20190504

Kebaktian Doa, Sabtu 4 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 6:1-3
6:1 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
6:3 Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya.

Pasal ini dalam terang Tabernakel terkena meja roti sajian. Kenapa pasal ini kena meja roti sajian? Di sini benar-benar Tuhan menunjukan bahwa diriNya adalah makanan dan minuman yang sesungguhnya. Di meja roti sajian ada roti dan ada perlengkapan korban curahan.

Jika melihat panjang kaki meja roti sajian adalah 1,5 hasta. Jadi total 4 kaki adalah 6 hasta. Ini menjunjung meja. Meja adalah hati saudara dan saya. Agar tidak tersentuh dengan dunia ini maka Yesus rela berkorban. Yesus manusia sejati, rela seperti domba disembelih dan dipenggal-penggal untuk menopang saudara agar Firman yang saudara terima tidak tercemar dengan dunia.
I Timotius 2:5
2:5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,

Angka 1,5 hasta adalah angka pengantara. Makanya tinggi kaki-kaki itu 1,5 hasta. Itu pengantara antara bumi dan sorga. 6 itu angka manusia. Manusia terdiri dari tiga unsur, tubuh, jiwa dan roh. Maka nanti tubuh dicap 6, jiwa dicap 6, roh dicap 6, berarti sepenuhnya dikuasai oleh antikristus.

Supaya jangan saudara terjebak di sana makanya perhatikan ada angka 1,5 yaitu Yesus yang telah rela menjadi pengantara kita dengan sorga. Kalau 4 kaki itu disambung menjadi 6 hasta. Namun dipotong-potong menjadi 1,5 hasta 4 kaki mija. Itulah Yesus bagaikan domba yang rela disembelih, dipenggal-penggal lalu disusun di atas mezbah dan dibakar, untuk menjadi pengantara saudara dan saya. Jika saudara sudah menerima Yesus sebagai pengantara maka sediakan meja hati saudara untuk menerima Firman Tuhan untuk disusun rapi di atas meja hatimu.

Makanya dalam memberitakan Firman tidak acak tetapi perbuku, sebab harus disusun rapi. Lihat roti di atas meja roti sajian, susunannya rapi, tidak dihambur begitu saja di atas meja. Ini menunjukkan penyajian Firman Tuhan harus perbuku dan saling menerangkan ayat yang satu dengan yang lain.

Kalau minggu ini ambil ayat ini, minggu depan ambil ayat itu, lalu minggu berikutnya lagi ambil ayat yang lain, mana itu warna meja roti yang tersusun. Kalau seperti itu nanti tidak akna pas. Itu sebabnya kita harus melihat pola. Dan jangan melihat pola itu dengan skeptis. Apalagi kita ini umat Tuhan yang demi kita Yesus bagaikan domba yang rela disembelih supaya kita damai dengan sorga.

Ukuran meja ini jelas dan ada 2 kayu pengusung, berarti bergerak. Ada tanda bergerak, bukan diam. Bergerak ke mana? Ada 4 gelang di empat penjuru, berarti bergerak kepada empat penjuru alam dalam tanda kasih. Kita mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan. Di mulai dari dalam rumah tangga kita harus ada warna kasih. Ada usungan berarti ada tanggung jawab untuk menggerakan Firman pengajaran itu bisa mencapai 4 penjuru alam. Di dalam rumah kita dan di mana saja kita bisa menyaksikan ini, seinggah kita menjadi gereja Tuhan yang aktif, bukan gereja Tuhan yang pasif.

Gelang di sini bukanlah gelang emas yang di tempah tetapi yang dicor.
Keluaran 37:13
37:13 Dituangnyalah untuk meja itu empat gelang emas dan dipasangnyalah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.

Artinya prosesnya terjadi dengan cepat. Kasih kita tidak boleh berlambat-lambat, kasih kita harus serba cepat, itu bukti kita mengasihi dan mencintai Tuhan.

Dengan susunan formasi roti ini yang ada dua susun, maka jika dibaca secara membanjar menjadi 66. Itu menunjuk 66 kitab dalam Alkitab. 1 ketul roti itu dibuat dari dua gomer tepung yang terbaik, saudara bayangkan betapa besarnya roti itu. 1 gomer itu sekitar 3 liter lebih. Jadi dengan meja roti sajian ini kita sudah melihat dua gomer dibuat menjadi satu ketul. Itu sebabnya dalam program Allah, proyek Allah, rencana Allah dalam menyajikan roti sajian kepada kehidupan kita, matang betul Tuhan mengarahkan kita untuk dua menjadi satu. Roti itu dimakan berarti ada persekutuan.

Kemudian dalam satu meja ada dua tumpuk, ini double. Dua jadi satu.
Kejadian 2:24
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

Tujuan meja roti sajian yaitu Fiman pengajaran yang kita dengar dan terima ini mengarahkan kita ke sana, dua menjadi satu. 1 ketul dari dua gomer itu nikah rohani, jadi nikah jasmani kita arahkan ke sana. Tugas kami hamba Tuhan untuk mengarahkan saudara mencapai nikah yang rohani. Tuhan tidak peduli latar belakangmu dari mana. Lihat saja perempuan di Sikhar itu sudah berapa suaminya! Tetapi Tuhan tolong. Berapa banyak dari kita yang sudah hancur nikahnya, tetapi kalau mau ditolong oleh Tuhan maka ada jalan ke sana. Asal mau dan sungguh-sungguh percaya pada Firman Tuhan, pasti berhasil.

Bagaimana saya berbicara pada saudara sebagai utusan Tuhan jika saudara tidak percaya utusan Tuhan. Tidak percaya utusan sama dengan tidak percaya Tuhan Yesus, sama dengan tidak percaya Allah Bapa. Sebab Yesus katakan “Aku mengutus kamu. Barang siapa menerima kamu berarti menerima Aku. Menerima Aku berarti menerima Bapa”. Kalau tidak percaya kami berarti tidak percaya Yesus. Bagaimana saya mau bicara kalau ada yang tidak percaya, bagi yang tidak percaya itu tidak akan masuk dalam pikiran dan hatinya. Jangan sampai menyelinap kuasa kegelapan sehingga utusan Tuhan tidak didengar. Kalau tidak dipercaya apa guna dia bicara lagi!

Sesudah dibahas tentang Tabut Perjanjian, langsung bicara meja roti. Mestinya kalau ikut urutannya mestinya Mezbah Dupa Emas dulu, kalau kembali ke halaman Mestinya Mezbah Korban Bakaran. Tetapi sesudah dinyatakan kerinduan hati Tuhan untuk diam bersama umatNya, dan poin pertama adalah Tabut Perjanjian. Ternyata kerinduan hati Tuhan untuk diam bersama dengan umatNya tidak lebih dan tidak kurang adalah nikah gereja dengan Tuhan Yesus, itulah peti dan tutup peti. Dan untuk mewujudkan ini, dimulai dengan meja roti sajian (pengajaran yang sehat).
Keluaran 25:23
25:23 "Lagi haruslah engkau membuat meja dari kayu penaga, dua hasta panjangnya, sehasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.

Meja itu kelilingnya 6 hasta, itulah hatimu dan hatiku. Jangan diisi dengan muntah dan saguer!
Yesaya 28:8
28:8 Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.

Bagaimana mau menaruh roti kalau meja itu penuh dengan muntah dan kotoran, tidak ada lagi tempat yang bersih. Sedangkan yang akan kita tampung adalah barang yang kudus dari sorga yaitu Firman Tuhan, kemudian mau diletakkan di meja yang ada muntah dan kotoran. Coba sajikan makanan pada seseorang kemudian meja tidak dibersihkan, ada tahi anjing, tahi kucing dan tahi ayam di situ. Tamu itu akan mengumpat dan bercerita ke sana kemari bahwa keluarga yang menyajikan makan itu menjijikkan!

Ini yang seringkali tidak kita sadari. Meja hati ini Tuhan ingin isi dengan Firman, tetapi harus bersih. Meja itu tidak boleh ditaruh di tanah atau dipasir, meja itu butuh kaki. Siapa yang menjadi pengantara? Dia juga yang dipenggal-penggal untuk menopang hati kita sehingga diisi dengan 2 menjadi satu. Sangat luar biasa rancangan sorga, bukan rancangan Musa atau siapa-siapa.

Keluaran 25:24
25:24 Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni dan membuat bingkai emas sekelilingnya.

Kayu penaga ini paling tidak disenangi oleh tukang kayu sebab kayu itu bengkok-bengkok, dan kalau diskap sukar karena seratnya tidak beraturan. Itulah saya dan saudara yang sulit diatur! Hitam berarti berdosa, bengkok, melengkung ke mana-mana. Itulah manusia, tetapi Tuhan mau ambil dan memakai kita. Justru kayu yang paling jelek ini yang dicari Tuhan. Kalau sore ini saudara mengatakan “aku paling berdosa, paling jelek” Tuhan cari saudara sekarang ini! Maukah saudara dipakai, dibentuk oleh Tuhan.

Keluaran 25:25-30
25:25 Haruslah engkau membuat sekelilingnya jalur pinggir yang setapak tangan lebarnya dan kaubuatlah bingkai emas sekeliling jalur pinggirnya itu.
25:26 Haruslah engkau membuat untuk meja itu empat gelang emas dan kaupasanglah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.
25:27 Gelang itu haruslah dekat ke jalur pinggirnya sebagai tempat memasukkan kayu pengusung, supaya meja itu dapat diangkut.
25:28 Haruslah engkau membuat kayu pengusung itu dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas, dan dengan itulah meja harus diangkut.
25:29 Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni.
25:30 Dan haruslah engkau tetap meletakkan roti sajian di atas meja itu di hadapan-Ku."

Sore ini kita harus yakin benar bahwa kita ada di hadirat Tuhan. Jadi kalau saudara percaya bahwa saudara ada di hadirat Tuhan, ingat suami, ingat isteri, ingat anak, bagaimana sikapmu saat berhadapan dengan Tuhan karena saudara hadir di hadapan Tuhan. Dan kalau saudara memperhatikan apa yang saudara dengar maka Tuhan katakan “Aku akan memberikan pengertian kepadamu”.
II Timotius 2:7
2:7 Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.

Kalau kita memperhatikan apa yang dikatakan oleh hamba Tuhan karena kita ada di hadirat Tuhan, maka dari pihak Tuhan, Tuhan akan memberikan kepada kita pengertian dalam segala sesuatu. Tidak sulit untuk memahami Firman Tuhan.

Mujizat Tuhan dalam Yohanes pasal 6 ini tentang 5 ketul roti dan 2 ekor ikan di makan oleh 5000 orang.
Yohanes 6:2
6:2 Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.

Mereka ini ada dalam perjalanan. Wadah yang dipakai untuk membawa makanan di sini adalah kopiros artinya wadah yang dipakai untuk membawa bekal dalam perjalanan jarak dekat. Jadi pemecahan 5 roti dan 2 ekor ini belum untuk perjalanan jauh kita, tetapi ini untuk perjalanan dekat. Alias ini adalah pelajaran mula-mula kita.

Kalau dalam pemecahan roti yang kedua, Tuhan tidak memakai bakul kopiros. Tetapi yang dipakai adalah spuris, ini wadah untuk perjalanan jauh. Dalam dua kali pemecahan roti ini Tuhan beriktiar supaya umat Tuhan taruh dalam perjalanan. Tetapi bukan berarti harus berhenti sebab ini pelajaran dasar. Memang kita harus berhenti dan dilanjut, bukan berhenti sampai di situ. Kita masih punya perjalanan jauh yang kita tidak tahu. Walaupun minggu depan atau Tahun depan Tuhan baru datang, kita tidak tahu. Artinya supaya perjalan kita itu benar-benar mempunyai pesiapan rohani yang mantap. Siapa yang berkepentingan di situ? Gembala punya tanggung jawab moril bagaimana untuk memberikan arahan-arahan kepada sidang jemaat. Bukan karena dia orang kaya atau berpangkat atau berpendidikan tinggi. Tetapi kalau dia dalam tahbisan benar maka Tuhan mempercayainya dan apa yang dia sampaikan itu datang dari Tuhan. Kita lihat dulu hidup kita hari-hari terakhir ini. Jangan berhenti pada kopiros kita harus lanjutkan pada spuris.

7 ketul roti dimakan oleh 4000 orang, mana yang 1000 orang. 7 menunjuk angka kesempurnaan dan angka perhentian. Ketika gereja mau diarahkan kepada kesempurnaan, kepada perhentian, justru yang menikmati jumlahnya melorot. Yang 1000 orang mana! Angka 1000 adalah angka kesucian. Abimelekh memanggil Abraham “Abraham, mengapa engkau tipu aku sehingga menyulitkan kehidupanku dan rakyatku?, seistana kena bisul semua! Karena kau katakan Sara ini adikmu maka aku ambi. Tetapi karena Tuhan beri mimpi tadi malam ‘Aku akan membunuh engkau karena wanita itu isteri seorang nabi’. Abraham kenapa kau lakukan seperti itu, apakah kami orang yang suka berbuat seperti itu. Ini 1000 perak bukti bahwa isterimu suci tidak diganggu”.

1000 yang gugur itu adalah kehidupan yang tidak bisa menjalani hidup suci sampai sempurna. Sebab walaupun dari awal kita tidak suci, tetapi setelah Tuhan Yesus berkorban bagi kita, maka itulah awal pekerjaan penyucian Tuhan untuk kita capai kesempurnaa. Tetapi sayangnya mereka gagal di tengah jalan. Pada tahap spuris mereka gagal. Sajian 7 roti itu membawa kita disempurnakan. Hari-hari terakhir ini kita ada pada angka 7, angka penyempurnaan gereja untuk membawa kita pada perhentian kerajaan 1000 tahun. Marilah mohon kepada Tuhan untuk bisa kita menapaki perjalanan ini tidak gugur di tengah jalan. Sudah susah kita bayar harganya dengan mahal. Sebab Yesus rela bayar mahal harganya bagaikan domba di penggal-penggal dan kita tinggal menerima jadi. Jalanilah ini, jangan hanya suka kopiros. Memang kopiros kita butuh, tetapi spuris tujuan akhir, harus keduanya berjalan.

Tuhan perintahkan “kamu harus bagi itu” dan mereka semua makan kenyang. Yang mendapat pembagian makan kenyang, yang membagi juga makan kenyang. Tetapi yang membagi dapat sulprus satu orang satu bakul. Jadi hebatnya yang membagi luar biasa berkatnya dari pada hanya menerima. Kalau menerima kenyang tetapi tidak ada reserep. Tetapi kalau yang membagi ada reserep 1 bakul. Inilah rahasianya membagi, luar biasa.
Kisah Para Rasul 20:35-38
20:35 Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."
20:36 Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua.
20:37 Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.
20:38 Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.

Di sini terjadi perpisahan. Artinya kalau kita sudah bisa memberi bukan cuma menerima, maka ini tanda akan segera terjadi perpisahan. Yang memberi kenyang dan dia ada sulprus, maka akan terjadi perpisahan. Ini bagiku dan bagimu, bagi kita sekalian. Kita sedang menuju ke sasaran seperti itu.

Mempelai Wanita itu salah satu ciri dia bisa memberi, bukan cuma menerima. Maka pujian dari Tuhan ketika melihat bayi yang beberapa tahun lalu Dia temukan terlantar di kebun, kemudian Dia ambil, Dia titip dipelihara dan Tuhan katakan “engkau harus hidup”. Kemudian datang lagi kedua kali Tuhan melihat buah dadanya sudah tumbuh dan rambutnya sudah panjang. Rambut sudah panjang berarti tanda penundukan. Buah dada sudah tumbuh berarti sudah siap memberi. Sebab payudara itu adalah tempat asi untuk bayi nikmati.

Inilah gereja Tuhan yang dewasa. Kalau sudah dewasa maka Tuhan katakan “Engkau Aku punya dan Aku adalah engkau punya”. Maka kita bisa mengatakan aloha dunia, saya terbang bersama dengan belahan jiwaku yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Itu sebabnya ayo kita perhatikan Firman hari-hari terakhir ini. Saya sebagai hamba Tuhan selalu bertanya kepada Tuhan “apa ini Tuhan”. Dan kemurahan Tuhan jika itu ditanya, tidak usah panjang-panjang, satu kata saja Tuhan bicara maka kuasa Tuhan langsung menebar. Terima kasih banyak Tuhan.

Kami mau memposisikan diri sebagai mejanya Tuhan. Bukan diisi muntah, bukan najis dalam hati kita, supaya ditaruh Firman sekaligus membersihkan hati kita. Hati kita dibersihkan berarti siap menerima Firman. Siap menerima Firman berarti rela dibersihkan. Itulah anak Tuhan yang sejati.

Tuhan Memberkati.




GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar