20190511

Kebaktian Doa Puasa sesi 3, Sabtu 11 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:1-5
6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

Jika mengikuti sesi 1 dan sesi 2, bila serius terhadap Firman pasti seperti murid Yohanes yang datang bertanya kepada Yesus kenapa murid Yohanes berpuasa dan murid Yesus tidak berpuasa, malah Yesus tampilkan soal mempelai. Kalau orang yang alergi pasti berkata “bicara mempelai-mempelai terus!”.

Kita melihat di sini Tuhan mengoreksi pengiringan mereka kepada Tuhan. Siapa yang tidak senang dikerumuni oleh jemaat yang berbondong-bondong, tentu senang. Tetapi bagi Yesus bukan itu ukurannya. Yang menjadi tolak ukur bagi Yesus adalah pengiringan mereka ini, yang Tuhan lihat bukan tertarik akan pengajaran tetapi hanya tertarik karena melihat mujizat. Padahal dalam kitab Bilangan pasal 14, kita melihat di sana kalau bicara soal mujizat secara lahiriah, apa yang kurang di hadapan bangsa Israel yang Tuhan perbuat, sungguh luar biasa. Tetapi itu tidak membuat rohani mereka kuat. Malah mereka berbalik menista Tuhan. Jadi mujizat itu bukan jaminan bahwa kehidupan itu akan langgeng dan lestari mengikuti Tuhan.
Bilangan 14:11
14:11 TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!

Padahal mujizat sudah luar biasa Tuhan lakukan. Pengalaman-pengalaman seperti inilah yang Tuhan tidak ingin terjadi di mana secara kasat mata Yesus melayani. Itu sebabnya di sini diperlihatkan oleh Tuhan kepada kita, mereka berbondong-bondong. Akhirnya pada ayat 15 Yesus mengungsi. Karena mereka mendaulati Yesus dalam pelayananNya sebagai pemenuhan segala kebutuhan mereka secara jasmani.

Kalau Yesus datang ke dunia hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani kita atau menyembuhkan penyakit kita atau membangkitkan orang mati, Yesus tidak perlu datang. Bukan itu yang utama, itu hanya sarana menarik jiwa. Untuk membangkitkan orang mati ada hamba Tuhan termasuk Elisa. Elisa saja sudah tinggal tulang belulang, ketika orang membawa orang mati lalu mereka melempar mayat orang mati itu ke kubur Elisa dan tersentuh tulang Elisa maka orang itu bangkit.

Kita sangat membutuhkan mujizat tetapi mujizat itu tidak menjamin kita langgeng mengiring Tuhan. Yang menjamin kita langgeng mengiring Yesus adalah pribadi Yesus. Di dalam gereja pribadi Yesus dalam wujud, itulah Firman pengajaran, itulah berita Kepala. Ini yang dibutuhkan oleh kita.

Tadi kita sudah mendengar bagaimana Yesus menghadapi pertanyaan ini. Dia tunjuk dan diikuti, kemudian kita harus meneladani apa yang sudah terjadi. Itu sebabnya jangan sampai terjadi seperti ini atau Yesus tidak mau terulang apa yang terjadi bagi umat Israel zaman Musa. Akhirnya Yesus menghilang.
Yohanes 6:15
6:15 Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

Yesus menghilang, Ia menyingkir ke gunung seorang diri. Jadi kalau ada tendensi atau ada gejala dari umat Tuhan hanya untuk menjadikan Yesus sebagai pemenuhan soal-soal jasmani, justru Yesus menghindar dan menjauh. Tidak heran kalau pada jemaat Laodekia Yesus ada di luar, Yesus menjauh. Karena jemaat Laodekia hanya ini tujuannya sehingga gembalanya bangga dan berkata “aku kaya!”. Itu sebabnya Yesus tidak ada di tengah jemaat. Tetapi karena Yesus penuh kasih maka Dia datang mengetuk pintu mau makan bersama mereka. Waktu mengetuk pintu belum ditahu siapa yang ada di luar. Seringkali kita gereja Tuhan baru sampai pada suara ketukan dan belum tahu siapa yang mengetuk pintu. Hanya Kristen ketukan, belum tahu siapa Yesus itu. Tetapi begitu Yesus berbicara “bukakan Aku pintu” baru mereka tahu ini Yesus.

Jadi ada dua suara di sini. Kita seringkali hanya sampai pada ketukan. Mungkin ketukan itu di lutut kita, di mata kita, di punggung kita, di perut kita. Tetapi baru sampai di situ. Pengenalan kita baru sampai pada ketukan, Yesus tabib. Kalau Dia sudah bersuara, bukakanlah Dia pintu dan Dia akan duduk sehidangan dengan kita. Bukan hanya duduk sehidangan namun Dia timpali janji “kamu akan duduk setakhta denganKu sebagaimana Aku duduk setakhta dengan Bapa”.

Di sini ada perubahan paradigma yang tadinya sidang jemaat Laodekia ini bangga dengan harta dunia tetapi Yesus ada di luar, apalah guna. Kalau kita sekarang berhimpun tetapi Yesus ada di luar, sangat kasihan ibadah kita. Sebabnya kehadiran Yesus di tengah-tengah kita tidak boleh kita lupa. Di mana bukti bahwa Yesus ada?
Mazmur 22:4
22:4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.

Di mana bukti bahwa Yesus bersemayam di atas puji-pujian orang Israel?
I Samuel 3:21
3:21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya.

Mazmur 149:6
149:6 Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,

Kerongkongan dan mulut terbuka lebar memuji Tuhan, tetapi tidak boleh lepas pedang bermata dua. Memuji berarti Tuhan hadir dan dibuktikan dengan adanya pedang Firman. Ini harus ada dalam gereja Tuhan hari-hari terakhir ini. Benar-benar kita menikmati bahwa Yesus hadir. Kehadiran Yesus di tengah-tengah kita beribadah dan memuji Tuhan, kehadirannya lewat pedang. Pedang ini adalah pedang jaya dan mengandung pedang keselamatan yaitu ketajaman Firman pengajaran.

Ini yang harus kita perhatikan di akhir zaman ini.
Ulangan 33:29
33:29 Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu. Sebab itu musuhmu akan tunduk menjilat kepadamu, dan engkau akan berjejak di bukit-bukit mereka."

Jadi pedang itu adalah pedang kejayaan. Kerongkongan memuji Tuhan dan disertai pedang Firman pengajaran, itu bukti Tuhan hadir di tengah-tengah pujian. Kalau benar seperti itu maka tidak ada alasan Tuhan merubah pujian menjadi ratapan. Tetapi kalau hanya pujian tanpa pedang maka Tuhan akan merubah pujianmu menjadi ratapan. Ada dua ayat mengatakan. Pedang dan pujian ini yang Tuhan cari. Ini yang membuat mengapa Tuhan tidak langsung bangga melihat banyak jiwa mengikuti Dia, sebab pedang dan pujian itu yang Tuhan cari.

Amos 8:3,10
8:3 Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu," demikianlah firman Tuhan ALLAH. "Ada banyak bangkai: ke mana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam."
8:10 Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan, dan segala nyanyianmu menjadi ratapan. Aku akan mengenakan kain kabung pada setiap pinggang dan menjadikan gundul setiap kepala. Aku akan membuatnya sebagai perkabungan karena kematian anak tunggal, sehingga akhirnya menjadi seperti hari yang pahit pedih."

Suara kegirangan kemudian dirubah menjadi ratapan dan perkabungan. Itu sebabnya sekali lagi saya ulangi, jangan coba meringankan Firman pengajaran. Bahkan mari kita agungkan Firman pengajaran. Kita buktikan seperti titus 2:10, kita muliakan ajaran Tuhan.
Titus 2:10
2:10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.

Memuliakan ajaran Tuhan buktikan pakaianmu bukan lagi pakaian lama tetapi pakaian baru. tunjukan kirbatmu bukan lagi kirbat lama tetapi kirbat baru. Kirbat lama telah kita lihat tadi dalam Kejadian bagaiamana Hagar dan Ismael disuruh pergi bersama kirbatnya oleh Abraham sebab itu akan mengganggu warisan Ishak nanti. Lalu ada kirbat suku Gibeon yaitu kirbat tipuan kepada Yosua. Kemudian berapa ratus tahun kemudian, masalah yang timbul akibat Yosua itu muncul kembali di zaman raja Saul dan raja Daud.

Jadi kalau kirbat lama dipelihara, masalah akan berlarut-larut. Kirbat itu menunjuk kesaksian ke dalam, karena kirbat itu diisi dengan anggur. Kalau kesaksian ke dalam tidak pernah akur, tidak pernah diperbaiki maka akan berlarut-larut. Dan sangat disayangkan ketika Yesus datang tetap berlarut-larut sehingga tidak masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus. Makanya hentikan sandiwara usang dalam nikah kita.

Jangan sampai tiba-tiba orang lain melesat terangkat dan kita tertinggal, kemudian antikristus sudah datang. Suami lapor pada polisi “isteriku hilang” polisi juga berkata “isteri dan anakku hilang” habislah kalian berdua. Yang lain sudah tersingkir, yang tidak tersingkir jadi bingung.

Sebabnya marilah sekarang kita perkuat rohani saudara. Perkuat pandangan rohani saudara. Bukan berbondong ikut Yesus karena pandangan yang jasmani tetapi ikutilah Yesus sebab menikmati pedang kejayaan.
Ulangan 33:29
33:29 Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu. Sebab itu musuhmu akan tunduk menjilat kepadamu, dan engkau akan berjejak di bukit-bukit mereka."

Puji Tuhan, benar-benar kehidupan itu diberikan oleh Tuhan tanda kemenangan. Sehingga benar Pemazmur katakan bahwa lebih baik 1 hari di Bait Allah dari pada 1000 hari di tempat lain, kemudian dikatakan maka tegaklah kepalaku mengatasi segala musuh.
Mazmur 84:11
84:11 Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.

Jangan salah interprestasi bahwa kita tidak butuh mujizat jasmani, kita sangat butuh. Tetapi jangan itu menjadi tolak ukur bahwa kita sudah ada pada suasana yang sempurna. Yang membawa kita sempurna adalah Firman pengajaran yang sehat. Makanya begitu Yesus melihat orang banyak itu, Dia berbelas kasihan. Dalam Markus pasal 6 dan juga dalam Injil Matius diceritakan Yesus jatuh belas kasihan karena melihat mereka seperti domba yang tidak tergembala. Berarti punya gembala tetapi seperti tidak punya gembala. Ini yang membuat Yesus tergerak hati. Kasihan mereka digembalakan tetapi seperti tidak digembalakan. Makanya Yesus mengadakan kegerakan roti (Firman pengajaran).

Pertanyaan-pertanyaan Yesus kepada Filipus dan Andreas itu sebenarnya hanya ujian kepada mereka sebab Yesus sendiri sudah tahu apa yang akan Dia lakukan. Artinya ketika memberikan pertanyaan itu Yesus sudah siap dengan jawabannya. Tetapi pertanyaan disodorkan kepada mereka apakah mereka mampu menjawab. Kita semua diuji oleh Tuhan, semua masalah yang kita hadapi yang secara horisontal bisakah kita katakan saya bisa menjawab, saya bisa atasi? Jawaban hanya ada pada Yesus sebab Dia tahu apa yang akan Dia lakukan.

Jadi pertanyaan ini Yesus sudah siap dengan jawaban tetapi Tuhan Yesus bertanya apakah mereka mampu memberikan jawab. Seringkali persoalan yang kita hadapi mau kita pecahkan dengan diri kita sendiri, tidak kita tarik dengan pribadi Yesus sehingga persoalan horisontal tidak pernah selesai. Itu karena tidak pernah datang kepada Yesus karena yang tahu jawaban adalah Yesus sendiri.

Karena mata Yesus telah melihat kasihan ini domba/ kasihan ini jemaat, seperti domba tercerai berai tanpa gembala padahal ada gembala. Mengapa bisa seperti itu? Lagi-lagi kembali pada pengajaran. Karena mereka ditipu oleh terafirm, oleh tukang tenung, oleh orang yang suka impian-impian dan ditipu oleh hiburan-hiburan palsu.
Zakharia 10:1-2
10:1 Mintalah hujan dari pada TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan-awan pembawa hujan deras, dan hujan lebat akan diberikanNya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.
10:2 Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala.

Ternyata pengajaran itu yang utama, bukan hiburan, bukan terafim, bukan tukang tenung dan bukan tukang mimpi-mimpi. Awan ini bicara hamba Tuhan dan awan juga bicara Roh Kudus. Awan yang membawa hujan deras itu adalah hamba Tuhan yang Tuhan muati dengan air sehingga turun hujan deras. Kalau saya hamba Tuhan bagaikan awan yang dimuati Tuhan dengan air, maka akan ada hujan lebat. Hujan lebat ini dihubungkan dengan penggembalaan yang dilengkapi Firman pengajaran.

Kami hamba Tuhan kadang tidak sadar ingin jumlah banyak tetapi tidak diimbangi dengan hujan deras dan lebat. Makin banyak domba harusnya makin deras dan makin lebatlah hujan. Tetapi yang terjadi sekarang ini makin banyak domba tetapi hujan deras tidak ada. Padahal makin banyak domba maka kebutuhan air makin mendesak. Itu tanggung jawab gembala, dia harus seperti awan yang dimuati air.
Ayub 37:11
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,

Kalau awan dimuati dengan air maka akan memancarkan kilat. Saat ini kilat mencapai beberapa tempat. Ada awan yang dimuati air oleh Tuhan, itulah hamba Tuhan.
Ayub 37:12
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.

Kilat itu menyambar bukan maunya hamba Tuhan tetapi menurut pimpinan Tuhan. Kalau Tuhan suruh pergi maka dia pergi, kalau tidak disuruh maka tidak.
Ayub 37:13
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Tujuan negatif adalah pentung bagi isi bumi, yang positif adalah menyatakan kasih setia. Tuhan Yesus bukannya tidak mau jumlah banyak sebab tujuan Yesus untuk menyelamatkan.
II Petrus 3:9
3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Sebab Yesus tidak mau ada manusia binasa, Tuhan ingin manusia bertobat. Itu sebabnya bukannya Tuhan tidak mau jumlah, justru Tuhan suka. Tetapi apa yang menjadi daya tarik sehingga datang kepada Yesus. Kalau daya tariknya karena hujan lebat dan deras, ada kilat memancar maka itu yang betul. Kalau tertarik karena mata buta bisa melihat, bukannya tidak betul tetapi tidak menjamin langgeng. Buktinya dalam Bilangan 14:11.

Bilangan pasal 14 Tuhan tersayat-sayat hatinya melihat umat Israel menista Tuhan. Kemudian pada pasal 15 Tuhan menghibur diriNya dengan korban seperempat hin dan sebagainya. Begitu masuk pasal 16 Tuhan luka lagi hatiNya karena ada pemberontakan Korah, Datan dan Abiram. Untuk membungkemkan pemberontakan itu maka ada pasal 17, ada tongkat Harun yang bertunas.

Perjalanan rohani kita bukan perjalanan sebatas di dunia ini. Lagi-lagi kalau Yesus datang hanya mau membuat kita kaya dan sehat, Yesus tidak usah datang ke dunia. Tetapi tidak ada dua jalan untuk menyelamatkan kita, hanya oleh kehadiranNya untuk menjadi korban di Golgota maka kita bisa diselamatkan. Itu tujuan Yesus datang yaitu supaya kita selamat lewat KorbanNya di Golgota. Dialah tubuh yang harus mengganti binatang sembelihan.
Ibrani 10:5-7
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.
10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.
10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

Terima kasih Tuhan jika Engkau menemukan kami seperti domba tidak tergembala dan sekarang Engkau himpun kami untuk tergembala, karena selama ini pikiran kami mengembara seperti domba yang tidak tergembala.

Zakharia 10:2
10:2 Sebab apa yang dikatakan oleh terafim adalah jahat, dan yang dilihat oleh juru-juru tenung adalah dusta, dan mimpi-mimpi yang disebutkan mereka adalah hampa, serta hiburan yang diberikan mereka adalah kesia-siaan. Oleh sebab itu bangsa itu berkeliaran seperti kawanan domba dan menderita sengsara sebab tidak ada gembala.

Datangnya hujan deras, yang pertama akan digusur adalah terafim. Apa itu terafim?
I Samuel 15:23
15:23 Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Terafim itu sama dengan keras hati dan tegar hati. Ini yang mau Tuhan gusur, ini yang mau Tuhan hancurkan. Tetapi tidak akan bisa dihancurkan kalau Firman pengajaran yang bagaikan hujan deras dan lebat tidak turun. Kekerasan hati tidak akan pernah bisa digusur, akan tetap lestari di dalam jemaat.

Sesudah bicara terafim, berikutnya bertenung. Bagaimana itu bertenung? Kalau orang Pamona katakan mowurake. Dulu di kampung saya ada lorong tempat nenek-nenek mowurake. Coba kalau tidak ada Firman pengajaran, kitapun bisa ikut-ikut. Apalagi kalau melihat orang yang mau disembuhkan itu langsung sembuh dan bercakap-cakap, padahal kita ditipu.

Yang diberikan mimpi hampa, bermimpi makan namun setelah terjaga ternyata perut lapar. Mimpi minum namun setelah terjaga ternyata masih haus. Inilah yang dilihat Yesus. Yang berbondong-bondong itu keadaannya seperti ini. Kalau Tuhan tidak tolong kasihan.

Bapak-bapak, ibu-ibu, anak muda remaja ingatlah baik-baik. Kita berhadapan dengan 4 model penipuan yaitu terafim, tenung, mimpi-mimpi dan hiburan sia-sia. Makanya maaf, kita butuh hiburan. Roh Kudus itu punya julukan Roh penolong dan Roh penghibur. Kita butuh Roh penghibur dan Roh penolong. Tetapi sorga tidak pernah mengajar jika Roh Kudus itu yang bekerja maka kita butuh lampu yang kerlap-kerlip. Makanya keberadaan Roh Kudus sebagai penghibur itu tinggal dijadikan pajangan tetapi yang dihadirkan adalah hiburan ala dunia. Mengapa itu ada? Karena hujan lebat dan hujan deras disingkirkan. Tidak ada minat lagi, tidak butuh. Bahkan yang ada bisa diterima oleh akal manusia dan disuarakan dari mimbar “kasihan jemaat bekerja sepanjang hari, datang di gereja kemudian disampaikan lagi tentang salib, tentang sengsara”. Kedengaran logikanya benar tetapi itu siasat iblis supaya gereja jangan sempurna. Sehingga salib dibuang, bukan salib lagi yang diberitakan, yang diberitakan hanya hiburan.

Kasihan kalau saudara seperti itu, kita nanti tertinggal 3,5 tahun. Kita ini butuh derasnya hujan. Kalau bicara hujan yang deras kita ingat Ulangan pasal 32. Mulai dari Ulangan 29, 30 dan 31 sampai 32 itulah nyanyian Musa yang ada di sorga bersama dengan nyanyian Anak Domba. Kalau kita tidak butuh hujan yang lebat, bagaimana alam sorga bisa kita alami. Karena itu nyanyian Musa ada di sorga.

Ulangan 31:19
31:19 Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel.

Jadi hujan deras dan hujan lebat itu bagaikan nyanyian, menjadi kesaksian terhadap Tuhan.

Ulangan 31:21-22
31:21 Maka apabila banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku tahu niat yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka."
31:22 Maka Musa menuliskan nyanyian ini dan mengajarkannya kepada orang Israel.

Nyanyian ini diajarkan pada orang Israel dan ada di sorga. Hujan deras ini terkait langsung dengan sorga. Kalau orang tidak suka hujan deras/ Firman pengajaran dia tidak terkait dengan sorga tetapi dia hanya mengkaitkan diri dengan Babel.
Wahyu 15:3
15:3 Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!

Nyanyian Anak Domba dan nyanyian Musa jangan kita lihat hanya secuil kalimat ini tetapi dalam Ulangan pasal 29, 30, 31 dan 32. Ini akan menyudutkan dan membersihkan terafim, tenung, mimpi yang sia-sia dan hiburan yang sia-sia. Saudara lihat saja dunia turis, mereka keliling dunia. Mencari uang satu tahun lalu pergi sana sini. Apa betul mereka dapat hiburan? Saat menyaksikan memang kelihatan senang tetapi banyak capeknya. Begitulah dunia akhir zaman ini.

Puji Tuhan kalau kita dihibur oleh Tuhan. Dulu kita seperti domba yang tidak tergembala tetapi sekarang kita digembalakan dan menerima awan yang ada air. Saya tidak mau menjadi awan putih yang ditiup angin ke sana kemari karena tidak ada muatan air.
Yudas 1:12
1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.

Awan yang tidak punya muatan air, begitu angin datang dia ditiup, diputar ke mana-mana dan dia ikut saja. Tetapi kalau awan itu ada muatan air Firman pengajaran yang deras dan lebat maka dia tidak akan goyah walaupun diterpa oleh apapun. Ini yang sangat kita harapkan dalam gereja Tuhan akhir zaman ini.

Jangan kita balik Roh Kudus yang adalah penolong dan penghibur, lalu kita sisihkan dan membentuk hiburan ala dunia. Di mana lagi Roh Kudus, roh penghibur itu mau bekerja kalau tempatNya diganti dengan hiburan dunia. Kasihan ibadah seperti itu.

Nyanyian Anak Domba bersama nyanyian Musa gandeng menjadi satu. Musa penyelamat Israel, Yesus penyelamat umat manusia.


Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar