dahi perempuan sundal, engkau tidak mengenal malu.
3:4 Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku! Engkaulah kawanku sejak kecil!
3:5 Untuk selama-lamanyakah Ia akan murka atau menaruh dendam untuk seterusnya? Demikianlah katamu, namun engkau sedapat-dapatnya melakukan kejahatan."

Penampilan umat Tuhan meremehkan Tuhan dan meremehkan Firman. Ini membuat hati Tuhan sangat tersayat karena melihat umat Tuhan pada ayat yang kelima muatannya mengentengkan Firman, mengentengkan Tuhan dan prakteknya justru melakukan kejahatan.

Hal ini bisa saja terjadi tidak saja kepada orang Israel tetapi juga kepada saya dan saudara. Sikap dan sifat seperti ini yang nampak di permukaan menonjol di akhir zaman ini. Padahal pada pasal dua dan pasal tiga, Tuhan berbicara bagaikan seorang suami kepada isterinya. Tetapi perilaku isterinya ini sangat menyayat hati Tuhan (suami). Israel digambarkan isteri Tuhan.
Yeremia 2:2
2:2 "Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.

Dalam Yeremia 3:6-13 jelas digambarkan oleh nabi Yeremia bagaimana hubungan antara Tuhan dengan Israel yaitu hubungan kepala dan tubuh atau hubungan suami dan isteri. Ini yang dikedepankan oleh Tuhan melalui Yeremia. Yeremia ini seorang nabi, Yeremia ini seorang imam.
Yeremia 1:1,5
1:1 Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin.
1:5 "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Jadi sebagai seorang nabi, Yeremia melihat hal-hal ke depan. Dia melihat kedepan bahwa Israel ini benar-benar diambang kegagalan. Hubungan dengan Tuhan putus, sama dengan isteri putus hubungan dengan suami.

Sebagai imam dia memiliki Firman pengajaran. Dia melihat Firman pengajaran ini diremehkan dientengkan oleh isteri Tuhan ini. Isteri Tuhan ini tidak peduli tentang Firman pengajaran.

Lihat pada ayat yang ketiga, Tuhan sudah menahan dirus hujan, berarti Tuhan sudah menahan curahan Firman pengajaran. Tetapi orang Israel ini ditemukan Tuhan keras hati dan keras kepala. Sehingga Tuhan mengatakan dahi isteriNya ini bagaikan dahi perempuan sundal, perempuan pelacur. Siapa suami yang tidak gregetan, yang tidak akan pedih hati.

Ditunjukkan hal-hal yang akan datang. Tuhan gambarkan bagaimana indahnya ke depan lewat Firman nubuatan. Tuhan tunjukkan sasaran akhir kepada mereka tetapi mereka remehkan. Tuhan beri Firman pengajaran “demikian ini patutnya kamu terbenahi” agar hubungan mereka dengan Tuhan makin elok, makin indah, makin mesra. Itu tujuan Firman pengajaran tetapi tidak juga mereka gubris.

Kalau kita jelas Alkitab mengatakan bahwa kita ada pada fase pertunangan. Dalam fase pertunangan ini, Firman nubuatan menunjukkan kepada kita tujuan pertunangan itu apa dan telah ditunjukkan sasaran yang jelas lewat hamba Tuhan. Tuhan berikan Firman pengajaran lewat hamba Tuhan yaitu imam, bagaimana seharusnya kita berperilaku sebagai anggota keluarga Allah. Alangkah jelek dan tidak bijaknya kalau kita tidak menghindarkan diri dari perilaku orang Israel yang jelas-jelas Tuhan katakan isteriNya.

Alangkah tidak terpujinya kita kalau tidak menghirau Firman pengajaran dan tidak peduli apa yang ditunjukkan oleh Firman tentang hal-hal yang akan datang. Seakan-akan menuduh Tuhan pendusta dan pembohong. Akibatnya orang-orang seperti ini akan memetik buah yang paling pedih dari kepedihan hati Tuhan.

Olehnya itu bapa ibu yang dikasihi Tuhan, mari kita memperhatikan gerakan Firman hari-hari terakhir ini. Kenapa? Tampilnya Firman nubuatan, bukan karena “sikiriku siwala-wala, hai hamba-Ku, Akulah pokok anggur yang benar”, tanpa dia katakan seperti itu memang sudah ada ayatnya.

Sebelum orang Israel lari ke Mesir, nabi ini sudah mengatakan “jangan pergi ke Mesir, biarlah kita tetap di sini” dan itu bukan maunya Yeremia tetapi maunya Tuhan. Tuhan mengatakan “nanti Aku akan membuat raja Babel dan serdadunya bermurah hati kepada kamu”. Tetapi mereka tidak peduli. Akhirnya Yeremia juga ikut diseret dengan terpaksa ke Mesir. Dan di Mesir dia mati karena dilontar batu.

Kalau ada suara Firman yang dikumandangkan oleh hamba Tuhan, ingat! Ada tujuan khusus. Untuk apa? Supaya kita ingat Yerusalem. Mulai dari saya hamba Tuhan, bagaimana saya mengatakan Yerusalem kalau saya sendiri tidak ada praktek menuju ke sana.
Yesaya 44:26
44:26 Akulah yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia didiami! dan tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan kembali reruntuhannya!

Jadi apa yang diberitakan Yeremia, apa yang diberitakan Yesaya, apa yang diberitakan oleh hamba-hamba Tuhan, itu akan dikuatkan oleh Tuhan kalau arahnya jelas. Jadi bukan main-main hamba Tuhan seperti Yeremia dan seperti Yesaya. Bagi kami hamba Tuhan, saya harus berkomitmen, saya harus berkeyakinan bahwa berita yang kami sampaikan itu dikuatkan oleh Tuhan. Tidak peduli orang mau terima atau tidak, kami harus memberitakan.

Berbicara Yerusalem adalah nubuatan masa depan, Yerusalem Baru, Mempelai Wanita. Yerusalem ini harus kita isi. Mari kita isi ini, kita isi diri kita masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Jangan dibiarkan diam. Yehuda itu adalah pujian. Kota-kota Yehuda berarti kota pujian. Bukankah mempelai wanita itu disebut kota.

Kalau toh anda sudah berantakan, sudah runtuh bagaikan puing-puing berserakan, sekarang Tuhan punya niat untuk membangun kembali. Bagi yang merasa sudah berantakan hidupnya, ayo Tuhan mau membangun kembali saudara. Ini perkataan hamba Tuhan dan Tuhan akan menguatkan karena ada hubungannya dengan Yerusalem. Semoga kita memahami ini. Jangan kita abaikan, jangan kita biarkan lewat begitu saja sebab Tuhan ada bersama hamba Tuhan. Tuhan menguatkan perkataan hamba Tuhan itu yang ada hubunganya dengan Yerusalem.

Kalau perkataan hamba Tuhan hubungannya hanya supaya diberkati, supaya ternaknya beranak banyak dan sebagainya, itu tidak ada hubungannya dengan Yerusalem Baru. Itu adalah tawaran kasih murahan. Sekalipun diwarnai dengan nama Yesus tetapi kalau hanya berkisar berkat-berkat jasmani, itu berarti kasih murahan yang ditawarkan dalam sidang jemaat. Tetapi kalau berkisah arah saudara untuk menuju Yerusalem yaitu bertobat, beridiri dibaptis, disucikan, maka perkataan itu akan dikuatkan oleh Tuhan.

Olehnya hari-hari terakhir ini, tanggapi dengan serius rencana Tuhan. Kalau ada suara nabi, berarti kita mendengarkan suara Firman nubuatan untuk menuntun dan menunjukkan arah. Tujuan untuk mencapai sasaran dan ada Firman pengajaran, itulah yang disuarakan imam yang menuntun kita.

Bukan tanpa resiko seorang hamba Tuhan. Lihat saja Musa, apa yang salah. Semua yang dia katakan dikuatkan oleh Tuhan, tetapi toh dia tetap dilawan orang Israel. Berulang kali dia diancam mau dilempari batu oleh orang Israel. Tidak usah jauh-jauh, Figur yang kita sembah yaitu Yesus, ketika Dia berkata “kamu adalah keturunan ular, bapamu adalah iblis!”. Bukannya mereka terima koreksi ini tetapi mereka malah balik berkata “Yesus, engkau orang Samaria yang gila, kerasukan setan” dan berikutnya mereka angkat batu mau melempar Yesus namun Yesus menyelinap.

Jadi hamba Tuhan yang memberitakan yang benar, banyak disambut dengan caci maki. Itu resiko yang harus kita terima. Bila berita yang kita sampaikan itu untuk mengarahkan jemaat menuju Yerusalem Baru untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan dibersihkan lewat firman pengajaran maka resikonya selalu tidak disenangi.

Hamba Tuhan jangan takut memberitakan, beritamu dikuatkan oleh Tuhan. Jangan takut sekalipun dicerca. Kemudian ada yang berkata “memang cuma kamu yang benar!”. Tidak usah pusing, yang penting adalah kebutuhan rohani sidang jemaat yang saudara gembalakan terpenuhi.

Yeremia saja mandi-mandi perlawanan. Tetapi bukan berarti Yeremia surut langkah atau Musa surut langkah, tidak! Sebagai utusan Tuhan, sebagai utusan sorga,  mereka tetap memberitakan yang benar.

Tuhan katakan “Aku telah menahan dirus hujan”. Bukan Tuhan katakan “Aku telah menahan embun” atau “Aku telah menahan renai”. Dirus hujan berarti hujan deras dan lebat untuk mempercepat matangnya buah. Sudah ditahan oleh Tuhan mereka tidak berbalik mengoreksi diri “Tuhan kenapa tanaman kami begini, tidak bernas”. Malah Tuhan menemukan “dahimu dahi perempuan sundal!”. Berarti keadaan mereka benar-benar sudah mengkondisikan diri bagaika perempuan pelacur, perempuan Babel. Kalau koreksi Firman diabaikan maka tanpa disadari sudah mempermanensikan diri kepada Babel, perempuan sundal itu, ibu segala pelacur. Ini jangan terjadi.

Olehnya itu mohon kepada Tuhan kirim hujan lebat dan deras, itu yang harus kita mohon. Di sini Tuhan siap mau mencurah tetapi mereka tidak siap menerima. Sebab dalam Zakharia 10:1 Tuhan anjurkan orang Israel untuk meminta hujan yang keras dan lebat. Itu dirus hujan.

Tetapi mereka bukannya meminta, sebaliknya dalam kondisi miskin rohani mereka malah senang. Sudah tidak berisi, tetapi malah senang. Di mana letaknya mereka senang? Suasana melacur, suasana sundal. Berarti daging mereka senang, rohaninya sudah macet, tetapi masih merasa senang.
Ini yang jangan terjadi bagiku, semoga diampuni Tuhan. Saya rindu hujan lebat tetap turun di kamar saya, saya rindu hujan lebat dan deras itu turun setiap kali beribadah. Saya himbau sidang jemaat, dambakanlah ini “hujan yang deras”. Jangan seperti dalam Yeremia ini.

Zakharia 10:1 ini dibutuhkan sebab ada tipuan pada ayat 2. Terafim itu adalah alat untuk mengejar kekayaan. Zaman Israel dulu kalau orang memiliki terafim, dia akan hidup berkelimpahan secara jasmani. Salah satu contoh ada pada Kisah Para Rasul pasal 16, ada perempuan tukang tenung yang memperkaya orang di situ. Terafim ini juga adalah bagian memperkaya diri.

Zakharia 10:1-2
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
10:2 Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala.

Kalau dalam gereja tidak ada hujan lebat dan deras maka gereja tidak akan dewasa rohaninya. Tuhan Yesus tidak akan menikah dengan gereja yang kanak-kanak rohaninya. Yang kanak-kanak itu bahagiannya pada Wahyu 12:17, mereka menerima murka Tuhan lewat antikristus.
Wahyu 12:17
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Sebagaimana yang lalu saya sudah sampaikan. Begitu Tuhan bicara hujan lebat dan hujan deras, kemudian ada dikatakan awan yang membawa hujan deras. Bicara awan, dalam surat Yudas itu menunjuk hamba-hamba Tuhan. Itu dibuktikan dalam I Raja-raja 18:4. Ada awan sebesar telapak tangan. Ini menunjuk 5 jabatan hamba Tuhan.
I Raja-raja 18:44
18:44 Pada ketujuh kalinya berkatalah bujang itu: "Wah, awan kecil sebesar telapak tangan timbul dari laut." Lalu kata Elia: "Pergilah, katakan kepada Ahab: Pasang keretamu dan turunlah, jangan sampai engkau terhalang oleh hujan."

Hamba Tuhan harus memiliki kandungan hujan yang deras dan lebat. Tampilnya hamba Tuhan dalam sidang jemaat, dia bagaikan awan yang mengandung titik-titik air yang akan mencurahkan hujan yang lebat dan deras. Ada dua hal yang akan terjadi:
1.      Pukulan bagi bumi/ bagi yang menolak
2.      Berkat bagi anak Tuhan/ bagi yang menerima= kasih setia

Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,
Banyak orang sekarang memperguncingkan, bila ada hamba Tuhan seperti ini, itu memancarkan kilat. Sekarang hamba Tuhan ada di sini, walaupun tidak beranjang sana sini, apakah bisa memancarkan kilat di mana kita berada, sehingga orang bisa menangkap sinyal “di sana ada cahaya”.

Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Kilat itu tidak sembarang menyambar tetapi lewat pimpinan Tuhan. Walaupun ketika tampil di satu tempat ada masyarakat yang tidak senang dan memang ada yang seperti itu. Tetapi itu bukan untuk membuat kita surut langkah.
Roma 9:28
9:28 Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera."

Segera, cepat, takista/ full speed. Seperti orang naik motor jarum kecepatannya sandar di garis kecepatan maksimal.

Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Saudara dan saya hamba Tuhan, kalau kita gagal berarti kita tidak menyuarakan yang benar. Tetapi kalau kita menyuarakan yang benar pasti berhasil. Mengapa? Karena Tuhan menguatkan beritamu, mulai dari dirimu kemudian orang yang mendengar.

Tujuannya:
1.      Pentung bagi bumi.
2.      Kepada Mempelai WanitaNya, kasih setia.

Itu sebabnya kami hamba Tuhan harus memahami mana Firman pengajaran dan mana Firman nubuatan serta harus berjalan bareng demi terbangunnya Tubuh Kristus, Mempelai Wanita. Alangkah indahnya kalau kita ada di sini. Saya dan saudara bukan menanti pentungnya Tuhan tetapi kasih setia Tuhan. Ini yang tampil bersama derasnya hujan.

Begitu bicara tentang “mintalah” langsung dikaitkan dengan Tuhan yang membuat awan.
Zakharia 10:1
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.

Hamba Tuhan bukan membuat diri sendiri tetapi Tuhan. Jadi Tuhan yang membuat, Tuhan yang mengisi, Tuhan yang memenuhi. Sebab itu jangan tolak kehadiran hamba Tuhan seperti ini.

Jadi hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang. Berarti terasa suasana penggembalaan dalam kehidupan kita bersama baik hamba Tuhan maupun umat Tuhan “benar saya dan saudara ada dalam penggembalaan yang deras dan lebat hujan turun”.

Olehnya jangan kita abaikan. Biarlah kita berpikir lebih dalam lagi. Ini yang sedang Tuhan lakukan bagimu dan bagiku.

Apa yang membuat hujan tidak turun? Di dalam Yeremia pasal 3 ini ada ajakan Tuhan.
Yeremia 3:12
3:12 Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.

Hujan tidak turun-turun karena umat Tuhan tidak mau kembali dan tidak mau beranjak dari posisi mereka yaitu mempertahankan pikirannya sendiri. Sampai berkali-kali Tuhan katakan “kamu tidak mau kembali”. Karena mereka tidak kembali walaupun mereka beribadah maka Tuhan mengatakan “ibadahmu jahat!”, sebab tidak mau kembali kepada Tuhan.

Yang harus kita jaga seperti perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, jangan sampai kita duduk dalam ibadah tetapi hati kita jauh. Itu berarti tidak kembali.
Amos 4:4-5 (Perikop: Ibadah orang Israel adalah ibadah yang jahat)
Amos 4:6,8 (Perikop: Orang Israel tidak mau berbalik kepada Tuhan)
4:6 "Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.
4:8 penduduk dua tiga kota pergi terhuyung-huyung ke satu kota untuk minum air, tetapi mereka tidak menjadi puas; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.

Di sini ada fellowship besar tetapi tidak ada hujan turun. Apa gunanya kita duduk bersama tetapi tidak disiram dengan Firman yang bagaikan hujan yang deras dan lebat. Sekalipun kita mengatakan “massa begitu meluber, jiwa begitu membanjir” tetapi kalau tidak ada hujan yang lebat dan deras turun, itu tidak ada guna. Tuhan malah mengatakan “kamu jauh dari padaKu”.

Ayat 8 ini fellowship bersuasana penipuan. Jadi jangan kita asal ber-fellowship. Kalau tidak berbalik itu berarti jauh dari Tuhan.

Amos 4:9
4:9 "Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.

Berbicara taman berarti sesuatu yang indah. Jadi yang indah bisa hilang dari dirimu kalau tidak turun hujan yang deras. Bagi saudara sekarang turun hujan yang deras tetapi apakah saudara menerima atau tidak.

Gambaran dari ada dua tempayan, yang satu mulutnya ke atas, yang satu mulutnya ke bawah. Waktu hujan turun keduanya basah diguyur hujan. Tetapi yang penuh yang mulutnya ke atas. Yang terbalik, 1 titik airpun tidak ada di dalamnya. Jangan seperti tempayan air yang kedua ini.

Bukan salahnya lagi pendeta sebab hamba Tuhan sudah bawa air, salahnya ada pada yang mendengarkan. Saya pergi ke Malang dan Cibubur, jangan sampai hati saya tidak terbuka. Ibarat tempayan itu nungging. Sama-sama kena hujan, tetapi yang satu ketika diangkat berisi air dan yang satunya sama saja seperti sebelumnya, tetap kosong.

Taman-taman keindahan jangan hilang dari diriku. Saya harus memeriksa, isteri dan anak-anak saya harus periksa, seluruh sidang jemaat harus memeriksa. Alangkah indahnya kalau kita memeriksa diri sendiri.

Amos 4:10
4:10 "Aku telah melepas penyakit sampar ke antaramu seperti kepada orang Mesir; Aku telah membunuh terunamu dengan pedang pada waktu kudamu dijarah; Aku telah membuat bau busuk perkemahanmu tercium oleh hidungmu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.

Di sini dikaitkan dengan Mesir supaya mereka mengingat kembali apa yang terjadi di Mesir. Supaya generasi muda ini ingat dulu ketika nenek moyang mereka di Mesir, orang Mesir kena tulah karena menghalang-halangi orang Israel mau beribadah di gunung di mana Musa bertemu dengan Tuhan di belukar duri.

Amos 4:11
4:11 "Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN.

Dikunci dengan ayat 11, masih ada kemurahan Tuhan karena mereka ditarik dari peleburan api. Tetapi toh masih juga keras hatinya. Ini jangan terjadi dalam diriku dan dalam diri sidang jemaat, apalagi kami hamba Tuhan.

Jangan sampai tidak perbaiki perbuatan yang tidak terpuji dan salah. Kadang bukannya membenahi diri tetapi sebaliknya lempar salah kepada orang lain. Ini hal yang keliru. Kalau tetap berbuat seperti itu maka satu waktu engkau akan menemukan dirimu di luar pembentukan tubuh Kristus yang sempurna. Tidak menjadi Mempelai Wanita.

Mengapa hujan ditahan oleh Tuhan?
1.      Karena ibadah Israel adalah ibadah jahat, ibadah yang tidak benar.

Jadi jangan secara kasat mata kita lihat “orang itu menjinjing Alkitab sampai 10 dan Psallo sampai 12”. Kemudian menyanyi langgam keroncong, betawi, seriosa, solo, tetapi Tuhan katakan “hatimu jauh dari padaKU”.

Tuhan tolong kami sidang jemaat dan hamba Tuhan, biarlah tampil bagaikan awan yang ada air. Kalau perkataan kita ada hubungannya dengan rencana Tuhan maka itu dikuatkan dan digaris bawahi oleh Tuhan. Karena hubungannya dengan Yerusalem.
Yesaya 44:26
44:26 Akulah yang menguatkan perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku; yang berkata tentang Yerusalem: Baiklah ia didiami! dan tentang kota-kota Yehuda: Baiklah ia dibangun, Aku mau mendirikan kembali reruntuhannya!

2.      Zakharia 14:17
14:17 Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.

Itu sebabnya penyembahan kita harus berkiblat ke Yerusalem. Artinya penyembahan kita harus kita kaitkan diri kepada Yerusalem Baru. Memang dulu masih zaman Taurat, apalagi zaman Daniel ketika mereka dibuang di Babel, kalau mereka menyembah, mereka kiblat ke Yerusalem dan itu memang doa Salomo pada waktu Bait Allah ditahbiskan. Dia berdoa “Kalau umat berperang lalu kalah dan dibawa oleh musuh lalu mereka berdoa berkiblat ke Yerusalem, dengarkanlah mereka ya Tuhan”.
1 Raja-raja 8:44
8:44 Apabila umat-Mu keluar untuk berperang melawan musuhnya, ke arah mana pun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada TUHAN dengan berkiblat ke kota yang telah Kaupilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu,

Olehnya mari kita bersama menyembah Tuhan, beribadahlah kepadaNya dengan sungguh-sungguh “Tuhan saya mau Yerusalem Baru” berarti “saya mau menjadi Mempelai Wanita”. Disertai tindakan/perbuatan yang benar.

Dalam Zakharia 14:17 tidak dikatakan datang beribadah tetapi langsung dikatakan menyembah. Itu alat yang ketiga dalam ruangan suci yaitu Mezbah Dupa Emas. Menyembah itu adalah penyerahan diri sepenuh yang diangkat dari bahasa gerika proskoneho
1)      Seperti anjing menjilat kaki tuannya
2)      Seperti isteri yang menyerah sepenuh kepada suaminya.

Itu sebabnya dalam Wahyu 12:1 wanita itu hamil karena dia menyerah sepenuh kepada suaminya. Bukti penyerahan penuh, dia menerima Firman Tuhan yang turun bagaikan hujan yang lebat dan deras.

Saya sebagai hamba Tuhan, tidak mungkin Tuhan percayakan rahasia Firman Tuhan kalau saya tidak belajar menyerah sepenuh kepada Tuhan. Saya harus belajar bersandar sepenuhnya kepada Tuhan sebab terkutuklah orang yang tidak bersandar kepada Tuhan.
Yeremia 17:5
17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Dalam Ulangan pasal 28, hujan tidak turun itu masuk dalam daftar kutuk.
Ulangan 28:23
28:23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah yang di bawah pun menjadi besi.

Mari kita kembali kepada Tuhan dengan sepenuhnya tubuh, jiwa dan roh kita tanpa ada pikiran-pikiran yang tidak bagus. Saya mau kembali kepada Tuhan, mau menyembah seperti anjing menjilat kaki tuannya. Kaki itu adalah bagian tubuh paling rendah, berarti merendahkan diri serendah-rendahnya.

Itu sebabnya dalam Wahyu 12:1-2 dilihat di antara langit dan bumi wanita yang hamil. inilah gereja Tuhan yang menyerah sepenuh kepada Tuhan sebagai Suaminya..

Ketika hujan turun itu mendorong kita untuk menyembah, arahnya ke Yerusalem Baru menjadi mempelai wanita Tuhan. Olehnya pertahankan hubunganmu dengan Tuhan. Jangan sampai Tuhan mengirim surat cerai. Dalam terjemahan lama Tuhan kirim surat talak.

Dalam segala lini kehidupan sekarang ini iblis bergerak. Termasuk dalam organisasi.

Tuhan katakan “ayo umatKu, biarlah timbul dalam hatimu tentang Yerusalem”.
Yeremia 51:50
51:50 Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu:

Kalau sudah lupa dengan Yerusalem, lupa bahwa kita ini ada rencana Tuhan untuk menjadikan Mempelai WanitaNya sekalipun banyak hal yang mengganggu, biarlah itu kembali timbul dalam hatimu.
Mazmur 137:5
137:5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!

Kalau kita tidak kiblat ke Yerusalem, pelayanan kita tidak sempurna, sebab tidak jelas arah, cacat sebab tangan kanan akan kering. Kalau ibadah pelayanan kita tidak menuju pada Yerusalem, ini pelayanan sia-sia.

Tuhan memberikan gambaran bahwa hubungan Tuhan dengan Israel itu bagaikan suami isteri. Persoalan nikah ini tidak semua orang bisa mengerti.
Matius 19:10-12
19:10 Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."
19:11 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
19:12 Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."

Nikah jasmani mengarah pada nikah yang rohani. Nikah yang rohani tidak akan kita mengerti kalau Tuhan tidak bukakan kepada kita. Di sini Tuhan tarik kepada nikah jasmani untuk diproyeksikan kepada nikah yang rohani. Yang dikatakan ini karena kemauannya sendiri, karena kerajaan Sorga. Berarti kehidupan pada kalimat terakhir ini, benar-benar dari sejak sekarang dia hanya merindukan Mempelai Laki-laki Sorga. Mau menikah secara jasmani atau tidak, bukan itu yang utama. Tetapi kalau Tuhan izinkan menikah, rawatlah nikahmu itu.

Kalau saudara diberikan Tuhan pengertian, akan nampak dalam praktek hidupmu. Memang tidak ada nikah yang tidak diuji. Tetapi kalau dia ada pengertian maka tidak ada rencana untuk berpisah selama-lamanya kecuali Tuhan yang ambil. Rawat dan jagalah nikahmu.

Anak muda remaja, jaga hubunganmu dengan Tuhan. Jangan ibadahmu cacat karena engkau sendiri yang hidup membuat jadi cacat! Padahal ibadah ini dibawa bimbingan Firman pengajaran supaya dari yang cacat dibenahi sehingga tidak cacat. Bawa hidupmu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Kiblat ke Yerusalem. Artinya bawa hidupmu untuk masuk Yerusalem Baru menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar