20190518

Kebaktian Doa, Sabtu 18 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kepada saudara-saudara yang mengikuti secara online, biarlah kita bersikap sebagaimana orang yang beribadah dibawa satu komando, jangan dibawa komando lain.

Yohanes 6:1-5
6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.
6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"

Jika kita melihat dalam Markus pasal 6 juga di dalam Matius pasal 14 di mana Kristus Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 ketul roti. Di sini kita melihat pelayanan yang sangat ajaib terjadi. Untuk memberi makan 5000 orang itu secara manusia, sekalipun ada panitia bagaimana mungkin memberi makan jiwa yang begitu banyak hanya dengan 5 ketul roti, itu tidak masuk akal manusia. Namun yang menjadi pintu pelayanan di sini adalah belas kasihan, karena Yesus jatuh belas kasihan. Itu adalah pintu terbuka untuk memberi pelayanan. Jika seseorang memiliki roh belas kasihan, pasti dia akan bisa memberikan pelayanan walaupun mungkin secara akal itu mustahil. Tetapi jika dasarnya belas kasihan maka pasti bisa dia memberikan pelayanan. Walaupun sedikit perorang tetapi dengan belas kasihan. Ini adalah pintu pelayanan.

Jika kehidupan kekristenan kita mulai kami hamba-hamba Tuhan, jika kami melayani tanpa belas kasihan maka pelayanan itu adalah pelayanan yang pasti cepat menemui kegagalan. Tetapi kalau pelayanan itu didasari belas kasihan, pasti pelayanan itu akan berkesinambungan, tidak akan stop di tengah jalan karena ada belas kasihan. Ini dasarnya.

Baik yang saudara baca dalam Matius pasal 14, Markus pasal 6, Lukas pasal 9 semua didasari dengan belas kasihan. Di sini Tuhan menitip sesuatu yang indah, jika saya melayani dan saudara melayani, maka lebih dahulu harus berangkat dari hati yang penuh belas kasihan. Pelayanan yang penuh belas kasihan ini, dikatakan oleh Firman Tuhan tidak akan cepat-cepat menjatuhkan hukuman. Walaupun di tengah pelayanan itu yang saudara layani itu adalah orang-orang yang tidak menyenangkan hati Tuhan dan hati saudara.
Matius 12:7
12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.

Jadi kalau melayani orang itu dengan dasar belas kasihan, tidak segera kita menghukum dia sekalipun lakukan yang salah. Kita selalu mengarahkan dia untuk menikmati apa arti pelayanan. Dan kalau dia menikmati pelayanan kita, maka jangan tunggu lama, waktu singkat dia sendiri akan datang pada pemahaman “aku bersalah, aku berdosa”.

Sesungguhnya pelayanan ini bukan hanya pelayanan yang semata-mata memberi orang kenyang. Sementara dia kenyang tetapi dosanya tidak pernah diselesaikan. Tidak demikian! Kita  memberikan pelayanan kepada orang berdosa, kepada orang jahat, kemudian dia kenyang karena kita memberikan pelayanan tetapi dia tidak pernah sadar dengan dosanya, maka itu adalah pelayanan yang mentah. Jadi pelayanan yang sesungguhnya diterima orang itu ada dua sisi, dia kenyang dan dia juga menyadari bahwa dia orang berdosa. Kenapa saya mendapat service seperti ini, sehingga dia segera datang kepada salib.

Jika melihat alur pelayanan Yesus, mulai dari pelayanan 5 roti dan 2 ekor ikan, kemudian meningkat pada 7 ketul roti dan ikan kecil-kecil. Tetapi sifat orang yang dilayani itu juga sudah meningkat pemahaman mereka.

Kalau dalam Matius pasal 14, Markus pasal 6, Yohanes juga pasal 6 dan Lukas 9 tetang 5 ketul roti untuk 5000 orang, dasarnya pelayanan karena Yesus berbelas kasihan. Kemudian meningkat pada Markus pasal 8 yaitu pemecahan roti 7 ketul, bukan hanya sebatas dasar belas kasihan, tetapi benar-benar umat Tuhan pada saat itu mereka mengabaikan kebutuhan jasmani dan mengutamakan kebutuhan yang rohani. Betul-betul hebat mereka.

Kalau dalam Yohanes pasal 6 ini mereka mencari Yesus dan Yesus memberikan service memberi mereka makan 5 ketul roti. Berbondong-bondong orang mengikuti Yesus karena melihat penyembuhan. Tetapi Markus 8 itu bukan lagi karena melihat penyembuhan namun karena kepentingan yang rohani itu mereka utamakan di tempat yang paling di atas ketimbang kebutuhan-kebutuhan jasmani sehingga Yesus tidak tega melihat mereka jika pingsan di jalan maka diberi makan lebih dahulu sebelum pulang.

Pada pemecahan roti yang pertama, perlu kita perhatikan kembali. Koreksi Tuhan kepada kita, dasarnya kita datang kepada Tuhan itu apa? Hanya untuk memenuhi kebutuhan jasmani? Itu tidak salah tetapi hanya sampai di liang kubur, kita berarti hanya mengejar yang fana bukan yang baka atau yang kekal. Ini yang Tuhan koreksi dalam Yohanes pasal 6. Makanya kalau berada pada Yohanes 6:66 banyak yang mengundurkan diri. Karena tidak mampu menerima Tuhan menunjukan kepada mereka yang rohani lebih utama dari yang jasmani. Tetapi bagi mereka yang jasmani lebih utama dari yang rohani sehingga mereka tidak sanggup mendengarkan Firman dan meninggalkan Yesus pada pasal 6 ayat 66. Berarti orang itu kena cap 666.
Yohanes 6:66
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Karena mereka mengikut Tuhan namun yang mereka harapkan adalah kebutuhan-kebutuhan lahiriah. Ini kesalahan yang banyak umat dan hamba Tuhan lakukan dalam gereja, kami mengikuti selera jemaat, bukan mengikuti selera Tuhan. Dan kami hamba Tuhanpun termotivasi dengan itu. Karena kalau melayani jemaat kemudian makmur jasmani jemaat itu maka pundi-pundi gembala juga diberkati. Kalau itu yang menjadi motivasi maka kami salah besar dan mengakibatkan Tuhan menarik diri.

Saudara yang diberkati Tuhan, jangan sampai pengiringan dan pelayanan saya serta pengiringan dan pelayanan saudara motivasi karena yang jasmani. Begitu Tuhan koreksi mereka tidak mampu dan akhirnya meninggalkan Tuhan. Ketika mereka meninggalkan Tuhan, bukannya Tuhan kecewa “aduh, Saya ditinggalkan orang, mana lagi umatKu” namun Tuhan menghadapi yang sisa lalu bertanya “kamu mau pergi juga!”. Ini gembala yang luar biasa, tidak takut ditinggalkan domba, yang penting kebenaran. Kadang di sinilah kebelit, kacau balaunya pikiran gembala. Lihat saja kalau jemaat meninggalkan karena persoalan yang jasmani, silahkan.

Sebabnya kita membutuhkan pelayaan Kristus Yesus kepada kita yang penuh belas kasihan. Dan kalau kita menerima pelayanan Yesus yang penuh belas kasihan, sesungguhnya kita patut dibinasakan sebaliknya mendapatkan pelayanan dari Tuhan dengan dasar belas kasihan, mari kita sambut, jangan kita tinggalkan. Jika tadinya pengikutan kita sasarannya salah, mari kita rubah. Dan itu yang Tuhan tunggu yaitu kita berubah. Kalau tadinya sasaran pengikutan kita karena mencari yang jasmani, mari kita rubah. Kita cari Tuhan karena kebutuhan yang rohani. Kebutuhan yang rohani itu yang utama, nanti yang jasmani mengikut, itu urusan Tuhan.

Kita meneladani bagaimana Yesus memberikan pelayanan. Jika saudara mengikuti alur pelayanan Yesus yang penuh belas kasihan, buktikan saudara tidak cepat menghukum orang. Orang yang melayani dengan dasar penuh belas kasihan, dengan catatan tidak cepat menghukum orang, tidak usah kita mengejar yang jasmani, Tuhan sudah janji orang itu pasti mujur. Siapa yang tidak suka mujur.
Mazmur 112:5
112:5 Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.

Melihat sesama timbul belas kasihannya “kasihan orang itu, saya perlu melayani dia”. Itulah orang yang mujur, Yesus teladannya. Kalau Yesus sudah memberi pelayanan seperti ini, maka kita harus meneladani pelayanan dengan belas kasihan maka otomatis saudara akan mujur.
Mazmur 112:6-7
112:6 Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya.
112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.

Walaupun ada kabar celaka, dia tidak takut karena dia tahu dia mujur. Orang mujur dilindungi, diingat oleh Tuhan.

Mazmur 112:8
112:8 Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya.

Dia tidak takut melihat lawan, itu kacang-kacang, itu tahi kuku. Dia tidak gentar melihat besarnya lawan. Ini orang mujur yang hatinya penuh belas kasihan, tidak cepat memberikan penghukuman.

Mazmur 112:9
112:9 Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Sampai berakhir dengan tanduk kuasa yang meninggi di dalam kemuliaan. Ini yang harus ada dalam gereja Tuhan. Saya melihat pelayanan Yesus Tuhan, saya masih jauh. Pelayananku tidak berani saya katakan sudah ada belas kasihan, Tuhan yang menguji saya. Tetapi itu yang saya upayakan supaya pelayanan itu penuh dengan belas kasihan. Apalagi jika melihat seseorang rindu akan perkara yang rohani, maka lewat pelayananku dia mengharapkan dorongan perkara rohani, maka itu memicu saya untuk lebih merendah di hadapan Tuhan.

Pemecahan 5 ketul roti menunjukkan kegerakan Firman hujan awal. Pemecahan roti 7 ketul roti menunjuk kegerakan kegerakan Firman hujan akhir. Secara rohani kita tidak melihat lagi dari sisi waktu terpisah. Tetapi kita jadikan satu dalam diri kita. Pertama kita harus menerima dulu pemecahan roti 5 ketul, itu pelajaran dasar bagi kita. Kalau sudah menerima pelajaran dasar yaitu 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, berarti saudara menerima pelajaran belas kasihan. Sebab guru yang mengajar adalah guru yang berbelas kasihan maka yang akan Dia drop kepada kita adalah roh belas kasihan. Itu bentuk pelajarannya.

Sudahkan saudara jadikan belas kasihan itu seperti mengenakan baju? Ini sudah menjadi ciri orang yan satu pakaian dengan Tuhan. Orang yang seperti itu disebut orang pilihan, orang yang dikuduskan Tuhan. Dia mengenakan pakaian belas kasihan.
Kolose 3:12
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Jadi orang yang mengenakan belas kasihan adalah orang pilihan Tuhan, orang yang disucikan dan dikasihi oleh Tuhan. Kiranya kami memposisikan diri dan mengkondisikan diri menjadi kekasihnya Tuhan, menjadi miliknya Tuhan, menjadi pilihannya Tuhan.

Saudara coba koreksi dan periksa diri saudara, adakah saudara memiliki roh belas kasihan melihat orang lain, melihat saudaramu, melihat tetanggamu, melihat sahabat-sahabatmu. Antara lain sahabat secara daging namun tidak melihat dengan belas kasihan “kasihan orang ini”. Apakah saudara bisa menyodorkan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan kepadanya. Kalau itu ada, maka tadi dikatakan itu sama dengan saudara mengenakan pakaian belas kasihan. Itu anak pilihan yang disucikan dan dikasihi Tuhan.

Bagi saya ketika saya memperhatikan dan mengulang-ulang Firman ini, saya hanya berkata “Tuhan tolong tambahkan iman saya. Biarlah saya bisa melihat orang seperti Tuhan memandang saya. Biarlah saya melihat orang seperti Tuhan menaruh belas kasihan kepada saya. Sayapun harus menaruh belas kasihan pada orang itu”. Ini yang Tuhan cari. Jangan saudara memandang orang dengan muka besi, jangan memandang orang dengan muka seperti papan, datar, mau menerkam! Ini bukan orang berbelas kasihan. Padahal Tuhan cari belas kasihan dalam gereja Tuhan. Kalau pelayananmu dasarnya belas kasihan maka pasti saudara adalah kekasih Tuhan, pilihan Tuhan yang disucikan oleh Tuhan.
Kolose 3:12
3:12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

Jadi belas kasihan dikenakan kepada orang pilihan Tuhan, kepada orang yang dikuduskan dan dikasihi Tuhan. Jadi bukan hanya slogan saudara ini anak Tuhan, orang pengajaran. Jika ada belas kasihan saudara melayani Tuhan dan melayani sesama maka pasti tidak akan ada omelan dan tidak akan bersungut karena ada belas kasihan.

Pada waktu Yesus mau memberi makan orang banyak, sebelum memecah-memecahkan roti, Tuhan bertanya “apa yang ada padamu”. Mereka katakan “ada di sini anak membawa 5 ketul roti dan 2 ekor ikan”. Jika saudara melihat konteks ayat di atas “apa yang ada padamu” yang sebenarnya ada pada saudara itulah belas kasihan. Buktinya anak ini, kalau dia pertahankan “ini jatah saya, yang diberi ibuku untuk saya makan, kenapa kalian ambil!”. Tetapi anak kecil ini melepaskan apa yang ada padanya. Kita belajar dari anak kecil ini! Ketika dia berangkat dari rumah, ibunya memberikan bekal “ini 5 ketul roti dan 2 ikan”. Tetapi anak kecil ini berbelas kasihan, dia lepaskan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, kalah orang dewasa! Ini yang Tuhan cari “apa yang ada padamu?”.
Markus 6:37
6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"

Kita kalah dengan anak kecil. Dia tidak berkata “tidak bisa, ini untuk saya!”. Tetapi sangat mencengangkan, dia tidak pertahankan malah dia lepaskan. Begitu pindah di tangan Tuhan, bukan dia kelaparan, malah dia kekenyangan, lebih dari apa yang dia pertahankan.

Matius 14:17-18
14:17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
14:18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku."

Itupun 5 roti dan 2 ekor ikan ini bukan punya murid-murid, itu punya seorang anak kecil. Mestinya mereka malu, anak kecil melepaskan haknya dengan belas kasihan. Dia melihat 5000 orang yang ada bersamanya maka dia lepaskan 5 roti dan 2 ekor ikan, itu pelayanan yang berbelas kasihan. Itu pelajaran bagiku dan bagi saudara.

Jika melihat ini, murid-murid Yesus ada dalam suasana bingung karena Alkitab mengatakan sudah menjelang malam, berarti matahari sudah hampir terbenam. Artinya kebenaran Firman akan segera diangkat. Murid-murid memandang secara mendatar, secara horisontal. Tetapi begitu roti di tangan Tuhan, dikatakan Yesus memandang ke atas. Berarti yang horisontal dipotong dengan vertikal maka terjadilah salib.

Kita perhatikan di sini, kegerakan Firman pengajaran yang ditandai belas kasihan, ada pada salib Golgota. Jadi kegerakan Firman hanya ada pada salib Kristus. Jika saudara melihat kegerakan Firman di hari-hari terakhir ini yang dasarnya belas kasihan, intinya adalah salib Golgota dan kita menikmatinya. Tentu Tuhan menginginkan jika kita sudah menikmati agar kita teruskan kepada yang lain. Bukan hanya kepentingan kita bersama tetapi juga untuk orang lain. Ini yang Tuhan rindukan di dalam gereja Tuhan.

Kata Filipus 200 dinar tidak cukup. Memang angka 200 adalah angka tidak cukup. Angka 200 manusia mengatakan tidak cukup namun Tuhan rubah angka itu menjadi angka kelimpahan. Tetapi awas, ada dua kelimpahan. Kelimpahan berkat, kelimpahan rohani yang arahnya pembentukan Tubuh Kristus. Tetapi ada kelimpahan hukuman, 200 mil darah mengalir tingginya setinggi kekang kuda.

Jadi kalau angka 200 kita pertahankan, angka tidak cukup itu kita bertahan di situ, tidak bisa, tidak bisa, itu nanti akan bermuara pada Wahyu di mana 200 mil darah mengalir. Tetapi kalau kita membahasakan cukup karena kita serahkan di tangan Tuhan sehingga pasti cukup, maka anda bukan mandi-mandi darah melainkan bersama Kristus Mempelai Laki-laki sorga dalam pesta nikah.

Wahyu 14:20
14:20 Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.

Kalau orang Kristen selalu mengatakan “tidak cukup, tidak cukup, tidak cukup!” arahnya Wahyu 14:20. Tetapi kalau orang Kristen punya penyerahan seperti anak kecil ini, apa yang ada padanya dia lepaskan, maka bukan di sini tempatnya. Tempatnya bersama dengan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga, sebab Yesus bisa merubah angka 200 menjadi angka kelimpahan.

Daud untuk menjadi anak mantu Saul, dia disuruh membayar dengan 100 kulit khatan orang Filistin. Tetapi bukan 100, 200 kulit khatan orang Filistin dibawa oleh Daud dan dia menikah dengan anak Saul. Artinya kepada kita sekalian, jika kita benar-benar ada di dalam arah perjalanan kita untuk masuk pada nikah yang rohani, angka 200 bukan menjadi angka penghalang.

Mungkin kita tidak bicara 200, tetapi seringkali warna bahasa kita “tidak akan cukup, sudah kurang, sudah payah ini”. Kalau saudara seperti itu maka pasti akan payah terus. Kita harus rubah cara berpikir seperti itu.
Amsal 11:23-24
11:23 Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka.
11:24 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.

Menyebar harta ini seperti anak kecil ini menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti. Kita bukan mengejar kaya jasmani, itu urusan Tuhan. Yang kita kejar adalah kaya rohani.
Amsal 11:25
11:25 Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Apakah Firman bohong? Saudara percaya Firman? Kalau saudara tidak percaya Firman berarti saudara menuduh Tuhan pembohong. Tuhan jamin kita dengan limpah, dengan memberi lima ketul roti dan dua ekor ikan.
Amsal 11:26
11:26 Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.

Waktu saya merenung di meja, ketika anak itu pulang ke rumah lalu ditanya ibunya “sudah habis roti kau makan?”. Anak itu bilang “sudah saya berikan kepada Tuhan Yesus. Luar biasa mama, itu 5 roti yang mama kasih dimakan 5000 orang dan sisanya 12 bakul”. Lalu ibunya menjawab “bagus kau nak, kau anak baik. Lain kali kalau dibutuhkan kasihkan lagi, tidak akan rugi”. Saya kadang seperti ada di alam kejadian itu. Saya membayangkan itu, perasaan anak itu bangga dan senang sekali. Walaupun tidak diceritakan oleh Firman pasti dia bercerita kepada ibunya. Karena pengorbanan anak kecil maka semua bersukacita. Tetapi seringkali karena keras hatinya kita dan suka menghukum maka ribuan orang sengsara.

± 50.000 orang di Nepal masuk Kristen, juga dari Pakistan dari sebelah masuk Kristen. Makanya kita bergumul sekarang, apakah kita bisa menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain karena di dalam diri kita ada roh belas kasihan untuk menjangkau mereka. Apakah ada saluran belas kasihan dalam diri kita untuk menjangkau orang yang sudah lapar? Sebab sudah hampir malam, siapa menolong mereka? Saya dan saudara diharapkan oleh Tuhan untuk menolong.

Puji bagi nama Tuhan, sebabnya kekasih yang diberkati Tuhan, hari-hari terakhir ini adalah kesempatan bagiku dan bagi saudara untuk menjadi kehidupan yang punya landasan dan dasar pelayanan yakni belas kasihan.

Bagaimana kehidupan yang berbelas kasihan?
Ibrani 4:14-16
4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Sifat belas kasihan itu:
1.      Bertindak sesuai keadaan atau kebutuhan orang tersebut.
2.      Siap memberikan ampun kepada orang yang mengakui kesalahan.
3.      Tidak cepat memberikan penghukuman tetapi memberi kesempatan untuk kita bertobat.

Kita inikan mau setara dengan Mempelai Laki-laki sorga. Mempelai Laki-laki Sorga penuh belas kasihan, bagaimana kalau mempelai wanitanya penuh angkara murka. Bagaimana kalau melihat orang seperti anjing ada tahi di kepalanya sehingga kita usir, itu tidak ada belas kasihan! Kita harus rubah, Yesus sudah mau datang. Jangan pertahankan harga diri dan gengsi. Jika pandangan belum didasari belas kasihan, segera berubah. Jangan sampai tertinggal.

Amsal 14:21
14:21 Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.
Buktikan ada kegerakan Firman. Kalau ada kegerakan Firman dalam diri saudara pasti saudara disebut berbahagia yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. Kita lihat orang itu perlu ditolong sehingga rohaninya kita angkat. Kalau rohani terangkat pasti yang jasmani juga ikut terangkat. Mustahil rohani terangkat kemudian yang jasmani merosot. Tuhan angkat rohani kita, pasti yang jasmani ikut terangkat. Tetapi jadikan yang rohani yang paling di atas dan yang jasmani itu yang di bawah. Tuhan Yesus menolong kita.

Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar