20190525

Kebaktian Doa, Sabtu 25 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:9-13
6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

Kadang pikiran kita manusia dirangsang oleh daging, maka kita pikir ibadah itu sesuatu yang lazim. Kita lakukan seperti umumnya orang percaya karena belum melihat hasilnya apa yang akan terjadi di depan. Sama seperti Adam dan Hawa, Tuhan katakan hari kamu makan hari itu kamu mati. Itu adalah ancaman, tetapi kata mati ini belum pernah mereka lihat lewat pandangan mereka, sehingga kata mati itu suatu yang mengambang, tidak merasuk hati mereka. Dan benar, hari itu mereka makan, hari itu mereka mati. Kenapa? Sebab umur Adam hanya 930, berarti masih 70 tahun baru genap 1 hari. Jadi benar dia mati hari itu juga. Kalau dia mati dalam usia 1001 tahun, berarti dia mati di hari kedua. Sebab bagi Tuhan 1 hari sama dengan 1000 tahun. Berarti Adam mati masih pada hari itu, belum 1 hari umur Adam dia sudah mati. Jadi benar-benar Firman Tuhan jadi kenyataan.

Kita diperhadapkan dengan petang, menjelang malam. Tuhan mengadakan kegerakan roti, kegerakan Firman justru menjelang malam yaitu di saat-saat kita sekarang. Kita harus melihat dengan kaca mata rohani. Kita sekarang sudah menjelang malam, sudah mau datang gelap yang paling gelap itulah masa aniaya antikristus. Kita harus betul-betul ada di dalam persiapan dan Tuhan sudah menyiapkan kegerakan itu yaitu pemecahan roti, itulah kegerakan Firman pengajaran. Dulu dipisahkan pemecahan 5 roti dan 7 roti, sekarang sudah gandeng. Sebab baik pemecahan 5 roti maupun 7 roti selalu dilakukan menjelang malam.

Bagaimana sikap kita menghadapi pemecahan roti ini, atau kegerakan Firman pengajaran. Kita lihat pandangan murid-murid lebih dahulu. Jika pandangan mereka hanya melihat pada yang horizontal atau mendatar, maka di sinilah kekurangan-kekurangan mereka. Mereka tidak bisa memberi pelayanan seperti yang diharapknan oleh Tuhan. Kalau kami hamba Tuhan pandangannya hanya melihat secara horizontal maka di sini kami akan gagal, gagal dalam pelayanan.

Syukur dengan sikap Tuhan Yesus menanggapi permintaan mereka “guru suruh mereka pergi membeli roti” itu karena pandangan mereka lahiriah, namun Yesus mengatakan “kamu harus memberi makan”. Ini tantangan bagi kami hamba-hamba Tuhan, bisakah kami memberi makan. Tetapi karena Tuhan yang menyuruh, pasti bisa. Sama seperti dalam Lukas pasal 5, Petrus berkata karena guru yang menyuruh maka kami tebarkan jala dan mereka mendapatkan ikan banyak. Kalau di sini Tuhan Yesus mengatakan “kamu harus memberi makan”, sekarang apakah bahasa ini saya tampung dengan iman atau tidak. Sebagai hamba Tuhan harus saya tampung dengan iman.

Kalau Tuhan sudah katakan “kamu harus beri mereka makan” berarti Tuhan Yesus sudah melihat ada kemampuan untuk memberi makan, pasti bisa memberi makan. Tetapi bukan berarti Yesus lepas tangan, namun Yesus langsung melibatkan diri. Di sini kekuatan hamba Tuhan, dia harus imani bahwa setiap perintah Tuhan, pasti Tuhan sertai. Jadi setiap anjuran atau permintaan Tuhan walaupun secara manusia itu mustahil, tetapi karena itu perintah Tuhan maka Tuhan melakukan keajaiban.

Sampai di sini selesai Tuhan membina hamba Tuhan, sekarang bagi umat Tuhan yang 5000 orang ini. Apa yang harus mereka lakukan tidak terlalu ribet. Tuhan katakan “suruh mereka duduk”.
Markus 6:39
6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau.

Matius 14:19
14:19 Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak.

Lukas 9:25
9:17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Mereka disuruh duduk di rumput.
Yohanes 6:10
6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

Jadi murid duluan digarap oleh Tuhan, dirubah pandangan mereka. Agar mereka tidak menyuruh umat yang banyak ini untuk pulang mencari makanannya sendiri, tetapi Yesus mengatakan “beri mereka makan”. Mereka diam waktu mendengar itu, mereka yakini.

Bagi umat Tuhan, bagi orang yang berbondong-bondong begitu banyak yaitu yang 5000, perintahnya tidak terlalu berat “suruh mereka duduk di rumput”. Mereka duduk berkelompok, ada yang 100 orang ada yang 50. 100 panjang Tabernakel, 50 lebar Tabernakel, jadi itu adalah kelompok kerajaan sorga. Kalau sekarang tidak peduli 1000 atau 100 atau 10 yang penting ada warna kerajaan sorga, itu yang utama. Biarpun kelompoknya 100 atau 50 tetapi tidak ada suasana kerajaan sorga, maka itu tidak ada manfaatnya. Tetapi walaupun hanya 5 atau 10 namun ada suasana kerajaan sorga maka itu lebih nyaman dari pada kelompok yang 1000 orang tetapi tidak ada suasana kerajaan sorga.

Mereka disuruh duduk di atas rumput, apanya yang susah. Malah raja Daud bukan cuma duduk, dia berbaring.
Mazmur 23:3
23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Jadi tidak sulit, apanya sulit kalau cuma disuruh duduk. Berbaring bahkan lebih nyaman. Jadi kalau disuruh duduk di rumput lalu merasa berat, inilah orang Kristen yang sukar masuk dalam alam kerajaan yang diinginkan oleh Tuhan. Duduk di rumput berarti menyerahkan diri digembalakan. Dan ketika kita digembalakan, tidak mungkin digembalakan tanpa persyaratan. Tentu ada persyaratannya. Karena di dalam penggembalaan itu yang menanggung beban adalah gembala. Domba yang digembalakan itu ada ancamannya. Ancamannya serigala, singa, beruang, macan tutul/ binatang buas. Jika dia terpental dari kelompok, akan mudah dimangsa binatang buas. Sebabnya Tuhan suruh mereka duduk berkelompok ada yang 100 atau yang 50. Berarti merapatkan diri. Karena begitu terpisah dari kelompoknya, itu rawan. Kalau memisahkan diri dari kelompok, itu menambah beban beratnya gembala, untuk menangani ekstra domba yang nakal ini yang suka jalan sendiri.

Gembala yang serius menggembalakan dombanya, dia berbaring di pintu kandang domba. Kalau ada domba yang mau keluar maka gembala yang kena injak sehingga domba itu bisa langsung ditangkap. Besoknya ketika dibawa ke padang rumput, kalau ada domba yang nakal suka jalan sendiri, maka dilempar batu di depannya supaya dia kembali. Kalau tetap nakal maka domba itu dipatahkan kakinya, lalu ditaruh di kandang dan gembala membawakan makannya bagi domba itu. Jadi domba yang nakal ini selalu memberatkan gembala. Domba yang suka lari-lari sendiri selalu menyusahkan gembala tetapi kesusahan gembala itu untuk keselamatan domba. Apakah tega kita menambah beratnya pekerjaan penggembalaan? Tentu tidak. Makanya duduklah di rumput.

Begitu duduk di rumput, tidak tunggu lama, baik hamba Tuhan, baik yang duduk di rumput, semua melihat pada pribadi Yesus. Dia mengambil roti, menengadah ke atas, mengucap syukur dan memecah-mecahkan. Jadi persoalan domba dan persoalan gembala hanya bisa dijawab lewat salib Golgota.

Semua makan sampai kenyang. Murid-murid yang tadi berkata “suruh mereka pulang mencari makan” itu terjawab oleh salib. Yesus berkata “kamu harus beri makan” andreas berkata “roti seharga 200 dinar tidak akan cukup”.
Yohanes 6:7
6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."

Yesus memperlihatkan kepada kita orang percaya, termasuk kami hamba Tuhan, masalah apapun yang kita alami kalau kita kembali kepada salib maka semua akan terselesaikan. Masalah di dunia ini, peperangan di dunia ini antara bangsa, suku dan kaum bisa diselesaikan oleh salib. Kalau semua kembali kepada salib, pasti semua aman di dunia ini. Tetapi karena iblis ada di dunia ini, karena iblis yang selalu berupaya mendorong manusia untuk menolak salib. Salib itu penyelesaian, dosa manusia diselesaikan oleh salib.

Ketika orang-orang yang duduk tadi dan murid-murid melihat Yesus mengambil 5 roti dan 2 ekor ikan, Dia menengadah ke atas, mengucap berkat dan memecah-mecahkan dan memberikan kepada murid-murid untuk membagikan kepada orang banyak dan mereka makan sampai kenyang dan ada sisa 12 bakul.

Yohanes 6:12
6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."

Jangan ada yang terbuang, itu penghargaan. Yesus sendiri mengajar kita bagaimana penghargaan terhadap Firman. Apalagi kegerakan Firman, kegerakan pemecahan roti dimulai dengan memandang salib. Sebab lewat salib terjadi kegerakan Firman pengajaran, maka jangan disia-siakan, jangan dibuang-buang, harus kita hargai. Karena Firman yang kita terima adalah pekerjaan salib. Jangan kita abaikan Firman.

Kadang kita tidak sadar, ketika Firman datang, sudah ditaruh di mulut kemudian dimuntahkan, itu berarti tidak dihargai. Sudah saudara dengar tetapi kemudian saudara tolak dengan pikiran daging saudara, itu berarti saudara tolak Firman Tuhan. Ingat, jangan sampai terbuang, itu yang Tuhan ajarkan.

Jadi poin pertama untuk jemaat adalah duduk di rumput, artinya serahkan diri di dalam penggembalaan. Kemudian setelah Yesus memecah-memecahkan roti, secara estafet diberikan kepada murid-murid. Lalu murid-murid membagi-bagikan kepada 5000 orang. Jadi Firman itu dari Yesus dan diberikan kepada hamba Tuhan dan dari hamba Tuhan membagi-bagikan kepada jemaat.  

Ketika murid membagi-bagi tidak ada dikatakan pada orang banyak itu “hei buka mulut!” jadi tidak ada pemaksaan. Jika Tuhan sudah perintahkan “ini roti sudah saya pecah-pecahkan, bagikan kepada mereka”. Saya yakin pada waktu itu tidak ada satupun yang menolak. Sebab jika mereka menolak pasti kelaparan dan bisa mati kelaparan. Tetapi karena mereka melihat tangan hamba Tuhan datang membagi, maka mereka menerima dan mereka makan. Apa tujuannya makan? Supaya mereka jangan mati. Untuk kita sekarang supaya jangan mati rohani.

Tidak terlalu ribet, jemaat cuma duduk berarti mau digembalakan. Kemudian terima itu kegerakan Firman yang ada karena salib Golgota, maka saudara akan kenyang. Kalau orang kenyang pasti senang, kalau senang pasti sehat. Kalau kita menikmati Firman penggembalaan hasil karya Golgota, maka ketika kita makan, jika menerima asupan dari sorga, hasilnya kita segar bugar.

Pertama sikap dari umat adalah duduk di rumput, beri diri digembalakan. Kedua sambut itu roti. Tetapi jangan seperti yang dikatakan dalam Amsal Sulaiman, orang malas itu begitu dia sendok, malas untuk dia bawa ke mulutnya, dia pegang saja, itu malas! Jadi ada ukurannya anak Tuhan seperti ini, itu berarti dengar Firman Tuhan tetapi Firman Tuhan itu tidak bersekutu dengan dirinya.
Amsal 19:24
19:24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan, tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.

Karena sudah petang berarti waktu sudah sangat mendesak. Jangan tunggu malam, sebab kalau malam antikristus sudah berkuasa. Ketika Tuhan berbicara tentang pembukaan rahasia Firman, Tuhan langsung ikutkan dengan perkataan “tidak ada penundaan lagi”. Jadi kalau kita ada pada pembukaan rahasia Firman yang begitu deras kepada kita, maka ingat “tidak ada penundaan lagi”. Waktu sudah mendesak, makaya jangan kita tunda-tunda lagi. Beri diri digembalakan, sambut itu roti Firman yang disampaikan hamba Tuhan dan bawa langsung ke mulut, berarti bersekutu.
Wahyu 10:6
10:6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: "Tidak akan ada penundaan lagi!

Ketika kitab itu ada di tangan Bapa lalu pindah ke tangan Anak, kemudian Tuhan menyuruh Yohanes mengambil dan makan, maka saudara lihat makanan yang dimakan oleh Yohanes ini adalah makan yang mengandung kuasa untuk menghadapi yang di angkasa itulah iblis, menghadapi yang di laut itulah antikristus dan menghadapi yang di bumi/darat itulah nabi palsu. Pembukaan rahasia Firman Tuhan dapat mengatasi ibadah yang palsu, roh antikristus dan mengatasi tipuan dari iblis. Pembukaan rahasia firman ini kalau kita nikmati, jangan kita main-main. Sementara kita dilayani oleh Firman yang deras karena salib Golgota, maka tidak ada penundaan lagi. Jangan kita main-main dengan waktu.
Seandainya Adam melihat orang yang mati sebelum dia, maka dia tidak akan makan buah terlarang itu. Tetapi karena dia belum melihat maka dia terima ketika buah itu diberikan oleh Hawa, akhirnya dia mati pada hari itu juga. Hal ini harus kita prihatin di penghujung akhir zaman ini. Kegerakan yang terjadi hari-hari terakhir ini adalah kegerakan Firman pengajaran, sambutlah dengan hati lapang!

Murid melihat datar, horisontal. Kemudian Yesus melihat ke atas, dia potong yang horisontal maka terjadi salib kemudian terjadi kegerakan Firman pengajaran. Jadi kegerakan Firman pengajaran tidak bisa lepas dengan salib. Karena salib itu bicara sengsara Golgota. Hari-hari terakhir yang didengungkan dan hanya diberitakan dalam gereja kelihatannya manusiawi, sangat menyenangkan daging. Pendeta bicara “kasihan jemaat sudah setengah mati di sawah, di kantor, dalam usaha dan sebagainya kemudian datang di gereja diberitakan lagi salib sengsara”. Makanya di geraja dirubah menjadi ibadah hiburan, sehingga tidak diberitakan lagi tentang salib. Memang disebut Yesus disalib, tetapi bukan itu penekanannya. Penekanannya hanya soal hiburan.

Kedengarannya manusiawi, tetapi itu bisikan iblis untuk menjebak manusia masuk aniaya antikristus. Kalau dia tidak tahan disiksa maka terus cemplung ke neraka. Ini tipuan. Makanya saya sebagai hamba Tuhan melihat sistemnya Tuhan. Dua kali Tuhan melakukan kegerakan roti, dua kali Tuhan menyucikan Bait Allah, dua kali Tuhan suruh menangkap ikan, dua kali Yesus masuk dalam suasana pesta nikah. Ini harus kita akumulasikan dengan serius.

Saya mengikut para pendahulu kami, lewat perkembangan pembukaan rahasia Firman hari-hari terakhir ini maka yang dulu belum terungkapkan, sekarang diungkapkan. Itu menunjukkan bahwa tidak ada penundaan waktu lagi. Kalau saudara tidak percaya, saudara akan terkejut bila ayat Firman Tuhan ini dilangkahi. Saya tidak mau, saya pasti akan mendapatkan pelajaran dari Tuhan.

Kita harus hidup mengasihi Tuhan. Saya beberapa hari terakhir ini Tuhan tarik pikiran saya pada perlindungan. Banyak kami hamba Tuhan, mengaku hamba Tuhan tetapi di hadapan Tuhan kami sebagai bos, kami paksa melakukan ini itu. Jadi kami hamba Tuhan berubah menjadi majikan dan Tuhan malah menjadi hamba. Karena fakta di dunia pelayanan, sekarang ini banyak pelayan-pelayan kalau ada tanda-tanda pemakaian Tuhan dia mulai bertingkah. Begitu diundang sudah mulai bertingkah “hamba Tuhan harus di kamar VIP. Sekian bayarannya. Pesawat harus seperti ini”. Berarti dia menjadi majikan dan jemaat dijadikan hamba untuk menyuplai hamba Tuhan yang bertingkah majikan! Ngeri saya mendengar.

Hamba Tuhan itu berani pada calon isteri Anak Domba Allah! Kalau kepada calon isteri Tuhan berani, siapa yang tersinggung? Tentu yang empunya mempelai wanita. Mempelai Laki-laki Sorga tersinggung karena melihat mempelai wanitanya diperlakukan sewenang-wenang justru oleh hamba Tuhan. Saya jadi takut! Saya berpikir panjang, saya tidak harus memaksakan.

Makanya kenapa saya tidak berani menggelar KKR tahun ini, karena plafon ini saja tidak selesai. Banyak juga jemaat yang menggelar pesta nikah anaknya. Saya pakai bahasa kekasih kita, kita seperti diperas. Saya tidak mau seperti itu. Walaupun kata itu tidak perlu diucapkan, tetapi manusiawi itu ada dalam pemikiran kita.

Pdt. Pong Dongalemba mengatakan setiap berhadapan dengan sidang jemaat, saya gemetar sebab saya berhadapan dengan calon isterinya Anak Domba Allah. Coba kalau berhadapan dengan calon mantunya Presiden Jokowi saja bagaimana sikap saudara, apalagi berhadapan dengan calon Mempelai Wanita untuk Kristus.

Calon Mempelai Wanita untuk Kristus sementara dibentuk lewat pembukaan rahasia Firman Tuhan oleh karena salib Golgota, maka tidak ada penundaan lagi. Jemaat harus paham bahwa engkau calon Mempelai wanita, tidak ada penundaan lagi maka kita sudah harus membawa diri untuk berada dalam ranah penggembalaan. Supaya jangan hanya slogan kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan, tetapi juga harus menjadi fakta benar-benar kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Saudara adalah calon Mempelai Wanita Tuhan. Saya juga berada di dalamnya, saya tidak mau menunda waktu. Jangan ulur waktu, waktu sudah dekat.

Wahyu 10:8
10:8 Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."

Disuruh pergi berarti dia sudah tahu alamat. Jadi dia pergi tidak mengambang. Dia langsung bertindak pergi kepada malaikat itu.
Wahyu 10:9
10:9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."

Bukan diambil disimpan hanya jadi pengetahuan atau dijadikan koleksi tetapi disuruh makan. Jadi sudah tahu alamat. Dan apa yang harus kita lakukan? Pergi ambil dan makan.

Ada 3 kata kerja yang tidak bisa dipisah yaitu pergi, ambil dan makanlah. Pergi berarti tidak tinggal di tempat, tetapi kita pergi kepada alamat yang ada pembukaan rahasia Firman. Kemudian ambil lalu yang ketiga makanlah. Ini tugas kita sebagai calon Mempelai Wanita Tuhan. Saya tidak mau seakan-akan terpisah cuma berbicara. Tetapi saya juga mau menjadi Mempelai sama seperti saudara. Cuma dalam kapasitas tugas pelayanan saya sebagai hamba Tuhan yang bertanggung jawab atas jiwa saudara dan saya.

Tuhan Memberkati.




GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar