Salam
sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kepada saudara-saudara yang mengikuti secara online,
biarlah kita bersikap sebagaimana orang yang beribadah dibawa satu komando,
jangan dibawa komando lain.
Yohanes 6:1-5
6:1 Sesudah itu
Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat
penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus
naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah,
hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus
memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong
datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan
membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"
Jika
kita melihat dalam Markus pasal 6 juga di dalam Matius pasal 14 di mana Kristus
Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 ketul roti. Di sini kita melihat
pelayanan yang sangat ajaib terjadi. Untuk memberi makan 5000 orang itu secara
manusia, sekalipun ada panitia bagaimana mungkin memberi makan jiwa yang begitu
banyak hanya dengan 5 ketul roti, itu tidak masuk akal manusia. Namun yang
menjadi pintu pelayanan di sini adalah belas kasihan, karena Yesus jatuh belas
kasihan. Itu adalah pintu terbuka untuk memberi pelayanan. Jika seseorang
memiliki roh belas kasihan, pasti dia akan bisa memberikan pelayanan walaupun
mungkin secara akal itu mustahil. Tetapi jika dasarnya belas kasihan maka pasti
bisa dia memberikan pelayanan. Walaupun sedikit perorang tetapi dengan belas
kasihan. Ini adalah pintu pelayanan.
Jika
kehidupan kekristenan kita mulai kami hamba-hamba Tuhan, jika kami melayani
tanpa belas kasihan maka pelayanan itu adalah pelayanan yang pasti cepat menemui
kegagalan. Tetapi kalau pelayanan itu didasari belas kasihan, pasti pelayanan
itu akan berkesinambungan, tidak akan stop di tengah jalan karena ada belas
kasihan. Ini dasarnya.
Baik
yang saudara baca dalam Matius pasal 14, Markus pasal 6, Lukas pasal 9 semua
didasari dengan belas kasihan. Di sini Tuhan menitip sesuatu yang indah, jika
saya melayani dan saudara melayani, maka lebih dahulu harus berangkat dari hati
yang penuh belas kasihan. Pelayanan yang penuh belas kasihan ini, dikatakan
oleh Firman Tuhan tidak akan cepat-cepat menjatuhkan hukuman. Walaupun di
tengah pelayanan itu yang saudara
layani itu adalah orang-orang yang tidak menyenangkan hati Tuhan dan hati saudara.
Matius 12:7
12:7 Jika memang
kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan
persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
Jadi
kalau melayani orang itu dengan dasar belas kasihan, tidak segera kita
menghukum dia sekalipun lakukan yang salah. Kita
selalu mengarahkan dia untuk menikmati apa arti pelayanan. Dan kalau dia
menikmati pelayanan kita, maka jangan tunggu lama, waktu singkat dia sendiri
akan datang pada pemahaman “aku bersalah, aku berdosa”.
Sesungguhnya
pelayanan ini bukan hanya pelayanan yang semata-mata memberi orang kenyang. Sementara
dia kenyang tetapi dosanya tidak pernah diselesaikan. Tidak demikian! Kita memberikan pelayanan kepada orang berdosa,
kepada orang jahat, kemudian dia kenyang karena
kita memberikan pelayanan tetapi dia tidak pernah sadar dengan dosanya, maka
itu adalah pelayanan yang mentah. Jadi pelayanan yang sesungguhnya diterima
orang itu ada dua sisi, dia kenyang dan dia juga menyadari bahwa dia orang
berdosa. Kenapa saya mendapat service seperti ini, sehingga dia segera datang kepada salib.
Jika
melihat alur pelayanan Yesus, mulai dari pelayanan 5 roti dan 2 ekor ikan,
kemudian meningkat pada 7 ketul roti dan ikan kecil-kecil. Tetapi sifat orang
yang dilayani itu juga sudah meningkat pemahaman mereka.
Kalau
dalam Matius pasal 14, Markus pasal 6, Yohanes juga pasal 6 dan Lukas 9 tetang
5 ketul roti untuk 5000 orang, dasarnya pelayanan karena Yesus berbelas
kasihan. Kemudian meningkat pada Markus
pasal 8 yaitu pemecahan roti 7 ketul, bukan hanya sebatas dasar belas kasihan,
tetapi benar-benar umat Tuhan pada saat itu mereka
mengabaikan kebutuhan jasmani dan mengutamakan kebutuhan yang rohani.
Betul-betul hebat mereka.
Kalau
dalam Yohanes pasal 6 ini mereka mencari Yesus dan Yesus memberikan service
memberi mereka makan 5 ketul roti. Berbondong-bondong orang mengikuti Yesus
karena melihat penyembuhan. Tetapi Markus
8 itu bukan lagi karena melihat penyembuhan namun karena kepentingan yang
rohani itu mereka utamakan di tempat yang paling di atas ketimbang kebutuhan-kebutuhan
jasmani sehingga Yesus tidak tega melihat mereka
jika
pingsan di jalan maka diberi
makan lebih dahulu sebelum pulang.
Pada
pemecahan roti yang pertama, perlu kita perhatikan kembali. Koreksi Tuhan
kepada kita, dasarnya kita datang kepada Tuhan itu apa? Hanya untuk memenuhi
kebutuhan jasmani? Itu tidak salah tetapi hanya sampai di liang kubur, kita
berarti hanya mengejar yang fana bukan yang baka atau yang kekal. Ini yang
Tuhan koreksi dalam Yohanes pasal 6. Makanya kalau berada pada Yohanes 6:66 banyak yang mengundurkan diri.
Karena tidak mampu menerima Tuhan menunjukan kepada mereka yang rohani lebih
utama dari yang jasmani. Tetapi bagi mereka yang jasmani lebih utama dari yang
rohani sehingga mereka tidak sanggup mendengarkan Firman dan meninggalkan Yesus
pada pasal 6 ayat 66. Berarti orang itu kena cap 666.
Yohanes 6:66
6:66 Mulai dari
waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Karena
mereka mengikut Tuhan namun yang mereka harapkan adalah kebutuhan-kebutuhan
lahiriah. Ini kesalahan yang banyak umat dan hamba Tuhan lakukan dalam gereja, kami mengikuti selera jemaat, bukan
mengikuti selera Tuhan. Dan kami hamba Tuhanpun termotivasi dengan itu. Karena
kalau melayani jemaat kemudian makmur jasmani jemaat itu maka pundi-pundi
gembala juga diberkati. Kalau itu yang menjadi motivasi maka kami salah besar dan mengakibatkan
Tuhan menarik diri.
Saudara
yang diberkati Tuhan, jangan sampai pengiringan dan pelayanan saya serta
pengiringan dan pelayanan saudara motivasi karena yang jasmani. Begitu Tuhan
koreksi mereka tidak mampu dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Ketika mereka
meninggalkan Tuhan, bukannya Tuhan kecewa “aduh, Saya ditinggalkan orang, mana
lagi umatKu” namun Tuhan menghadapi yang sisa lalu bertanya “kamu mau pergi
juga!”. Ini gembala yang luar biasa, tidak takut ditinggalkan domba, yang
penting kebenaran. Kadang di sinilah kebelit, kacau balaunya pikiran gembala.
Lihat saja kalau jemaat meninggalkan karena persoalan
yang jasmani, silahkan.
Sebabnya
kita membutuhkan pelayaan Kristus Yesus kepada kita yang penuh belas kasihan.
Dan kalau kita menerima pelayanan Yesus yang penuh belas kasihan, sesungguhnya kita patut
dibinasakan sebaliknya mendapatkan pelayanan dari Tuhan
dengan dasar belas kasihan, mari kita sambut, jangan kita tinggalkan. Jika
tadinya pengikutan kita sasarannya salah, mari kita rubah. Dan itu yang Tuhan
tunggu yaitu kita berubah. Kalau tadinya sasaran pengikutan kita karena mencari
yang jasmani, mari kita rubah. Kita cari Tuhan karena kebutuhan yang rohani. Kebutuhan
yang rohani itu yang utama, nanti yang jasmani mengikut, itu urusan Tuhan.
Kita
meneladani bagaimana Yesus memberikan pelayanan. Jika saudara mengikuti alur
pelayanan Yesus yang penuh belas kasihan, buktikan saudara tidak cepat
menghukum orang. Orang yang melayani dengan dasar penuh belas kasihan, dengan
catatan tidak cepat menghukum orang, tidak usah
kita mengejar yang jasmani, Tuhan sudah janji orang itu pasti mujur. Siapa yang
tidak suka mujur.
Mazmur 112:5
112:5 Mujur
orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan
urusannya dengan sewajarnya.
Melihat
sesama timbul belas
kasihannya “kasihan orang itu, saya perlu melayani dia”. Itulah orang yang
mujur, Yesus teladannya. Kalau Yesus sudah memberi pelayanan seperti ini, maka
kita harus meneladani pelayanan dengan belas kasihan
maka otomatis saudara akan mujur.
Mazmur 112:6-7
112:6 Sebab ia
takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.
112:7 Ia tidak
takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.
Walaupun
ada kabar celaka, dia tidak takut karena dia tahu dia mujur. Orang mujur
dilindungi, diingat oleh Tuhan.
Mazmur 112:8
112:8 Hatinya
teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.
Dia
tidak takut melihat lawan, itu kacang-kacang, itu tahi kuku. Dia tidak gentar
melihat besarnya lawan. Ini orang mujur yang hatinya penuh belas kasihan, tidak
cepat memberikan penghukuman.
Mazmur 112:9
112:9 Ia
membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya,
tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Sampai
berakhir dengan tanduk kuasa yang meninggi di dalam kemuliaan. Ini yang harus
ada dalam gereja Tuhan. Saya melihat pelayanan Yesus Tuhan, saya masih jauh.
Pelayananku tidak berani saya katakan sudah ada belas kasihan, Tuhan yang
menguji saya. Tetapi itu yang saya upayakan supaya pelayanan itu penuh dengan
belas kasihan. Apalagi jika melihat seseorang rindu akan perkara yang rohani, maka lewat
pelayananku dia mengharapkan dorongan perkara
rohani, maka itu memicu saya untuk lebih merendah di hadapan Tuhan.
Pemecahan
5 ketul roti menunjukkan kegerakan Firman hujan awal. Pemecahan roti 7 ketul roti menunjuk kegerakan kegerakan
Firman hujan akhir. Secara rohani kita tidak melihat lagi dari sisi waktu terpisah. Tetapi kita jadikan satu dalam
diri kita. Pertama kita harus menerima dulu pemecahan roti 5 ketul, itu
pelajaran dasar bagi kita. Kalau sudah menerima pelajaran dasar yaitu 5 ketul
roti dan 2 ekor ikan, berarti saudara menerima pelajaran belas kasihan. Sebab
guru yang mengajar adalah guru yang berbelas kasihan maka yang akan Dia drop
kepada kita adalah roh belas kasihan. Itu bentuk pelajarannya.
Sudahkan
saudara jadikan belas kasihan itu seperti mengenakan baju? Ini sudah menjadi
ciri orang yan satu pakaian dengan Tuhan. Orang yang seperti itu disebut orang
pilihan, orang yang dikuduskan Tuhan. Dia mengenakan pakaian belas kasihan.
Kolose 3:12
3:12 Karena itu,
sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Jadi
orang yang mengenakan belas kasihan adalah orang pilihan Tuhan, orang yang
disucikan dan dikasihi oleh Tuhan. Kiranya kami memposisikan diri dan
mengkondisikan diri menjadi kekasihnya Tuhan, menjadi miliknya Tuhan, menjadi
pilihannya Tuhan.
Saudara
coba koreksi dan periksa diri saudara,
adakah saudara memiliki roh belas
kasihan melihat orang lain, melihat saudaramu, melihat tetanggamu, melihat
sahabat-sahabatmu. Antara lain
sahabat secara daging namun tidak melihat dengan belas kasihan “kasihan orang
ini”. Apakah saudara bisa menyodorkan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan kepadanya.
Kalau itu ada, maka tadi dikatakan itu sama dengan saudara mengenakan pakaian belas
kasihan. Itu anak pilihan yang disucikan dan dikasihi Tuhan.
Bagi
saya ketika saya memperhatikan dan mengulang-ulang Firman ini, saya hanya
berkata “Tuhan tolong tambahkan iman saya. Biarlah saya bisa melihat orang
seperti Tuhan memandang saya. Biarlah saya melihat orang seperti Tuhan menaruh
belas kasihan kepada saya. Sayapun harus menaruh belas kasihan pada orang itu”.
Ini yang Tuhan cari. Jangan saudara
memandang orang dengan muka besi, jangan memandang orang dengan muka seperti
papan, datar, mau menerkam! Ini bukan orang berbelas kasihan. Padahal Tuhan
cari belas kasihan dalam gereja Tuhan. Kalau pelayananmu dasarnya belas kasihan
maka pasti saudara adalah kekasih Tuhan, pilihan Tuhan yang disucikan oleh
Tuhan.
Kolose 3:12
3:12 Karena itu,
sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah
belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Jadi
belas kasihan dikenakan kepada orang pilihan Tuhan, kepada orang yang
dikuduskan dan dikasihi Tuhan. Jadi bukan hanya slogan saudara ini anak Tuhan, orang
pengajaran. Jika ada belas kasihan saudara melayani Tuhan dan melayani sesama maka pasti tidak akan ada omelan dan
tidak akan bersungut karena ada belas kasihan.
Pada
waktu Yesus mau memberi makan orang banyak,
sebelum memecah-memecahkan roti, Tuhan bertanya “apa yang ada padamu”. Mereka
katakan “ada di sini anak membawa 5 ketul roti dan 2 ekor ikan”. Jika saudara melihat konteks ayat di atas
“apa yang ada padamu” yang sebenarnya ada pada saudara
itulah belas kasihan. Buktinya anak ini, kalau dia pertahankan “ini jatah saya,
yang diberi ibuku untuk
saya makan, kenapa kalian ambil!”. Tetapi anak kecil ini melepaskan apa yang
ada padanya. Kita belajar dari anak kecil ini! Ketika dia berangkat dari rumah,
ibunya memberikan bekal “ini 5 ketul roti
dan 2 ikan”. Tetapi anak kecil ini berbelas
kasihan, dia lepaskan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, kalah orang dewasa! Ini
yang Tuhan cari “apa yang ada padamu?”.
Markus 6:37
6:37 Tetapi
jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya:
"Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi
mereka makan?"
Kita
kalah dengan anak kecil. Dia tidak berkata “tidak bisa, ini untuk saya!”.
Tetapi sangat mencengangkan, dia tidak pertahankan malah dia lepaskan. Begitu
pindah di tangan Tuhan, bukan dia kelaparan, malah dia kekenyangan, lebih dari
apa yang dia pertahankan.
Matius 14:17-18
14:17 Jawab
mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
14:18 Yesus
berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."
Itupun
5 roti dan 2 ekor ikan ini bukan punya murid-murid, itu punya seorang anak
kecil. Mestinya mereka malu, anak kecil melepaskan
haknya dengan belas kasihan. Dia melihat 5000 orang yang ada bersamanya maka
dia lepaskan 5 roti dan 2 ekor ikan, itu pelayanan yang berbelas kasihan. Itu
pelajaran bagiku dan bagi saudara.
Jika
melihat ini, murid-murid Yesus ada dalam suasana bingung karena Alkitab
mengatakan sudah menjelang malam, berarti matahari sudah hampir terbenam.
Artinya kebenaran Firman akan segera diangkat. Murid-murid memandang secara
mendatar, secara horisontal. Tetapi begitu roti di tangan Tuhan, dikatakan
Yesus memandang ke atas. Berarti yang horisontal dipotong dengan vertikal maka
terjadilah salib.
Kita
perhatikan di sini, kegerakan Firman pengajaran yang ditandai belas kasihan, ada pada salib Golgota. Jadi kegerakan
Firman hanya ada pada salib Kristus. Jika saudara
melihat kegerakan Firman di hari-hari terakhir ini yang dasarnya belas kasihan,
intinya adalah salib Golgota dan kita menikmatinya. Tentu Tuhan menginginkan
jika kita sudah menikmati agar kita
teruskan kepada yang lain. Bukan hanya kepentingan kita bersama tetapi juga untuk orang
lain. Ini yang Tuhan rindukan di dalam gereja Tuhan.
Kata
Filipus 200 dinar tidak cukup. Memang angka 200 adalah angka tidak cukup. Angka
200 manusia mengatakan tidak cukup namun Tuhan rubah angka itu menjadi angka
kelimpahan. Tetapi awas, ada dua kelimpahan. Kelimpahan berkat, kelimpahan rohani yang arahnya pembentukan Tubuh
Kristus. Tetapi ada kelimpahan hukuman, 200 mil darah mengalir tingginya
setinggi kekang kuda.
Jadi
kalau angka 200 kita pertahankan, angka tidak cukup itu kita bertahan di situ,
tidak bisa, tidak bisa, itu nanti akan bermuara pada Wahyu di mana 200 mil
darah mengalir. Tetapi kalau kita membahasakan cukup karena kita serahkan di
tangan Tuhan sehingga pasti cukup, maka anda bukan mandi-mandi darah melainkan bersama Kristus Mempelai
Laki-laki sorga dalam pesta nikah.
Wahyu 14:20
14:20 Dan
buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir
darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.
Kalau
orang Kristen selalu mengatakan “tidak cukup, tidak cukup, tidak cukup!” arahnya Wahyu 14:20.
Tetapi kalau orang Kristen punya penyerahan seperti anak kecil ini, apa yang
ada padanya dia lepaskan, maka bukan di sini tempatnya. Tempatnya bersama
dengan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga, sebab
Yesus bisa merubah angka 200 menjadi angka kelimpahan.
Daud
untuk menjadi anak mantu Saul, dia disuruh membayar dengan 100 kulit khatan
orang Filistin. Tetapi bukan 100, 200 kulit khatan orang Filistin dibawa oleh
Daud dan dia menikah dengan anak Saul. Artinya kepada kita sekalian, jika kita benar-benar
ada di dalam arah perjalanan kita untuk masuk pada nikah yang rohani, angka 200
bukan menjadi angka penghalang.
Mungkin
kita tidak bicara 200, tetapi seringkali warna
bahasa kita “tidak akan cukup, sudah kurang, sudah payah ini”. Kalau saudara seperti itu maka pasti
akan payah terus. Kita harus rubah cara berpikir seperti itu.
Amsal 11:23-24
11:23 Keinginan
orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan
murka.
11:24 Ada yang
menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa,
namun selalu berkekurangan.
Menyebar
harta ini seperti anak kecil ini menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti. Kita
bukan mengejar kaya jasmani, itu urusan Tuhan. Yang kita kejar adalah kaya
rohani.
Amsal 11:25
11:25 Siapa
banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan
diberi minum.
Apakah
Firman bohong? Saudara percaya Firman? Kalau saudara tidak percaya Firman
berarti saudara menuduh Tuhan pembohong. Tuhan
jamin kita dengan limpah, dengan memberi
lima ketul roti dan dua ekor ikan.
Amsal 11:26
11:26 Siapa
menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang
yang menjual gandum.
Waktu
saya merenung di meja, ketika anak itu pulang ke rumah lalu ditanya ibunya “sudah habis roti kau makan?”.
Anak itu bilang “sudah saya berikan
kepada Tuhan Yesus. Luar biasa mama, itu 5 roti yang mama kasih dimakan 5000
orang dan sisanya 12 bakul”. Lalu ibunya
menjawab “bagus kau nak, kau anak baik. Lain kali kalau dibutuhkan
kasihkan lagi, tidak akan rugi”. Saya kadang seperti ada di alam kejadian itu.
Saya membayangkan itu, perasaan anak itu bangga dan senang sekali. Walaupun
tidak diceritakan oleh Firman pasti dia bercerita kepada ibunya. Karena pengorbanan anak kecil
maka semua bersukacita. Tetapi seringkali karena keras hatinya kita dan suka
menghukum maka ribuan orang sengsara.
± 50.000
orang di Nepal masuk Kristen, juga dari
Pakistan
dari sebelah masuk Kristen. Makanya kita bergumul sekarang, apakah kita bisa
menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain karena di
dalam diri kita ada roh belas
kasihan untuk menjangkau mereka. Apakah ada saluran belas kasihan dalam diri
kita untuk menjangkau orang yang
sudah lapar? Sebab sudah hampir malam, siapa menolong mereka?
Saya dan saudara diharapkan oleh Tuhan untuk menolong.
Puji bagi nama Tuhan, sebabnya kekasih yang diberkati Tuhan, hari-hari terakhir ini
adalah kesempatan bagiku dan bagi saudara untuk menjadi kehidupan yang punya
landasan dan dasar pelayanan yakni belas kasihan.
Bagaimana
kehidupan yang berbelas kasihan?
Ibrani 4:14-16
4:14 Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam
Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya
tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu
marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya
kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya.
Sifat
belas kasihan itu:
1.
Bertindak sesuai keadaan atau kebutuhan
orang tersebut.
2.
Siap memberikan ampun kepada orang yang
mengakui kesalahan.
3.
Tidak cepat memberikan penghukuman
tetapi memberi kesempatan untuk kita bertobat.
Kita
inikan mau setara dengan Mempelai Laki-laki sorga. Mempelai Laki-laki Sorga
penuh belas kasihan, bagaimana kalau mempelai wanitanya penuh angkara murka.
Bagaimana kalau melihat orang seperti anjing ada
tahi di kepalanya sehingga kita usir, itu tidak ada belas kasihan! Kita harus
rubah, Yesus sudah mau datang.
Jangan pertahankan harga diri dan gengsi. Jika pandangan belum didasari belas
kasihan, segera berubah. Jangan sampai tertinggal.
Amsal 14:21
14:21 Siapa
menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas
kasihan kepada orang yang menderita.
Buktikan
ada kegerakan Firman. Kalau ada kegerakan Firman dalam
diri saudara pasti saudara disebut
berbahagia yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. Kita lihat
orang itu perlu ditolong sehingga rohaninya kita angkat. Kalau rohani terangkat pasti yang jasmani
juga ikut terangkat. Mustahil rohani terangkat kemudian yang jasmani merosot.
Tuhan angkat rohani kita, pasti
yang jasmani ikut terangkat. Tetapi jadikan yang rohani yang paling di atas dan yang jasmani itu yang di bawah. Tuhan Yesus menolong kita.
Tuhan
Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar