20190505

Kebaktian Umum, Minggu 5 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Bagi kekasih yang mengikuti ibadah ini secara online, bersikaplah seperti orang yang beribadah. Jangan sampai sia-sia, sebab ini adalah cahaya kilat mencapai saudara-saudara sekalian. Ini bukan rekayasa manusia tetapi ini kehendak Tuhan.
Ayub 37:11-13
37:11 Awan pun dimuati-Nya dengan air, dan awan memencarkan kilat-Nya,
37:12 lalu kilat-Nya menyambar-nyambar ke seluruh penjuru menurut pimpinan-Nya untuk melakukan di permukaan bumi segala yang diperintahkan-Nya.
37:13 Ia membuatnya mencapai tujuannya, baik untuk menjadi pentung bagi isi bumi-Nya maupun untuk menyatakan kasih setia.

Juga sebentara ada baptisan air. Baptisan air ini bukan cuma suatu kebiasaan. Tetapi itu bagaikan landasan yang kuat untuk mengangkat ke atas seperti pesawat siap terbang. Lari dengan kecepatan tinggi dan landasannya mesti kuat dan dia bisa terangkat. Demikian juga dengan baptisan. Kalau baptisan air salah maka itu mubasir. Itu sebabnya baptisan tidak boleh dientengkan atau disalah-salahkan. Seperti lazimnya yang kita temukan dalam gereja, baptisan itu dientengkan dan dikatakan “biar cuma abu” sehingga salah. Memang kita ada di dunia yang susah ini harus start dengan baptisan air untuk kita bisa mencapai sorga.

Wahyu 8:6
8:6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

Ada 5 tempat di dalam kitab Wahyu disebutkan tentang gempa bumi. Dan jika sudah berbicara tentang gempa bumi, nanti diikuti dengan tiupan sangkakala. Lebih dahulu kita lihat gempa bumi ini. Ini terjadi 5 kali, 5 adalah angka kemurahan. Karena inilah yang ditolak oleh manusia, kemurahan Tuhan! Karena manusia berupaya menyelamatkan diri dengan caranya sendiri. Dengan membangun amal ibadah pikirnya bisa selamat. Tanpa korban Kristus, walaupun saudara membakar dirimu tidak ada keselamatan di dalamnya, kecuali dalam Korban Kristus. Setelah menerima Korban Kristus baru kita melakukan kebajikan-kebajikan. Bukan kebajikan-kebajikan untuk menyelamatkan kita. Tanpa korban Kristus kita tidak bisa selamat.

5 tempat disebutkan tentang gempa dalam kitab Wahyu. Mengapa? Sebab kematian dan kebangkitan Kristus disertai dengan gempa bumi. Jadi gempa bumi adalah bagian dari cara Tuhan mengingatkan manusia bahwa ada korban yang sudah diberikan Tuhan kepada dunia dan korban inilah yang membawa kepada keselamatan tetapi tidak dihargai.

Wahyu 6:12;8:5; 11:13,19; 16:18
6:12 Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
11:13 Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga.
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.
16:18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.

Semua ini mempunyai nilai rohani. Bagi kehidupan yang tidak menerima korban Kristus maka gempa ini bencana baginya. Bagi kehidupan yang menerima korban Kristus sebagai landasan hidup dan membangun rohaninya maka gempa bumi ini memperlihatkan kemuliaan Tuhan.

Wahyu 11:13
11:13 Pada saat itu terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan sepersepuluh bagian dari kota itu rubuh, dan tujuh ribu orang mati oleh gempa bumi itu dan orang-orang lain sangat ketakutan, lalu memuliakan Allah yang di sorga.

Bagi bangsa Israel, dalam 3,5 tahun aniaya antikristus Tuhan utus dua saksi untuk bersaksi kepada mereka. Bila mereka terima puji Tuhan. Jika mereka tidak terima maka ketika kedua saksi itu akan diangkat oleh Tuhan dan terjadilah gempa bumi.

Wahyu 16:17-21
16:17 Dan malaikat yang ketujuh menumpahkan cawannya ke angkasa. Dan dari dalam Bait Suci kedengaranlah suara yang nyaring dari takhta itu, katanya: "Sudah terlaksana."
16:18 Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.
16:19 Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
16:20 Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.
16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

Di sini terjadi gempa bumi yang tidak dapat dilukiskan, begitu dahsyatnya sehingga pulau-pulau hilang, kota-kota terbelah dan hujan batu turun. Sekarang ini lagi ramai gempa bumi. Ini peringatan bagi saudara-saudara yang mengentengkan ibadah. Kalau saudara mengentengkan ibadah, jangan sesali nanti saudara lari sambil terkencing-kencing ketakutan.

Sekarang kita sampai pada 7 hukuman dari Yesus/ Anak Allah dan digambarkan 7 malaikat yang meniup sangkakala. Oleh dorongan Tuhan saudara mau mengurut dari pasal pertama. Saya tidak tahu kenapa Tuhan sepertinya membawa pikiran saya ke sana. Pada pasal pertama Tuhan tampil dalam tugas ganda.
1.      Tugas pertama adalah mengerjakan pekerjaan penebusan.
Wahyu 1:5,17,19
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:19 Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.

2.      Tugas kedua adalah pelayanan Yesus sebagai Imam Besar
Wahyu 1:10-16,18,20
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
1:12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
1:13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
1:14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
1:20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Pada tugas kedua ini Tuhan sudah bersama hamba-hamba Tuhan. Bukan berarti tanpa dibantu oleh hamba Tuhan, Tuhan tidak bisa bekerja. Tetapi dengan adanya malaikat-malaikat sidang jemaat itu adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menangani 7 sidang jemaat yang menubuatkan gereja Tuhan akhir zaman ini.

Imam Besar ada di sana, Dia selalu berjalan di antara kaki-kaki dian. Itu membuktikan Imam Besar mengawasi saudara ketika kita ada di dalam ibadah. Bukan cuma dalam ibadah, mata Imam Besar mengawasi saudara di kamar saudara, dalam rumah tangga dan nikah saudara. Diawasi oleh Tuhan, Dia berjalan di antara tujuh kaki dia. Dan sekaligus Tuhan mengawasi lewat malaikat sidang jemaat yaitu gembala.

Ternyata Tuhan menemukan dari tujuh sidang jemaat, peran gembala itu berbeda-beda. Sehingga ada jemaat seperti tipe Efesus, kasih mereka merosot. Ada tipe Smirna, sekalipun miskin tetapi kasih mereka kaya. Itu semua karena peran gembala. Kemudian ada seperti jemaat Pergamus, yang mendrop pengajaran gado-gado, sudah terlalu macam-macam pengajaran dalam sidang jemaat, ada pengajaran Bileam, pengajaran Nikolaus, dll. Ini tanggung jawab siapa? Ini tanggung jawab gembala sidang jemaat. Jika gembala lengah maka dia akan drop bermacam-macam pengajaran sehingga sidang jemaat tidak bisa membedakan mana pengajaran sehat. Seperti dalam I Timotius, II Timotius dan Titus, selalu rasul Paulus mengatakan pengajaran sehat.

Kita temukan sekarang ini banyak macam pengajaran dalam gereja. Termasuk soal baptisan sudah banyak ragam. Ada yang dibaptis di bawah bendera. Ada yang hanya dibaptis dengan air sedikit. Ada yang mengatakan bisa dibaptis biar cuma dengan debu. Di mana ayat mengatakan baptis dengan debu, baptis di bawah bendera atau dibaptis percik. Inilah yang terjadi dalam gereja, bermacam-macam. Tetapi bukan berarti mata Yesus sebagai  Imam Besar tidak mengawasi. Satu ketika jika lawatan Tuhan ini datang dengan teguran namun diabaikan maka akan datang hukuman yang dahsyat.

Demikian sidang jemaat Tiatira, peran wanita Izebel di dalamnya luar biasa. Sampai hamba-hamba Tuhan di sana dia pengaruhi. Ini juga yang terjadi akhir zaman sekarang. Siapa yang memberikan kelonggaran sehingga hal ini masuk? Gembala! Jadi begitu salah gembala maka salah juga jemaat. Begitu saya salah maka saudara menerima apa yang sudah salah yang saya sampaikan. Jangan berpikir, ibadah itu yang penting ada gembala yang pimpin. Tunggu dulu! Lihat tujuh sidang jemaat ini, berbeda-beda.

Kemudian ada sidang jemaat Sardis yang merasa dirinya hidup padahal mati. Lalu ada jemaat Filadelfia, ini yang harus kita teladani. Yang terakhir adalah sidang jemaat Laodekia. Sudah buta, telanjang, miskin, papah secara rohani tetapi mereka katakan diri mereka kaya. Yang mereka tonjolkan adalah kekayaannya.

Mereka ini adalah jemaat tebusan Tuhan. Mereka sudah ditebus, mereka ini orang-orang yang sudah dibaptis, sudah beriman. Dari tujuh ini 5 yang tidak bertobat. Dari antara kita ini jangan sampai ada yang memposisikan diri seperti 5 sidang jemaat yang tidak bertobat. Tetapi mari kita seperti jemaat Smirna dan jemaat Filadelfia. Semoga seperti jemaat Filadelfia, makanya jangan sia-siakan dan itu mendorong supaya kita raih. Seperti penglihatan seorang kekasih “Aku jadikan sidang jemaat Kristus Penebus di Langgadopi 4 tiang gerejaKu di Tentena”. Semoga ini memacu saudara. Berarti Tuhan sudah mengkondisikan saudara seperti jemaat Filadelfia. Semoga ini bukan cuma slogan tetapi kita bisa miliki ini. Olehnya ayo sidang jemaat, kita sehati dan sepikir.

Ini semua adalah peran gembala. Ternyata dari 7 sidang jemaat berbeda-beda mutu rohaninya. Yesus melihat, Yesus mengawal malaikat-malaikat ini bagaimana perannya. Kemudian untuk mengenal dan mengerti apa yang terjadi di depan makanya dalam Wahyu pasal 4 Tuhan suruh Yohanes naik untuk melihat hal-hal yang akan terjadi di depan. Untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi di depan maka hamba Tuhan harus lebih dahulu naik. Itu pergumulan, itu membutuhkan perjuangan ekstra dari seorang gembala. Karena ketidakberdayaan Yohanes secara manusiawi maka segera Roh Kudus campur tangan supaya dia naik.

Apa yang dilihat oleh Yohanes setelah naik di sana? Diperlihatkan hal-hal yang akan datang. Lalu sampai pada pasal 5, Tuhan buka rahasia Firman. Jadi hal-hal yang terjadi di depan dibukakan lewat pembukaan rahasia Firman Allah. Kalau Yohanes tidak mau naik, dia tidak akan diperlihatkan rahasia Firman Allah. Kalau rohani Yohanes tetap standar di bawah, maka tidak ada letupan dari hati Yohanes, dia tidak akan menangis ingin mengetahui rahasia Firman. Padahal itulah tujuan Tuhan menyuruh Yohanes naik untuk memperlihatkan. Tetapi Tuhan juga ingin melihat kerinduan hati hamba Tuhan ini.

Saya berupaya untuk meneladani ini. Saya mau naik, saya rindu mengenal rahasia Allah untuk didrop pada sidang jemaat agar sidang jemaat tahu apa yang akan terjadi di depan. Itulah tugas kami. Pembukaan rahasia Firman tidak datang begitu saja. Wahyu pasal 5 yaitu pembukaan rahasia Firman tidak terjadi begitu saja, harus dibayar dulu dengan pasal 4.

Pembukaan rahasia Firman itu bukan hanya untuk gembala tetapi supaya jemaat tahu apa yang akan terjadi di depan. Tetapi kalau jemaat tidak ada kerinduan hati untuk mengenal, apa boleh buat kalau nanti terkencing-kencing ketakutan. Saudara aman sekarang punya rumah, punya kebun, punya pekerjaan, tetapi satu waktu akan berhadapan dengan antikristus. Makanya sebelum hal itu terjadi maka ulang berkali-kali Tuhan ajakan mari kita beribadah dengan serius. Dan kalau kita sudah tahu salah jangan kita terobos dengan cara kita sendiri. Kita butuh pelayanan penggembalaan membentuk kita. Jangan kita menyimpang.

Kita ada di persimpangan, mau memilih mengasihi yang lain atau memilih mengasihi Yesus. Pilihan ada pada saudara, tidak dipaksa. Kalau memilih yang lain silahkan. Tetapi kalau memilih Yesus mari kita melayani Tuhan. Sebab dalam ibadah Tuhan sebagai Imam Besar melayani kita. Itulah bukti perhatian Tuhan.

Sesudah pada pasal 5 kita dibukakan isi hati Tuhan maka pada pasal 6 apa yang akan terjadi itu diperlihatkan secara gamblang apa yang akan terjadi. Tidak ada lagi yang akan tertutup. Ada kegerakan kuda putih, kuda merah, kuda hitam, kuda kelabu, bagaimana nanti orang mati dan kemudian gempa yang dahsyat. Sekaligus diperlihatkan tentang kedatangan Tuhan pada kali yang kedua yang membuat manusia takut. Dari tujuh tingkat kelas sosial manusia rata-rata ketakutan melihat kedatangan Tuhan.

Pada pasal yang ketujuh kita diperlihatkan bagaimana contoh gereja Tuhan yang sempurna, contoh Mempelai Wanita. Kemudian pasal 8 ayat 1, Mempelai Wanita bersama Mempelai Pria sorga masuk dalam persekutuan yang luar biasa. Kepala dan tubuh benar-benar satu. Sesudah kepala dan tubuh menjadi satu, saya tidak ingin di luar, saya mau di dalam. Sebagai gembala saya juga merindukan jemaat ada di dalamnya. Sebab kalau ada di luar, maka akan menghadapi ayat 6, ada 7 sangkakala. Sangkakala ini dihubungkan dengan penghukuman Anak Allah. Dasarnya di mana?
1.      Wahyu 8:7
8:7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

Dasarnya ada kata darah dan kata api di situ. Lalu kenapa ada es? Waktu hukuman Roh tidak ada disinggung darah. Tetapi begitu Putera Allah menjatuhkan penghukuman, ada darah. Karena darah itu adalah darah grafirat tetapi tidak dihargai oleh manusia. Api penyucian tidak dihargai oleh manusia. Bahkan dibarengi dengan es, rohani mereka sudah dingin seperti es.

Itu sebabnya tujuh sangkakala ini adalah hukuman Anak Allah kepada dunia yang tidak menghargai darah Yesus, sekarang terima pembalasan. Api dari mezbah korban bakaran yang dulu menyucikan mulut Yesaya tidak mereka terima. Semoga saudara mau menerima! Ini yang memukau saya. Terima kasih Tuhan saya mau menerima darahMu, saya mau dibersihkan dengan api penyucian.
Yesaya 6:3-7
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Itulah bara api, itu dibutuh. Tetapi hukuman ini membakar 1/3 pohon, rumput-rumput habis. Bapa, Anak dan Roh, jika diambil satu berarti yang diambil itu adalah 1/3. Yesus tidak dihargai, bahkan sekarang ini banyak upaya untuk menyudutkan Yesus. Pikirnya bisa, padahal dia berhadapan nanti dengan Yesus. Jika saudara telah melihat tetesan darah Anak Domba Allah dan saudara hayati dengan korban itu saudara diselematkan, jangan saudara lepaskan! Anda akan termasuk dari 1/3 pohon yang dibinasakan kalau saudara lepaskan.

Ketika Yesus naik ke Golgota, ibu-ibu menangis namun Yesus katakan “tidak usah kamu menangis, tangisilah dirimu. Kalau Aku pohon yang hidup mereka perlakukan demikian, bagiamana dengan kamu pohon yang mati!”. Kalau kita ada pada pohon yang hidup maka ada keberpihakan Tuhan. Tetapi kalau menjadi pohon yang mati maka itulah yang nanti akan dimakan oleh api.
Lukas 23:31
23:31 Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"

Kalau ada keberpihakan pada pohon yang hidup, pasti Dia akan membela kita. Tetapi kalau saudara adalah pohon yang mati, itulah yang akan dibakar.

Satu waktu Yesus menyembuhkan orang buta. Yesus meludahi tanah dan menaruh lumpur di matanya. Lalu Yesus berkata “coba buka mata” lalu orang itu buka mata. Kemudian Yesus bertanya “apakah yang kau lihat?”. Orang buta itu berkata “aku melihat manusia seperti pohon-pohon” padahal yang di depannya adalah Yesus. Nanti setelah Yesus menjamah kedua kali baru dia bisa melihat bahwa Yesus yang ada di depannya.

Kita sekarang ini akan berhadapan dengan itu nanti, 1/3 pohon hangus, 1/3 rumput hijau habis. Rumput itu bicara penggembalaan. Itulah yang dibicarakan di sini dan itu akan terjadi. Dalam Wahyu 4:1 Tuhan katakan kepada Yohanes “naiklah, Aku akan memperlihatkan hal-hal yang akan terjadi kemudian”.

Apakah benar kita menghargai api di mezbah korban bakaran, ada darah Anak Domba Allah atau rohanimu beku seperti es. Tidak ada pemahaman, tidak ada ketakutan, padahal sekarang ada api yang sekarang untuk menyucikan segala dosa kita. Ada darah untuk membersihkan dan memberikan pengampunan segala dosa kita. Tetapi kita abaikan, tidak hirau, tidak ambil peduli, dibuktikan dengan ibadah hanya sebulan sekali! Tunggu satu saat api itu diambil, darah itu diambil tetapi dijadikan hukuman. Di sini baru sepertiga, kalau hukuman bokor nanti sudah seluruhnya.

Wahyu 8:7
8:7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.

Darah itu bukan lagi berfungsi memberi pengampunan tetapi justru berbalik menjadi hukuman. Dalam doa penyahutan saya sebagai hamba Tuhan, saya tidak mau ada satu di antara kita yang mesti dihukum. Betul-betul kasihan hidup yang kena bencana ini.

Di sini gereja Tuhan belum disingkirkan. Nanti pada sangkakala keempat baru ada seekor burung nazar yang terbang antara langit dan bumi dan dia berseru “wahai masih ada bencana menyusul”. Siapa yang berseru ini? Itulah gereja yang masuk pada penyingkiran. Penghukuman ini jangan sampai terjadi pada diri kita.

Peran sangkakala dalam kehidupan Israel itu sangat mendapat tempat dalam kehidupan mereka. Kehadiran Tuhan di gunung Sinai dalam Keluaran pasal 19 dan 20 disertai dengan bunyi ini. Jadi pengertian sangkakala atau nafiri ini adalah kehadiran Tuhan untuk menyampaikan FirmanNya.

Yesaya 58:1
58:1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

Penyampaian Firman diibaratkan seperti meniup sangkakala. Jadi bunyi sangkakala ketika Tuhan turun di gunung sinai menyebabkan umat Tuhan gemetar dan ketakutan. Saat itu Musa ada bersama dengan Tuhan dan juga ada 70 orang yang hanya sampai di tengah jalan. Jadi saudara lihat, bunyi sangkakala ini seiring kehadiran Tuhan untuk menyampaikan Firman dan kedatangan Tuhan pada kali yang kedua juga disertai bunyi sangkakala. Untuk mengubahkan kehidupan manusia yang masuk pada penyingkiran dan lepas dari 3,5 tahun aniaya, maka ada bunyi sangkakala yang ketujuh. Itu yang mengubah manusia insani menjadi manusia Ilahi yang tadinya disingkirkan.

Keluaran 19:16-19
19:16 Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
19:17 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
19:18 Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh.

Kehadiran Tuhan disertai sangkakala dan penyampaian Firman. Tuhan langsung bicara apa maksudnya ada suara sangkakala, guruh dan petir, maksudnya supaya umat Tuhan takut akan Tuhan.
Keluaran 20:18-21
20:18 Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
20:19 Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati."
20:20 Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: "Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa."
20:21 Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.

Jadi sebenarnya penyajian Firman di tengah-tengah gereja Tuhan tujuannya supaya umat Tuhan takut akan Tuhan. Tetapi Yeremia mengatakan umat Tuhan tidak takut, walaupun ada bunyi disampaikan tetapi mereka tidak mau mendengar. Pada peristiwa dalam Keluaran pasal 19 dan 20 mereka ketakutan dan memang itu tujuan utaman Tuhan. Tetapi berjalannya waktu, orang Israel sudah biasa mendengar bunyi sangkakala, bukannya mereka takut tetapi malah muncul keberanian untuk melawan Tuhan. Ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita.
Yeremia 6:17

Bukannya berani menghadap Tuhan dengan tulus dan ikhlas tetapi malah berani melawan Tuhan seperti keturunan ketigabelas dari Adam yaitu Nimrod.

Ibrani 12:18-23 (Terjemahan Lama)
12:18 Karena bukannya kamu datang ke sebuah gunung yang tiada boleh disentuh, dan yang menyala apinya, dan kepada keadaan kelam kabut, dan gelap, dan angin ribut,
12:19 dan kepada bunyi nafiri, dan suara firman, sehingga orang yang mendengar itu sudah memohonkan jangan diturunkan firman lagi.
12:20 Karena mereka itu tiada tertahan menanggung bunyi firman itu: Bahwa jikalau seekor binatang sekalipun menyentuh gunung itu, akan dirajam;
12:21 maka sebegitu dahsyat penglihatan itu, sehingga Musa berkata: Aku menggeletar dengan ketakutan.
12:22 Tetapi kamu sudah datang ke gunung Sion, dan ke negeri Allah yang hidup, yaitu Yeruzalem yang di surga, dan kepada perhimpunan berlaksa-laksa malaekat,
12:23 dan kepada sidang jemaat segala anak sulung yang sudah tersurat namanya di surga, dan kepada Allah, Hakim bagi orang sekalian, dan kepada segala roh orang yang benar yang sudah jadi sempurna,

Ada suasana yang bertolak belakang di sini. Dulu mereka takut sampai mereka mengatakan “kami tidak usah dengar Firman langsung dari Tuhan, biarkan engkau saja. Jangan Tuhan langsung berbicara, nanti kami mati”. Sehingga Tuhan berkata “Aku adalah api yang menghanguskan”. Bukan berarti mereka menolak Firman di sini, tetapi mereka ketakutan. Mereka lapor sama Musa “dari pada kami ketakutan, kami mau mati ini, stop jantung kami, lebih baik engkau saja yang pergi. Salinlah itu Firman, terimalah itu Firman, kemudian kau sampaikan kepada kami dan kami akan lakukan”. Itu bahasa yang mereka katakan kepada Musa.

Bunyi sangkakala atau nafiri sekarang tujuannya pemberitaan Firman yang kita terima supaya  kita mengambil  pilihan takut akan Tuhan, jangan mengikuti dunia.

2.      Bilangan 10:1-2
10:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2 "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.

Perak bicara ketebusan. Emas bicara kemuliaan, tembaga bicara hukuman, besi bicara kekerasan, kayu bicara kedagingan, rumput bicara tentang fana, jerami kesia-siaan. Dua nafiri perak menunjuk Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berkisah tentang penebusan oleh darah. Perjanjian lama penebusan lewat darah binatang dan pada perjanjian baru penebusan lewat darah binatang berhenti sebab ada darah Yesus. Berarti nafiri kita perdengarkan bahwa di dalam Yesus ada korban tebusan. Jika ini dilawan maka berbalik hal ini menjadi hukuman.

Ada 14 tempat Alkitab menceritakan tentang nafiri.
1)      Keluaran 19,20
2)      Bilangan 10:1-2
10:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2 "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.

3)      Imamat 23:23-25
23:23 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus.
23:25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."

Berbicara sangkakala bagi bangsa Israel, itu mendapat tempat yang penting. Kita gereja Tuhan disebut oleh Firman Tuhan sebagai Yahudi rohani.
Roma 2:28-29
2:28 Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Dalam perayaan masa raya pesta grafirat, nafiri inilah yang dikumandangkan lebih hebat.

4)      Imamat 25:9-10
25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.
25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.

Tahun Yobel, tahun penghapusan utang tidak lepas dengan dua sangkakala yang dibuat dari perak. Itulah yang memegang peran. Itu sebabnya jika tahun Yobel, tahun pembebasan utang, jangan pikir saudara akan dibebaskan hutangmu kalau tidak menghargai suara nafiri, sangkakala ini. Jika kita tidak menghargai Firman Tuhan sangkakala maka utang kita akan ditagih. Posisi orang yang tidak menghargai suara sangkakala ini sama dengan menempatkan diri sebagai orang asing, orang kafir sehingga dituntut utangnya.
Ulangan 15:1-3
15:1 "Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang.
15:2 Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN.
15:3 Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan.

Kalau orang asing, berarti orang yang tidak peduli akan Firman karena tidak ada ibadahnya, maka dosanya akan ditagih sebab tidak ada yang bisa membayar. Dia tidak bisa membayar sendiri, karena dia tidak menghargai korban Kristus. Kalau dia menghargai korban Kristus berarti dia suka mendengar bunyi nafiri yang ditiup oleh imam-imam. Bunyi nafiri itulah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang bicara penebusan.

Olehnya kita perhatikan perjalanan kita masing-masing. Apakah bapak ibu anak muda remaja suka mendengarkan suara Firman atau tidak? Katakan “Tuhan aku mau mendengar suaraMu”.

5)      Yosua 6:4
6:4 dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.

Ada 7 imam yang berjalan di depan Tabut Perjanjian, mereka meniup sangkakala. Umat ikut serta, tetapi selama 12 kali mereka mengitari Yerikho, mereka tidak boleh bersuara. Ada 7 bunyi nafiri ditiup di depan takut perjanjian. Nanti kali ke-13 kali mereka mengitari baru mereka bersorak dan Yerikho hancur. Dalam Wahyu 11:15 Yesus menghancurkan bumi ini dan kita berkerajaan dengan Dia.

Bangsa Israel mengitari Yerikho selama 7 hari. 6 hari mereka mengitari 1 kali dalam satu hari. Hari ketujuh mereka mengitari 7 kali. 12 kali mereka harus diam, hanya mendengar suara nafiri. Berapa roti di atas meja roti sajian? Ada 12. Ketika mendengar Firman disuarakan, telinga kita mendengar dan mulut kita diam. Jangan mengeritik dan jangan melawan. Sesudah Firman menguasai diri kita, 12 ketul roti itu sudah masuk dalam diri kita, maka ketika kali 13 nafiri ini ditiup maka kita bersorak maka hancurlah Yerikho (dunia ini).

Perlu kita mendengarkan Firman Tuhan, bicara sangkakala itu bicara suara Firman. Sekarang bagaimana posisi saudara? Memang pikiran kita berjalan dan mengerti bahwa nafiri dibunyikan untuk kebaikan, kemanisan, kemolekan, keindahan dan kemuliaan kita. Kata diam di sini berarti jangan kita lawan. Kalau Tuhan suruh diam lalu kita berbicara itu berarti kita lawan.
Yesaya 30:15
30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

Wahyu 11:15
11:15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya."

Itu sebabnya ketika kita berjalan bersama Tuhan dan mendengarkan suara Firman, kita aminkan, semua untuk kebahagiaan dan kemolekan kita, supaya bisa menikmati apa yang Tuhan janjikan. Maka kita bisa berada di sini. Walaupun bangsa-bangsa marah mau melawan Yesus, tetapi Tuhan menghukum mereka.
Wahyu 11:18
11:18 dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."

Tuhan menciptakan langit dan bumi. Dan bumi diberikan kepada anak manusia, tetapi dirusak.
Mazmur 115:16
115:16 Langit itu langit kepunyaan TUHAN, dan bumi itu telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia.

Kejadian 6:12
6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Bila suara Firman itu datang, pertama itu menggoncang kehidupan kita, mulai dari diriku hamba Tuhan, masuk langkah kedua adalah nikah, kemudian keluarga. Mari kita mulai dari sekarang jiwailah bunyi suara Firman. Marilah menata hidup rumah tangga dan pekerjaan saudara. Bumi itu menyangkut pekerjaan saudara. Rumput itu menyangkut dengan penggembalaan. Jangan kita terlibat merusak.

Jika masa lampau kita banyak membuat Tuhan mengeluh dan sakit hati, mari sekarang rubah paradigma, rubah pikiran saudara, mari kita mau menyenangkan hati Tuhan. Anak muda remaja jadilah saksi di pergaulanmu, di sekolahmu. Jangan nanti malah saudara lebih jahat dari mereka. Saudara berucap dalam pembicaraan, malah orang luar yang berkata “jangan berucap seperti itu”.

6)      Hakim-hakim 7:16,19
7:16 Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu.
7:19 Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka.

Di sini mereka menghadapi Midian, menghadapi Amalekh, menghadapi orang dari sebelah timur si mulut besar. Mulut besar ini yang mau menelan. Mereka menjadi satu dengan orang Midian dan orang Amalek. Bagaimana untuk menang? Butuh buyung yang kosong. Hati kita harus kita kosongkan, jangan isi dengan kotoran. Kemudian ada suluh yang menyala di dalam hati. Lalu ada sangkakala di tangan kanan. Begitu bunyi sangkakala diperdengarkan oleh 300 tentara Israel, dibandingkan kurang lebih ribuan tentara yang mereka hadapi, perbandingannya sebenarnya apa, tetapi mereka malah menang.

Itu sudah dimulai dari bulu wol yang kecil yang ada karena embun turun membasahi. Itu menunjuk pelayanan di dalam nikah.  Secangkir air dari bulu wol itu setelah diperas. Berarti mulai di wadah yang kecil ini, mulai dari dalam nikah ada pelayanan yang indah. Untuk menghadapi roh Midian, roh pembantah, ini yang dibutuhkan. Heran manusia ini, tidak pernah pupus dari membantah. Membantah, membantah dan membantah terus. Makanya dibutuhkan 300 orang, inilah sisa yang setia. Orang yang setia, itulah yang mengalahkan Midian suka berbantah-bantah, mengalahkan Amalek itulah daging, mengalahkan si mulut besar yang siap menelan, itulah Aram, orang dari sebelah timur.

Coba ketika kita berbicara satu dengan yang lain, apakah di dalam nikah, di dalam pekerjaan, menghadapi suatu program atau satu proyek, jangan diisi dengan berbantah-bantah, itu Midian. Jangan kita isi dengan nafsu daging, itu Amalek. Jangan kita isi seperti mau menelan orang.

Misalnya saya bicara lalu malah ditanggapi “ah kau begini dan begitu” inilah si mulut besar yang mau menelan saya. Jangan biasakan mengisi rumah tangga dengan berbantah-bantah. Kenapa kita ini tidak bisa berubah!

Obor menyala karena buyung itu dibanting ke bumi. Saudara bayangkan 300 orang serempak membanting buyung ke tanah, bunyinya menggelegar. Obor itu menyala maka kita bisa melihat di mana musuh lari. Kalau obor menyala maka kita bisa melihat dosa itu berdiam di mana. Dan kalau obor menyala maka kita bisa hidup dalam terang. Sehingga perbantahan tidak ada, kita tidak hidup lagi dalam daging dan si mulut besar tidak bisa menelan kita.

Kita baru sampai pada poin yang keenam. Israel dulu, soal nafiri ini benar-benar menempati tempat yang paling tempat dalam perjalanan Israel maupun dalam ibadah. Dalam aktivitas di luar ibadah, bunyi itu selalu diperdengarkan. Waktu mereka beribadah juga harus disertai bunyi nafiri. Memindahkan Tabut dari kemah Daud ke Bait Allah juga harus disertai dengan bunyi nafiri.

Siang hari ini, ayo kita warnai hidup kita. Dengarlah bunyi sangkakala untuk membenahi saudara dan saya.

Tuhan Memberkati.










GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar