20190511

Kebaktian Doa Puasa Sesi II, Sabtu 11 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Matius 9:14-17
9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
9:15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
9:16 Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.
9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Di sini ditekankan bagaimana puasa itu diarahkan bukan kerugian tetapi keuntungan. Sebab kalau kain lama ditambal kain baru itu kerugian, kirbat lama diisi air anggur baru itu juga kerugian. Tetapi dalam catatan Firman Tuhan ini, Tuhan mengajar kepada kita. Ketika kita niat untuk puasa maka tekad kita bukan kerugian tetapi keuntungan. Bagaimana mencegah jangan sampai kerugian terjadi, dengan melaksanakan puasa yang benar, supaya kita meraih keberuntungan.

Itu sebabnya Tuhan arahkan pada dua hal yang mudah dipahami.
1.      Kain lama jangan ditambal dengan kain baru.
Yesaya 64:6
64:6 Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Di sebut saleh tetapi kotor. Nampaknya saleh tetapi kotor, nampaknya beribadah tetapi kotor. Itulah pakaian dari daun ara, seperti ini keadaannya. Dalam situasi seperti ini, apakah ini kita pertahankan atau kita mau menerima yang baru? Kalau menerima yang baru lalu yang lama kita pertahankan berarti siap menerima kerugian. Ini yang Tuhan tidak mau. Ada aktivitas saleh, berarti beribadah tetapi kain kotor, kain lara.

Manusia pada umumnya memang suka sekali hal-hal yang baru. Walaupun itu model tahun kuno tetapi kalau muncul sekarang itu dianggap baru dan diminati lagi. Tuhan tidak mau seperti itu. Tuhan mau mendrop kepada kita yang baru, sebab tidak ada yang baru dalam diri manusia. Menurut Pengkhotbah tidak ada yang baru di dunia ini.

Kalau menerima yang baru dari Tuhan kemudian mempertahankan yang lama berarti siap menerima kerugian bukan keuntungan. Tetapi kalau menerima yang baru dan membuang yang lama berarti kita siap menerima keuntungan. Keberuntungan yang paling besar justru kita temukan dalam ibadah, dalam kesalehan ini.
I Timotius 6:5-6
6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Ini percekcokan tetapi di dalam ibadah. Ini orang beribadah tetapi mengira ibadah itu suatu sumber keuntungan, berarti ini pakaian lama tetapi beribadah. Ini jangan sampai terjadi dalam kehidupan kita. Pakaian lara ini begitu kuat rohnya mengejar kita. Bagaimana untuk bisa menerima yang baru? Yang lama ini harus dicukur habis semuanya.

Jadi kesalehan yang disebut dalam Yesaya 64:6 itu adalah ibadah. Ibadah itu ada kuasanya. Tetapi yang terjadi malah kerugian. Padahal Tuhan punya rencana dan itu kerinduan hati Tuhan bahwa ibadah itu ada keuntungan. Memang ibadah kalau disertai rasa cukup memberikan untung besar. Apa yang besar yang harus kita terima? Firman pengajaran begitu besar, Roh Kudus begitu besar. Dua sayap burung nazar itu yang Tuhan janjikan bagi orang yang beribadah dan berpuasa benar, itulah Firman pengajaran yang sehat dan Roh Kudus yang akan menerbangkan kita ke padang gurun jauh dari mata ular.

Yang Tuhan angkat pertama adalah pesoalan pakaian karena pakaian ini adalah pokok masalah pertama setelah manusia jatuh dalam dosa. Jadi pakaian yang disebut lara sekalipun sudah beribadah, itu sama dengan belum teratasi pokok masalah. Beribadah tetapi belum teratasi. Jika mau teratasi maka Kejadian 3:21 harus kita terima.

Kejadian 3:21
3:21 Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Jadi kehadiran Tuhan sampai menggusur pakaian lama ini dan diganti dengan kulit binatang. Kehadiran Tuhan bukan menambah masalah. Hanya kita yang seringkali tidak mau keluar dari masalah karena mempertahankan keberadaan manusia kita dan tidak mau menerima kulit/ kebenaran Allah. Itu sama dengan menambah masalah. Kehancuran yang kita terima bukan keberuntungan.

Itu sebabnya dalam doa puasa yang utama harus kita urai adalah kita buka tali yang mengikat kita yaitu pakaian-pakaian usang, pakaian-pakaian lama. Sebelum rasul Paulus menulis tentang puasa, dia menulis dulu tentang penderitaan. Dan setelah berbicara tentang puasa penderitaannya juga luar biasa. Jadi untuk apa puasa? Untuk mengurai penderitaan di atas dan mengurai penderitaan yang di bawah.
II Korintus 6:5
6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;

Sudah didera, dalam penjara, kerusuhan dan berjerih lelah, kalau kita tentu berkata “sudahlah berpuasa, sudah menderita lalu masih menderita lagi!”.

II Korintus 6:7-8
6:7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela
6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,

Inilah kehidupan kami hamba Tuhan, berat!

Jangan sampai kulit binatang yang diberikan kepada kita menjadi busana, kita tanggalkan kembali. Mungkin tidak ditanggalkan kembali tetapi kain lara ada terus lengket dalam hidup kita. Ini yang tidak bisa terjadi. Makanya dalam puasa Tuhan bicara tentang pakaian. Karena pakaian ini yang akan mengganggu. Pakaian ini menunjuk perilaku hidup, kelakuan, solah tingkah kita. Itu pakaian yang nampak keluar. Kemudian kirbat itu ke dalam. Jadi kesaksian keluar maupun kesaksian ke dalam harus sama-sama baru. Ini memang pergumulan kita sekarang. Kita belum bisa mengekspresikan yang baru keluar dan belum bisa mengekspresikan yang baru ke dalam, masih tambal sulam. Caranya untuk membersihkan lewat doa puasa.

Jadi puasa di sini tidak semata dikategorikan supaya kita mendapat berkat-berkat yang sifatnya lahiriah. Misalnya mendapat lahan untuk membangun gereja bagi hamba Tuhan. Itu boleh-boleh saja. Tetapi biarpun saya mendapat lahan berhekto are membangun gereja apakah itu menjamin saya berhasil masuk rencana Allah? Itu tidak menjamin.

Masalah manusia pertama adalah soal pakaian.
Kejadian 3:7
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Padahal dalam Kejadian 2:25 mereka telanjang tetapi tidak malu.
Kejadian 2:25
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Mengapa nanti jatuh dalam dosa baru mereka malu.

Kejadian 3:8
3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

Kadang kita anak Tuhan dan hamba Tuhan tahu sudah salah tetapi mau bersembunyi di antara ayat-ayat Firman, di rimba ayat-ayat Firman, bersembunyi di dalam pasal 1 ayat 2, padahal sudah salah. Perlindungan seperti itu tidak menjamin dia aman karena dia salah.

Kejadian 3:9
3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"

Kehadiran Tuhan bukan untuk menambah masalah mereka tetapi untuk menyelesaikan masalah. Soal puasa inilah yang dipertanyakan murid-murid Yohanes Pembaptis. Sementara guru mereka yaitu Yohanes Pembaptis adalah sahabat Mempelai. Makanya Tuhan Yesus bicara soal Mempelai supaya mereka ingat.

Di sinilah rancunya umat Tuhan. Mari kita sambut kehadiran Tuhan bukan untuk menambah masalah tetapi untuk menyelesaikan masalah. Hanya kita umat Tuhan ini ketika datang beribadah, dan mendengar Firman Tuhan tetapi sayangnya tidak membuang yang lama. Akibatnya masalah malah bertambah.

Jangankan jemaat, hamba Tuhan senior yaitu rasul Petrus dua kali disebutkan tidak berpakaian alias telanjang.
Kisah Para Rasul 12:8 (Terjemaan Lama)
12:8 Maka kata malaekat itu kepadanya, "Ikatlah pinggangmu, pakailah kasutmu!" Lalu diperbuatnyalah demikian. Maka katanya kepadanya, "Pakailah pakaianmu, ikutlah aku!"

Berarti dia tidak berpakaian, dia telanjang. Apa penyebabnya? Sebab dia dibelenggu oleh Herodes. Mengapa dibelenggu oleh Herodes? Sebab ketika Herodes menangkap dan membunuh Yakobus, orang Yahudi senang. Maka Herodes menangkap Petrus. Petrus yang dibelenggu Herodes, besoknya mau dipancung, mestinya dia sembayang dan memuja memuji Tuhan tetapi justru tidur dalam penjara. Mengapa Petrus telanjang? Karena rohaninya sudah merosot, tidak ada roh sembayang lagi. Padahal tugas Petrus sebagai hamba Tuhan tidak boleh dia lalaikan.
Kisah Para Rasul 6:4
6:4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."

Tidak bisa lagi memusatkan diri karena dibelenggu. Kita lihat saja, kehidupan yang doanya sudah kandas, penyembahannya sudah merosot atau sudah menurun, itu berarti tangan Herodes sudah memegang dia yang akan mengakibatkan telanjang. Kalau pakaian sudah tidak ada, mau ditambal bagaimana lagi. Kalau pakaian ada itu untuk dipakai.

Yang sebenarnya ketelanjangan Petrus yang pertama ada dalam Yohanes pasal 21.
Yohanes 21:7
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

Secara jasmani ini berarti telanjang. Secara rohani dia sudah tidak lagi rohani. Apa penyebabnya? Sebab rohaninya undur, dia kembali pada profesi lama, kembali menangkap ikan dan 6 kawannya ikut terseret. Bayangkan pengaruh Petrus ini besar sekali, sehingga dia bisa menyeret 6 kawannya.

Kehadiran Yesus bukan menambah masalah tetapi menyelesaikan masalah. Kehadiran Malaikat kepada Petrus dalam Kisah Para Rasul pasal 12 bukan untuk menambah masalah tetapi menyelesaikan masalah. Itu sebabnya dalam pergumulan doa puasa ini saya percaya Tuhan hadir dan bukan untuk menambah masalah tetapi untuk melepaskan kita dari masalah. Termasuk belenggu sakit penyakit dibebaskan oleh Tuhan. Termasuk masalah dalam nikah, jika benar kita menyambut yang baru maka masalah itu diselesaikan oleh Tuhan karena Tuhan datang untuk menolong kita.

Apa yang dilakukan Tuhan untuk kita adalah persoalan tentang pakaian. Sejak manusia jatuh dalam dosa persoalannya tentang pakaian. Kemudian begitu bicara Mempelai Wanita juga bicara pakaian. Berarti Mempelai Wanita tidak boleh telanjang. Jangankan telanjang, tidak boleh memakai pakaian tambal sulam. Karena itu sudah tidak tambal sulam maka pakaian lenan halus yang berkilau-kilauan itu tidak tambal sulam. Ini semua diajarkan Yesus ketika ditanya soal puasa.

Terima kasih Tuhan untuk lawatan Tuhan yang begitu indah dalam perjalanan kita sudah tidak lama lagi. Lihat saja perjanjian baru, Injil Matius bicara kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang pertama, Wahyu bicara kedatangan Tuhan Yesus pada kali yang kedua. Kita ini sudah 2000 tahun, berarti sudah bicara Wahyu pasal 22. Olehnya kita tidak boleh membuang-buang waktu. Sudah harus dominan dalam mempersiapkan diri sehingga ketika menggelegar suara dari sorga “Aku datang segera” kita bisa menjawab “datanglah Tuhan Yesus” karena kita sudah memiliki pakaian baru, tidak terlambat.

2.      Yang kedua bagaikan kirbat
Pemazmur berkata “aku seperti kirbat yang diasapi”.
Mazmur 119:83
119:83 Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan.

Jika ada asap, apa yang lebih dahulu tersentuh dari dirimu kalau ada asap, organ tubuh apa dari tubuhmu yang merasa bahwa ada asap masuk dalam tubuhmu. Matamu! Kalau ada asap maka derai air mata luar biasa. Kadang kita tidak mau seperti kirbat yang diasapi, kita menolak.

Kirbat itu memang harus diasapi supaya pori-pori kulit itu tetutup. Biasanya kirbat itu tidak hanya satu tetapi dibuat kembar. Itulah kantong yang diisi air anggur. Kalau kembar 2 itu berarti nikah. Jika kembar 2 sudah jelas arahnya dua menjadi satu. Makanya yang disebutkan di sini bukan kantong air tetapi kantong yang diisi anggur karena anggur ini ada hubungannya dengan pesta nikah.

Ternyata doa puasa kita siang ini yang dihubungkan dengan kirbat, ingat kita mau didorong untuk dua menjadi satu. Makanya dalam pertanyaan soal puasa itu Yesus langsung menampilkan dirinya sebagai Mempelai. Maksud pertanyaan yang mereka peroleh jawaban justru penampilan mempelai.

Yang mengganggu sehingga kita tidak bisa mewarisi apa yang dijanji oleh Tuhan, itu harus segera keluar. Keluar bersama dengan sekantong air, sekirbat air.
Kejadian 21:14
21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.

Ini akan mengganggu Ishak nanti. Ishak itu pewaris, ini akan mengusik eksistensi Ishak nantinya. Mereka diusir dengan kirbat air. Apa gunanya kirbat tetapi kehadiran kita malah mengganggu warisan sehingga tidak memperoleh warisan. Itu sebabnya harus keluar sekaligus dengan kirbat.

Saya mau katakan banyak orang punya kirbat tetapi lepas dari warisan. Sebagai hamba Tuhan saya tidak ingin gereja Tuhan di sini lepas dari warisan. Kirbat harus terkait dengan warisan. Apa gunanya ada kirbat tetapi tidak terkait dengan warisan. Kita diberikan Tuhan warisan, tetapi harus ada kirbat. Kirbat harus terkait dengan warisan, bukan kirbat yang diisi dengan lain-lain persoalan.

Bersyeba artinya janji. Sumur Bersyeba berarti sumur janji.

Kita harus waspada hari-hari terakhir ini. Ada kirbat, tetapi harus kita jaga keberadaan. Jangan sampai anggur baru kita taruh di kirbat yang lama. Kirbat yang lama inilah yang tidak ada hubungannya dengan warisan. Makanya kirbat lama itu harus keluar dan ambil kirbat baru lalu diisi air anggur yang baru. Kalau pertahankan kirbat lama, tidak akan jadi. Malah kerugian besar yang akan dialami gereja Tuhan. Sebabnya dalam perjalanan hidup ini kita membutuhkan nasihat-nasihat Tuhan lewat Firman Tuhan.

Kita lihat lagi kirbat yang isinya penuh penipuan.
Yosua 9:4
9:4 maka mereka pun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali,

Kirbat ini adalah kirbat orang Gibeon, mereka berupaya menipu Yosua. Mereka pura-pura menggabung dengan Yosua. Ini repot dan berbahaya. Kirbanya robek kemudian dijahit kembali. Berarti mereka mahir memperbaiki tetapi memperbaiki dengan akal mereka bukan dengan cara Firman. Ini yang terjadi dalam kehidupan gereja Tuhan. Ayo umat Tuhan, Tuhan mempertanyakan kirbatmu dan kirbatku. Apakah kirbat kita yang sudah buruk, yang sudah robek, yang sudah dijahit kembali? Ini adalah pekerjaan manusia untuk memperbaiki kirbat, bukan pekerjaan Tuhan. Karena apa? Karena di dalamnya ada nuansa penipuan.

Banyak gereja yang pergi mencari jiwa tetapi jiwa dipancing dengan akal-akalan manusia. Manusia itu pasti dekat dengan daging. Begitu ditawarkan roti langsung mereka terima, apalagi kalau ditawarkan motor. Padahal itu kirbat buruk! Dan itu banyak terjadi dalam gereja, banyak cara-cara penyajian untuk memenangkan jiwa supaya mau bergabung dengan mereka.

Saya mau tanya, kapan saya datang ke rumah saudara lalu berkata “mari datang gereja nanti saya berikan 9 bahan pokok”. Tidak ada saya datang membujuk-bujuk. Murni saudara datang karena tertarik pada Firman pengajaran yang benar. Kalau saudara datang karena dibujuk-bujuk itu berarti bukan kirbat yang benar. Ini kirbat buruk yang bergentayangan dalam gereja sekarang. Saudara bisa ada di sini karena tertarik oleh pengajaran.
Kisah Para Rasul 13:12
13:12 Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

Dia bukan takjub karena mujizat tetapi karena ajaran. Karena apa? Karena memang pengajaran itu yang menyelamatkan.
Yesaya 42:21,4
42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia;
42:4 Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

Kalau ikut Tuhan hanya karena melihat jasmaninya, itu berarti kita masih jauh panggang dari api. Tetapi kalau ikut Tuhan karena pengajaran. Maka ini memang orang-orang yang kena seleksi, orang-orang pilihan Tuhan.

Bukan berarti tidak boleh ada mujizat jasmani, boleh-boleh saja mujizat jasmani. Tetapi kalau ikut Tuhan hanya karena itu, itu salah besar. Tetapi kalau kita tertarik karena persoalan pengajaran, pengajaran lebih dahulu kita utamakan, kita ini mau disucikan atau tidak. Kalau persoalan sakit penyakit itu bagi Tuhan kecil.

Kalau kirbat yang pertama mengganggu soal waris, kirbat kedua penuh dengan penipuan. Karena penipuan ini membuat kerajaan Saul tidak nyaman. Saul sudah mati tetapi orang-orang Gibeon masih menuntut anak-anak Saul harus digantung dan benar mereka digantung. Saul memang salah kepada anak mantunya yaitu Daud. Tetapi kemudian Saul lupa janji Yosua kepada orang-orang Gibeon ini untuk dijaga dan dipelihara. Saul tidak melakukannya, kemudian satu saat Saul berusaha memberantas orang Gibeon. Setelah Saul dan Yonatan mati, orang-orang Gibeon menuntut anak-anak Saul harus digantung dan dijemur.

Saudara bayangkan, akibat kirbat buruk ini panjang masalahnya. Jangan biarkan kirbat yang lama, buang itu. Ganti dengan kirbat baru karena Tuhan ingin isi dengan air anggur yang baru, diisi dengan suasana nikah yang baru, nikah yang rohani.

Saul sudah mati, dia tidak tahu lagi nasib anak cucunya. Tetapi karena tuntutan dari orang-orang Gibeon sehingga Daud harus penuhi. Yang digantung ini bukan siapa-siapa, ini anak-anak Saul, berarti ipar-ipar Daud. Daud dengan berat hati melepaskan ipar-iparnya untuk digantung. Tetapi itulah akibat kirbat buruk. Buanglah kirbat buruk, kalau tidak kita buang nanti kita dijemur oleh Tuhan, ada sengsara besar di depan ini.

II Samuel 21:1
21:1 Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon."

Ganjaran karena membunuh orang yang tidak bersalah, harus 3 tahun mereka lapar. Hanya karena hutang darah dari Saul bapak mertua Daud.

II Samuel 21:2-10
21:2 Lalu raja memanggil orang-orang Gibeon dan berkata kepada mereka, -- orang-orang Gibeon itu tidak termasuk orang Israel, tetapi termasuk sisa-sisa orang Amori dan walaupun orang Israel telah bersumpah kepada mereka, Saul berikhtiar membasmi mereka dalam kegiatannya untuk kepentingan orang Israel dan Yehuda, --
21:3 Daud berkata kepada orang-orang Gibeon itu: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu dan dengan apakah dapat kuadakan penebusan, supaya kamu memberkati milik pusaka TUHAN?"
21:4 Lalu berkatalah orang-orang Gibeon itu kepadanya: "Bukanlah perkara emas dan perak urusan kami dengan Saul serta keluarganya, juga bukanlah urusan kami untuk membunuh seseorang di antara orang Israel." Tetapi kata Daud: "Apakah yang kamu kehendaki akan kuperbuat bagimu?"
21:5 Sesudah itu berkatalah mereka kepada raja: "Dari orang yang hendak membinasakan kami dan yang bermaksud memunahkan kami, sehingga kami tidak mendapat tempat di mana pun di daerah Israel,
21:6 biarlah diserahkan tujuh orang anaknya laki-laki kepada kami, supaya kami menggantung mereka di hadapan TUHAN di Gibeon, di bukit TUHAN." Lalu berkatalah raja: "Aku akan menyerahkan mereka."
21:7 Tetapi raja merasa sayang kepada Mefiboset bin Yonatan bin Saul, karena sumpah demi TUHAN ada di antara mereka, di antara Daud dan Yonatan bin Saul.
21:8 Lalu raja mengambil kedua anak laki-laki Rizpa binti Aya, yang dilahirkannya bagi Saul, yakni Armoni dan Mefiboset, dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul, yang dilahirkannya bagi Adriel bin Barzilai, orang Mehola itu,
21:9 kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai.
21:10 Lalu Rizpa binti Aya mengambil kain karung, dan membentangkannya bagi dirinya di atas gunung batu, dari permulaan musim menuai sampai tercurah air dari langit ke atas mayat mereka; ia tidak membiarkan burung-burung di udara mendatangi mayat mereka pada siang hari, ataupun binatang-binatang di hutan pada malam hari.

Jadi secara berlarut-larut, mayat terpanggang sinar matahari. Ini efek kirbat buruk, jadi panjang masalahnya, ribet! Kalau kirbat buruk, ada penipuan di dalamnya, masalahnya akan berat. Mungkin sekarang orang seperti itu nyaman-nyaman, tetapi lihat nanti kenyataannya Jika Tuhan sudah harus membalas, maka akan disaksikan. Semoga saudara dan saya bukan orang yang ditonton tetapi menjadi penonton.

Jangan hal ini kena kita, itu sebabnya kita jaga jangan ada kirbat buruk kita pertahankan. Kalau mau menerima air anggur baru, masuk pada nikah yang rohani, nikah bersama Kristus maka buanglah kirbat lama. Kirbat lama itu buruk. Atau mungkin tidak buruk tetapi mengganggu untuk menerima waris dari Tuhan maka harus dibuang. Ini untuk saya lebih dahulu.

Makin mendalami Firman Allah, mutiara makin bercahaya. Itu pertanda Tuhan mempedulikan kehidupanku, berarti mempedulikan kehidupan umat Tuhan. Siang ini coba periksa pakaianmu, perilakumu. Apakah rela melepaskan yang lama.  Kalau ada kirbat lama, termasuk kirbat buruk itu, akibatnya banyak masalah yang kita hadapi.

Bayangkan sampai digantung dan dijemur berapa hari. Sampai musim menuai baru diturunkan. Termasuk cucunya Saul, tetapi Mefiboset dilindungi oleh Daud sebab dia anak Yonatan. Janji Daud dan Yonatan begitu kuat, cinta mereka lebih kuat dari cinta seorang wanita.

Di akhr zaman ini apa yang kita pertahankan sekarang dalam doa puasa ini. Perilaku kita yang lama maukah saudara hempaskan, kemudian terimalah yang baru. Jangan kita katakan “saya sudah lahir baru” tetapi kenyataannya masih terseok-seok dengan perilaku yang lama. Ini adalah sesuatu yang rancu dalam kehidupan gereja Tuhan.

Olehnya gereja Tuhan mari kita memperhatikan akhir zaman ini. Untuk mencapai kesempurnaan kita harus melaksanakan doa puasa. Bukan kerugian tetapi untuk memetik keuntungan. Ada keuntungan besar yang Tuhan berikan kepada kita.

Mulai dari Kejadian sampai Wahyu, hampir tidak ada kitab yang tidak bicara soal pakaian.
Hosea 2:1
2:1 "Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara buah dadanya,

Hosea ini seorang nabi. Seharusnya seorang nabi tidak boleh menikah dengan perempuan sundal. Tetapi Tuhan suruh Hosea menikah dengan perempuan sundal supaya dia merasakan bagaimana Tuhan dikhianati oleh orang Israel. Bagaimana rasanya dia dikhianati oleh isterinya itu, begitulah perasaan Tuhan. Jadi saudara bayangkan, hubungan Israel dengan Tuhan itu bagaikan hubungan suami isteri. Tetapi isterinya mengkhianati Tuhan, seperti Gomer mengkhianati Hosea.

Hosea 2:2
2:2 supaya jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan, membuat dia seperti padang gurun, dan membuat dia seperti tanah kering, lalu membiarkan dia mati kehausan.

Tuhan berhak menelanjangi. Masalahnya berkelanjutan panjang kalau sampai Tuhan yang copot. Lebih baik kita yang copot, jangan Tuhan yang copot. Kalau kita tanggalkan itu pakaian kotor berarti Tuhan melihat “orang ini benar-benar memahami Firman, berarti Tuhan berikan pakaian baru”. Tetapi kalau Tuhan yang tanggalkan berarti waktu sudah habis, bukan lagi diganti tetapi dipermalukan.

Nabi Yesaya “tanggalkan kasutmu dan bajumu kemudian berjalan. Demikian Aku akan berbuat bagi mereka, mereka akan berjalan tanpa kasut, Aku akan mengangkat pakaianya sehingga kelihatan pantatnya dan kemaluannya”. Tuhan akan mempermalukan mereka, hal ini jangan sampai terjadi pada kita.
Yesaya 20:1-4
20:1 Pada tahun ketika panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di Asdod lalu memerangi dan merebutnya,
20:2 pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: "Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu," lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.
20:3 Berfirmanlah TUHAN: "Seperti hamba-Ku Yesaya berjalan telanjang dan tidak berkasut tiga tahun lamanya sebagai tanda dan alamat terhadap Mesir dan terhadap Etiopia,
20:4 demikianlah raja Asyur akan menggiring orang Mesir sebagai tawanan dan orang Etiopia sebagai buangan, tua dan muda, telanjang dan tidak berkasut dengan pantatnya kelihatan, suatu penghinaan bagi Mesir.

Ini terjadi bagi kehidupan yang merong-rong keberadaan Israel, nanti Tuhan perlakukan seperti itu. Kita tidak usah takut dirongrong, nanti Tuhan perlakukan mereka seperti ini, kita diam saja.

Ketika Yesus ada di salib, di sana ada serdadu. Jubah Yesus mereka undi, tetapi pakaian yang lain dibagi 4. Jubah yang lehernya kuat itu tidak dibagi, cuma diundi. Yesus hampir-hampir ditelanjangi supaya kita punya pakaian. Makanya dibagi 4 yaitu kepada keempat penjuru alam dan kita menerima pembagian itu.

Sebabnya buanglah pakaian lama, kelakuan kita yang lama. Saya punya kelakuan lama, solah tingkah yang lama mari kita gusur. Kita izinkan Tuhan “mari berikan saya kulit binatang” berarti berikan kebenaran Allah kepada hidup ini.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar