20190521

Kebaktian PA Kitab Yehezkiel, Selasa 21 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                   
Yehezkiel 12:1-2
12:1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
12:2 "Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah kaum pemberontak.

Bangsa Israel disebut oleh Tuhan yaitu mereka punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar. Apakah Tuhan menciptakan manusia dulu seperti ini? Tuhan menciptakan manusia sempurna seperti diriNya, punya mata dan punya telinga. Namun jika melihat penampilan Israel yang dicatatat di sini, mengapa disebut punya mata tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar? Alasan Tuhan di sini karena mereka adalah kaum pemberontak. Itulah keadaan Israel. Tuhan melihat mereka mengkondisikan diri sebagai pemberontak, maka Tuhan sejajarkan dengan onak dan duri, itu tanaman atau tumbuhan. Kemudian dari sisi makhluk hidup disejejarkan dengan kalajengking.

Sebelum Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, onak dan duri belum ada di atas bumi. Tetapi ketika manusia Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa, maka Tuhan menumbukan duri dan onak di permukaan bumi. Jadi onak dan duri itu adalah buah dari pada dosa. Kemudian kalau di dalam Yehezkiel ini juga disejajarkan dengan kalajengking. Alkitab mengatakan sebelum manusia jatuh dalam dosa belum ada kutuk. Setelah manusia jatuh dalam dosa maka Tuhan mengutuk bumi. Kalajengking adalah buah dari pada kutuk. Kita bayangkan kehidupan manusia yang ada di bawah naungan kutuk, kemudian dikatakan ada onak dan duri, itu buah dosa. Dan Yehezkiel menyebut Israel ini adalah pemberontak. Berarti mereka ini ada di bawah naungan kutuk dan lebat dengan perbuatan dosa. Sehingga Tuhan berkata “Yehezkiel jika Aku utus engkau di luar Israel, mereka mudah menerima engkau”. Perbandingannya, menghadapi Israel yang pemberontak itu berat sekali dibandingkan menghadapi umat yang bukan Israel.

Kita lihat di sini, kenapa Tuhan mencap mereka sebagai kaum pemberontak. Mungkin kita yang hadir di sini mengelak “saya bukan pemberontak”. Boleh kita mengelak, tetapi catatan Firman Tuhan mengatakan tidak demikian. Kalau orang diluar Israel mudah menerima Yehezkiel/ tidak berat. Tetapi beratnya Yehezkiel menghadapi Israel, sebab umat Tuhan kalau berpaling menjadi pemberontak, itu lebih berat. Dari pada umat yang belum mengenal Tuhan, mereka pemberontak, jika diperhadapkan dengan Kristus mereka cepat berubah dan menerima.

Alkitab mengatakan kita pemberontak.
Yesaya 53:5
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

700 tahun sebelum kisah Yesus disalib, Yesaya sudah melihat bahwa Yesus tertikam karena pemberontakan kita. Ketika Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa maka onak dan duri tumbuh, kalajengking adalah lambang kutuk muncul dan itu semua yang menyusahkan kita manusia. Siapa yang mau kita ada di bawah naungan kutuk.

Oleh sebab itu, karena Tuhan melihat beratnya hidup manusia yang sudah bergulat dengan dosa dan kejahatan, yang tidak pernah pupus hingga saat ini, maka 700 tahun sebelum kisah penyaliban Kristus, Yesaya telah melihat satu-satunya solusi dari sorga untuk mencabut onak dan duri, dan merubah kutuk menjadi berkat, itulah salib Golgota.

Kalau ini praktek sorga untuk menyelamatkan kita, masakan orang Kristen tidak bisa berterima kasih kepada Tuhan, masakan orang Kristen tidak bisa memberi waktu kepada Tuhan. Karena satu-satunya cara untuk mencabut duri dan onak adalah korban Kristus. Tuhan katakan kalau kamu meminta telur tidak mungkin Bapa itu memberikan kaljengking. Kalau meminta kehidupan tidak mungkin Bapa itu memberi kutuk. Kalau meminta roti tidak mungkin diberikan batu. Itulah sistem sorga untuk menolong kehidupan kita.

Jika kita memahami dulu saya pemberontak, kemudian oleh pertolongan Tuhan diangkat menjadi anak Tuhan dan naungan kutuk disingkirkan lalu diberikan berkat Tuhan. Duri dan onak sudah Tuhan junjung di atas kepalaNya. Kenapa Dia harus diberikan mahkota duri? Adam dan Hawa diciptakan dari tanah, bagian dari bumi. Setelah jatuh dalam dosa maka bumi menumbuhkan duri dan onak. Berarti duri dan onak tumbuh dalam hati manusia. Yesus berjuang datang di dunia untuk mencabut duri dan onak dari hati manusia dan Dia junjung di atas kepalaNya. Bagaimana sikap kita?

Di sini Yehezkiel mengatakan “kamu punya mata tetapi tidak melihat, kamu punya telinga tetapi tidak mendengar”. Ini bahayanya. Termasuk telinga dan mata Tuhan ikut mempedulikan. Bagaimana Tuhan membuka telinga yang tidak mendengar alias tuli, bagaimana Tuhan membuka mata yang tidak melihat alias buta. Apa tujuan Tuhan mencelikkan mata dan membuka telinga kita? Pasti ada tujuan.

Kehidupan Kristen, kita umat Tuhan kalau beribadah dan melayani tetapi tidak mengerti rencana Allah, maka ibadah kita menghambat rencana Allah. Kalau orang Kristen menjalankan ibadah tetapi tidak dibukakan rahasia Allah yaitu rahasia nikah Kristus dan gerejaNya maka ibadah kita sia-sia. Ini yang harus kita perhatikan. Di akhir zaman ini Tuhan memang sudah punya rencana membukakan rahasia Firman supaya kita bisa satu dengan Tuhan.
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Kenapa Tuhan harus mencelikkan mata?. Apa makna pencelikan mata? Seperti saya mata jasmani sudah 4 karena pakai kacamata tetapi mata rohani bisa dicap Tuhan buta. Saudara mungkin mata masih terang, tetapi mata rohani barangkali buta.
Mazmur 119:18
119:18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.

Supaya kita melihat keajaiban Firman maka perlu pencelikan mata. Jangan seperti orang Israel punya mata tetapi buta, punya telinga tetapi tuli. Buta dan tuli ini dalam pengertian rohani. Tidak peduli memandang Allah dalam kemuliaanNya, tidak peduli mendengarkan Firman, itu berarti buta dan tuli.

Terlalu banyak orang percaya dan juga kami hamba Tuhan, terlalu banyak waktu dibuang untuk melihat perkara lain ketimbang melihat kemuliaan Firman Tuhan. Ini masalahnya, jangan sampai nanti terjadi penyingkiran gereja menjelang aniaya antikristus tetapi saudara tidak tersingkir. Biarpun apapun kita miliki di dunia ini, semua disita antikristus, yaitu manusia tanpa hukum/diktaktor. Ini yang akan terjadi karena Firman tidak pernah dusta, telah dicatat oleh Firman.

Tuhan perbandingkan, kalau bangsa lain cepat menerima Yehezkiel, tetapi kalau bangsa Israel karena bangsa pemberontak, maka sukar mereka menerima.
Yehezkiel 3:6
3:6 bukan kepada banyak bangsa-bangsa yang berbahasa asing dan yang berat lidah, yang engkau tidak mengerti bahasanya. Sekiranya aku mengutus engkau kepada bangsa yang demikian, mereka akan mendengarkan engkau.

Kita dikategorikan bangsa kafir, karena bangsa non Yahudi. Kalau kita membuka hati kepada Tuhan, puji Tuhan. Tetapi alangkah ironisnya kita sudah bangsa kafir, tidak kenal Tuhan, lalu keras hati lagi seperti bangsa Israel.
Yehezkiel 3:7
3:7 Akan tetapi kaum Israel tidak mau mendengarkan engkau, sebab mereka tidak mau mendengarkan Aku, karena seluruh kaum Israel berkepala batu dan bertegar hati.

Untuk menghentar umat Tuhan justru untuk diperkenalkan rencana Allah itu yang paling berat. Jadi masalah kenapa banyak kali kehidupan Kristen tidak mau mendengar karena kepala batu dan tegar tengkuk. Dalam Yesaya 48:4 ada 3 sinonim kata: kepala batu, keras kepala, tegar tengkuk.
Yesaya
48:4 Oleh karena Aku tahu, bahwa engkau tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu,

Jika Tuhan membuka mata dan sekarang kita diberi oleh Tuhan pencelikkan mata, tujuannya supaya kita melihat kemuliaan Firman. Firman itu adalah Yesus sendiri.
2 Korintus 4:3-4
4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Yohanes 1:1-3
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Siapa yang tidak mau melihat kemuliaan Yesus. Kemuliaan Yesus kelak akan kita saksikan dalam pesta di dalam Wahyu pasal 19. Itulah pesta nikahnya Yesus dan dikatakan isterinNya sudah siap. Siapa yang menjadi isteriNya? Karena kita sekarang bertunangan dengan Yesus, berarti saya dan saudara dicalonkan menjadi isteri Anak Domba secara rohani. Untuk melihat kemuliaan mari kita tapaki hidup ini agar kita menjadi Tubuh Kristus, menjadi Mempelai Wanita, bukan sekedar Kristen! Kita ini bertunangan dengan Yesus secara rohani. Memang aneh kedengaran, tetapi itulah rahasia Tuhan yang sekarang dibuka kepada kita bangsa kafir. Alkitab mengatakan kepada bangsa Israel dipercayakan Firman, tetapi rahasia Firman Tuhan bukakan kepada kita bangsa kafir non Yahudi. Sementara Tuhan bukakan rahasiaNya kepada kita bangsa non Yahudi, kemudian kita abaikan, sangat berbahaya sebab akan jatuh pada tangan antikrist.
II Korintus 11:2
11:2 Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.

Status ini sangat unik, logika manusia sulit untuk menyerap dan sulit untuk menerima. Makanya ayat ini kita dekati dengan iman, jangan dekati dengan akal, nanti kita akan sesat. Tuhan itu begitu baik, masakan kita manusia yang sudah amburadul ini mau dijadikan mempelai wanitaNya.

Cirinya ada pencelikkan mata. Contohnya seorang nelayan yang namanya Petrus, dia mencari nafkah untuk isteri dan anak, bahkan ibu mertuanya. Bagaimana cara Tuhan untuk menjaring Petrus supaya dia ada dalam rencana Allah. Bagaimana Tuhan mencelikkan matanya supaya ada dalam naungan berkat, bukan kutuk.
Lukas 5:1-2
5:1 Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah.
5:2 Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.

Saat itu Yesus ada di kerumunan orang, tetapi Petrus sedang membereskan jala. Saat itu Yesus mengajar orang banyak dan Petrus menguping.
Lukas 5:3
5:3 Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.

Untuk apa Yesus mengajar? Tadi dikatakan dalam Mazmur 119 singkapkan mataku supaya aku melihat keajaiban Firman. Berarti Yesus sedang memproses matanya Petrus. Telinganya lebih dahulu.
Lukas 5:4
5:4 Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Tadinya masih di tempat yang dangkal, dalam pelajaranan Tabernakel itu menunjuk halaman. Bertolak ke tempat yang dalam itu menunjuk ruangan suci.

Lukas 5:5
5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."

Nelayan ahli ini ternyata gagal semalam suntuk, sekarang sudah siang bagaimana bisa lagi ada ikan. Jadi di sinilah proses pembukaan telinga terjadi. Petrus dibuka telinganya oleh Firman Tuhan yang dia dengarkan tadi.

Lukas 5:6
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

Kalau telinga sudah dibuka dan patuh kepada perintah, maka berhasil, tidak akan kosong.

Lukas 5:7-8
5:7 Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
5:8 Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."

Tadi telinganya dibuka, sekarang matanya dibuka oleh Tuhan. Jika telinga dibuka dan mata dibuka maka apa yang terjadi pada Petrus? Ini taraf penginjilan, karena Petrus akan dipakai menjadi seorang penginjil atau penjala jiwa. Kalau sampai pada taraf pencelikan mata dan membuka telinga maka tujuan utamanya kita sadar akan dosa. Banyak kali kita orang Kristen cuma gemar dengan mujizat tetapi tidak pernah sadar dengan dosanya. Juga kami hamba Tuhan, mungkin kami dipakai dalam mujizat luar biasa, tetapi kadang kala tidak sadar dengan dosa kita.

Bagaimana gemar dengan mujizat, tetapi dosa tidak lepas. Petrus melihat mujizat dan dia berkata “aku orang berdosa, aku tidak layak, tinggalkan aku Tuhan”. Tetapi apakah Tuhan Yesus tinggalkan? Tidak sebab pengakuan ini yang Tuhan tunggu dan Tuhan angkat dia menjadi penjala manusia. Hanya masalahnya ikan-ikan di sini sebagian cemplung kembali ke danau. Kalau kita baru sampai dalam taraf penginjilan jangan heran kalau jala itu koyak dan jiwa itu cemplung kembali ke habitat. Jadi jangan berhenti pada Firman penginjilan.

Penginjilan memang disertai dengan mujizat. Tetapi kalau tidak sadar akan dosanya bisa cemplung lagi ke habitatnya. Itu sebabnya kenapa banyak orang Kristen sudah percaya tetapi tetap pada habitat lama? Karena berita yang didengar masih dalam taraf penginjilan. Dan memang itu yang disenangi oleh banyak orang Kristen, kalau namanya kebaktian penginjilan, datang pendeta besar yang melakukan mujizat, mereka datang berkerumun. Tetapi kembali lagi ke habitat. Karena apa? Tidak diterukan pada pengajaran.

Olehnya Petrus dua kali menangkap ikan dan dua kali mendapat panggilan. Dan dua-duanya sama-sama mengalami pencelikan mata serta membuka telinga. Ini yang harus kita jalani. Petrus dalam Yohanes pasal 21, bukan lagi diangkat menjadi penginjil tetapi diangkat menjadi gembala. Dalam pengangkatan Petrus sebagai penginjil, Yesus belum mengalami mati dan bangkit. Tetapi dalam pengangkatan Petrus sebagai gembala, Yesus sudah mengalami mati dan bangkit.

Apa yang Tuhan tagih setelah Petrus diangkat menjadi gembala? Ialah Kasih. Gereja Tuhan hanya menuntut kasih, padahal Yesus memang sudah berbuat kasih. Masalahnya kita tidak mengerti bagaimana menampung kasih itu dan dari mana kita bisa menikmati kasih itu. Yesus tagih, Yesus rindu mendapatkan kashi kita. Pada pencelikan mata dan membuka telinga yang kedua pada Petrus ini, yang Tuhan tagih adalah kasih. Yesus sangat mendambakan kasih saudara dan saya kepadaNya. Bukan cuma Yesus mengasihi kita dan kita menagih kasih dari Tuhan. Sekarang dibalik, Yesus menagih kasih, apakah kita bisa.

Kalau sudah bicara kasih, maka wilayahnya adalah nikah. Untuk saudara bisa memberi kasih kepada Yesus, tidak ada cara lain kecuali kita ada di dalam penggembalaan yang suasananya mati dan bangkit. Kalau saya menjadi gembala tetapi tidak punya pengalaman bersekutu dengan Yesus dalam kematian dan kebangkitanNya maka tidak bakal ada kasih. Yang ada hanya saya selalu minta Tuhan supaya memberkati, tetapi Tuhan katakan “kapan engkau mengasihiKu”. Di dalam penggembalaan kita diajar oleh Tuhan, utamanya di dalam doa penyembahan, di situ kita curah kasih kita kepada Tuhan.

Yang terjadi dalam Yohanes pasal 21 itu sama dengan dalam Lukas tadi, tetapi bukan lagi diangkat menjadi penginjil. Kalau hanya sampai pada penginjilan maka banyak yang akan cemplung lagi pada habitat lamanya/ kembali pada hidup lama. Apalagi saya sudah 72 tahun ikut Tuhan, kemudian saya hanya disuguhkan penginjilan. Kapan Firman pengajaran? Kalau hanya seperti itu sangat riskan sebab akan diterkam binatang buas/ antikrist.
Yohanes 21:6
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Ketika mereka mendengar suara Yesus yang ada di pantai yang jaraknya hanya 200 hasta, berarti telinga mereka ditangkap oleh Yesus. 

Yohanes 21:9
21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.

Di sini mata mereka ditangkap oleh Yesus.

Yohanes 21:10
21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."

Waktu Petrus pertama kali dipanggil saat menjala ikan, tidak disebutkan ikan itu sempat mereka makan. Tetapi di dalam penggembalaan mereka makan ikan. Kalau sampai taraf penginjilan, kita belum makan Firman, kita cuma terpesona dengan mujizat. Kalau mau makan harus bersama di dalam penggembalaan, gembala itu menyediakan Firman.

Setelah mereka makan, apa yang Yesus tagih kepada Petrus? Sampai 3 kali Tuhan Yesus berkata “Petrus apakah engkau mengasihi Aku”. Berarti kalau kita mengalami pencelikan mata yang kedua, telinga kita dibuka oleh Tuhan kemudian kita dibawa dalam penggembalaan, maka Tuhan tagih kasih dalam diri kita. Mengapa Tuhan menagih kasih kita? Karena saat itu Tuhan Yesus sudah mati dan bangkit. Saat itu Tuhan Yesus tampil dalam suasana kebangkitan. Kalau Yesus mati dan bangkit, apa tujuan Yesus mati dan bangkit? Membeli saya dan saudara. Itu dihubungkan dengan penggembalaan.
Kisah Para Rasul 20:28
20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Dan itu kesempatan untuk lahir baru.
1 Petrus 1:3
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

Darah Yesus membeli saya dan saudara. Maka tidak ada alasan bagi saya untuk tidak mengasihi Tuhan. Kalau Tuhan menagih kasih kita kepadaNya maka kita harus mengatakan “terima kasih Tuhan, memang saya harus mengasihi Engkau karena Engkau mati bagi saya”. Itu di dalam warna penggembalaan. Karena Petruspun diangkat menjadi gembala setelah Yesus mati dan bangkit. Jadi harga penggembalaan itu seharga kematian dan kebangkitan Kristus. Singkatnya saya dan saudara seharga Korban Kristus. Kalau kita sudah paham ini, bagaimana rasa terima kasih kita kepada Tuhan. Tidak akan ada keberatan kita melipatkan lutut menyembah Dia.

Dengan bahasa murahan, Tuhan seakan-akan mengemis kasih kepada kita. Sebenarnya ini bahasa yang dalam. Tidak tega kita untuk tidak mengasihi Tuhan. Apalagi disebut kita bertunangan denganNya, masakan tunangan tidak mengasihi kekasihnya? Kapan nikahnya jika tunangannya datang dia malah pergi menjauh, sediakan kopipun tidak.  Begitu tunangannya datang “selamat sore” lalu hanya disuruh duduk di situ, tidak ada ngomong. Tidak diberi kesempatan untuk berbicara (berfirman).

Jadi kalau Tuhan bicara kasih, maka untuk menggalakkan kasih ini sampai pada kasih mempelai, harus di dalam penggembalaan. Jika kita jauh dari penggembalaan yang ada tanda kematian dan kebangkitan, walaupun kita ngomong “saya mengasihi Tuhan” itu akan pudar. Tetapi kalau dalam penggembalaan oleh gembala menunjukkan kematian dan kebangkitan Kristus maka kasihnya itu akan bersemi terus dan akan mencapai kasih mempelai. Bagaimana itu kasih mempelai? Itu ditancap, dibangkitkan, digairahkan dan digalakkan di dalam penggembalaan.
Kidung Agung 8:5
8:5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? -- Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.

Sulamit itu besandar di dada kekasihnya. Jadi dia tahu kekasihnya itu ada kemampuan untuk menjaga dan memelihara. Bersandar itu berarti berharap sepenuhnya kepada kekasihnya.

Kidung Agung 8:6-7
8:6 -- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
8:7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

Ingat, air yang banyak itu menunjuk bangsa-bangsa yang sedang bergelora dan bergejolak sekarang.
Wahyu 17:3,15
17:3 Dalam roh aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

Saudara dan saya berhadapan dengan bangsa yang sedang gaduh hari-hari terakhir ini, jangan membuat kasihmu goncang terhadap Tuhan.

Biarpun digoda dengan apapun, dia tidak tergiur. Tetapi sekarang banyak terjadi di dunia Kristen, baru digoda dengan skuter buatan India, sudah langsung matanya jadi biru berbinar-binar “dari pada saya jalan kaki, mumpung ada skuter”. Apalagi kalau digoda dengan kedudukan “Tinggalkan Yesus, nanti saya berikan kedudukan. Kedudukan ini pas bagi kamu” langsung dia tinggalkan Yesus. Apalagi kalau digoda dengan pangkat, langsung tergiur tinggalkan Yesus, itu berarti dia belum mengasihi Tuhan, terlalu mudah melepaskan Yesus.

Kalau kita ada di dalam penggembalaan yang ada tanda kematian dan kebangkitan Kristus, maka tidak ada apapun mendongkrak hidup kita untuk beralih pada yang lain. Semoga jangan sampai anak muda di sini yang melepaskan Yesus karena menikah. Dulu Yudas Iskariot menjual Yesus karena perut. Sekarang ini banyak orang Kristen jual Yesus karena daging sepotong! Ini lebih jahat. Olehnya itu kita mau digembalakan.

Kenapa Yesus menagih kasih? Karena Dia sudah berjuang di Golgota untuk membeli kita dengan darahNya. Tidak ada yang bisa membeli kita kecuali Korban Kristus, tidak ada yang bisa membuka pintu sorga selain Korban Kristus. Jangan kita lepaskan.

Kenapa gembala juga ditagih oleh Tuhan kasihnya kepada Yesus? Karena dia diangkat seharga korban Kristus. Sebagai hamba Tuhan saya takut, walupun sudah 45 tahun menjadi gembala bukan berarti saya sudah mencapai kadar ini. Saya hanya berdoa, supaya akhir pelayanan kami bersama jemaat, kita diisi oleh kasih Mempelai untuk bertemu Yesus Mempelai Laki-laki Sorga. Dia akan datang untuk menjemput kekasihNya. Ketika kekasihNya terancam oleh laki-laki lain yaitu antkristus, maka Dia akan datang mengambil kita dan kita disingkirkan jauh dari mata antikristus.

Di sinilah uniknya kita umat Tuhan. Jangan berhenti menjadi kehidupan Kristen yang hanya mendengar Firman pengijilan, mari kita teruskan di dalam penggembalaan. Penggembalaan itu tidak boleh lepas dengan suasana sorga. Itu sebabnya waktu mereka menangkap ikan, mereka menangkap dalam jumlah tertentu. Mengapa tangan Tuhan seperti menggiring ikan masuk dalam jala itu dengan jumlah 153. Apa maksud 153? Itulah suasana penggembalan yang akan menumbuh kembangkan kasih jemaat kepada Kristus. Untuk mengimbangi kasih Mempelai Laki-laki Sorga maka kita harus memiliki kasih mempelai kepada Mempelai Laki-laki Sorga.
Yohanes 21:11
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.

Waktu Petrus diangkat menjadi penginjil, ikan itu tidak dihitung. Tetapi ketika diangkat menjadi gembala, maka itu dihitung. Memang dalam penggembalaan kita dihitung oleh Tuhan.
Yehezkiel 20:37
20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Ku dan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

Penggembalaan model bagaimana yang dihitung? Sekarang Mempelai Laki-laki ada di situ, Yesus pemilik sorga ada di situ, Yesus pemilik kehidupan, Yesus sumber kasih, Dia hakim dan Mesias, Raja di atas segala raja ada disitu. Mengapa harus 153? Itu diperhadapkan di muka Yesus dan dimuka murid-muridNya. Sebab angka 153 adalah angka suasana sorga/rohani.

Dulu Musa disuruh Tuhan membangun Tabernakel yang adalah gambaran sorga, yakni meniru apa yang ada di sorga. Makanya dalam Ibrani pasal 8 hal itu diceritakan. Dalam Keluaran pasal 25 sampai pasal 40 itu diceritakan. Apa yang dilihat oleh Musa yang diperlihatkan oleh Tuhan, itu adalah gambar sorga. Secara jasmani itu dibuat di bumi. Makanya dalam doa Bapa kami yang diajar oleh Yesus “jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga”.

Waktu Musa membangun sorga mini ini, panjangnya 100 hasta, lebarnya 50 hasta dan ada 3 tingkatan. Jadi 153 adalah angka suasana sorga. Di dalam penggembalaan kita harus membawa jemaat supaya kita menikmati suasana sorga. Berarti kita memberi kasih kepada Yesus karena Dia lebih dahulu memberi kasih kepada kita, Dia rela mati bagi kita.

Atas kerelaan hati Tuhan, maka Tuhan membukakan rahasia Firman untuk menggenapi kegenapan waktu. Jadi waktu sudah mau berakhir.
Efesus 1:8-10
1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian.
1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Petrus dipanggil menjadi penangkap jiwa, sekarang bukan hanya menangkap namun menggembalakan jiwa. Jiwa yang Tuhan percayakan kepada Petrus adalah Jiwa yang Yesus beli dengan darahNya di Golgota. Makanya kalau saya sebagai hamba Tuhan dan saudara juga sebagai umat Tuhan, lihat dirimu seharga Korban Kristus. Jangan mempermainkan Korban Kristus. Maka waktu yang sisa ini kita gunakan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Ibrani 10:37
10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.

Walaupun ayat ini ditulis lebih 2000 tahun lampau, ayat ini tetap tidak berubah. Kalau dulu dikatakan sedikit waktu lagi Ia akan datang, apalagi sekarang. Tetapi ada orang Kristen mengejek, dalam II Petrus 3:3-4 dikatakan mereka sebagai mengolok. Memang 2000 tahun yang lampau sudah dilihat oleh Petrus bahwa akhir zaman ini akan banyak pengolok yang mengatakan Tuhan sudah mau datang ternyata begini-begini saja. Ini roh pengolok kalau orang berbicara seperti itu. Malah dalam Habakuk lebih sial lagi, mereka bicara sambil mengangkat lobang hidungnya “ah masa!”. Coba bayangkan, Tuhan suruh manusia hidup dengan iman karena Dia mau datang tetapi malah dijawab “ah masa!”. Keterlaluan kalau kita lakukan seperti itu. Kalau sampai seperti itu, berarti kita adalah pengejek-pengejek!

Ibrani 10:38
10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

Kalau mengundurkan diri, kalau kasihnya merosot, maka Tuhan tidak berkenan. Kita harus komitmen sekarang bahwa kita bukan orang yang undur.

Ibrani 10:39
10:39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.

Yesus benar-benar mencari kasih dari saudara. Dia sudah mati dan bangkit untuk saudara. Dia rela tergantung di Golgota untuk mencabut duri dan naungan kutuk dari kehidupan kita. Orang yang digantung di kayu salib adalah Yesus yang sudah mengangkat kutuk dari kehidupan kita, bukan kita menerima kalajengking. Makanya kita minta telur, dikasih Tuhan telur, bukan kalajengking.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Tuhan Memberkati.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar